Anda di halaman 1dari 9

1.

Pengertian, Klasifikasi, dan karakteristik Anak Tunalaras


Dalam Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1991 disebutkan
bahwa: tunalaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan
tingkah laku, sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan
baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
 
Menurut Rosembera, anak tunalaras dapat dikelompokkan atas
tingkah laku yang berisiko tinggi dan rendah. Yang berisiko
tinggi yaitu hiper aktif, agresif, pembangkang, delinkuensi dan
anak yang menarik diri dari pergaulan sosial, sedangkan yang
berisiko rendah yaitu autisme dan skizofrenia.
 
Dari segi sosial dan emosional, anak tuna laras akan
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Perilakunya tidak dapat diterima oleh masyarakat dan
biasanya melanggar norma budaya, aturan keluarga dan
sekolah
b. Sering mengganggu, bersikap membangkang atau menentang
dan tidak dapat bekerjasama.
2. Jenis perilaku menyimpang di sekolah biasa
Penyimpangan-penyimpangan perilaku anak tersebut seperti
anak suka jail, iri hati, mencela, rewel, agresif, suka protes dan
malas belajar. Menghadapi masalah penyimpangan perilaku
anak tersebut tidaklah akan terselesaikan dan anak berubah
menjadi anak yang baik, jika saja kita mengatasi masalah
tersebut dengan sikap reaktif dan perilaku keras terhadap anak.
3. Gejala-gejala perilaku menyimpang
a) Anak Suka Jail
Perbuatan jail adalah suatu perbuatan ytang dilakukan seseorang
terhada orang lain dengan maksud mengganggu atau membuat orang
lain menjadi tidak nyaman atau membuat orang lain menderita baik
secara fisik maupun mental atau mengalami kehilangan sesuatu
b) Anak suka iri hati
Perasaan iri hati yang berlebihan biasanya diwujudkan dengan
perilaku mengganggu teman, berebut mainan, saling bantah dan
sebagainya.
c) Anak yang suka menyela
Anak yang suka menyela penbicaraan orang lain/orang tua dan
walaupun orang tua menyuruh anak untuk pergi dan mejauh dengan
baik-baik justru menolak dan ngotot untuk terus menimbrung
d) Anak suka agresif
Anak yang agresif akan menyerang teman/orang yang belum dikenal
karena masalah yang sangat sepele, seperti berebut mainan,
makanan atau karena di olok-olok dan sebagainya
4. Penyebab Perilaku menyimpang
Menurut Hendra Surya (2004) berbagai perilaku
menyimpang yang dialami oleh anak usia antara 3-12
tahun pada umumnya dilatar belakangi oleh suatu unsur
pemuas ego perasaan seseorang.
 
Perbuatan menyimpang terjadi karena merasa dirinya
a. Tidak dapat perhatian;
b. Disepelekan;
c. Kehadirannya dianggap tidak ada;
d. Tidak dapat peran apapun;
e. Sebagai pelengkap penderita, dan;
f. Takut kehilangan peran dalam lingkungan.
5. Memahami anak berperilaku menyimpang

Keberadaan anak berperilaku menyipang sering dihadapi guru


pada saat mengajar. Pada saat-saat tertentu mereka tidak ada
bedanya dengan anak-anak lain pada umumnya.
 
Untuk mengatasi permasalah anak semacam itu, perlu ada
kerjasama antar staf dan semua guru di sekolah. Penyimpangan
anak tidak semata-mata dilakukan di dalam kelas saja, tetapi
terjadi juga di luar kelas pada saat jam istirahat. Ketika
seseorang siswa berbuat nakal di luar kelas, semua staf sekolah
harus beranggapan bahwa hal tesebut tidak hanya menjadi
tanggung jawab guru yang mengajarnya.
6. Perlunya saling dukung antar guru

