Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI TARI RADAT KAMI PEMUDA INDONESIA DI DESA

SARILABA A KECAMATAN JAWAI SELATAN


KABUPATEN SAMBAS

PENDAHULUAN
Kabupaten Sambas merupakan kabupaten yang terletak di wilayah
bagian pesisir utara provinsi Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas juga
dikenal masyarakat sebagai satu diantara wilayah yang memiliki sejarah
peradaban kerajaan besar di Kalimantan Barat. Dengan demikian,
diwiliayah tersebut memiliki perembangan kebudayaan yang beragam dari
berbagai etnis pribumi dan pendatang yang berdomisili di sekitar Kabupaten
Sambas.
Berbagai perkembangan budaya yang terjadi satu diantaranya pada
substansi kesenian tradisional khususnya pada disiplin kesenian musik dan
tari. Kesenian tersebut merupakan warisan dari nenek moyang serta
peradaban kesultanan yang pernah berdiri di wilayah tersebut. Selain itu,
kesenian yangvberkembang di Kabupaten Sambas didominasi oleh
kesenian Melayu yang bernafaskan Islami yang dibawa oleh para
pedagang dan penyiar agama dari negeri Arab dan sekitarnya.
Hingga saat ini, masih ada sebagian masyarakat yang masih menggeluti
kesenian tradisional Melayu tari Radat, namun keberadaannya tidak
mendominasi kesenian yang sedang popular saat ini. Satu diantaranya
terdapat sanggar Purnama yang terletak di Desa Sarilaba.A, Kecamatan
Jawai Selatan, Kabupaten sambas yang masih secara turun temurun
melestarikan kesenian tradisional Melayu yaitu tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia. Warga masyarakat merupakan pelaku seni tradisional
sekaligus penggagas berdirinya sanggar tersebut. Tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia pada awalnya ditarikan oleh kaum laki-laki yang diiringi oleh
Haddi atau pemain musik Tar dan nyanyian.
Penyajian tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia dari masa ke masa semakin berkembang. Bermula dari

3
kebutuhan untuk mensiarkan agama, sebagai sarana tarian pergaulan
hingga saat ini menjadi media hiburan masyarakat khususnya di wilayah
Kabupaten Sambas dan sekitarnya. Dengan demikian, peneliti merasa
sangat penting untuk menganalisa fungsi dari tari Radat Kami
Pemuda Islam Indonesia dengan harapan dapat menggali dan
mengarsipkan satu diantara tari tradisional yang ada di Kalimantan Barat.

4
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan ialah analisis deskriptif
Deskripsi (deskriptif) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan
atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan
sifat populasi tertentu. Penelitian deskriptif hanaya melukiskan atau
menggambarkan apa adanya (Sanjaya, 2013:59). Sedangkan menurut Nazir
(2005:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu
kelompok manusia, manusia objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan
antar fenomena yang diselidiki. Alasan digunakan metode dalam penelitian ini
adalah peneliti bertindak langsung sebagai pengamat dan hanya
mendeskripsikan situasi tentang fungsi tari Radat Kami Pemuda Islam
Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat.
Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif.
Bentuk peneliatian kualitatif digunakan oleh peneliti karena ingin
mendeskripsikan data secara apa adanya mengenai fungsi tari Radat
Kami Pemuda Islam Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan
Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Hal ini disebabkan olch prosedur
penelitian yang digunakan adalah prosedur analisis yang berbentuk deskriptif.
Penelitian ini dikatakan penelitian deskriptif karena dalam laporan berisi
kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran objektif berdasarkan
masalah yang diteliti. Data yang dihasilkan berupa pemaparan berbentuk kata-
kata yang didapat dari hasil wawancara lisan langsung dari tokoh kesenian
(seni tari) di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas,
yang sampai sekarang masih dalam mengajarkan tari-tari tradisi Melayu.
Penelitian kualitatif juga dapat dikatakan penelitian tentang riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan

5
pendekatan induktif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini bahwa
analisis dengan pendekatan secara induktif dapat mempermudah peneliti
untuk mendapatkan informasi terhadap fungsi tari Radat Kami Pemuda Islam
Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat. Dengan demikian, peneliti dalam bentuk kualitatif ini lebih
ditekankan dalam persoalan kualitas bukan banyaknya kuantitas
(angka/data).
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini pendeketan
antropologi tari. Alasan menggunakan pendekatan antropologi tari adalah
tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia merupakan bagian dari
kebudayaan serta adat istiadat yang terdapat pada suku Melayu di Desa
Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Dengan pendekatan ini, peneliti berusaha mendeskripsikan fungsi tari Radat
Kami Pemuda Islam Indonesia pada masyarakat Melayu di Desa Sarilaba.A
Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Mengenai perspektif yang berarti sudut pandang atau arahan pandang
dapat dikatakan bahwa suatu program studi yang dikatakan antropologi tari
atau etnokoreologi tentulah berperspektif antropologis. Artinya, kajian dan
segala aspek pembahasan didalamnya dilihat dalam kerangka sistem
budaya yang membingkainya. Perspektif budaya itu meletakkan tari sebagai
pokok amatan yang dapat dilihat dalam konteks struktur dan atau fungsinya,
didalam kebudayaan dan didalam masyarakat ataupun komuniti khususnya
dimana tari itu berkembang Menurut Kaeppler (dalam Pramutomo, 2007:43)
tari berarti sebuah perwujudan budaya, maka cara-cara pemahamannya
sudah seharusnya berdasarkan kekhususan berbudaya.
Begitu pula menurut Sedyawati (dalam Pramutomo,2007:72) antropologi
tari berarti mempelajari tari dalam konteks suatu kebudayaan yang utuh,
maka peneliti perlu juga memperlengkapi diri tentang pengetahuan
yang seutuh-utuhnya tentang kebudayaan bersangkutan. Artinya harus
menguasai pula bahasa dari bangsa atau suku bangsa yang sedang diteliti.
Kebudayaan yang bersangkutan dalam penelitian ini kebudayaan yang ada
pada masyarakat suku Melayu di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai
Selatan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Hal ini diperlukan untuk
menangkap konsep-konsep estetik yang terwadahi didalam kosa kata bahasa

6
tersebut, dengan setepat-tepatnya. Karena, terkadang narasumber
menggunakan bahasa-bahasa daerahnya, sehingga jika peneliti tidak
memahami dengan baik bahasanya maka akan kesulitan dalam melengkapi
data.
Sebagai bagian dari kelengkapan pengetahuan, peneliti mempelajari
struktur sosial dari masyarakat yang empunya tari yang sedang diteliti.
Pemahaman ini amat diperlukan karena tidak jarang ragam dan jenis tari
dalam suatu kebudayaan mempunyai pengkhususan peruntukkan bagi
golongan- golongan sosial tertentu. Tidak jarang pula para pelaku
tarinya pun dari golongan tertentu.
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dalam bentuk deskriptif yang berkaitan dengan fungsi tari
Radat Kami Pemuda Islam Indonesia. Data ini diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara kepada tokoh kesenian di Desa Sarilaba.A
Kecamatan Jawai Slatan Kabupaten Sambas. Data yang diperoleh berupa
data mengenai sejarah tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia di Desa
Sarilaba.A, musik iringan Radat Kami Pemuda Islam Indonesia, tata rias
dan busana, waktu pelaksanaan, gerak tari Radat Kami Pemuda Islam
Indonesia, fungsi serta penari pada tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari tokoh
masyarakat di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten
Sambas yang mengetahui banyak mengenai tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia,Warga masyarakat selaku seniman serta pelaku seni yang
menggagas berdirinya sanggar Purnama di Desa Sarilaba.Ayang telah
mempopulerkan tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia. Data selanjutnya
akan diperoleh dari Rohim, beliau merupakan cucu dan penerus Aki
Tamsi sebagai pelaku seni di sanggar Purnama Desa Sarilaba.A Kecamatan
Jawai Selatan Kabupaten Sambas.
Saat melakukan wawancara peneliti berharap narasumber dapat
memberikan informasi akan keberadaan tokoh masyarakat lain yang
mengetahui tentang tarian ini atau penari yang yang permah membawakan
tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia. Dari hasil wawancara,
narasumber berkata bahwa saat ini hanya beliau-beliaulah yang masih

