PEMBELAJARANNYA
DISKUSI RUANG KOLABORASI
TOPIK 1
1. Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari materi
sederhana sampai kompleks.
2. Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.
3. Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada siswa maka guru
akan segera diperbaiki.
4. Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau
pembiasaan seperti yang diinginkan.
5. Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
6. Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan (reinforcement), baik
dari sisi positif dan negatif.
Penerapan Teori kognitif di Kelas
1. Minta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan jurnal atau laporan
harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
2. Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa untuk menjelaskan
materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa lainnya untuk mengajukan pertanyaan.
3. Membantu siswa menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk mengembangkan cara
berpikir kritis.
4. Minta siswa untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang mereka miliki.
5. Membantu siswa dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide bisa terhubung.
6. Meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa melalui penggunaan visualisasi dan permainan
dalam menyampaikan materi.
Penerapan Teori konstruktivisme di Kelas
1. Mencari tahu apa yang sudah siswa ketahui dan pikiran terkait pelajaran dengan
memperbanyak komunikasi.
2. Menciptakan rasa ingin tahu siswa melalui pertanyaan dan penelitian.
3. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan ide dan gagasannya.
4. Memahami metode belajar apa yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan di kelas, seperti diskusi atau presentasi.
Why Constructivism?
Satu prinsip yang mendasar dari pendekatan
konstruktivisme ini ialah guru tidak hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa,
tetapi siswa juga harus berperan aktif
dalam membangun sendiri pengetahuan
yang ada di dalam memori otaknya.
Accelerated Active
Learning Learning
Langkah Menuju Model Pembelajaran
1. Discovery Learning Discovery Learning
Serupa dengan model pembelajaran lainnya, Discovery Learning memiliki sintaks,
urutan, atau tahap-tahap kegiatan belajar .
David Ausubel adalah orang yang satu-satunya Berdasarkan pandangannya tentang belajar bermakna, maka
mengkritik discovery learning. David Ausuble mengajukan 3 prinsip pembelajaran.
Siswa tidak selalu tahu apa yang penting atau 1. Presentation of Advance Organizer
relevan. Bahkan banyak siswa membutuhkan Pengatur awal mengarahkan para siswa pada materi yang akan mereka
motivasi eksternal dalam melakukan tugas- pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang
tugas kognitif yang diperlukan untuk belajar berhubungan, dan dapat digunakan dalam membantu menanamkan
terhadap apa yang diajarkan di sekolah. pengetahuan baru.
2. Presentation of Learning Task or Material
Teori ini menyarankan agar guru menyiapkan Dalam bagian kedua dari suatu pembelajaran dengan materi baru
situasi belajar, memilih materi-materi yang disampaikan dengan memberikan ceramah, diskusi film, atau
tepat untuk siswa, dan kemudian memberikan tugas kepada siswa.
menyampaikannya dalam bentuk pengajaran 3. Strengthening Cognitive Organization
yang terorganisasi dengan baik, mulai dari Dalam fase ketiga dari pelajaran Ausubel ini, guru disarankan mencoba
umum ke haI-hal yang lebih terperinci. untuk menggabungkan informasi baru ke dalam susunan pelajaran yang
sudah direncanakan untuk pelajaran permulaan dengan mengingatkan
siswa bagaimana setiap rincian khusus yang berhubungan dengan gambar
yang besar.
1. Assisted Learning
1. Tumbuhkan
Biasakan untuk menumbuhkan minat belajar yang baik kepada siswa, sehingga
Upaya, pedoma, strategi dan aktivitas belajar mereka bisa termotivasi dalam belajar.
yang bisa dimanfaatkan untuk menguatkan 2. Alami
daya ingat dan pemahaman. Gunakanlah penjelasan yang simpel dan mudah dipahami oleh setiap siswa.
Buatlah penjelasan yang bisa menghubungkan materi pelajaran (umum) dengan
pengalaman kehidupan siswa.
Selain itu membuat aktivitas belajar sebagai
3. Namai
kegiatan yang bermanfaat dan
Buatlah sebuah kode,simbol, rumus, rencana dan strategi dalam setiap konsep
menyenangkan. yang ada. Ini bisa dicontohkan pada saat kita menghafal rumus dengan bernyanyi.
4. Demonstrasikan
Fokus utama dalam quantum learning adalah Berikan waktu siswa untuk mempresentasikan sesuatu dan beri motivasi bahwa
siswa, sehingga mereka dituntut untuk aktif. mereka bisa.
Sedangkan guru menjadi penyedia, dan guru 5. Ulangi
dituntut untuk lihai dalam memahami potensi Guru harus memberikan contoh, cara dan metode yang relevan dalam mata
peserta didiknya. pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan cara mengulangi pelajaran.