untuk membina budaya saling dukung di sekolah, tidaklah mudah,


memerlukan waktu dan contoh dari orang yang lebih senior. Dukungan
rekan sekerja bagi para guru dalam menghadapi anak-anak berperilaku
menyimpak meliputi hal-hal berikut :
a) Pemahaman dari sekolah secara keseluruhan, bahwa perlunya
kebersamaan dalam mengatasi masalah
b) Pemahaman bahwa masalah-masalah perilaku yang besar membutuhkan
pendekatan kelompok
c) Kesediaan wali kelas untuk menerima dukungan dan pemahaman
bahwa dukungan ini bersifat normatif
d) Penyelenggaraan rapat oleh wali kelas dengan sesama kolega
e) Pengakuan bahwa penyimpangan perilaku seserang bukanlah semata-
mata tanggung jawab guru yang bersangkutan, tetapi merupakan
tanggung jawab bersama
f) Perlunya pembentukan forum sekolah
g) Ketersediaan dukungan sesama rekan di dalam observasi kelas dengan
saling bertukar kelas
7. Bergai hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan anak

a. Penyimpangan sebagai akibat


pengalaman- pengalaman dalam keluarga dapat dirumuskan melalui
pernyataan-pernyataan berikut :
1) Apakan orang tua menghargaio kegemaran membaca, pemecahan
masalah ?
2) Sepertu apakah suri tauladan laki-laki dalam hidupnya ?
3) Bagaimanakah otoritas dan disiplin dipraktikkan?
4) Pilihan apa yang dimiliki si anak berkenaan dengan perilakunya semdnri ?
5) Bagaimana pengelolaan konflik di rumah ?
6) Untuk hal-hal macam apa anak mendapat perhatian, pujian atau hukuman ?
 
b. Perilaku Destruktif
Perilaku destruktif tersebut dapat berupa :
7) Terus menerus memanggil guru dan berbicara seenaknya;
8) Berjalan kesama kemari di kelas
9) Menggerakkan kaki terus menerus di kursi
10) Suara sangat kerjas
11) Tidak mampu berkonsentrasi
Istilah – istilah yang sering diberikan kepada anak-anak serti itu adalah conduct
disorder (berperilaku menyimpang), attention-deficit disorder (kurang perhatian)
socio emotionally disturbed (terganggu secara sosial dan emosional), Hyperactive
(Hiperaktif). Semua istilah tersebut, lebih sering disebut dengan istilah
berperilaku menyimpang.
 
c. Perilaku mengajar
Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, seorang anak harus dapat
berkonsentrasi pada pekerjaannya, mau mengikuti petunjuk, mengerjakan
respons tugas, tetap duduk di tempat dan mematuhi peraturan kelas.

Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk mengerjakan anak agar berperilaku
baik, antara lain dengan memberikan pengarahan dalam hal-hal berikut :
1) Mengangkat tangan tanpa harus memanggil-manggil
2) Menunggu giliran daripada menyerobot
3) Duduk diatas tikar pada jam pelajaran
4) Duduk dikursi mereka lebih dari beberapa menit
5) Berbicara dengan lebih perlahan
6) Berjalan di dalam kelas tanpa mengganggu atau menjengkelkan orang lain
7) Mempertimbangkan perasaan orang lainapa yang harus dilakukan bila marah
Dalam program perubahan perilaku hendaknya dilaksanakan
sedemikian rupa, sehingga anak tidak merasa terbebani.
Perubahan memerlukan waktu dan tiap anak akan mempunyai
daya tangkap yang berbeda. Keberhasilan perubahan dapat
diukur dari penurunan frekwensi dan intensitas perilaku yang
diharapkan. Pemulihan perilaku dapat dilakukan melalui
gambar, percontohan, latihan yang ditargetkan, dorongan
individual dan umpan balik.
 
d. Cara mengatasi anak yang berperilaku menyimpang
1) Jangan emosional terhadap anak
2. Jangan kucilkan anak..

Anda mungkin juga menyukai