Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan konseling ada beberapa model yang harus diketahui
oleh konseling, model konseling ini untuk menunjang keberhasilan dalam
layanan konsling. Di lapangan kegiatan konseling kurang begitu banyak
menggunakan model yang kurang pas saat kegiatan konseling
Dalam hal ini ada satu model yang disebut konseling rational emotive
behaviour, model aalah salah satu model yang harus diketahui tehnik nya, baik
kegunaannya, prosedur dalam pelaksanakan dan tahap-tahap pelaksanaanya.
Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai
dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellis, seorang
Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis
dan juga seorang Neo Freudian. Teori ini dikembangkanya ketika ia dalam
praktek terapi mendapatkan bahwa sistem psikoanalisis ini mempunyai
kelemahan-kelemahan secara teoritis (Ellis, 1974).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep dari model konseling Terapi Rasional Emotive
Behavior ?
1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui kosepp dasar dari Model Konseling Terapi Rasional
Emotive Behavior.

BAB II

1
2

PEMBAHASAN

2.1 Pendiri dan Latar Belakang Terapi Rasional Emotive Behavior


Rasional Emotive Behavior Therapy (REBT) sebelumnya disebut
rational therapy dan rational emotive therapy, merupakan terapi yang
komprehensif, aktif-direktif, filosofis dan empiris berdasarkan psikoterapi
yang berfokus pada penyelesaian masalah-masalah gangguan emosional dan
perilaku, serta menghantarkan individu untuk lebih bahagia dan hidup yang
lebih bermakna (fulfilling lives). REBT diciptakan dan dikembangkan oleh
Albert Ellis (1950an), seorang psikoterapis yang terinspirasi oleh ajaran-
ajaran filsuf Asia, Yunani, Romawi dan modern yang lebih mengarah pada
teori belajar kognitif. Asal-usul terapi rasional-emotif dapat ditelusuri dengan
filosofi dari Stoicisme di Yunani kuno yang membedakan tindakan dari
interpretasinya. Epictetus dan Marcus Aurelius dalam bukunya The
Enchiridion, menyatakan bahwa manusia tidak begitu banyak dipengaruhi
oleh apa yang terjadi pada dirinya, melainkan bagaimana manusia
memandang/menafsirkan apa yang terjadi pada dirinya (People are not
disturbed by things, but by the view they take of them). Pada mulanya Ellis
menggunakan psikoanalisis dan person-centered therapy dalam proses terapi,
namun ia merasa kurang puas dengan pendekatan dan hipotesis tingkah laku
klien yang dipengaruhi oleh sikap dan persepsi mereka. Hal inilah yang
memotiviasi Ellis mengembangkan pendekatan rational emotive dalam
psikoterapi yang ia percaya dapat lebih efektif dan efisien dalam memberikan
efek terapeutik. Ellis mengembangkan teori A-B-C, dan kemudian
dimodifikasi menjadi pendekatan A-B-C-D-E-F yang digunakan untuk
memahami kepribadian dan untuk mengubah kepribadian secara efektif. Pada
tahun 1990-an, Ellis mengganti nama pendekatan tersebut dengan Rasional
Emotive Behavior Therapy atau yang biasa kita singkat menjadi REBT.
Sampai saat ini, REBT merupakan salah satu bagian dari cognitive behavior
therapy (CBT).
2.2 Hakekat Manusia

2
3

Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapi (REBT)


memandang manusia sebagai individu yang didominasi oleh sistem
berfikir dan sistem perasaan yang berkaitan dalam sistem psikis individu.
Keberfungsian individu secara psikologis ditentukan oleh fikiran, perasaan
dan tingkah laku. Tiga aspek ini saling berkaitan karena satu aspek
mempengaruhi aspek lainnya.
Secara khusus, pendekatan ini berasumsi bahwa individu memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Individu memiliki potensi yang unik untuk berfikir rasional
dan irrasional.
Pikiran irasional berasal dari proses belajar, yang irasional
didapat dari orangtua dan budayanya.
Manusia adalah makhluk verbal dan berfikir melalui simbol
dan bahasa. Dengan demikian, gangguan emosional yang
dialami individu disebabkan oleh verbalisasi ide dan pemikiran
irrasional
Gangguan(self verbalising) yang terus menerus emosional
yang disebabkan oleh verbalisasi dan persepsi serta sikap
terhadap kejadian merupakan akar permasalahan, bukan karena
kejadian itu sendiri.
Individu memiliki potensi untuk mengubah arah hidup
personal dan sosialnya.
Pikiran dan perasaan yang negatif dan merusak diri dapat
diserang dengan mengorganisasikan kembali persepsi dan
pemikiran, sehingga menjadi logis dan rasional.
Secara dialektik, REBT berasumsi bahwa berfikir logis itu tudak
mudah, kebanyakan individu cenderung ahli dalam berfikir tidak logis.
Contoh berfikir tidak logis biasanya banyak menguasai individu adalah:
Saya harus sempurna
Saya baru saja melakukan kesalahan, bodoh sekali
Ini adalah bukti bahwa saya tidak sempurna, maka saya tidak
berguna.
4

Secara sistem nilai, terdapat dua nilai eksplisit yang biasanya


dipegang oleh individu namun tidak sering diverbalkan, yaitu (1) nilai
untuk bertahan hidup (survival) dan (2) nilai kesenangan (enjoyment).
Kedua nilai ini didesain oleh individu agar ia dapat hidup lebih panjang,
menetralisir stress emosional dan tingkah laku yang merusak diri, serta
mengaktualisasikan diri sehingga individu dapat hidup dengan penuh
bahagia.
Meskipun teori ini tidak membahas tahap perkembangan individu,
pendapat REBT bahwa anak-anak paling gampang terkena pengaruh dari
luar dan memiliki cara berfikir yang tidak rasional daripada orang dewasa.
Pada dasarnya,mausia itu naif, mudah disugesti, dan mudah terusik. Secara
keseluruhan orang mempunyai kemampuan dalam dirinya sendiri untuk
mengontrol pikiran, perasaan dan tindakan, tetapi pertama-tama dia harus
menyadari apa yang mereka katakan pada diri sendiri (bicara pada diri
sendiri) untuk mendapatkan atas kehidupannya.
Ellis mengidentifikasi sebelas keyakinan irrasional individu yang
dapat mengakibatkan masalah, yaitu:
Saya yakin harus dicintai atau disetujui oleh hampir setipa orang
dimana saya menjalin kontak.
Saya yakin mestinya harus benar-benar kompeten, adekuat dan
mencapai satu tingkat penghargaan yang diakui seutuhnya.
Beberapa orang berwatak buruk, jahat dan kejam, karena itu
mereka layak disalahkan dan dihukum.
Menjadi sebuah bencana besar ketika suatu hal terjadi seperti
yang tidak pernah saya inginkan.
Ketidakbahagiaan disebabkan oleh situasi tertentu yang berada
diluar kemampuan saya mengendalikannya.
Hal-hal yang berbahaya atau menakutkan adalah sumber
terbesar kekhawatiran, dan saya harus mewaspadai potensi
destruktifnya.
Lebih mudah menghindari kesulitan dan tanggung jawab
tertentu ketimbang menghadapinya.
5

Saya meatinya bergantung pada beberapa hal dan orang lain, dan
mestinya memiliki orang-orang yang sungguh bisa diandalkan
untuk memperhatikan saya.
Pengalaman dan kejadian masa lalu menentukan perilaku saya
saat ini; pengaruh masa lalu tidak pernah bisa dihapus.
Saya mestinya cukup kesal terhadap problem dan gangguan
yang ditimbulkan orang lain.
Selalu terdapat solusi benar atau sempurna untuk setiap
problem, dan itu mestinya bisa ditemukan, atau problemnya
tidak akan pernah selesai hingga tuntas.

