Anda di halaman 1dari 19

ANAK ADHD (ATTENTION

DEFICIT HYPERACTIVITY
DISORDER)
EUIS EKA PRAMIARSIH
NOFRITA
PENGERTIAN ANAK ADHD

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)


adalah gangguan perkembangan dalam
peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga
menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak
lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai
dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan
selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti
sedang duduk, atau sedang berdiri
TIGA TIPE DARI HIPERAKTIF
1.Tipe hiperaktif implusif
Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit
untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke sana ke mari,
melompat seenaknya,
2. Tipe hiperaktif inatensi 
Tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu
mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih
perhatian dari satu hal ke lain hal,
3. Tipe hiperaktif kombinasi
perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya
pendirian yang ada di diri si anak, dan dalam melakukan sesuatu
selalu aktif secara berlebihan.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
HIPERAKTIF
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang
sering menyebabkan masalah perilaku hiperaktif siswa, antara
lain :
a. Keadaan Status Ekonomi Keluarga
Dalam lingkungan keluarga kaya semua kebutuhan anak dapat
tercukupi sehingga anak tersebut memiliki perilaku manja.
Perilaku manja inilah yang sering menjadikan siswa
berperilaku hiperaktif.
b. Perhatian Orang Tua
Kurangnya perhatian orang tua cenderung menimbulkan
berbagai masalah termasuk perilaku hiperaktif. Makin besar
anak sebenarnya perhatian makin diperlukan,
c. Harapan Orang Tua
terjadi tuntunan yang lebih dari orang tua, sementara itu
anak tidak mampu memenuhinya, akhirnya anak
melampiaskannya pada diri anak dan membawa akibat
anak melampiaskannya dengan perilaku hiperaktif.
d. Hubungan Keluarga yang Tidak Harmonis
Hubungan keluarga yang tidak harmonis disebabkan
oleh perceraian orang tua, hubungan antar anggota
keluarga yang saling tidak peduli, dan sebagainya.
Keadaan ini dapat berakibat anak untuk mencari sensasi
dengan perilaku hiperaktif.
2. Lingkungan Sekolah
a. Kondisi Kurikulum
Perubahan kurikulum berakibat kesiapan siswa
sebagai subjek belajar berkurang. Sedangkan isi
kurikulum belum sesuai dengan perkembangan
siswa.
b. Hubungan Guru dengan siswa
Hubungan yang kurang akrab sering menimbulkan
siswa berperilaku hiperaktif. Demikian pula
hubungan yang terlalu akrab antara guru dan siswa
mengakibatkan siswa beranggapan bahwa gurunya
adalah temannya sendiri sehingga berperilaku
hiperaktif.
c. Hubungan Antar Siswa
Siswa cenderung membuat kelompok bermain yang
satu dengan yang lain saling berkompetisi dan
berusaha untuk saling mencari perhatian agar
kelompoknya diperhatikan oleh orang lain. Sehingga
mereka tampakkan dalam perilaku hiperaktif.
d. Iklim Sekolah
Adanya persaingan yang tidak sehat antar siswa dapat
menyebabkan siswa berperilaku hiperaktif agar
dirinya mendapatkan perhatian dari teaman-temannya.
3. Lingkungan masyarakat
Selain lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dapat, menyebabkan perilaku
hiperaktif siswa. Siswa yang bergaul di
lingkungan yang pemudanya kurang baik seperti
mabuk-mabukan dapat berimbas pada diri siswa
ketika disekolah.
Berikut perilaku yang muncul dan menghambat proses
belajar anak ADHD yaitu:
1)    Aktivitas motorik yang berlebihan,
2)    Menjawab tanpa ditanya,
3)    Menghindari tugas,
4)    Kurang perhatian,
5)    Tidak menyelesaikan tugas secara tuntas,
6)    Bingung terhadap arahan,
7)    Disorganisasi aktivitas,
8)    Tulisan yang jelek, dan
9)    Masalah-masalah sosial.
CIRI-CIRI ANAK HIPERAKTIF
Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD
1. Tidak ada perhatian.
Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidak mampuan
untuk berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca,
menyimak pelajaran, dan sering tidak mendengarkan perkataan
oranglain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus
menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit
tidur.
3. Impulsif.
bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan
raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau
berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
Ciri-ciri khusus diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk,
atau sering menggeliat.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya
ia duduk manis.
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada
keadaan yang tidak selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan
dengan tenang.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin.
Juga, tenaganya tidak pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara
7. Sering sulit menunggu giliran
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan
9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan
bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya)
PROBLEM-PROBLEM YANG DIALAMI ANAK
HIPERAKTIF

