KOREOGRAFI
Disusun oleh:
7A
2021/2022
KEBERADAAN TARI NAPA PADA BIMBANG ADAT SUKU SERAWAI DI
A. Latar Belakang
Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan dihuni oleh penduduk aslinya yaitu suku
Serawai. Suku Serawai memiliki kesenian tradisional yang berperan penting dalam
kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu kesenian tradisional yang sampai sekarang masih
ada pada masyarakat suku Serawai dan sekaligus sebagai ciri khas tari tradisional masyarakat
Serawai adalah tari Napa. Tari ini telah digunakan oleh masyarakat bengkulu selatan secara
turun temurun sebagai salah satu warisan kebudayaan nenek moyang masyarakat bengkulu
selatan.
Tari Napa adalah ekspresi jiwa masyarakat Bengkulu Selatan yang di tuangkan dalam
bentuk tari tradisional kerakyatan. Asal kata Napa adalah papa yang di ambil dari bahasa
bengkulu selatan yang berarti mengiringi. Napa berarti membawa atau mengiringi pengantin
dari halaman rumah ke dalam rumah. Lahirnya tari napa tidak diketahui kapan waktunya.
Pewaris tari napa ini dapat dilihat dari tiga pewaris terakhir yaitu umar menurunkan ilmunya
kepada jemaip dan pewaris terakhir yang masih hidup sampai saat ini dan menjadi informan
Tari Napa diciptakan sebagai tari tradisional dari kebiasaan masyarakat setempat yaitu
berkumpul dan mempelajari pencak silat namun tarian dalam “tari Napa” ditampilkan oleh
para laki-laki saja dalam bimbang adat suku Serawai karena pada masyarakat bengkulu
selatan wanita tidak boleh melakukan gerakan bela diri seperti laki – laki, sebab gerakan pada
kekuatan. Dengan bentuk gerak menyerupai pencak silat. Gerak pada tari Napa yaitu, masang
kuda-kuda, tangkap tangan, masuk luar, masuk dalam. Gerak yang digunakan pada tari napa
tidak ada urutan tetap. Semua urutan gerak di pakai sesuai dengan ketentuan penari pada saat
menampilkan tari napa. Arah hadap penari tari napa mempunyai ketetapan kedua penari
selalu berhadapan. Pada saat tari napa ini ditampilkan terdapat lengguai (tempat sirih) sebagai
tanda tempat dilaksanakan tari dan penghargaan kepada pemuka adat. Tempat pertunjukan
tari napa di halaman rumah yang mengadakan acara bimbang adat atau di tempat menerima
tamu pemerintah. Musik yang digunakan dalam tari napa yaitu rebana, serunai, dan gendang.
Kostum yang digunakan adalah kostum tradisional adata serawai yaitu celana panjang dasar,
kain songket pengantin, baju kemeja panjang warna putih disertai jas hitam dan kopiah
pengantin.
Menurut bapak ketua Badan Musyarawah Adat di Kota Manna, Kabupaten Bengkulu
Selatan mengatakan bahwa biasanya ketika tarian Napa ini dilakukan paling sedikit dua
pasang penari Napa dan paling banyak empat pasang penari Napa yang tampil. Tari Napa di
ciptakan sebagai tari tradional yang berfungsi sebagai tari penyambutan pengantin saat
bimbang adat (bimbang adat adalah upacara pernikahan adat yang acaranya diadakan tuan
rumah yang akan menikahkan anaknya selama tujuh hari tujuh malam) yaitu ketika kedua
pengantin tiba ke tempat acara yang diadakan. Selain itu Tari Napa juga berfungsi sebagai
penyambutan tamu pemerintahan. Tari Napa menceritakan pertarungan dua orang yang saling
beradu kekuatan. Sebelum tari Napa dimulai oleh para penari atau pendekar terlebih dahulu
diawali dengan bedindang. Bedindang adalah salah satu syarat untuk melaksanakan tari
Napa, sebelum bedindang dilaksanakan maka tari Napa tidak boleh dimulai. Oleh karena itu,
tari Napa dilaksanakan setelah bedindang atau memukul alat musik rebana.
Tari Napa ini sudah jarang diadakan karena sudah masuknya budaya modern seperti
organ tunggal yang mulai menjiwa di masyarakat Kota Manna. Dalam tarian Napa meskipun
sudah hampir mati tetapi latihan-latihan seperti mencak tetap bisa dilaksanakan ketika ada
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah
yang nantinya akan dibahas pada penelitian ini yang secara khusus menggali mengenai
keberadaan tari Napa pada bimbang adat suku Serawai. Penelitian ini berupaya untuk
mengidentifikasi tentang bagaimana keberadaan tari Napa pada bimbang adat suku Serawai
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah serta untuk
mengetahui dan memahami keberadaan tari Napa pada bimbang adat suku Serawai di Kota
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari analisis keberadaan tari Napa pada bimbang adat suku Serawai di Kota
1. Penelitian terhadap tari Napa agar berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri,
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan salah satu usaha untuk mengetahui sejauh mana
peneliti-peneliti terdahulu telah meneliti tentang keberadaan tari Napa pada bimbang
adat suku serawai di kota manna kabupaten bengkulu selatan. Tujuannya agar tidak
terjadi tumpang tindih dengan yang peneliti lakukan. Tinjauan pustaka dilakukan
dengan cara mencari sumber-sumber berupa buku, skripsi, makalah, tesis, jurnal
maupun media tontonan agar dapat dijadikan pandangan atau rujukan ketika membahas
masalah-masalah yang dikaji. tinjauan pustaka yang telah dilakukan ada berupa tulisan
serta media tontonan dalam bentuk tertulis maupun visual yang ada kaitannya dengan
pokok bahasan.
Etika Junita (2013) Universitas Negeri Padang (UNP) jurnal dengan judul “ Tari
pada jurnal ini menjelaskan bahwa dengan melihat tinjauan koreografi Tari Napa
banyak menggunakan garis lurus dan garis lengkung, sesuai dengan asal usul tari napa
yang merupakan gerakan pencak silat yang sudah di stilirisasi sehingga lebih mudah.
Dwi Septi Fitriani (2019) Universitas Bengkulu (UNIB) jurnal dengan judul “
Makna Tari Napa Pada Suku Serawai Bengkulu Selatan”. Pada jurnal ini menjelaskan
mengenai makna dari setiap rangkaian tari napa yang dimulai dari makna gerakan,
makna kostum, dan makna musik yang di sajikan dalam tari napa.
Landasan teori yang digunakan dalam menganalisis masalah yang akan di teliti
permasalahan pada Tari Napa Pada Bimbang Adat Suku Serawai di Kota Manna
Bengkulu Selatan. Membahas dan mengkaji masalah yang terangkum dalam penelitian
ini, akan digunakan beberapa teori dan pendapat para ahli. Artinya penulis
menggunakan teori dan pendapat yang relevan dengan permasalahan yang akan di teliti.
kesenian tari melangkah maju dan berkembang sejalan dengan kehidupan manusia.
Dimana manusia masih mampu bergerak, maka tari akan terciptaa dan berkembang.
Manusia menciptakan tari sesuai dengan ungkapan hidup dan juga merupakan
rangkuman gerak yang bersumber dari alam sekeliling, tari merupakan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah. Tari adalah gerak ritme
yang dibentuk dengan tubuh sebagai media di dalam ruang, tari adalah salah satu
peryataan budaya.
masyarakat yang biasanya di pelihara melalui berbagai upacara, namun akan tetap dapat
bergeser dan akhirnya akan berubah oleh pergantian generasi, ruang dan waktu
keberadaan keberadaan tari telah muncul sejak manusia ada dan keberadaan tari ini
sudah ada mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Bagi masyarakat keberadaan ini
merupakan salah satu aspek dan masih tetap terpelihara hingga sekarang. Terkait
dengan keberadaan tari dapat dilihat dari segi aspek, sejarah, adat istiadat, agama dan
masyarakat setempat.
bahwa bentuk merupakan wujud yang diartikan sebagai hasil dari berbagai elemen –
elemen tari yaitu gerak, penari, rias, kostum, musik, properti dan tempat pertunjukan.
Pendapat di atas dapat dikaitkan dengan objek yang dibahas. Dilihat dari struktur tari
Napa, Y. Sumandiyo Hadi juga mengatakan bahwa analisis struktur tari terdapat adanya
tata hubungan antara bentuk dan struktur. Pendapat ini digunakan untuk melihat
struktur tari yang berhubungan dengan bagian – bagian bentuk tari napa secara
permasalahan dalam penelitian yang akan dibahas oleh peneliti, membahas persoalan
yang ada di lapangan dan menjadikan pedoman dalam membahas keberadaan tari napa
pada bimbang adat suku serawai di kota manna kabupaten bengkulu selatan.
G. Metode Penelitian
Dalam menghasilkan suatu penulisan yang baik, maka diperlukan suatu metode
yang merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui serangkaian proses
yang panjang. Dalam konteks ilmu sosial, kegiatan penelitian diawali dengan adanya
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dengan
teknik pengumpulan data disesuaikan dengan sifat penelitian, yaitu penelitian kualitatif.
Mengkaji data yang dijabarkan menurut analisa dan didukung sumber terkait lainnya.
Menurut Bogdan dan Toylor yang dikutip oleh Maleong mendefinisikan pendekatan
kualitatif sepagai prosedur Penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
tepat terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisis data adalah
diteliti yaitu tekstual dan kontekstual. Kesenian tari tradisional di Bengkulu sudah
sangat menurun dan hampur punah, namun peneliti mendapatkan informasi dari
seorang seniman Bengkulu yang bernama Arsyid Mensatip bahwa masih ada tarian
tradisi Bengkulu yang hidup di tengah masyarakatnya yaitu tari napa suku sarawai
yang ada di kota manna bengkulu selatan. Dari sanalah peneliti mulai tertarik
dengan tari napa yang masih hidup dan diakui oleh masyarakatnya ketika banyak
tarian Tradisi di Bengkulu banyak yang hampir punah. Data primer dalam
penelitian ini berupa informasi berkaitan dengan pertunjukan tari napa dan yang
diperoleh dari Narasumber yakni pewaris terakhir tari napa. Sebelumnya peneliti
mendaptkan informasi tentang tari napa. Data sekunder yang diambil berhubungan
dengan foto-foto pertunjukan tari napa serta salah satu video pertunjukan Tari napa
yang diambil oleh peneliti saat melakukan penelitian di kota manna, kemudian
a. Studi Lapangan
Studi lapangan merupakan suatu studi yang sangat penting dalam usaha
penelitian. Melalui studi lapangan ini, peneliti akan menemukan bahan utama
untuk menjawab rumusan masalah. Berkaitan dengan penellitian, lokasi yang
merupakan tempat penelitian bagi peneliti adalah di kota manna bengkulu selatan.
paling strategis untuk melakukan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah untuk mendapatkan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
1) Observasi
Observasi adalah salah satu cara untuk mengamati langsung tari napa suku serawai
di kota manna bengkulu selatan. Yang mana peneliti mencari narasumber yang
2) Wawancara
napa. Bapak YB selaku ketua Badan Musyawarah Adat di Kota Manna, kabupaten
3) Dokumentasi
berkaitan dengan objek penelitian, sebagai sumber awal yang akan dijadikan bahan
acuan dalam penelitian tari Napa. Melakukan pelacakan sumber yang dilihat
melalui buku-buku, arsip, dokumen, jurnal, koran majalah, teksteks sastra, katalog,
brosur, media sosial, dan sejenisnya yang relevan dengan permasalahan yang akan
dikaji peneliti.
c. Analisis data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, baik secara langsung ataupun
dengan menggunakan teori dan pendapat ahli yang sesuai dengan permasalahan
Jadwal Pelaksanaan
Bulan Januari – Juli Tahun 2023
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei juni Juli
1. Persiapan
2 Pengajuan judul dan Tor
Pengusulan Pembimbing
3
4 Bimbingan proposal
5 Seminar Proposal
6 Revisi Proposal
7 Pelaksanaaan penelitian
Studi pustaka
Studi lapangan
- observasi
- wawancara
8 Rekapitulasi data
9 Pengolahan dan analisis data
10 Bimbingan skripsi
11 Penulisan dan penyusunan skripsi
12 Ujian komprehensif
13 Revisi skripsi
14 Pengumpulan skripsi
I. Sistematika Penulisan
Dari data – data yang di peroleh kemudian analisis dan disusun dengan
BAB I Pendahuluan Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian
dan manfaat penelitian Tari Napa pada bimbang adat suku serawai di kota manna
bengkulu selatan.
BAB III Metode penelitian berisikan lokasi penelitian, data penelitian, teknik
BAB IV Berisikan pembahasan tentang Keberadaan Tari Napa pada Bimbang Adat
J. Daftar Pustaka
Junita. 2013. Tari Napa di kecamatan kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
Fitriani, Dwi Putri. 2019. Makna Tari Napa di Kota Manna Bengkulu Selatan. Dari
sumber website :
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jsn.DOI://doi.org/10.33369/jsn.5.1.1-21.