Anda di halaman 1dari 15

PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DAN

PEMBELAJARANNYA

Teori Belajar
Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK
Riza Adi Wicaksono
Rizekia Anisa S
Ummu Habibah
Visca Kenia Fitriana
TEORI BEHAVIORISTIK
ALINA CITRA
Ivan Pavlov (Classical Conditioning),
Skinner (Operant Conditioning), John R.

Teori-Teori Belajar Wattson, Edward L. Thorndike

TEORI SOSIAL-KOGNITIF TEORI KONSTRUKTIVISME


Albert Bandura Jean Piaget dan Vygotsky
Teori Penerapan di dalam kelas

Behavioristik
Perubahan perilaku terbentuk 1. Melakukan analisis kebutuhan siswa, kemudian dilanjutkan dengan

karena proses siklus stimulus dan menetapkan tujuan pembelajaran (behavioral outcome).
respon 2. Penerapan Teori ini dalam Program BK bisa di dalam strategi Layanan

Perilaku individu dapat dibentuk, Konseling Individual, dan Konseling Kelompok.


dikurangi, dan dihilangkan.
3. Konselor dapat memberikan reinforcement berupa pemberian reward apabila

Proses pembentukan perilaku baru


peserta didik berhasil membangun perilaku positif seperti datang tepat waktu,

dengan cara pemberian treatment


reinforcement atau reward aktif di kelas, mendapat hasil belajar yang maksimal, dan berbuat baik.
Proses pengurangan dan 4. Konselor dapat memberikan punishment berupa pemberian tugas, teguran,

penghilangan perilaku Individu skors.


dengan cara pemberian hukuman 5. Pendekatan konseling yang dapat mengaplikasikan treatment stimulus dan
respon adalah Konseling Rational Emotif Behavior.
Teori Penerapan di dalam kelas

Sosial-Kognitif
Penerapan teori sosial kognitif sangat erat hubungannya dalam layanan
Perilaku terbentuk melalui proses
bimbingan dan konseling. Sebagai salah satu contoh dalam layanan klasikal,
meniru (modelling). Seseorang meniru
perilaku dimulai dari proses seorang guru BK memberikan topik materi mengenai etika sosial. Kemudian
memperhatikan dan mengamati siswa diminta berdiskusi, dan berpendapat, serta mencontohkan bagaimana
perilaku/sifat/sikap model, timbul berperilaku di lingkungan sosialnya baik disekolah maupun masyarakat.
persepsi sebagai bentuk aspek
kognitif, kemudian meniru perilaku Dengan contoh seperti:
sesuai kemauan/motivasinya.
Cara menyapa saat bertemu guru di sekolah
Cara meminta izin yang baik kepada guru di kelas
Teori Penerapan di dalam kelas

Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme adalah 1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat
teori belajar yang mengakui bahwa
menyampaikan pendapatnya dengan bahasanya sendiri
peserta didik akan mampu mengolah
dan memahami informasi baru ke dalam 2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menceritakan
pikirannya melalui konteks pengalaman pengalamannya
dan pengetahuan mereka sendiri,
3. Guru bisa menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif agar
melalui kebutuhan, latar belakang, dan
minatnya. peserta didik bisa belajar dengan maksimal
Teori ini mengemukakan bahwa setiap 4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan
individu memiliki kemampuan dasar,
gagasan atau ide-ide yang baru dalam penyelesaian masalahnya
dimana individu akan belajar
memecahkan suatu masalah sesuai
dengan pengetahuan dasar mereka.
model-model pembelajaran DISCOVERY LEARNING
Salah satu model pembelajaran kognitif yang paling berpengaruh
konstruktivisme adalah discovery learning-nya Jerome Bruner , yaitu siswa didorong
untuk belajar dengan diri mereka sendiri.

Kegiatan yang dilakukan siswa pada Discovery learning yaitu :


Meneliti informasi
Melakukan eksperiman
Berdiskusi dan berdebat
Melihat dari berbagai sudut pandang
Mengajukan pertanyaan lebih dalam
Membahas ide-ide atau pengatahuan baru yang dipelajari
DISCOVERY LEARNING
model-model pembelajaran
konstruktivisme KELEBIHAN
Mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran untuk menemukan hasil akhir.
Pengetahuan yang ditemukan sendiri oleh siswa melalui proses kognitif akan masuk ke memori
jangka panjang sehingga akan bertahan lama dalam ingatan mereka.
Pengetahuan yang dipelajari akan lebih mudah digunakan kembali.
Meningkatkan kemampuan siswa dalam penalaran dan berpikir sistematis.

KELEMAHAN
Tidak semua mata pelajaran dan materi dapat diajarkan menggunakan pembelajaran penemuan.
Model pembelajaran kurang mengembangkan aspek konsep, keterampilan, dan emosi secara
keseluruhan karena lebih berfokus pada menciptakan pemahaman siswa.
Tidak semua siswa bisa diajak kerjasama untuk melakukan proses berpikir dalam pembelajaran
yang diharapkan.
Siswa tidak selalu tahu apa yang penting atau relevan
Siswa membutuhkan motivasi eksternal dalam melakukan tugas-tugas kognitif yang diperlukan
untuk belajar terhadap apa yang diajarkan di sekolah.
RECEPTION LEARNING
model-model pembelajaran David Ausabel (Slavin 1994) memberikan kritik
terhadap discovery learning. Dia berargument
bahwa siswa tidak selalu mengetahui apa yang
penting atau relavan, dan beberapa siswa
konstruktivisme
membutuhkan motivasi eksternal untuk
mempelajari apa yang diajarkan di sekolah.

Guru mempunyai tugas untuk menyusun situasi T IG A P R INS IP T A HA P AN E XS P OS I TO RY TEAC HI N G


pembelajaran, memilih materi yang sesuai bagi
siswa, kemudian mempresentasikan dengan Tahap pertama, Presentation of Advance Organizer.
Tahap kedua, Presentation of Learning Task or Material (meyampaikan
baik pelajaran yang dimulai dari umum ke yang
tugas-tugas belajar).
spesifik. Inti pendekatan reception learning
Tahap ketiga, Strengthening Cognitive Organization (penguatan organisasi
adalah exspository teaching, yaitu kognitif).
perencanaan pembelajaran yang sistematis
terhadap informasi yang bermakna.
model-model pembelajaran THE ACCELERATED LEARNING
The accelerated learning adalah pembelajaran yang dipercepat. Konsep dasar pembelajaran ini adalah
pembelajaran itu berlangsung secara cepat, menyenangkan, dan memuaskan. Pemilik konsep ini, Dave
Meier, menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan Somatic, Auditory,
konstruktivisme
Visual, dan Intellectual (SAVI).

Model pembelajaran ini mempunyai beberapa tujuan:


Mengaktifkan otak emosional sehingga membuat segala sesuatu akan lebih mudah diingat
Menghubungkan aktivitas otak kanan dan juga otak kiri
Berusaha menggerakkan delapan kecerdasan manusia sehingga kegiatan belajar mengajar bisa di jangkau
oleh semua siswa dan menggunakan segenap kemampuan otak
Melakukan relaksasi-relaksasi agar suatu hal tersimpan dalam memori dengan baik.
THE ACCELERATED LEARNING
model-model pembelajaran
KELEBIHA N

Lebih efektif dan efisien


konstruktivisme
Meningkatkan waktu untuk karir
Siswa lebih mengenal orang lain dalam berkelompok
Ekonomis

K EL E M A HA N

Materi yang terlalu sulit akan membuat siswa tertinggal


Dorongan untuk berprestasi akan berakibat pada berkurangnya aktivitas dengan teman sebaya
Siswa bisa mengalami burn out dan besar kemungkinan menjadi underachiever
Frustasi dengan tekanan dan tuntutan
Kehilangan kesempatan untuk mengambangkan hobi
Kasus 1

Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk sukses.

Menggunakan perspektif sosial


dengan memberikan contoh model
yang bisa ditiru

Pertama, guru harus memahami karakteristik Tania. Setelah mengetahui karakteristik Tania,
guru dapat memberikan motivasi dan sugesti kepada Tania melalui konseling individu
dengan teknik social modelling. Selain itu, guru juga perlu berkolaborasi dengan orang tua
siswa, peran orang tua (lingkungan tempat tinggal) sangat dibutuhkan guna membantu
menjaga motivasi anak didik dalam belajar.
Kasus 2

Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat tinggi,
tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat

Menggunakan Teori Behavioristik


dan Strategi Layanan Konseling
Individu menggunakan Pendekatan
Rational Emotive Behavior.

1. Memetakan terkait permasalahan dan tujuan dilakukannya perubahan tingkah laku.


Kami akan membuat rumusan bersama Samuel terkait perilaku apa yang akan dibentuk
dan perilaku apa yang akan dikurangi.
2. Membuat kontrak perilaku bersama samuel terkait apa yang harus samuel lakukan
dalam kurun waktu tertentu dan apa saja yang akan Samuel dapatkan apabila Samuel
melakukan atau tidak melakukan hal-hal yang didalam kontrak perilaku.
3. Memberikan dukungan positif terkait perubahan Samuel dalam menilai diri sendiri
menjadi positif, menyayangi dan menerima dirinya sendiri agar tidak terlalu
memaksakan dan menerima kekurangannya.
Kasus 3

Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan mereka.

Memberikan layanan bimbingan kelompok dan


konseling individu dengan pendekatan teori
realitas menggunakan prosedur konseling
WDEP

1. Konselor melakukan bimbingan kelompok dengan topik tugas "menghargai orang


lain", dari kelompok tersebut untuk memberi wawasan tentang pentingnya menghargai
orang lain dan juga meningkatkan kemampuan sandra dalam berinteraksi sosial dalam
kelompok

2. Konselor dalam konseling realitas bertugas menolong mengidentifikasi permasalahan


dalam dirinya dan membantu konseli membuat rencana yang spesifik bagi perilaku
mereka dan membuat sebuah komitmen untuk menjalankan rencana-rencana yang
telah dibuatnya.
Kasus 4

Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)

Menggunakan model pembelajaran humanistik


dengan metode experiential learning , melalui
layanan bimbingan kelompok teknik
sosiodrama

Sebagai langkah awal, guru perlu mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh
robert, kemudian pengumpulan data dapat dilengkapi dengan pemanggilan wali siswa
(bibi) untuk mengetahui tentang diri robert dari perspektif keluarga. Kemudian melalui
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama diberikan topik mengenai motivasi belajar.
Dimana di dalam skripnya di tulis peran yang memiliki permasalahan yang mirip dengan
robert dengan keadaan yang sama namun memiliki motivasi yang tinggi, serta peran-
peran lain yang dapat memantik motivasi belajar siswa

Anda mungkin juga menyukai