1. Problem di sekolah
a. Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang
disampaikan oleh guru dengan baik.
b. Konsentrasi yang mudah terganggu
c. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin
cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah.
d Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak
mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan
matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif
memiliki ketrampilan motorik halus yang tidak sebaik
anak biasanya
3. Problem berbicara
a. Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak
berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam
berkomunikasi.
b. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit
melakukan komunikasi yang timbal balik.
c. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan
kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
4. Problem fisik
a. Tingkat kesehatan fisik tidak sebaik anak lain.
b. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi
tenggorokan, sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari,
aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami
kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya
PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF
1. Metode Penanganan Anak Hiperaktif di Lingkungan
Keluarga
a. Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang
gangguan hiperaktifitas.
b. Kenali kelebihan dan bakat anak
c. Membantu anak dalam bersosialisasi
d. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti
menggunakan penguat
e. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak
untuk menyalurkan kelebihan energinya
f. Menerima keterbatasan anak
g. Membangkitkan rasa percaya diri anak
h. Bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru
memahami kondisi anak yang sebenarnya.
j. Jangan menghukum anak hiperaktif karena itu bukan
sepenuhnya kesalahan dia
k. Jangan menjuluki anak hiperaktif dengan julukan yang buruk,
seperti nakal, bodoh, dan lain sebagainya,
l. Penanganan sebaiknya diberikan mulai dari keluarga terdekat
(ibu).
m. Memberikan kasih sayang kepada anak namun tidak
memanjakannya.
n. Ketika menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik serta
diulang-ulang agar anak mudah memahami dan tidak
menggunakan kekerasan.
o. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan ia
anak baik dan berikan apresiasi bila ia melakukan hal yang baik.
p. Hindari tayangan TV, video dan games yang bersifat kekerasan
q. Praktekan pola hidup sehat dengan menu makanan alamiah
yang sesuai kebutuhan
Penanganan anak hiperaktif melalui bimbingan dan konseling di
Taman Kanak-Kanak, dapat pula dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Mulailah pelajaran dengan kegiatan yang mengeluarkan
energi, seperti gerak dan lagu. Tujuannya untuk mengurangi
kelebihan energi khususnya pada anak yang hiperaktif.
b. Tutuplah benda-benda yang menarik perhatian anak.
c. Gunakan warna cat yang lembut untuk kelas dan peralatan
yang ada serta hindari warna-warna yang terlalu menyolok.
d. Selalu menjelaskan kepada anak hiperaktif mengenai
kegiatan yang akan dilakukan, meliputi jenis kegiatannya, hasil
yang diharapkan, dan lama waktu yang dibutuhkan agar anak
tersebut senantiasa mengingat tugasnya.
e. Berilah label pada setiap tempat penyimpanan benda karena
anak yang hiperaktif suka mengambil benda dan lupa
mengembalikannya.
TEKNIK  TEKNIK  PENANGANAN YANG DITERAPKAN
OLEH PARA GURU

a.    Menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang tidak


dikehendaki
1)    Ekstingsi (extinction)
perilaku akan terulang jika mendapat respon. Jika tingkah laku
tersebut tidak dikehendaki jangan direspon sampai anak
menghentikannya.
2)    Pemberian hukuman
hukuman yang keras akan membuat situasi tegang dan
membuat kebencian sehingga sangat membahayakan
kepribadian anak, oleh karena itu cara ini jarang dilakukan.
3)    Time out
Teknik ini dilakukan dengan cara anak dipindahkan dri tempat
yang tidak dikehendaki terjadi, dan membuat anak melewatkan
waktu yang tidak menarik bagi dirinya.
b.    Mengembangkan tingkah laku yang dikehendaki
Teknik mengembangkan tingkah laku yang dikehendak
dilakukan dengan cara memberi ulangan penguatan
(reinforcement). Prinsip yang digunakan adalah memberikan
ulangan penguatan  menunjuk pada suatu peningkatan
frekuensi respon dimana yang diikuti oleh konsekuensi
tertentu.
c. Mengelola kelas, dengan karakteristik; pemberian tugas yang
memerlukan waktu yang tidak lama, kurikulum pembelajaran
yang menarik, menggunakan reinforcemen positif.
d. Guru sering memantau dan memeriksa pekerjaan siswa, penuh
kesabaran, kehangatan, humoris, konsisten dan tegas, memiliki
pengetahuan tentang perilaku anak yang berbeda, bekerja sama
dengan guru yang memiliki keahlian khusus tentang anak
hiperaktif.
e. membantu siswa melakukan self monitoring atau pemantauan
perilaku diri sendiri, karena biasanya siswa menyadari bahwa
mereka memiliki masalah dan ingin memperbaikinya.

Anda mungkin juga menyukai