7
mengetahui tentang tarian ini, karena rekan- rekan sebayanya telah meninggal
dunia. Sedangkan penari-penari yang terdahulu sudah tidak tahu
keberadaannya, karena setelah menikah mereka sudah tidak pernah lagi
berkomunikasi. Inilah alasan peneliti hanya menggunakan 3 narasumber
sebagai sumber data.
Untuk memperoleh data yang mengungkapkan masalah dalam suatu
penelitian, maka perlu dipilih teknik pengumpulan data yang sesuai tujuan
penelitian. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan dan interview (wawancara), dan digabung keduanya
(Sugiyono, 2010:194). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik
pengumpulan data yaitu observasi, teknik wawancara dan teknik
dokumentasi. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti.
a. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan langsung di lokasi penelitian
(situasi), bertujuan mengamati dan mendengar untuk mencoba memahami,
mencari jawaban, dan mencari bukti terhadap fenomena sosial. Observasi
menampilkan data dalam bentuk prilaku, baik disadari maupun kebetulan,
yaitu masalah-masalah yang berada di balik prilaku yang disadari itu dengan
menyajikan sudut pandang menyeluruh mengenai kehidupan sosial
budaya tertentu (Ratna,2010:217) Peneliti melakukan observasi langsung ke
lapangan untuk memperhatikan secara akurat, mencatat kejadian dan
informasi yang berkaitan dengan tari Radat Kami Pemuda Islam
Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten
Sambas yang menjadi objek analisa peneliti.

b. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang

8
menjawab pertanyan. Metode interview adalah sebuah dialog atau tanya
jawab yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu pewawancara dan
terwawancara secara berhadapan (face to face). Wawancara dalam
penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi
informasi yang jelas dari informan. Pertanyaan yang diajukan berhubungan
dengan sampel penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara
kepada tokoh-tokoh kesenian yang mengetahui tentang tari Radat Kami
Pemuda Islam Indonesia di Desa Sarialaba.A Kecamatan Jawai Selatan
Kabupaten Sambas.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dapat melengkapi lagi
dari observasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 jenis wawancara
yaitu dengan wawancara tak berstruktur (unstructured interview),dan
wawancara terstruktur

Pedoman Wawancara
Daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti, kemudian dijadikan
pedoman untuk mewawancarai narasumber. Pertanyaan yang diajukan
kepada narasumber berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian.
Rumusan masalah yang berkaitan dengan fungsi tari Radat Kami
Pemuda Islam Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan
Kabupaten Sambas.
Kamera foto dan video
Kamera foto dan video merupakan alat untuk mengambil gambar diam
dua dimensi dan gambar bergerak. Penggunaan kamera berfungsi untuk
mengabadikan setiap gerakan tari tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia
sebagai bahan dokumentasi.
Handyrecorder
Handyrecorder digunakan untuk merekam suara secara langsung pada saat
proses wawancara antara peneliti dan narasumber sehingga dapat membantu
peneliti dalam mengarsipkan data penelitian secara akurat.
Buku Catatan
Buku catatan adalah buku yang berisi tentang catatan singkat mengenai
informasi terkait dengan penelitian.

9
Dalam penelitian kualitatif validitas dan relibilitas disebut juga
keabsahan data schingga instrumen dan alat ukur yang digunakan akurat
dan dapat dipercaya ni berarti bahwa semua materi penelitian seperti
catatan lapangan, fotografi, dan dokumen harus bisa dicek akurasinya.
Uji keabsahan data dilakukan agar data yang disajikan dalam bentuk laporan
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara kredibel.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung. Pada penelitian ini peneliti melakukan pemilihan dan
informasi melalui tiga teknik yaitu, reduksi data, penyajian data dan penyajian
kesimpulan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang dimaksud yang dalam
penelitian ini adalah data yang berupa informasi dari warga masyarakat.
Data tersebut meliputi fungsi, filosofi, dan tujuan penyajian tari Radat Kami
Pemuda Islam Indonesia.
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bias dilakukan dalam
bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Sedangkan
kesimpulan merupakan langkah selanjutnya, kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat umum sampai akhirnya menjadi lebih rinci
dan kuat. Analisis setelah data terkumpul adalah analisis yang
dilakukan setelah semua data yang diperlukan dirasa cukup dan peneliti
meninggalkan lokasi penelitian. Proses analisis setelah pengumpulan data
dilakukan peneliti berdasarkan hasil-hasil yang dikumpulkan dari subyek
yang diteliti. Sehingga semua hal yang diteliti dapat dideskripsikan secara
cermat. Dan menghasilkan simpulan yang dapat dipertanggungjawabkan baik
secara ilmiah maupun secara fakta. Langkah-langkah analisis data yang
dilakukan sebagai berikut :

