Anda di halaman 1dari 12

PERMASALAHAN PADA ANAK TK DAN SD

1. TK

Pengertian Anak TK

Yang dimaksud dengan anak TK adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun menurut
Biechler dan Snowman (1993). Mereka biasanya mengikuti program Prasekolah dan
Kindergarten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program Tempat
Penitipan Anak ( 3-5 bulan) dan Kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia
4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-kanak.

A. Permasalahan Fisik

1. Masalah Motorik

Permasalahan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar
merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat
berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus.

2. Masalah Berbahasa

Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan


menulis. Untuk anak usia TK, keterampilan yang diutamakan adalah mendengaran dan
berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari
ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di
sekelilingnya. Permasalahan tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanya budaya
di sekitar kita yang tidak membiasakan orang untuk mengekspresikan perasaannya
karena hal itu dianggap sebagai sasuatu yang memalukan.

3. Gangguan fungsi Pancaindra

Gangguan fungsi pancaindra yang banyak menimbulkan masalah pada anak TK adalah
gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran. Gangguan penglihatan dapat
disebabkan faktor biologis dan juga karena faktor lingkungan seperti pembiasaan.

4. Gagap ( Stuttering)

Anak yang menderita gagap tidak dapat berkomunikasi secara wajar. Wajar disini
mengandung pengertian normal, jelas dan tidak tersendat sendat

B. Permasalahan Psiko-Sosial

1. Masalah Socio-Emosional anak TK

a. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu
diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau
dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.
Rasa takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut :

1. Gejala psikis, seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan sakit kepala.
2. Gejala emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan, bingung,
putus asa, marah, sedih, bersalah.
3. Gejala tingkah laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di sekolah,
agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan pada suatu benda,
dan terus berada di kamar orang tua.

Penyebab anak memiliki rasa takut :

1. Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi cenderung punya rasa takut yang
sama dengan anak yang berusia lebih tua, demikian pula sebaliknya).
2. Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki karena lingkungan sosial
lebih menerima rasa takut perempuan).
3. Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau kurang sehat).
4. Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan yang
berlebihan).
5. Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut).
6. Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut.
7. Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana alam, dll.
8. pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan, hukuman,
ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.

Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik

1. Mendengarkan cerita anak


2. Lindungi dan hibur anak
3. Ajari kenyataan
4. Memberi hadiah
5. Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
6. Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia harus
melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri).
7. Mendongeng
8. Melakukan aktivitas penuh tantangan
9. Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
10. Menggambar

b. Agresif

Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan
ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung
melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia
diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.

Gejala anak yang agresif :

1. Sering mendorong, memukul, atau berkelahi.


2. Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk mengganggu permainan
yang dilakukan teman-teman.
3. Menyerang dalam bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-olok, berbicara
kotor dengan teman.
4. Tingkah laku mengganggu muncul karena ingin menunjukkan kekuatan kelompok.
Biasanya melanggar aturan atau norma yang berlaku di sekolah seperti; berkelahi,
merusak alat permainan milik teman, mengganggu anak lain.

Penyebab anak agresif

1. Pola asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter terhadap anak dan
terlalu protektif, terlalu memanjakan anak (orang tua selalu mengijinkan atau
membenarkan permintaan anak)
2. Reaksi emosi terhadap frustasi (banyaknya larangan yang dibuat guru atau orang tua
(kecemasan yang berlebihan), sementara anak melakukan kegiatan yang sesuai dengan
kebutuhannya).
3. 3. Tingkah laku agresif sebelumnya (tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak
mendapat penguatan dari keluarga atau guru).

Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :

1. Bermain peran
2. Belajar mengenal perasaan
3. Belajar berteman melalui permainan beregu
4. Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
5. Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik

c. Pemalu

Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang,
akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.