2.3 Konsep Dasar


Ellis memandang manusia bersifat rasional dan irasional. Orang
berperilaku dalam cara-cara tertentu, mempunyai derajat yang tinggi
dalam sugestibilitas dan emosionalitas yang negatif.Para penganut teori
REBT percaya bahwa tidak ada orang yang disalahkan dalam secala
sesuatu yang dilakukannya, tetapi setiap orang bertanggungjawab akan
semua perilakunya.
Unsur pokok terapi rasional-emotif adalah asumsi bahwa berfikir
dan emosi bukan dua proses yang terpisah. Emosi disebabkan dan
dikendalikan oleh pikiran. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan
diprasangkakan sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intrinsik.
Pandangan yang penting ,Ellis (Shertzer & Stone, 1980, 175-176)
mengemukakan ada 12 pikiran yang tak rasional yang dapat menimbulkan
perilaku neurosis atau psikologis :
Manusia yang hidup dalam masyarakat mau tidak mau dapat
dicintai ataupun ditolak oleh orang lain disekitarnya setiap saat.
Bahwa seseorang yang hidup dalam masyarakat harus
mempersiapkan diri secara kompeten, edekuat agar ia dapat
mencapai kehidupan yang layak dan berguna bagi masyarakat.
Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak
baik, merusak, jahat ataupun kejam dan oleh karena itu patutlah
disalahkan dihukum setimpal dengan dosanya.
6

Bahwa kehidupan mausia senantiasa dihadapkan kepada


berbagai kemungkinan malapetaka, bencana yang dahsyat,
mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi
oleh manusia dalam hidupnya.
Bahwa ketidaksenangan atau penderitaan emosional dari
seseorang muncul dari tekanan ekternal dan individu hanya
mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk mengontrol
perasaannya atau untuk menghilangkan perasaan depresi atau
yang bertentangan.
Bila ada suatu hal yang berbahaya atau menakutkan, maka
individu berusaha keras untuk menghadapi dan mengatasi
depresi atau yang bertentangan.
Bahwa lebih mudah untuk menjauhi kesulitan hidup tertentu dan
tanggungjawab diri daripada usaha untuk mengadapi dan
mengahargainya hanya untuk menghargai bentuk disiplin diri.
Bahwa sisa pengalaman masa lalu semuanya sangat penting
karena hal itu berpengaruh sangat kuat terhadap kehidupan
individu dan menentukan perasaan dan perilaku individu yang
ada sekarang.
Bahwa individu akan lebih baik untuk menghindarkan diri
daripada mengerjakan sesuatu.
Bahwa individu akan mencapai kebahagiaan hidup dengan
menyenangkan diri sendiri.
Bahwa individu akan mencapai sesuatu derajat yang tinggi
dalam hidupnya untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan,
atau memerlukan kekuatan supernatural untuk mencapainya.
Bahwa individu secara umum mempunyai nilai diri sebagai
manusia dan penerimaan diri untuk tergantung dari kebaikan
penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain
terhadap individu.

2.4 Asumsi Pribadi Sehat dan Bermasalah


7

Pribadi sehat menurut REBT adalah pribadi yang dapat berpikir


rasional dalam menanggapi setiap rangsangan terhadap dirinya. Dryden
(2002) dalam Erford (2016:272) menyatakan . Emosi-emosi negatif
seperti kekhawatiran, kesedihan, penyesalan, dan kesusahan adalah
respons yang sehat, sementara itu kecemasan, depresi, rasa bersalah, dan
merasa terluka adalah respons yang tidak sehat.
Jones (2011) mengatakan manusia dipandang memiliki tiga tujuan
fundamental, yaitu (1) untuk bertahan hidup; (2) untuk bebas dari
kesakitan; dan (3) untuk mencapai kepuasan.
Rasional Emotive Behavior Therapy juga berpandangan bahwa
manusia adalah makhluk hidonistik yaitu menyukai kesenangan,
kenikmatan, dan menghindari kesakitan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pribadi yang bermasalah adalah pribadi yang tidak dapat berpikir secara
rasional (irasional).
Ellis & Dryden (1997) menyatakan bahwa keyakinan irasional
individu yang dapat mengakibatkan masalah yaitu:
Dicintai dan disetujui oleh orang lain adalah sesuatu yang
sangat esensial
Untuk menjadi orang yang berharga, individu harus kompeten
dan sukses dalam mencapai usahanya
Orang yang tidak bermoral, kriminal, dan nakal merupakan
pihak yang harus disalahkan
Hal yang sangat menyebalkan adalah bila segala sesuatu tidak
sesuai yang diharapkan
Ketidakbahagiaan merupakan hasil dari peristiwa eksternal
yang tidak dapat dikontrol oleh diri sendiri
Sesuatu yang membahayakan harus selalu diingat dalam
fikiran
Lebih baik lari dari kesulitan atau tanggung jawab, daripada
harus menghadapinya
Seseorang harus memiliki orang lain sebagai tempat
bergantung dan harus memiliki seseorang yang lebih kuat
untuk tempat bersandar
8

Masa lalu menentukan tingkh laku saat ini dan tidak dapat
diubah
Individu bertanggung jawab atas masalah orang lain
Selalu ada jawaban yang benar pada setiap masalah, maka
kegagalan menemukan jawaban yang benar merupakan
bencana

2.5 Tujuan
Dryden & David (2008) dalam Erford (2016:270) menyatakan alah
satu tujuan utama REBT adalah untuk membantu klien memperjuangkan
unconditional self-acceptance (USA) (menerima dirinya sendiri tanpa
syarat), unconditional other-acceptance (UCA) (menerima orang lain
tanpa syarat), dan unconditional life-acceptance (ULA) (menerima hidup
tanpa syarat).
Ellis & Wilde (2002) dalam Erford (2016:270) menyatakan tujuan
dari REBT sebagai berikut.
(1) Membantu klien mencapai insight tentang self-talk-nya sendiri; (2)
membantu klien mengases pikiran, perasaan, dan perilakunya; dan (3)
melatih klien tentang prinsip-prinsip REBT sehingga mereka akan dapat
berfungsi secara lebih efektif di masa mendatang tanpa bantuan konselor
profesional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa REBT bertujuan untuk mendorong
konseli untuk lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain, serta
megajak konseli untuk mencapai tujuan pribadi dengan berpikir rasional.

2.6 Peran dan Tugas Konselor


Tugas utama konselor dalam model konseling REBT adalah
sebagai interpersonal dan organisational. Interpersonal yaitu membangun
hubungan terapeutik, membangun rapport, dan suasana kolaboratif.
Organisational, yaitu bersosialisasi dengan konseli untuk memulai terapi,
mengadakan proses asesmen awal, menyetujui wilayah masalah dan
membangun tujuan konseling.
9

Peran konselor disini adalah sebagai instruktur yang mengajarkan


dan membetulkan kognisi konseli. Oleh karena itu, konselor harus
menyimak dengan cermat untuk menemukan pernyataan tidak logis dari
konseli dan keyakinan yang bertentangan dalam diri konseli.

2.7 Tahap Pelaksanaan Konseling Rasional Emotif


Dalam perkembangan selanjutnya di dalam konseling dengan
pendekatan rasional emotif dimasukkan juga teori belajar
(Conditioning) dan berupaya menerapkannya agar klien secara
langsung bisa mengubah prilakunya sendiri (deconditioning), yang
akhirnya konseling dengan pendekatan rasional emotif banyak
memakai teknik-teknik behavioral seperti ; relaksasi, didaktif,
redukasi, berkhayal, konfrontasi.
Tahap-tahap Pelaksanaan Konseling Rasional Emotif
2.7.1 Tahap Pembinaan Hubungan
Hubungan baik good rapport antara konselor dan klien memang
merupakan suatu prasyarat keberhasilan konseling.
2.7.2 Tahap pengelolaan pemikiran dan pandangan
Tahap ini secara konsekuensi peran konselor adalah :
Mengidentifikasi, menerangkan, dan menunjukkan masalah (A-
B-C) yang dihadapi klien dengan keyakinan irasionalnya.
Mengajar dan memberikan informasi B-Bir dan Br-, serta
peranan A dan C di dalamnya.
Mendiskusikan dan menetapkan tujuan konseling
Menerapkan berbagai teknik debat dan disipute
2.7.3 Tahap Pengelolaan Emotive atau Efektif
Sebagai kelanjutan tahap kedua di atas, konselor memusatkan
perhatiannya pada penggarapan emosi atau afeksi klien sebagai
kondisi pendukung kemantapan perubahan Bir ke arah Br.
2.7.4 Tahap Pengelolaan Tingkah Laku
Pada tahap ini konselor :
Menganjurkan klien untuk berbuat dan memberikan nasehat.
Menunjukkan contoh perilaku cocok, pantas, atau teknik
modern serta mengajak klien mengikuti contoh.
Mengajak klien dalam latihan-latihan keasertifan.
10

Mengajak dan menuntun klien merumuskan kalimat-


kalimat rasional untuk atribut dirinya, berbisik-diri .
2.8 Teknik-teknik Rational Emotive Behaviour Therapy
Rational Emotive Behavior Therapy menggunakan berbagi teknik
yang bersifat kognitif, afektif, behavioral yang disesuaikan dengan kondisi
klien. Teknik-teknik Rational Emotive Behavior Therapy sebagai berikut :
2.8.1 Teknik-Teknik Kognitif
Adalah teknik yang digunakan untuk mengubah cara berfikir klien.
Dewa Ketut menerangkan ada empat tahap dalam teknik-teknik kognitif:
1) Tahap Pengajaran
Dalam REBT,konselor mengambil peranan lebih aktif dari pelajar.
Tahap ini memberikan keleluasaan kepada konselor untuk berbicara serta
menunjukkan sesuatu kepada klien, terutama menunjukkan bagaimana
ketidaklogikaan berfikir itu secara langsung menimbulkan gangguan
emosi kepada klien tersebut.
2) Tahap Persuasif
Meyakinkan klien untuk mengubah pandangannya karena
pandangan yang ia kemukakan itu tidak benar. Dan Konselor juga
mencoba meyakinkan, berbagai argumentasi untuk menunjukkan apa yang
dianggap oleh klien itu adalah tidak benar.
3) Tahap Konfrontasi
Konselor mengubah ketidak logikaan berfikir klien dan membawa
klien ke arah berfikir yang lebih logika.
4) Tahap Pemberian Tugas
Konselor memberi tugas kepada klien untuk mencoba melakukan
tindakan tertentudalam situasi nyata. Misalnya, menugaskan klien bergaul
dengan anggota masyarakat kalau mereka merasa dipencilkan dari
pergaulan atau membaca buku untuk memperbaiki kekeliruan caranya
berfikir.
2.8.2 Teknik-Teknik Emotif
Teknik-teknik emotif adalah teknik yang digunakan untuk
mengubah emosi klien. Antara teknik yang sering digunakan ialah:
1) Teknik Sosiodrama
Memberi peluang mengekspresikan berbagai perasaan yang
menekan klien itu melalui suasana yang didramatisasikan sehingga klien
11

dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan


atau melalui gerakan dramatis.
2) Teknik Self Modelling
Digunakan dengan meminta klien berjanji dengan konselor untuk
menghilangkan perasaan yangmenimpanya. Dia diminta taat setia pada
janjinya.
3) Teknik Assertive Training
Digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien
dengan pola perilaku tertentu yang diinginkannya.
2.8.3 Teknik-Teknik Behaviouristik
Terapi RasionalEmotifbanyak menggunakan teknik behavioristik
terutama dalam hal upaya modifikasiperilaku negatif klien, dengan
mengubah akar-akar keyakinannya yang tidak rasional dan tidak logis,
beberapa teknik yang tergolong behavioristik adalah:
1) Teknik reinforcement
Teknik reinforcement (penguatan), yaitu: untuk mendorong klien
ke arah tingkah laku yanglebih rasional dan logis dengan jalan
memberikan pujian verbal (reward)ataupun hukuman (punishment).
Teknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai-nilai dan
keyakinan yang irasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai
yang lebih positif.
2) Teknik social modeling(pemodelan sosial)
Teknik social modeling(pemodelan sosial), yaitu: teknik untuk
membentuk perilaku-perilakubaru pada klien. Teknik ini dilakukan agar
klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara
mutasi(meniru), mengobservasi dan menyesuaikan dirinya dan
menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan
maslah tertentu yang telah disiapkan konselor.
3) Teknik live models
Teknik live models(mode kehidupan nyata), yaitu teknik yang
digunakan untuk menggambar perilaku-perilaku tertentu. Khususnya
situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk
percakapanpercakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah-
masalah. Peneliti menggunakan teknik kognitif dalam melaksanakan
12

Rational Emotive Behaviour Therapy(REBT) sebab sesuai dengan


permasalahan klien yaitu kurangnya rasa percaya diri.

