PEMBELAJARANNYA
Teori Belajar
Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK
Riza Adi Wicaksono
Rizekia Anisa S
Ummu Habibah
Visca Kenia Fitriana
TEORI BEHAVIORISTIK
ALINA CITRA
Ivan Pavlov (Classical Conditioning),
Skinner (Operant Conditioning), John R.
Behavioristik
Perubahan perilaku terbentuk 1. Melakukan analisis kebutuhan siswa, kemudian dilanjutkan dengan
karena proses siklus stimulus dan menetapkan tujuan pembelajaran (behavioral outcome).
respon 2. Penerapan Teori ini dalam Program BK bisa di dalam strategi Layanan
Sosial-Kognitif
Penerapan teori sosial kognitif sangat erat hubungannya dalam layanan
Perilaku terbentuk melalui proses
bimbingan dan konseling. Sebagai salah satu contoh dalam layanan klasikal,
meniru (modelling). Seseorang meniru
perilaku dimulai dari proses seorang guru BK memberikan topik materi mengenai etika sosial. Kemudian
memperhatikan dan mengamati siswa diminta berdiskusi, dan berpendapat, serta mencontohkan bagaimana
perilaku/sifat/sikap model, timbul berperilaku di lingkungan sosialnya baik disekolah maupun masyarakat.
persepsi sebagai bentuk aspek
kognitif, kemudian meniru perilaku Dengan contoh seperti:
sesuai kemauan/motivasinya.
Cara menyapa saat bertemu guru di sekolah
Cara meminta izin yang baik kepada guru di kelas
Teori Penerapan di dalam kelas
Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme adalah 1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat
teori belajar yang mengakui bahwa
menyampaikan pendapatnya dengan bahasanya sendiri
peserta didik akan mampu mengolah
dan memahami informasi baru ke dalam 2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menceritakan
pikirannya melalui konteks pengalaman pengalamannya
dan pengetahuan mereka sendiri,
3. Guru bisa menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif agar
melalui kebutuhan, latar belakang, dan
minatnya. peserta didik bisa belajar dengan maksimal
Teori ini mengemukakan bahwa setiap 4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan
individu memiliki kemampuan dasar,
gagasan atau ide-ide yang baru dalam penyelesaian masalahnya
dimana individu akan belajar
memecahkan suatu masalah sesuai
dengan pengetahuan dasar mereka.
model-model pembelajaran DISCOVERY LEARNING
Salah satu model pembelajaran kognitif yang paling berpengaruh
konstruktivisme adalah discovery learning-nya Jerome Bruner , yaitu siswa didorong
untuk belajar dengan diri mereka sendiri.
KELEMAHAN
Tidak semua mata pelajaran dan materi dapat diajarkan menggunakan pembelajaran penemuan.
Model pembelajaran kurang mengembangkan aspek konsep, keterampilan, dan emosi secara
keseluruhan karena lebih berfokus pada menciptakan pemahaman siswa.
Tidak semua siswa bisa diajak kerjasama untuk melakukan proses berpikir dalam pembelajaran
yang diharapkan.
Siswa tidak selalu tahu apa yang penting atau relevan
Siswa membutuhkan motivasi eksternal dalam melakukan tugas-tugas kognitif yang diperlukan
untuk belajar terhadap apa yang diajarkan di sekolah.
RECEPTION LEARNING
model-model pembelajaran David Ausabel (Slavin 1994) memberikan kritik
terhadap discovery learning. Dia berargument
bahwa siswa tidak selalu mengetahui apa yang
penting atau relavan, dan beberapa siswa
konstruktivisme
membutuhkan motivasi eksternal untuk
mempelajari apa yang diajarkan di sekolah.
K EL E M A HA N
Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk sukses.
Pertama, guru harus memahami karakteristik Tania. Setelah mengetahui karakteristik Tania,
guru dapat memberikan motivasi dan sugesti kepada Tania melalui konseling individu
dengan teknik social modelling. Selain itu, guru juga perlu berkolaborasi dengan orang tua
siswa, peran orang tua (lingkungan tempat tinggal) sangat dibutuhkan guna membantu
menjaga motivasi anak didik dalam belajar.
Kasus 2
Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat tinggi,
tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat
Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)
Sebagai langkah awal, guru perlu mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh
robert, kemudian pengumpulan data dapat dilengkapi dengan pemanggilan wali siswa
(bibi) untuk mengetahui tentang diri robert dari perspektif keluarga. Kemudian melalui
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama diberikan topik mengenai motivasi belajar.
Dimana di dalam skripnya di tulis peran yang memiliki permasalahan yang mirip dengan
robert dengan keadaan yang sama namun memiliki motivasi yang tinggi, serta peran-
peran lain yang dapat memantik motivasi belajar siswa