Ciri anak pemalu adalah :

1. Kurang berani bicara dengan guru atau orang dewasa


2. Tidak mampu menatap mata orang lain ketika berbicara
3. Tidak bersedia untuk berdiri di depan kelas
4. Enggan bergabung dengan anak-anak lain
5. Lebih senang bermain sendiri
6. Tidak berani tampil dalam permainan
7. Membatasi diri dalam pergaulan
8. Anak tidak banyak bicara
9. Anak kurang terbuka

Penyebab anak pemalu

1. Keadaan fisik
2. Kesulitan dalam bicara
3. Kurang terampil berteman
4. Harapan orang tua yang terlalu tinggi
5. Pola asuh yang mencela

Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :

1. Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka


2. Belajar bergabung melalui permainan
3. Mengajar cara mulai berteman
4. Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok

d. Kecemasan

Kecemasan merupakan keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi


interpretasi subyektif dan rangsangan fisiologis, misalnya bernafas lebih cepat, jantung
berdebar-debar dan berkeringat dingin (Ollendick, dalam Rita Eka Izzaty:2005).
Kecemasan ini timbul pada situasi sebagai reaksi emosi sementara yang timbul pada
situasi tertentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman.

Masalah-masalah lain pada anak TK

1. Sering berada di luar kelas pada waktu proses pembelajaran


2. Tidak mau berpisah dengan ibu pada waktu dalam kelas
3. Selama proses pembelajaran selalu minta panduan
4. Sering menangis,rewel,ngambek
5. Sering tidak mengikuti aktivitas pembelajaran didalam  maupun di luar kelas
6.  Tidak mau berinteraksi atau bergaul dengan teman yang lain
7. Sering menyendiri

Penanganan anak yang mengalami gangguan penyesuaian diri :

1.  Menerima anak dengan baik termasuk kekurangan dan kelemahannya


2.  Mampu memberikan pujian
3.  Memperlakukan anak secara bijaksana yang diwarnai dengan kejujuran
4.  Menciptakan suasana yang aman
5.  Menciptakan suasana hidup yang penuh toleransi
6.  Memberi anak perhatian secara khusus setiap anak melakukan tugas-tugasnya.
7.  Menempatkan anak pada kegiatan kelompok.
8.  Memberi kesempatan pada anak untuk maju kedepan untuk menyiapkan do’a
9.  Melalui permainan yang membuat anak senang
10.  Menciptakan komunikasi antara guru dan orang tua dalam membimbing anak
C. Autisme

Autisme merupakan gangguan terhadap perkembangan anak yang ditandai dengan anak tidak
menguasai kemampuan untuk melakukan interaksi sosial yang timbal balik, tidak memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi, serta munculnya perilaku, minat, ataupun aktivitas yang
stereoptik.

Gejala yang muncul pada anak-anak autisme adalah;

Komunikasi; perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada, kadang-kadang kata-
kata yang digunakan tidak sesuai dengan artinya.

interaksi sosial; suka menyendiri, tidak ada kontak mata, tidak tertarik untuk bermain dengan
teman lainnya.

Gangguan sensoris; sangat sensitive terhadap sentuhan, suara keras, cahaya terang dsb.

Pola bermain; tidak kreatif, tidak imajinatif. Prilaku; hiperaktif, sering marah tanpa alasan
yang jelas, tidak suka pada perubahan, suka menyerang.

Emosi; marah-marah, tertawa-tertawa, menangis tanpa alasan yang jelas,jika dilarang.

Penyebab austisme pada anak disebabkan beberapa hal diantranya

adalah ketidakpedulian orang tua pada saat mengandung sehingga terjadi kerusakan
metabolik, penyimpangan terhadap kromosom, komplikasi saat prenatal seperti ibu
mengalami penyakit rubella, TBS tulang dsb. Atau juga terjadi karena pendarahan pada saat
kehamilan, keracunan makanan, virus, polusi, jamur, dsb.

D. Hiperaktif

Hiperaktif sebagai salah satu bagian dari Attention Deficit Disorder (ADD) dikategorikan
pada gangguan yang memiliki ciri-ciri keaktifan yang berlebihan. Anak hiperaktif biasanya
mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian pada jangka waktu tertentu, jangka
waktu perhatiannya sangat pendek, mudah terganggu perhatian dan pikirannya, tidak tenang,
tidak bisa mengontrol diri, banyak bicara, serta tindakannya tidak bertujuan, tidak mampu
berkonsentrasi terhadap suatu objek tertentu.Terdapat 3 kategori anak-anak yang memiliki
gangguan hiperaktivitas ini yaitu tidak dapat memusatkan perhatian (Innatention),
menurutkan kehendak (Impulsivitas) dan hiperaktivitas. (Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorder III).

PERMASALAHAN DI SEKOLAH DASAR

A. Permasalahan Fisik

1. Ketidakmampuan fisik

Banyak ketidakmampuan fisik merupakan akibat dari kecelakaan.Besarnya pengaruh dari


akibat ini bergantung pada derajat ketidakmampuan dan pada cara perlakuan teman-
teman,terutama teman sebaya.Kebanyakan anak menjadi terhambat dan merasa canggung
di dalam situasi-situasi sosial, sehingga penyesuaian sosial menjadi buruk dan ini
selanjutnya mempengaruhi penyesuaian pribadi.

2. Kecanggungan

Kalau anak mulai membanding-bandingkan diri dengan teman-teman seusia, ia sering


mendapatkan bahwa kecanggungan dan kekakuan menghalanginya untuk melakukan apa
yang dilakukan teman-teman. Akibatnya anak mulai memandang diri kurang dari teman-
teman sebaya dan bernasib buruk..Ini mendorong perasaan tidak mampu yang dapat
menjadi dasar untuk kompleks rendah diri.

B. Permasalahan Psikologis

 1. Bahaya dalam Berbicara                                                                         

Ada empat bahaya berbicara yang umum:

1.Kosa kata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas disekolah dan menghambat
komunikasi dengan orang-orang lain

2.Kesalahan dalam berbicara, seperti salah ucap dan kesalahan tata bahasa, cacat dalam
bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sangat sadar diri sehingga anak
hanya akan berbicara bilamana perlu

3.Anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan di lingkungan
sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia
berbeda

4.Pembicaraan yang bersifat egosentris,yang mengkritik dan merendahkan orang lain, dan
yang bersifat membual akan ditentang oleh teman-teman

2.Bahaya Emosi (contoh : depresi, mudah marah, cemberut dan pengecut.)

Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang-orang
dewasa, kalau ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan,
seperti amarah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk seperti marah dan
cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang-orang lain.

3.Bahaya Sosial

Terdapat lima jenis anak yang penyesuainnya dipengaruhi oleh bahaya sosial.Pertama,anak
yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman-teman akan kurang mempunyai
kesempatan untuk belajar bersifat sosial. Kedua ,anak yang terkucil, yang tidak memiliki
persamaan dengan kelompok teman-teman akan menganggap dirinya “berbeda” dan merasa
tidak mempunyai kesempatan untuk diterima oleh teman-teman. Ketiga, anak yang mobilitas
sosial dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan untuk diterima dalam kelompok yang sudah
terbentuk.Keempat,anak yang berasal dari kelompok ras atau kelompok agama yang terkena
prasangka .Dan kelima,para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian anak yang
penuh dengki dan tidak puas
4.Bahaya Bermain

Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa kekurangan kesempatan untuk
mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota kelompok. Anak
yang dilarang berkhayal  karena atau dilarang melakukan  kegiatan  kreatif  dan  bermain
akan mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku.

5.Bahaya dalam Konsep Diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri
dan tidak puas pada perlakuan orang lain. Dia cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain ,karena konsepnya berbobot emosi  maka itu
cenderung menetap dan terus memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.

6.Bahaya Moral

Ada enam bahaya yang umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral :

1.Perkembangan kode moral bedasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-


konsep media massa tentang benar dan salah

2.Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap tingkah
perilaku

3.Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan

4.Hukum fisik merupakan contoh agresivitas anak

5. Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah

7.Bahaya yang Menyangkut Minat

Ada dua bahaya yang umum dihubungkan minat masa kanak-kanak :

1.Tidak berminat pada hal-hal yang di anggap penting oleh teman-teman sebaya

2.Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya

8.Bahaya Hubungan Keluarga

Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal yaitu melemahkan


ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk,serta masalah-
masalah yang dibawa keluar rumah.

9.Bahaya dalam Perkembangan Kepribadian

Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian Pertama,perkembangan


konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri,dan kedua egosentrisme yang
merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak.
Pada garis besarnya faktor-faktor timbulnya masalah belajar pada murid usia Kanak-Kanak
dan SD tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:

a.Faktor-faktor internal
1. Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahun.
2. Ketidakseimbangan mental seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental

3. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyusuaikan diri,
tercekam rasa takut, benci dan antipati, serta ketidak matangan emosi.
4. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, seperti kurang perhatian
dan minat terhadap pelajaran sekolah malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak
mengikuti pelajaran.

5. Penyebab yang ditimbulkan dari faktor psikis diantaranya adalah kecerdasan, ingatan,
perasaan, kemauan.
b. Faktor-faktor eksternal

1. Sekolah, antara lain:

 Sifat kurikulum yang kurang fleksibel


  Terlalu berat beban belajar (murid) dan untuk mengajar (guru)
  Metode mengajar yang kurang memadai
  Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.

2. Keluarga (rumah), antara lain:

  Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis


  Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
  Keadaan ekonomi.

3.Faktor lingkungan lain yang membuat anak enggan atau malas untuk belajar dan untuk
sekolah ( Masyarakat, teman sebaya, media, )

MASALAH MASALAH LAIN YANG UMUM TERJADI PADA ANAK SD

1. Anak yang sulit memahami


Penyebabnya adalah

         Faktor lingkungan,

         anak yang sulit memahami dikarenakan kelas tidak nyaman dan tidak kondusif

Solusinya adalah

            membuat dan membangun anak untuk biasa hidup disiplin dan mandiri maka harus dimulai
dari lingkungan keluarga secara khusus dan lingkungan sekitarnya secara umum.
      Kalau dari lingkungan pendidikan anak itu di berikan pengulangan kepada materi yang belum
dia pahami / anak itu diberi penjelasan pelan-pelan sehingga anak itu bisa paham terhadap apa
yang belum di pahaminya.

2.      Anak yang bodoh

Penyebabnya adalah :

               Kurang belajar, kurang disiplin, kurang memanfaatkan waktu, kurangnya memperhatikan,
kurangnya mengulang pelajaran, tidak ada rasa percaya diri, banyak bermain/menyampingkan
pelajaran, malas.

Solusinya adalah

               selalu memberikan perhatian yang lebih kepada anak yang bodoh, memberikan saran, motivasi dan
selalu memberikan cara yang mudah di dalam belajar agar mudah dipahami, dan memberikan cara
yang terbaik sesuai denga kemampuan anak itu sendiri.

3.       Anak yang nakal

Penyebabnya adalah :

                  Pengaruh lingkungan yang kurang baik, perhatian orang tua yang kurang terhadap anak, pergaulan,
kurang terkontrol.

Solusinya adalah :

                  pada dasarnya anak semacam ini kurang terkontrol, baik dari lingkungan mereka atau dari tempat
mereka belajar. Anak yang nakal itu bisa diakibatkan dari kurangnya seorang guru melihat dan
mengamati character anak dan sifat anak itu sendiri. Pada dasarnya apabila anak itu sudah di dekati
maka anak itu akan manut dan patuh.

4.   Anak yang pemalu

Penyebabnya adalah:

               biasanya dari faktor anak itu sendiri, dan apabila tidak dirubah maka akan selamanya anak itu jadi
pemalu terus, tetapi anak yang pemalu bukannya tidak bisa, mungkin ada faktor lain

Solusinya,

                  tidak segampang itu kita merubahnya. Ini perlu perlahan-lahan. Anak semacam ini kita ajak belajar
di ruangan terbuka dan kemudian dia bisa bertanya dengan leluasa karena bebas. Bisa saja apa yang
ditanyakan itu biasa-biasa saja, tetapi lewat itu kita bisa melatih anak itu untuk bertanya supaya tidak
malu dan hal tersebut perlu dilakukan berulang-ulang sampai anak itu percaya diri

5.   Anak yang malas.

Penyebabnya adalah:

                     kurangnya daya semangat dan motivasi,dan kurang terkontrol di dalam lingkungannya sendiri.
Kadangkala anak semacam ini manja dan malas belajar dan berfikir dan kurang kreatif, adanya minat
belajar kurang dari pergaulan terlalu bebas tak bisa di kendalikan karena pengaruh lingkungan terlalu
bebas.

Solusinya adalah

                     anak seperti ini jangan di biarkan terlalu bebas dan jangan di biarkan bermalas-malasan. Biasanya
anak yang malas tidak tau apa yang harus dikerjakan sehingga apa yang harus dikerjakan dia lalai dan
lupa akan kewajibannya. Kita bisa merubahnya dengan sebuah tindakan dengan memberikan sebuah
stimulus yaitu: rangsangan sehingga anak itu bisa terpacu,dan nasehat yang bersifat mendidik.

6.    Kurang motivasi dalam belajar.

Penyebabnya:

                  kurangnya kemampuan yang dimiliki, kuranganya prasarana, seperti contoh buku yang masih
minim.

Solusinya

         anak yang kurang termotivasi selama belajar pada awalnya kita harus memberikan perlakuan yang
khusus

7.     Sulit memperhatikan

Penyebabnya

         anak yang sulit memperhatikan yang sering kali dari faktor materi yang tidak menyenangkan/ anak
itu tidak suka terhadap materi yang diajarkan dan tidak suka terhadap guru yang mengajar karena
biasanya kalau murid tidak suka memperhatikan sampai-sampai guru yang mengajar tidak di sukai.
Sebaliknya kalau materinya menarik dan anak suka otomatis gurunya pun di senangi.

Solusinya
      anak harus di berikan semacam rangsangan terlebih dahulu supaya bagaimana anak itu senang dulu
dan membangkitkan rasa keingintahuannya sehingga anak pada akhirnya memperhatikan, karena guru
memberikan metode belajar dengan cara menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak. 8.             
Daya ingat yang lemah

Penyebabnya ialah:

         dari faktor keturunan dan lingkungan /Biologis.

Solusinya

            Ingatan yang lemah sering kali di tinjau dari faktor keturunan dan ingatan yang lemah biasanya
kurangnya mengulang apa yang di pelajari dan biasanya tidak membiasakan diri.

9    . Berfikir lambat

Penyebabnya:

            Tidak pernah mencoba untuk berfikir secara cepat ini juga di sebabkan perbedaan character manusia
ada yang daya pikirnya cepat ada yang daya pikirnya lambat( split personality), lambat dalam
berfikir,dan mengacu kepada lambat dalam berprilaku,dan berusaha sesungguhnya merupakan
penyakit fisik akibat dari adanya disfungsi sel-sel otak, sekalipun gejala- gejalanya tampak dalam
pikiran, perasaan dan prilaku.

Solusinya

             melatih otak untuk terus menerus untuk berfikir cepat dan menghapal cepat kalau sudah terbiasa
maka kebiasaan perfikir lambat Akan hilang belahan lahan intinya kita harus bayak menggali potensi
otak selama ini yang kita miliki yaitu meninggalkan hal hal yang lambat kita lakukan maka kita
lakukan dengan cepat dan tertata.

10.        Anak yang suka membolos.

Penyebabnya adalah

                  Salah satu penyebabnya adalah tidak suka terhadap materi yang di sampaikan terutama pelajaran
yang banyak di takuti siswa seperti pelajaran berhitung , matimatika, fisika, dan kimia terutama
bahasa inggris bagi anak yang tidak sekali minat belajar bahasa.

Solusinya
                  salah satu jalan keluarnya adalah bagiamana seorang guru mampu mengkondisikan kelas dengan
baik atau mengorganisir siswa supaya siswa itu tertarik di dalam belajar dan tidak membolos memang
ini suatu hal yang sulit tetapi kita harus terus mencoba

11.     Anak yang minder

Penyebabnya

         Kurangnya percaya diri

         Sering nya malu terhadap teman teman yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

         Salah satu hal keterbatasan kemampuan yang di miliki.

         Anak ini minder biasanya yang sering kita temukan adalah anak yang tidak normal, dari segi bentuk
pisik

Solusinya adalah:

         Di berikan perhatian yang khusus atas keterbatasanya.

         Harus di perhatikan dengan lebih, dan di berikan support yang penuh

         Di berikan semacam tugas yang agag bisa di kerjakan sesuai dengan kemampuan yang di miliki.

         Bentuk pendekatan yang di lakukan kepada anak ini harus di bedakan dengan anak lebih.

12.       Anak yang suka tidur di setiap jam pelajaran.

Penyebabnya adalah

         anak yang suka tidur biasa biasanya di sebabkan oleh pactor kebiasaan apalagi kalau jam terakhir,
dan suka begadang di malam hari sehingga anak itu tida konsentrasi di dalam belajar. Dan biasanya
guru jengkel melihat anak yang suka tidur dan seorang guru memberikan semacam sangsi yaitu
berupa berdiri di depan kelas ada solusi yang lebih tepat dari itu.

Solusinya adalah

             bagi seorang guru apabila ada anak yang tidur terutama pada saat jam jam terakhir maka seorang
guru harus bisa membangunkan anak dengan cara yang jitu yaitu pintar membuat suasana jadi ceria
yaitu dengan cara guru harus pandai membuat gurauan yang bisa membikin anak itu jadi tertawa.

Anda mungkin juga menyukai