10
a) Menganalisis fungsi tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia di
Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat.
b) Menganalisis dan mengaitkan data-data yang telah diperoleh dengan
landasan teori yang digunakan dalam penelitian.
c) Mendiskusikannya dengan dosen pembimbing.
d) Menyimpulkan hasil analisis.
Tahap persiapan dilakukan dengan cara mencari informasi tentang tari
Radat Kami Pemuda Islam Indonesia, peneliti melakukan studi pendahuluan
di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas dan
penyusunan proposal penelitian untuk diseminarkan. Studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti adalah mengunjungi seniman tari yang ada di Desa
Sarilaba.Atersebut, sehubungan dengan fungsi tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia. Untuk melengkapi informasi peneliti akan melakukan
wawancara pendahuluan terhadap seniman sekaligus pelaku tari. Setelah
dirasa informasi yang diinginkan telah didapat, peneliti akan
mengembangkannya lebih lanjut dalam bentuk proposal penelitian
Pada tahapan ini peneliti akan melakukan observasi dan dokumentasi
untuk mengumpulkan data dan informasi sehubungan dengan tari Radat
Kami Pemuda Islam Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai
Selatan Kabupaten Sambas. Peneliti akan mendatangi kediaman untuk
menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan peneliti.
Pada tahapan ini peneliti akan melakukan penyusunan proposal
penelitian, selama melakukan penyusunan, peneliti konsultasi secara informal
dengan dosen pembimbing. Hasil dari konsultasi dengan dosen
pembimbing peneliti melakukan perbaikan sebagimana yang disarankan oleh
dosen pembimbing.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


Fungsi Tari Radat
Fungsi merupakan hubungan yang terjadi antara kegunaan satu hal
dengan hal yang lain dalam satu sistem yang terintegrasi (Purwanto,
2000:143). Fungsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah manfaat tari
Radat Kami Pemuda Islam Indonesia pada masyarakat Desa Sarilaba.A

11
Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Menurut pemaparan dari
informan peneliti yaitu warga masyarakat, pada masa lalu beberapa penggiat
seni, mengalami keresahan atas kebiasaan sehari-hari masyarakat Desa
Sarilaba.Ayang lepas dari moralitas dan aturan agama seperti berjudi, minum-
minuman keras dan sebagainya. Warga masyarakat beserta kerabatnya
mencoba untuk menciptakan suatu kesenian yang berlandaskan agama Islam
sebagai satu diantara usaha mereka menyelaraskan dan mengubah
pandangan masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan buruk mereka
Maka dari itu, beliau menciptakan menyajikan tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia khususnya pada acara dan memperingati hari besar dalam
agama Islam sebagai satu dantara usaha untuk memberikan pencerahan
kepada generasi muda yang berperilaku menyimpang dari ajaran
agama Islam. Radat merupakan bahasa serapan dari bahasa arab yaitu
Raudah yang memiliki makna harfiah sebagai persembahan atau
penyerahan. Sedangkan warga masyarakat sebagai penggiat seni yang
pernah menarikan tarian tersebut untuk pertama kalinya.
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan beberapa hal yang
berhubungan dengan fungsi tari dalam masyarakat pada penyajian tari
Radat Kami Pemuda Islam Indonesia. Pada masa awal kemunculannya,
tarian tersebut tergolong dalam tari sebagai media pendidikan sebagai
sarana media dakwah, yaitu keindahan gerak yang disajikan merupakan
imitasi dan stilisasi yang merepresentasikan dari gerakan-gerakan sholat
yang merupakan satu diantara ibadah agama Islam. Hal tersebut bertujuan
untuk memberikan pencerahan kepada generasi muda yang
berperilaku diluar ajaran agama Islam. Selain itu, gerak yang disajikan juga
merupakan transformatif dari syair yang dinyanyikan pada musik iringan
tari. Penyajian tari tersebut dibawakan oleh penari kaum laik-laki yang
berjumlah 6 sampai 8 orang dan diiringi oleh musik perkusi Tar dan syair
yang menggunakan bahasa arab yang diambil dari Kitab Kuning pada awal
penciptaannya. Syair tersebut juga memiliki makna dan bertunjuan untuk
mensiarkan agama serta ajaran-ajaran kebaikan yang berlandaskan ajaran
agama Islam kepada masyarakat Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai
Selatan Kabupaten Sambas. Memasuki masa popularitasnya, syair

12
berbahasa arab tersebut diterjemahkan dan digubah menjadi bahasa
Indonesia agar dimengerti oleh masyarakat umum.
Syair berbahasa Indonesia tersebut digubah digunakan pertama kali
pada tahun 70an ketika kelompok kesenian yang digandrungi masyarakat
mendapat kesempatan untuk menyajikannya tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia di Surabaya pada acara Pekan Pemuda
Rancangan Implementasi Hasil Penelitian
Dalam dunia pendidikan, seni tari juga ikut berperan penting sebagai
salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Pendidikan dan
pengalaman tari memberikan empat segi manfaat, menurut Murgiyanto
(2004:152), sebagai berikut:
1. Pribadi,tari memberikan rasa
kesenangan dan kegembiraan pada pelakunya. Karena gerakan tari dilakukan
oleh seluruh tubuh secara intelektual,emosional dan fisikal. Tari merupakan
sarana yang sangat ideal untuk menumbuhkan kesadaran diri,
perkembangan diri dan rasa. percaya diri bagi anak-anak. Persepsi anak
meningkat ketika mereka mulai dapat melakukan rangkaian gerak dan
menyesuaikan diri dengan irama musik pengiring. Jika diajarkan secara
kreatif, tari dapat menumbuhkan imajinasi anak.
2. Sosial, membimbing anak untuk mengenal dirinya tetapi juga
mengenal orang lain lewat pengenalan terhadap pengalaman sedih, gembira,
cinta, kalah dan sebagainya. Dengan kesadaran posisinya di dalam
kelompok ketika menari, anak-anak secara langsung belajar menempatkan
diri ditengah masyarakat.
3. Kebudayaan,diIndonesia kita mengenal berbagai macam jenis dan
gaya tari.Hal ini memberikan kesempatan kepada anak- anak untuk
memahami dan menghayati nilai- nilai yang berbeda berdasarkan
perkembangan zaman.
4. Kreativitas, pembinaan kreativitas anak dapat ditumbuhkan
melalui kegiatan kesenian.
Pendidikan seni diberikan kepada siswa dengan tujuan khusus, tetapi
semuanya harus didasari oleh keyakinan, bahwa seni membentuk
kepekaan siswa sejak pertama kali mereka mengalaminya sebagai

13
bentuk dasar dari ekspresi. Dua buah model pengalaman belajar dalam
seni adalah resiasi dan ekspresi. Menurut Rosala (1999:101), apresiasi
mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengalaman nilai estetis yang
didasari pengalaman si pengamat dalam kesanggupan menerima karya
seni yang terarah dan bertujuan di dapat dari seni murni atau seni pakai.
Pendidikan seni dianggap sangat penting sebagai pembentuk
jiwa generasi muda agar menambah pengetahuan mengenai keberagaman
budaya Indonesia..
Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi di
atas, diharapkan hasil penelitian fungsi tari Radat Kami Pemuda Islam
Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten
Sambas ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran seni tari di sekolah.
Diharapkan siswa dapat mengapresiasi seni tari daerah sendiri. Dalam hal
ini peneliti memberikan konsep pembelajaran berupa bahan ajar dengan
menggunakan media pembelajaran.
Materi yang dipilih sesuai dengan penelitian ini adalah tari Radat Kami
Pemuda Islam Indonesia yang berkaitan dengan fungsi tari dan
perkembangannya di lingkungan masyarakat di Desa Sarilaba.A Kecamatan
Jawai Selatan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Tujuan disarankannya
tarian tersebut sebagai bahan ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA)
kelas X yaitu:
1. Agar siswa dapat mencintai, menghargai, memahami seni tradisi
daerah sendiri dan dapat melestarikan seni tradisi daerah
khususnya pada substansi fungsi tari di Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat.
2. Melalui bahan ajar ini siswa diharapkan mampu
mengapresiasi. mengekspresikan diri, sehingga memunculkan
minat untuk menjadi siswa yang aktif.
3. Melalui bahan ajar ini diharapkan guru memberikan
informasi yang bermanfaat bagi siswa dan guru dapat
menanamkan rasa mencintai kesenian daerah kepada siswa.
Menurut Soedarsono (dalam Sedyawati,1984:103), pelajaran tari
untuk sekolah tak boleh hanya terdiri dari latihan langkah- langkah

14
dan ragam-ragam tari ataupun hanya terdiri dari pelajaran sejarah dan
pengetahuan tari saja, tetapi lebih dahulu harus diberikan kerangka
konsepsional dan kebebasan untuk
mencipta bagi anak-anak. Pembelajaran yang dilakukan di kelas dapat dimulai
dengan melakukan pengenalan terlebih dahulu mengenai tari Radat Kami
Pemuda Islam Indonesia secara singkat sehingga dapat menimbulkan rasa
ingin tahu yang kuat dari siswa
Selain itu siswa dapat diberikan stimulus dengan menyaksikan
penyajian tari Radar Kami Pemuda Islam Indonesia melalui arsip audio
visual yang telah dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat
menimbulkan rasa bangga siswa terhadap seni tradisi daerah sendiri. Melalui
bahan ajar ini diharapkan dapat menimbulkan kreativitas siswa sebagai
wujud mencintai kebudayaan bangsa, sehingga siswa dapat mempelajari
kesenian daerah Kalimantan Barat. Berikut rencana pelaksanaan
pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN


Berdasarkan pembahasan yang telah
dilakukan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini terdapat beberapa
kesimpulan dari hasil penelitian tentang “Fungsi Tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia di Desa Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten
Sambas”. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian sebagai berikut.
TariRadat Kami Pemuda Islam Indonesia pada masa awal
kemunculannya termasuk dalam media pendidikan dalam penyampaian ajaran
agama Islam. Sesuai dengan fungsinya, penyajian tarian ini pada awalnya
bersifat profokatif ke arah yang positif, bertujuan untuk menarik perhatian
masyarakat agar tergugah dalam memperbaiki moral, memiliki cara berfikir
yang lebih baik dan melakukan pembelajaran yang bersifat agamis. Sehingga
tarian tersebut menjadi satu diantara media dakwah yang lebih dekat
dengan masyarakat khususnya di Desa Sarilaba.A, Kecamatan Tebas,
Kabupaten Sambas.

15
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dipaparkan, maka
peneliti memberi saran kepada berbagai pihak. Tari Radat Kami Pemuda
Islam Indonesia merupakan satu di antara tari tradisional di Desa
Sarilaba.A Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas ini hendaknya tetap
dilestarikan. Karena belakangan ini popularitas akan kesenian tersebut mulai
menurun khususnya di kalangan anak muda serta warga setempat.
Diharapkan juga penelitian ini dapat menjadi material informasi bagi
masyarakat ataupun lembaga kesenian, pendidikan dan kebudayaan serta
penggiat seni lainnya yang belum mengetahui akan keberadaan Tari
Radat Kami Pemuda Islam Indonesia. Diharapkan juga tarian ini dapat
dijadikan sebagai materi bahan ajar di lembaga pendiikan formal maupun
non formal khususnya lembaga pendidikan di Kabupaten Sambas sebagai
tempat kesenian tersebut dilahirkan. Selain itu, dengan adanya penelitian
ini dapat membantu para peneliti tari Radat Kami Pemuda Islam Indonesia
menjadi penelitian yang relevan, yang berkelanjutan untuk menemukan
beberapa informasi yang belum dibahas secara terperinci pada hasil
penelitian ini. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini menjadi satu di antara
pemantik untuk melakukan penelitian selanjutnya.

16
DAFTAR RUJUKAN
Bogdan, tylor.1990. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Darmadi, Hamid. 2011. Metodologi
Penelitian
8. Problematika Seni.
Terjemahan Widaryanto, Bandung: ASTL.
Murgiyanto, Sal. 1992. Koreografi. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nazir, Mohammad. 200S. Metode Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia. Pramutomo,R,M, 2008. Etnokoreologi
Nusantara. Surakarta: Institut Seri
Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai