Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2 PPD

Nama : Dani
NIM : 858061001
Kelas : C (Jawai)
Makul : Perkembangan Peserta Didik

Soal.

1. Apakah ada perbedaan perkembangan Fisik, Intelektual dan Emosional antara Remaja Awal dan

Remaja Akhir ? Coba anda jelaskan!.

2. Mengapa seorang guru dituntut untuk memahami karakteristik dan kebutuhan peserta didik

disetiap jengjang yang ia ampu ?

3. Bagaimana cara mengatasi siswa yang agak canggung dalam bergaul baik dengan teman sekelas

maupun dengan teman sebaya ?

4. Apa yang anda ketahui tentang pendekatan ekologis terhadap perkembangan?. Coba jelaskan

menurut beberapa ahli!.

5. Ceritakan sebuah pengalaman saudara dalam membimbing anak yang menganut agama dan

keyakinan yang berbeda dengan sebagian besar penganut di sekitarnya.!

Jawaban
1. Pada usia sekolah menengah, pertumbuhan fisik siswa sangat cepat dibanding pada masa
sebelumnya. Penampilan siswa berubah sebagai akibat perubahan hormon. Cara hidup mereka
berubah sesuai dengan perkembangan kemampuannya untuk mulai berpikir abstrak. Pada usia ini,
siswa mengalami masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir menjelang usia 20 tahun. Selain terjadi
pertambahan tinggi badan yang sangat cepat. Pada masa itu anak perempuan mengalami menstruasi
dan anak laki-laki mengalami mimpi basah. Hal ini merupakan pertanda bahwa mereka telah
memasuki kematangan seksual.
Sejalan dengan pertumbuhan fisik yang cepat, berkembang pula kemampuan intelektualnya.
Berkembangnya kemampuan berfikir formal operasional pada remaja ditandai dengan : 1. Mereka
mampu melihat (berfikir) tentang kemungkinan-kemungkinan, 2. Mereka mulai mampu berfikir
ilmiah, dan 3. Mereka mampu memadukan ide-ide secara logis dalam suatu kesimpulan. Pada Usia
ini ada keterampilan berpikir baru yang dimiliki remaja, yaitu pemikiran sosial. Pemikiran sosial ini
berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan mereka tentang masalah-masalah hubungan pribadi
dan sosial. Secara berangsur-angsur remaja mengurangi sifat egosentrismenya dalam hubungan
pribadinya sampai berkembang etika pribadi mereka. Pada masa remaja rasa kepedulian dan
kesejahteraan pada orang lain cukup besar, tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat
egosentrisme. Perkembangan pemikiran sosial dan moralitas nampak pada sikap berkurangnya
egosentrisme. Siswa SLTP dan SMU juga telah mempunyai pemikiran politik dan keyakinan yang
lebih rasional.
Perbedaan Individual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak. Aspek
perkembangan tersebut antaranya adalah pada aspek perkembangan fisik, intelektual moral, maupun
aspek kemampuan. Perbedaan pada aspek perkembangan fisik jelas terlihat dari perbedaan bentuk,
berat, dan tinggi badan. Aspek perkembangan intelektual dapat dilihat sejalan dengan tahapan usia,
kemampuan anakpun meningkat. Namun demikian, karena pengaruh berbagai faktor, kemampuan
diantara anak-anak tersebit bisa berbeda. Misalnya si A pada usia 7 tahun bisa membuat suatu
karangan yang bersifat aplikasi dari suatu konsep, tetapi si B pada usia yang sama belum dapat
melakukan apa yang dilakukan A.
Perbedaan kemampuan seorang anak bisa mencakup perbedaan dalam berkomunikasi, bersosialisasi
atau perbedaan kemampuan kognitif. Faktor yang menonjol dalam membentuk kemampuan kognitif
adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan yang dibuat.
2. Guru harus mengenal karakteristik peserta didik, karena dengan mengenal karakteristik peserta didik
membantu guru dalam mengantarkan mereka untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. Selanjutnya
guru harus mampu memahami karakter peserta didik.Memahami karakter peserta didik butuh
kesungguhan dan keterlibatan hati dan pikiran guru sehingga dia dapat memahami karakternya
dengan baik dan benar. Tujuan yang diinginkan dari memahami karakteristik awal siswa adalah
untuk mengkondisikan apa yang harus diajarkan, bagaimana mengkondisikan siswa belajar sesuai
dengan karakteristiknya masing-masing. Karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari
kondisi pengajaran. Variabel ini didefinisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas individu siswa.
Aspek-aspek berkaitan dapat berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan
berpikir dan kemampuan awal yang telah dimilikinya. Setiap manusia memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada
pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya,
sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita. Karena
itu, upaya memahami perkembangan peserta didik harus dikaitkan atau disesuaikan dengan
karakteristik siswa itu sendiri. Guru bukan hanya memahami karakteristik anak secara individu, ia