2.9 Kelebihan dan Kelemahan


2.9.1 Kelebihan
Pendekatan ini jelas, mudah dipelajari dan efektif. Kebanyakan klien
hanya mengalami sedikit kesulitan dalam mengalami prinsip ataupun
terminologi REBT.
Pendekatan ini ddapat dengan mudahnya dikombinasikan dengan
teknik tingkah laku lainnya untuk membantu klian mengalami apa
yang mereka pelajari lebih jauh lagi.
Pendekatan ini relatif singkat dan klian dapat melanjutkan penggunaan
pendekatan ini secara swa-bantu.
Pendekatan ini telah menghasilkan banyak literatur dan penelitian
untuk klian dan konselor. Hanya sedikit teori lain yang dapat
mengembangkan materi biblioterapi seperti ini.
Pendekatan ini terus-menerus berevolusi selama bertahun-tahun dan
teknik-tekniknya telah diperbaiki.
Pendekatan ini telah dibuktikan efektif dalam merawat gangguan
kesehatan mental parah seperti depresi dan anseitas
2.9.2 Kelemahan
Pendekatan ini tidak dapat digunakan secara efektif pada individu
yang mempunyai gangguan atau keterbatasan mental, seperti
schizophrenia, dan mereka yang mempunyai kelainan pemikiran yang
berat.
Pendekatan ini terlalu diasosiasikan dengan penemunya, Albert Ellis.
Banyak individu yang mengalami kesulitan dalam memisahkan teori
dari ke-eksentrikan Ellis.
Pendekatan ini langsung dan berpotensi membuatkonselor terlalu
fanatik dan ada kemungkinan tidak merawat klien seideal yang
semestinya.
Pendekatan yang menekankan pada perubahan pikiran bukanlah cara
yang paling sederhana dalam membantu klien mengubah emosinya.

BAB III
PENUTUP
13

3.1 Kesimpulan
Dalam model konseling ini manusia bersifat rasional dan irasional.
Orang berperilaku dalam cara-cara tertentu, mempunyai derajat yang
tinggi dalam sugestibilitas dan emosionalitas yang negatif.Para penganut
teori REBT percaya bahwa tidak ada orang yang disalahkan dalam secala
sesuatu yang dilakukannya, tetapi setiap orang bertanggungjawab akan
semua perilakunya.
Unsur pokok terapi rasional-emotif adalah asumsi bahwa berfikir
dan emosi bukan dua proses yang terpisah. Emosi disebabkan dan
dikendalikan oleh pikiran. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan
diprasangkakan sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intrinsic

3.2 Saran
Konselor perlu memahami satu model yang disebut konseling
rational emotive behaviour, model aalah salah satu model yang harus
diketahui tehnik nya, karena tehnik ini pokok terapinya ialah berfikir dan
emosi bukan dua proses yang terpisah

Daftar Pustaka

Ellis, Albert & Windy Dryden. 1997. The Practice of Rational Emotive
Behavior Therapy. New York: Springer Publishing
Erford, Bradley T. 2016. 40 Teknik 14
yang Harus Diketahui Setiap konselor
Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
14

Jones, Nelson. 2011. Theory and Practice of Counseling and Therapy.


Terjemahan Helly Prajitno & Sri Mulyantini (2012). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Corey Gerald.2007.Teori dan Paktek Konseling & Psikoterapi.Bandung: PT Refika
Aditama
Hayat,Abdul.2010.Teori dan Teknik Pendekatan Konseling.Banjarmasin:Lanting
Media Aksara
Suhesti.2012.Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap?.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai