Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putri Cahya Mega Miftahul Jannah

NPM : 211170021
Mata Kuliah : Diagnosis Kesulitan Belajar (Kelompok 5)

Hiperaktif

Hiperaktif adalah gangguan pada tingkah laku yang ditandai dengan tingginya aktifitas yang
tidak bertujuan dan bersifat negatif yang disebabkan oleh disfungsi neurologia. Hiperaktif ini
ditandai dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.

Diagnosis :

Hiperaktif digolongkan menjadi 2 tipe yaitu :

a. Tipe hiperaktif yang berat, tipe ini ditandai dengan perhatian rendah, perilaku kacau dan
aktifitas gerak yang sangat tinggi.
b. Tipe hiperaktid ringan, penyimpangan pada perilaku ini termasuk ringan dan masih bisa
dikontrol.

Ferdinand Zaviera (2007 : 12) mengemukakan beberapa tipe hiperaktif atau GPPH/ADHD
adalah :

a. Tipe Sulit Konsentrasi


Hiperaktif dengan tipe sulit berkonsentrasi mempunyai kriteria seperti :
1) Sering melakukan kecerobohan atau gagal menyimak hal-hal yang terperinci dan
sering membuat kesalahan.
2) Sulit memusatkan perhatian.
3) Tidak mendengarkan saat diajak bicara.
4) Sering tidak mengikuti intruksi dan gagal melaksanakan tugas.
5) Mudah beralih perhatian, dan
6) Sering lupa dan kesulitan saat mengerjakan tugas sehari-hari.
b. Tipe Hiperaktif-Impulsif
Hiperaktif dengan tipe hiperaktif-impulsif mempunyai kriteria sebagai berikut :
1) Sering menggerak-gerakkan tangan dan kaki ketika duduk.
2) Sering berlari-lari, memanjat yang berlebihan.
3) Selalu bergerak seolah-olah tidak pernah merasa lelah.
4) Banyak bicara
5) Sulit menunggu giliran, dan
6) Sering memotong pembicaraan orang lain.
c. Tipe Kombinasi
Hiperaktif tipe ini mempunyai kriteria gabungan antara tipe sulit berkonsentrasi dan tipe
hiperaktif dan impulsif.

Karakteristik yang dimiliki siswa hiperaktif diantaranya adalah daya konsentrasi rendah, mudah
beralih perhatian, tidak memperhatikan saat orang lain bicara, tidak sabar menunggu giliran,
suka memukuli barang disekitarnya dengan tangan dan kaki, terjadi ketika anak berusia kurang
dari 7 tahun. Saat pembelajaran siswa mengalami masalah seperti di atas maka siswa tersebut
dapat di duga hiperakatif.

Pragnosis :

Hiperaktif dapat mempengaruhi tingkat akademik anak. Dampak yang ditimbulkan seperti
lambat dalam melakukan suatu hal atau dengan kata lain tidak dapat segera memulai. Dalam hal
prestasi juga mengalami penurunan karena tidakbisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
baik dan ketika disuruh mengerjakan tugas terlalu lambat. Selain itu, anak hiperkatif seringkali
melupakan instruksi atau penjelasan dari guru, lupa meninggalkan peralatan sekolah saat jam
pulang. Mereka juga sering mengalami kebingungan dalam berbagai hal seperti lupa
mengerjakan tugas dan jadwal piket akibatnya pekerjaan menjadi menumpuk dan tidak
terselesaikan. Anak hiperaktif seperti anak pada umumnya mereka juga membutuhkan motivasi.
Mereka membutuhkan motivasi dari dalam dan luar. Ketika motivasi itu terbangun dengan baik
maka dapat memotivasi dalam belajar lebih tinggi dan menghindari frustasi. Motivasi dari orang-
orang terdekat sangat dibutuhkan untuk membantu anak hiperaktif dalam masalah kesulitan
dalam menyelesaikan tugas.

Penanganan atau Treatment yang dapat dilakukan :

Tin Suharmini (2005 : 218) memberikan contoh penanganan yang harus dilakukan guru terhadap
didwa yang hiperakktif sebagai berikut :

a. Anak dipilihkan tempat duduk yang sulit untuk keluar dan masuk ruangan
b. Rangsangan yang berpengaruh meningkatkan perilaku anak dikurangi atau dihilangkan
c. Ruangan jangan menggunakan warna yang mencolok
d. Guru menciptakan lapangan yang terstruktur, yaitu tersedianya aturan beserta
konsekuensinya
e. Dalam usaha melakukan perbaikan perilaku ini guru harus bekerjasama dengan orangtua
f. Diajak belajar disiplin
g. Memberikan penguatan disetiap kegiatan positif yang dilakukan siswa hiperaktif

Perlakuan guru di dalam kelas sangat penting dilakukan, khususnya bagi siswa hiperaktif. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi kekacauan yang ada di dalam kelas yang disebabkan oleh
perilaku siswa hiperaktif.

Anda mungkin juga menyukai