Anda di halaman 1dari 5

Ruang Kolaborasi - Teori-teori Perkembangan Peserta Didik

Nama Kelompok:
• Agung Yoga Baskara
• Arief Nuryanto
• Linda Putri Sulistiyana

1. Usia peserta didik yang saya harapkan bisa mengajarnya suatu hari nanti adalah 15-
18 tahun.
2. Daftar karakteristik anak 15-18 tahun menurut teori:
a. Perkembangan Kognitif Piaget,

Piaget menyatakan ada 4 tahapan perkembangan kognitif yaitu: sensori


motorik, pra operasional, operasional konkret dan formal operasional. Cara berpikir
anak berbeda dengan cara berpikir orang dewasa. Kecerdasan anak berubah seiring
perkembangan anak tahap demi tahap. Pada usia 15-18 tahun telah masuk kepada
tahap perkembangan formal operasional.

Formal operasional adalah tahap final menurut teori perkembangan


kognitif Jean Piaget. Di tahap ini remaja sudah dapat berpikir lebih ilmiah dan
kritis. Sudah mulai dapat menemukan solusi dari masalah-masalah yang mereka
hadapi.

Karakteristik anak pada usia 15-18 tahun menurut teori perkembangan kognitif
Piaget:

● Sudah mulai dapat berpikir logis dan mulai berpikir bahwa sesuatu hal yang
mutlak masih dapat memiliki opsi
● Memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran hipotek-deduktif, yaitu
kemampuan untuk menyusun serangkaian hipotesis dan mengujinya
● Mulai memikirkan permasalahan moral dalam bermasyarakat, filosofis,
norma, etika sosial dan politik
● Dapat berpikir teoritis dan abstrak
● Sudah dapat bernalar kritis dalam berlogika dari hal yang umum sampai
spesifik dengan detail.
● Mampu berpikir secara sistematis
b. Teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner pada usia 15-18 tahun

Teori perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner tidak dipengaruhi


oleh usia akan tetapi dipengaruhi oleh lima sistem lingkungan berlapis yang saling
berkaitan.

Mikrosistem : Sistem lingkungan terkecil dari individu. Individu menghabiskan


lebih banyak waktu disini yang nantinya membentuk dan berkaitan bagaimana
perkembangan individu tersebut seperti dalam lingkungan keluarga, teman sebaya,
tetangga dan sekolah. Di dalam sistem ini individu berinteraksi langsung dengan
orang tua, tetangga dan teman-teman sebayanya. Di sini, individu berperan
aktif/langsung dalam terciptanya konstruksi mikrosistem. Jadi individu yang
mengalaminya sendiri.

Mesosistem: Sistem dimana mikrosistem individu tidak berjalan secara mandiri,


namun saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh,
hubungan antara guru dan orang tua akan berpengaruh terhadapat perkembangan
dari individu. Apabila guru dan orang tua memiliki hubungan dan komunikasi yang
baik, maka hal tersebut akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan
individu yang bersangkutan.

Eksosistem : Sistem sosial yang lebih besar dimana individu tidak terlibat interaksi
secara langsung namun dapat berpengaruh terhadap perkembangan karakter
individu tersebut. Sebagai contoh, peserta didik yang memiliki orang tua pekerja
akan kehilangan waktu berinteraksi lebih banyak bersama orang tua. Jadi bukan si
anak yang mengurangi waktu untuk berinteraksi dengan orang tua, namun orang
tua yang memiliki kekurangan waktu untuk mengasuh anak yang nantinya
berpengaruh dengan perkembangan karakter anak.

Makrosistem : Makrosistem merupakan sistem yang dimana budaya memiliki


pengaruh terhadap perkembangan individu. Sistem dari makrosistem terdiri dari
ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, nilai
masyarakat secara umum di mana individu berada. Contoh hal yang diwariskan
adalah pola tingkah laku, kepercayaan, dan semua hal yang sudah disepakati dari
sekelompok manusia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke
generasi.

Kronosistem : Kronosistem merupakan system yang mencakup pengaruh


lingkungan dari waktu ke waktu beserta caranya mempengaruhi perkembangan dan
perilaku. Kronosistem meliputi keterpolaan peristiwa-peristiwa sepanjang
rangkaian kehidupan dan keadaan histori sosial. Contoh dalam sistem ini adalah
perkembangan teknologi seperti internet dan gadget membuat peserta didik mahir,
nyaman, dan terbiasa menggunakannya untuk pendidikan dan hiburan.

Berdasarkan uraian di atas, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


karakter dan perilaku setiap peserta didik begitu kompleks dan saling berkaitan.
Meskipun demikian, perkembangan karakter dan perilaku peserta didik pada usia
15-8 tahun akan terpengaruh pada setiap lingkungan yang ada di teori
perkembangan sosial-emosional Bronfenbrenner.

c. Teori perkembangan sosial-emosional Erikson pada usia 15-18 tahun

Di tahap ini usia 15-18 tahun memasuki tahap identitas vs kebingungan


peran. Di fase ini terjadi di masa remaja sekitar usia 12-18 tahun.

Karakteristik anak pada usia 15-18 tahun menurut teori perkembangan sosial-
emosional Erikson:

● Individu mulai merasa tidak nyaman dengan perubahan fisik yang mereka
alami
● Belum yakin terhadap identitas diri sendiri sehingga mulai berani mencoba-
coba hal-hal baru sebagai gaya hidup contohnya seperti cara berpakaian,
berbicara dan berperilaku.
● Belum yakin akan apa yang benar-benar mereka inginkan di masa
mendatang. Sebagai contoh, saat ditanya cita-cita mereka masih belum
dengan yakin dapat menjawab.

3. Daftar karakteristik terkait anak pengalaman masa kecil saya sendiri.

Pengalaman saya saat berumur 15 – 18 tahun atau ketika saya masih SMA kurang lebih
memiliki karakteristik yang sama seperti apa yang telah dipaparkan dalam penjelasan dari
teori kognitif Piaget, teori social-emosional Bronfenbrenner, dan teori social-emosional
Erikson. Berikut adalah karakteristik terkait anak berdasarkan pengalaman masa kecil saya
sendiri:

• Pada saat umur 15 – 18 tahun, individu akan cenderung mencari identitas mereka.
Di fase ini, individu akan meniru gaya berpakaian atau perilaku dari tokoh idola
semirip mungkin sehingga akan terbentuk suatu pengakuan dari diri sendiri atau
orang lain bahwa image yang mereka bikin tampak persis seperti idola mereka.
• Dalam hal percintaan, pada umur 15 – 18 tahun individu akan mulai lebih peka
terhadap perasaan suka atau sayang terhadap lawan jenis. Sehingga pada umur
tersebut, individu akan benar – benar merasa bahwa perasaan cinta dan dicintai
sangat penting dalam kehidupan mereka. Apabila ada sedikit perubahan pada
perasaan tersebut, maka hal itu akan cukup berpengaruh dalam kehidupan individu
pada saat itu.
• Dalam lingkup social, umur 15 – 18 tahun adalah dimana individu ingin termasuk
didalam suatu lingkup grup atau social. Individu akan cenderung membangun
sebuah kelompok atau bergabung dengan kelompok untuk merasa bahwa dirinya
berada di tempat atau kelompok yang tepat. Dalam hal ini, perasaan diterima dalam
suatu kelompok akan sangat terasa dalam diri individu. Namun apabila seorang
individu merasa bahwa dirinya kurang diterima dari sebuah kelompok, maka
individu akan cenderung menarik diri dari kelompok tersebut dan mencari
kelompok lain yang dirasa dapat menerima dirinya.

4. Membandingkan kedua daftar yang telah saya kerjakan.


● Cara anak bisa mengembangkan fungsi kognitifnya serta sosio-emosionalnya di usia 15-
18 tahun:
o Membaca di depan kelas
o Roleplayer
o Kerja kelompok dengan penilaian teman sejawat
o Membuat majalah dinding
o Mengikuti kegiatan organisasi seperti OSIS, Pramuka, kegiatan ekstrakurikuler,
Rohis, bela diri dan keolahragaan.
o Mengikuti lomba
● Penyesuaian yang saya butuhkan agar anak bisa berinteraksi secara efektif bersama saya
sebagai pendidik adalah sebagai berikut:
● Pendidik berusaha memahami karakter serta latar belakang peserta didik sehingga
pendidik dapat memberikan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan dari peserta
didik.
● Kita perlu mengobservasi minat, keaktifan, dan karakter setiap siswa dalam kelas.
Untuk bisa mengetahui minat dan karakter siswa, kita harus terbuka dan lebih dekat
dengan mereka. Ajak mereka berkomunikasi, dan tanyakan hal-hal yang mereka
suka atau tidak suka saat belajar, serta kendala yang mereka rasakan. Dari hasil
observasi tersebut, kita bisa mengatur metode atau strategi pembelajaran yang tepat
untuk bisa diterapkan dalam kelas.
● Pendidik bisa menerapkan metode belajar diskusi juga dapat membangkitkan
interaksi siswa dalam kelas. Pendidik bisa mengelompokkan siswa menjadi
beberapa kelompok, lalu berikan materi diskusi yang menarik sesuai dengan
pelajaran yang diajarkan. Biarkan siswa berdiskusi untuk merumuskan masalah dan
mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah itu, guru bisa meminta mereka
untuk melakukan presentasi di kelas dan lakukan tanya jawab dengan kelompok
lain.
REFLEKSI GROUP PROCESSING
Ruang Kolaborasi - Teori-teori Perkembangan Peserta Didik

Nama Kelompok:
• Agung Yoga Baskara
• Arief Nuryanto
• Linda Putri Sulistiyana

● Apakah setiap anggota kelompok berkontribusi dalam kelompok secara berimbang?


YA, setiap anggota kelompok berkontribusi dalam kelompok secara berimbang saat
proses diskusi berlangsung setiap anggota kelompok diberikan waktu untuk
mempelajari kemudian mengemukakan opini atau ringkasan dari materi yang telah
dipelajari untuk kemudian dicari kesepakatan dari merah dari setiap rangkuman atau
opini satu persatu anggota kelompok.
● Apakah hasil yang disampaikan dicapai melalui kesepakatan atau suara terbanyak?
Hasil yang disampaikan dicapai melalui kesepakatan diskusi menjadi mufakat ketika
menyimpulkan satu poin ke poin selanjutnya.
● Sebutkan 2 hal yang telah berjalan baik dalam diskusi
1. Cara kami membuat kesimpulan mana yang lebih baik untuk dijadikan poin
dalam pengerjaan tugas tersebut
2. Ketepatan waktu memulai diskusi yang kali ini menggunakan google meet
● Sebutkan 2 hal yang dapat ditingkatkan dalam kerja kelompok berikutnya
1. Menempati lingkungan yang lebih kondusif untuk mendukung lancarnya kegiatan
diskusi
2. Membangun kepekaan terhadap situasi anggota

Anda mungkin juga menyukai