perlu memahami karakteristik anak secara klompok.
3. Ada 10 cara mengatasi siswa yang agak canggung dalam bergaul baik dengan teman sekelas
maupun dengan teman sebaya yaitu:
1. Biarkan anak berekspresi Ketika masih kecil, cobalah untuk memberi kesempatan pada anak
untuk berkumpul bersama dengan teman-temannya. Misalnya mengikuti kegiatan olahraga, atau
kegiatan-kegiatan lain yang dapat mendorong bakat mereka. Anak akan sangat menikmati apabila
mereka dapat menunjukkan bakat serta minatnya. Salah satu penyebab kurangnya rasa percaya diri
pada anak, adalah karena anak tidak memiliki ruang untuk berekspresi.
2. Jadilah role model Sebagai orangtua, Anda harus bisa memberi contoh yang baik pada anak.
Jadilah role model yang baik bagi anak-anak Anda. Sebab, anak biasanya akan mencontoh perilaku
dan sikap orangtuanya. Dengan melihat bagaimana orangtuanya menyapa, berbicara dan bergaul
dengan orang lain, hal ini akan membuat anak lebih mudah untuk bersosialisasi dengan teman-
temannya.
3. Hadirkan suasana terbuka Cobalah untuk menghadirkan suasana keluarga yang terbuka. Salah
satunya dengan mengajak anak Anda berkomunikasi tentang berbagai kegiatannya sehari-hari.
Luangkan waktu untuk berbicara dengan anak sedikitnya dua kali dalam sehari, dan biarkan anak
mengeluarkan isi hatinya. Hal seperti ini akan membuat anak berani untuk bertanya, minta
pendapat, ataupun sekedar curhat saja.
4. Bermain bersama Bermain adalah salah satu cara untuk mengakrabkan diri dengan anak lain, dan
dengan bermain anak menjadi lebih bebas dalam mengeluarkan ekspresinya. Ajak anak Anda untuk
sesekali bermain di luar rumah bersama teman-temannya, atau Anda bisa meminta saudara sepupu
atau teman dekatnya untuk menginap di rumah ketika liburan sekolah tiba.
5. Aktivitas berkelompok Agar mudah bersosialisasi, coba ajak anak Anda untuk bergabung dalam
suatu komunitas atau tim olahraga yang sesuai dengan minatnya. Selain dapat mengasah bakat
mereka, kegiatan semacam ini juga dapat memberikan kesempatan pada anak untuk bergaul dan
mendapat teman baru.
6. Ajarkan etika bergaul Ketika bergaul, anak harus diberikan pengertian untuk menghargai orang
lain. Dengan memiliki etika bergaul yang baik, anak tidak akan canggung untuk bergaul dengan
teman sebayanya ataupun orang yang usianya jauh lebih tua.
7. Rasa percaya diri dibangkitkan Sebagai orangtua tentu memahami karakter anaknya. Jadi, lebih
baik bantu dia untuk menemukan dan membangkitkan rasa percara diri dengan cara berkomunikasi
secara personal. Baca juga: Orangtua, Berikut 5 Kunci Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus
8. Anak selalu diperhatikan Ketika anak berinteraksi dengan temannya, cobalah untuk
memperhatikanya. Jika anak Anda pemalu, jangan terlalu memaksanya, tetapi bantulah dia untuk
dapat membuka diri dengan teman-temannya. Dukungan dari orangtua sangat membantu anak
untuk bersosialisasi.
9. Jangan protektif Menjadi orangtua harus bisa menjaga diri, jangan sampai Anda terlalu protektif.
Biarkan anak untuk berinteraksi dengan orang lain dan belajar melakukan sendiri. Misalnya saja
membayar sendiri saat jajan.
10. Coba jelaskan arti teman Cobalah untuk menjelaskan pentingnya mempunyai teman. Jika anak
Anda memiliki pribadi yang tertutup, berilah mereka cukup waktu untuk membuka diri. Karena
ketika mereka merasa nyaman, saat itulah mereka akan bersosialisasi dengan orang lain.
4. Teori ekologi perkembangan anak diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner, seseorang ahli
psikologi dari Cornell University Amerika Serikat. Teori ekologi memandang bahwa
perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara
individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut. Informasi
lingkungan tempat tinggal anak untuk menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek
dari lingkungan yang bervariasi. Teori ekologi perkembanga ini mencoba melihat interaksi
manusia dalam sistem atau subsistem. Contohnya orang anak biasanya akan berada dalam
ekosistem yang berbeda secara simultan, dari lingkungan yang paling akrab di rumah menuju
lingkungan luar ke sekolah dan ke lingkungan yang paling luas yaitu budaya dan masyarakat.
Setiap sistem ini tidak dapat dihindari untuk berinteraksi dan saling mempengaruhi setiap aspek
kehidupan seorang anak. Teori ini akan membantu kita untuk memahami mengapa kita dapat
berperilaku berbeda di lingkungan yang berbeda, misalnya perilaku kita ketika di rumah akan
berbeda dengan perilaku yang kita tunjukkan ketika berada dilingkungan luar.
5. Dengan cara memberikan anak tersebut bimbingan terus menerus dan selalu memotivasi agar
siswa tersebut

Anda mungkin juga menyukai