6. Rayakan
Self reward atau merayakan sebuah hal yang telah tercapai dilaukan agar setiap
pembelajaran bisa lebih bermakna dan menyenangkan. Contoh perayaan
sederhana yang dapat dilakukan dalam kelas adalah dengan tepuk tangan, kejutan,
mencatat di buku, berteriak hore. Bisa juga dengan pujian dari guru kepada siswa.
Tujuh komponen dalam proses pembelajaran CTL
1. Contextual Teaching
Komponen-komponen tersebut yaitu :
Learning (CTL) 1. konstruktivisme (constructivisme)
2. menemukan inquiry (inquiry)
Contextual Teaching and Learning 3. bertanya (questioning)
(CTL) merupakan suatu model pembelajaran 4. masyarakat belajar (learning comunity)
yang memberikan fasilitas kegiatan belajar
siswa untuk mencari, mengelola, dan 5. pemodelan (modelling)
menemukan pengalaman belajar yang lebih 6. refleksi (reflection), dan
bersifat konkret dan mengaitkan dengan 7. penilaian sebenarnya (authentic assesment).
kehidupan nyata siswa (Komalasari, 2012).
RENCANA
PENYELESAIAN
MASALAH PESERTA
DIDIK BERKAITAN
DENGAN MOTIVASI
3 a. Tania, 7 tahun, memiliki METODE UNTUK MENINGKATKAN
kemampuan rendah dan keinginan MOTIVASI
yang rendah untuk sukses.
• Menggunakan metode pembelajaran
PENGERTIAN MOTIVASI
yang tepat dan beragam
• Sardiman (2006:73), Pengertian
Motivasi merupakan perubahan energi • Menjadikan siswa sebagai peserta
dalam diri seseorang yang ditandai didik yang aktif
dengan munculnya feeling dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya • Memanfaatkan media seoptimal
tujuan. mungkin
JENIS- JENIS MOTIVASI
• Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
• Menciptakan kompetisi
berasal dari diri siswa sendiri untuk • Sampaikan motivasi secara langsung
belajar.
• Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
• Dermawan akan pujian
berasal dari luar, misalnya lingkungan.
3. b. Samuel, 10 tahun, yang bekerja Rencana peningkatan motivasi yang dapat dilakukan
keras untuk menjaga harga dirinya pada
tingkat tinggi, tetapi memiliki rasa takut • Beritahu peserta didik bahwa guru tidak menuntut untuk
akan gagal yang kuat. selalu berhasil. Adakalanya peserta didik bisa mengalami
kesalahan atau kegagalan karen itu merupakan hal yang
• Levine (2008) mengungkapkan bahwa
sangat wajar.
kekecewaan dan kegagalan yang
• Bantu peserta didik melihat sisi baik dari kegagalan. Berikan
dialami anak-anak sesungguhnya motivasi kepada peserta didik untuk berlatih lebih keras,
bermanfaat bagi mereka. belajar lebih lama, atau mencoba solusi yang berbeda untuk
• Levine (2008) juga menambahkan sebuah masalah.
bahwa apabila dari kegagalan tersebut • Dorong peserta didik untuk melakukan hal yang baru. Anak-
anak secara alami tertarik pada sesuatu yang disenanginya.
dijadikan motivasi, maka itu akan
• Puji peserta didik atas usaha dan keberaniannya untuk
membantu mereka untuk
mengatasi kemunduran. Dorong peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan yang
mencoba lagi jika mereka gagal pada kali pertama.
dimiliki seperti mengasah emosional,
• Menjadi teladan bagi peserta didik dengan memberikan
pemikiran kreatif dan kemampuan contoh sikap yang positif ketika guru pun mengalami
bersikap. kesalahan atau kegagalan.
3. c. Sandra, 13 tahun, yang tenang Metode yang Dapat Digunakan Untuk
di kelas dan meremehkan
keterampilan mereka.
Mengubah Perilaku Tersebut
ANALISIS TINGKAH LAKU • Melakukan pendekatan humanistic
Menurut teori Perkembangan Kognitif Piaget,
Sandra, 13 tahun berada pada tahap usia pra-remaja • Melakukan pendekatan behavioristik
• Memberikan motivasi belajar melalui
atau Periode Operasional Formal dimana anak sudah
memiliki kemampuan menggunakan logikanya untuk
menyelesaikan permasalahan, menarik kesimpulan perspektif kognitif dan sosial.
dari informasi yang didapatnya, dan merencanakan
masa depannya.