Abstract
Saluang Pauh is a form of Minangkabau wind instrument in the city of Padang. Traditionally, Saluang Pauh will
appear when there is kaba to be accompanied. This means that the appearance of Saluang Pauh functions as an
accompaniment to the kaba or saluang will not appear singly. Kaba is one of the arts of speech that tells the various
patterns of life of the Minangkabau people. Siginyang Saluang Pauh was inspired by Saluang Pauh's appeal before
entering the Kaba. Garitiak from the melody created by the singer of Saluang Pauh seems to be urging the
Minangkabau people to look back before continuing the journey as far as they go and don't forget their hometown in
accordance with the Minangkabau philosophy of "satinggi Tinggi tabang stork, jatuah ka kubangan juo". This study
aims to explore the artistic value contained in the Saluang Pauh performance and inform the country's children so
that they can love their own art and culture so they don't get lost in the masses and create a new musical composition
that is processed from the interwoven melodies of Saluang Pauh. The process of research and creation of musical
compositions was carried out with the stages of collecting data, validating data with instruments, writing the
structure of the performance and making basic notation of some Saluang Pauh rhythms and development notation.
The research of Siginyang Saluang Pauh's musical composition uses qualitative and quantitative research methods
with an analytical descriptive approach, with stages (1) Observation and literature study, (2) Research to locations
where Saluang Pauh grows and develops. (3) The interpretation and experimentation that resulted in the
interpretation pattern of this study was carried out for approximately one month.
Keywords: Siginyang, Saluang Pauh, Kaba, Garitiak.
How to Cite: Desmawardi, D. Sriyanto, Nazrita, A.Y, Andriana, M. (2022). Siginyang Saluang Pauh Dalam
Menembus Perkampungan Seni di Kota Padang. Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 6 (1): 148-161.
*Corresponding author: ISSN 2549-1660 (Print)
E-mail: desmawardi.sutanmudo@gmail.com ISSN 2550-1305 (Online)
148
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 6 (1) (2022): 148-161
maota sambil minum kopi, bermain dendang atau kaba yang akan
domino atau main koa. Begitu juga dengan disampaikan.
kegiatan sosial, misalnya dalam acara Secara tradisional kesenian Saluang
perkawinan atau upacara kematian Pauh disebut dengan dendang Pauh, yang
kolektivisme masih terasa. Lambat laun merupakan kombinasi vokal dan Saluang
peristiwa ini akan menipis bahkan akan Pauh dengan fungsi dan peranan masing-
aahbis sama sekali dikarenakan Padang masing. Kata Saluang adalah penamaan
sebagai ibu kota Propinsi tentu akan selalu alat musik yang terbuat dari bambu yang
berbenah diri sesuai aliran zaman. Nah tipis dan biasa disebut di Minangkabau
peristiwa ini sangat dicemaskan olah dengan sebutan”Talang” sedangkan Pauh
Pemda Kota Padang saat ini, sehingga adalah nama daerah di mana kesenian ini
untuk mengatasi hal tersebut, diadakanlah tumbuh, penggabungan dua kata tu
berbagai bentuk kerja sama dengan terbentuklahlah satu bentuk seni
berbagai perguruan tinggi di Sumatera Pertunjukan yang disebut dengan
Barat, salah satu adalah Institut Seni “Saluang Pauh” yang akan tampil apabila
Indonesia (ISI) Padang Panjang. apabila suda hada peniup Saluang dan
Peneliti sebagai akademisi ISI pen-Dendang. Fadilla Hediankar,
Padangpanjang mendengar peristiwa menjelaskan bahwa Saluang Pauh adalah
tersebut langsung mengambil sikap untuk sejenis alat musik tiup yang terbuat dari
meneliti Saluang Pauh sebagai cikal bakal bambu tipis (talang), menurutnya apabila
“Tematik Perkampungan Seni” di kota di lihat secara sekilas maka alat musik ini
Padang yang sedang dirancang oleh menyerupai Bansi (alat musik tiup
Pemda Padang tersebut. Minangkabau yang mempunyai tujuh
lubang nada) akan tetapi memiliki ukuran
yang lebih besar. Kesenian Saluang Pauah
merupakan suatu corak dan ragam budaya
Pauah Kota Padang yang harus
dikembangkan didalam masyarakat Pauah
Kota Padang. Musik Saluang Pauah adalah
alat musik yang mengiringi nyanyian
dengan lagu-lagu yang berupa
cerita. Saluang Pauh adalah sejenis alat
musik tiup yang terbuat dari bambu tipis
Foto 1. Afrizal (bujang Lolit) sedang (talang). instrument ini memiliki enam
memperagakan lagu Pado Pado sebagai lagu buah lubang nada dan merupakan alat
pemukaan. musik tiup jenis wistle flute (mempunyai
Foto: Desmawardi, 1 November 2021 lidah), hal ini tentunya sangat berbeda
dengan beberapa Saluang di Minangkabau
Kesenian Saluang Pauh merupakan yang cenderung termasuk jenis
salah satu bentuk seni pertunjukan endblowing flute (tidak memiliki
tradisional Minangkabau yang tumbuh lidah). Jika dilihat secara sekilas maka alat
dan berkembang sejalan dengan musik ini menyerupai Bansi (alat musik
perkebangan penduduk di kelurahan tiup Minangkabau yang memiliki tujuh
Pauah. Hal ini dapat dibuktikan bahwa lubang nada) tetapi ukuran yang lebih
syair-syair lagu yang dimainkan dalam besar.
Saluang Pauh berupa pantun-pantun dan Berdasarkan pendapat di atas
setiap akan memulai lagu, Diwali dengan semakin jelaslah bahwa saluang pauah
imbauaan. Suara Saluang Pauh sampai tumbuh dan berkembang di daerah Pauah
pendendang merasa konsentrasi dan Padang yang sampai sekarang
penonton mulai fokus mendengarkan kehidupannya bertahan pada posisi
152
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 6 (1) (2022): 148-161
jenis pohon yang dapat menghasilkan Urang Bukiktinggi, dan Kaba Urang
buah untuk menunjang perekonomian Lubuak Sekapiang, serta Kaba Urang
masyarakat Pauah. Kelelahan pulang Mangilang Payokumbuah dan banyak lagi
bekerja di sawah dan ladang, diungkapkan kaba yang dapat disampaikan dalam
dalam dendang pauh dengan melodi ratok. pertunjukan Saluang Pauh.
Ratok adalah salah satu jenis dendang Sebagaimana telah disinggung di atas
dengan melodi mello (free ritem). tadi bahwa Saluang Pauh akan tampil
Fadila Deliankar memgatakan, bahwa apabila sudah ada tukang dendang dan
Kaba yang dilantunkan oleh pendendang tukang Saluang. Tukang dendang bisa satu
pada beberapa bagian dendang dapat sampai 3 orang, biasanyapendendang
menimbulkan respons dari penonton yang lebih dari satu itu penempilkan
berupa “Kuaian” yaitu sorakan spontan dendang yang ritmis. Apabila Saluang
dari penonton. Apabila ada suatu hal ganjil Pauh tampil membawakan kaba, biasanya
dalam dendang yang dianggap lucu, pendendangnya hanya satu orang. Hal ini
sehingga melalui interaksi tersebut timbul dilakukan agar konsentrasi pendendang
komunikasi antara penonton dengan lebih vokus kepada cerita yang akan
penampil dalam pertunjukan Saluang disampaikan. Dibalik peristiwa itu
Pauh. Interaksi-interaksi yang terjadi ternyata ada tersimpan faktor ekonomi,
dalam pertunjukan Saluang Pauh semakin karena orang yang mengundang bukan
meriah sehingga akan tercipta suatu bersifat pribasi. Masyarakat mengundang
bentuk pertunjukan yang mencerminkan berdasarkan grup, jadi kalau pendendang
sikap kerja sama dan sosial di masyarakat. lebih dari satu orang secara otomatis
Bagurau sendiri merupakan suatu wujud honor akan dibagi, sehingga membawa
interaksi sosial yang terbentuk melalui kekurangan kepada pendendang utama
komunikasi antara penonton (masyarakat) atau kepada peniup saluang.
dengan penampil dalam suatu Kesenian adalah salah satu unsur
pertunjukan Saluang Pauh.(May 2021) yang menyangga kebudayaan. Ia akan
D. Pertunjukan Saluang Pauh berkembang dan berubah sesuai dengan
Pertunjukan Saluang Pauh ini adalah kondisi dari kebudayaan itu sendiri (Umar
pertunjukan dendang yang didiringi oleh Kayam, 1981:15). Kesenian merupakan
alat musik yang terbuat dari bambu atau ekspresi budaya manusia, timbul karena
bisa disebut sebagai Saluang Pauh sebagai adanya proses sosial budaya yang terjadi
mana yang disebut di atas tadi. Musik di tengah masyarakat. Kesenian didukung
Saluang Pauh sebagai musik pengiring oleh sekelompok masyarakat tertentu
dendang. Dendang adalah salah satu yang dapat menunjukkan ciri-ciri serta
bentuk seni vocal yang bersifat gembira, sejarah budaya dari suatu daerah (Sal
kemudian disaat membawakan cerita Murgiyanto 2004.:10).
sedih biasanya terbentuk dalam kaba Dulu pendendang di Minangkabau
berisikan katan-kata nasehat sehingga tidak terlalu berharap uang sebagai upah
seni ini layak untuk di disaat tampil, tapi mereka lebih
pertunjukan. Namun dari penjelasan Kaba mengutamakan menyambung tali
adalah cerita prosa berirama berbentuk silaturrahim. Pekerjaan pendendang
narasi (kisah) dan tergolong pantun yang adalah sebagai pekerjaan sampingan,
panjang. Kaba (cerita) yang dibawakan sebagai mana falsafah mengatakan,
pada umumnya merupakan cerita “duduak bapamenan-tagak baparintang”
kontekstual yang menyangkut fenomena- sedangkan penghasilan utama mereka
fenomena yang terjadi di adalah Bertani atau buruh. Itulah
Masyarakat. Adapun beberapa judul Kaba sebabnya para seniman minang terdahulu
yang dibawakan seperti: Kaba Urang tidak ada atau jarang yang jadi miliader
Bonjo, Kaba Urang Lubuk Sikaping, Kaba atau orang kaya. Lain hal dizman yang
Urang Batawi, Kaba Urang Batipuah, Kaba modern sekarang ini, setiap apa yang
155
Desmawardi, Sriyanto, Azura Yenli Nazrita & Messy Andriana, Siginyang Saluang Pauh Dalam
Menembus Perkampungan Seni di Kota Padang
digerakn selalu pakai uang. Berhubung Bujang Lolit Seniman Saluang Pauh
kebiasaan yangbtwrjadi zaman dulu itu yang sekarang masih eksis mengatakan
sampai sekarang sulit untuk membina seni bahwa semula saluang ini hanya sebagai
budaya di Minangkabau, karena hiburan Pelepas Lelah, baik oleh
masyarakat sulit untuk membayar lebih senimannya maupun pendengar, karena
tinggi. Inilah salah satu faktor yang Saluang Pauh di pondok-pondok ronda,
membunuh karier seniman dan makin atau di tempat perkumpulan pemuda.
menjauh dari kehidupan seniman itu Kemudian berkembang dimana ada pesta
sendiri. perkawinan. Jadi secaa bercanda dia
Fadila Deliankar, sebagai suatu ngomong,kalau bisa tiaap minggu ada
produk budaya yang syarat akan nilai-nilai pesta perkawinan, agar mereka
kearifan lokal, kesenian Saluang Pauh dapatimbalan.
tidak banyak diketahui oleh masyarakat Bila kita berpegang pada pendapat
Minang-kabau. Masuknya pengaruh seni bapak Bujang Lolit ini, berarti Saluang
modern tentunya membuat perubahan Pauh kehidupannya sangat terseot seot.
persepsi dari masyarakat mengenai Pendapat tersebut didukung pula bapak
konsep seni pertunjukan. Penawaran bernama Tampan (seorang wartawan)
penawaran yang lebih menarik dari yang sering mempublikasikan Saluang
kemasan pertunjukan modern membuat Pauah dan kesenian lainnya di Padang.
masyarakat menganggap konsep sajian Beliau adalah pemerhati Keseian Saluang
seni Saluang Pauh lebih monoton. Jika Pauh. Sudah banyak usaha dilakukannya
dibandingkan dengan beberapa kemasan agar Saluang Pauh menjadi tuan rumah di
seni tradisional Minangkabau seperti negeri sendiri artinya beliau berharap
Talempong dan Saluang Darek yang telah pihak pemerintah dapat memperhatikan
mengalami perubahan bentuk dengan tentang Saluang Pauah sebagai kesenian
menambahkan unsur-unsur modern yang memiliki nilai tinggi. Hal ini
(instrumen kolaborasi dan perubahan dikatakannya karena selama ini
tonalitas) ternyata pertunjukan Saluang pemerintah sangat tidak peduli dengan
Pauh dari waktu ke waktu tidak nasib Saluang Pauh.
mengalami perubahan. Hal ini disebabkan Kemajuan teknologi sedikit
karena di dalam struktur pertunjukkan membantu memperkenalkan Saluang
Saluang Pauh memiliki unsur-unsur yang Pauh ke masyarakat luat. Tanpan sebagai
kompleks seperti ciri khas Irama Saluang pemerhati kesenian Salaung Pauh telah
Pauh (Pado-pado, Pakok 5 dan Pakok 6) memasukan ke Youtube dalam berbagai
dan penggunakan irama dendang yang kesempatan sehingga semula orang di luar
khas (Jain, Lereang, Baliang-baliang dan tempat tumbuh dan hidupnya kesenian
Lambok Malam). Struktur nada yang rumit Saluang Pauhn tidak mengenal apa itu
menjadikan Saluang Pauh sangat sulit Saluang Pauh, sekarang sudah dikenal
untuk digabungkan dengan instrumen orang. Namun orang mengenal hanya
modern (31 May 2021). sebatas tahu sperti apa pertunjukan
Saluang Pauh. Sampai saaat ini Saluang
Pauh Paling jauh petunjukannya ke daerah
pesisir Selatan, itu pun tidak sering. Pak
Tanpan seolah olah curhat kepada kami
sebagai peneliti yang kebetulan tim
peneliti di damping oleh 2 orang dari
Bapeda Kota Padang, yaitu ibu Widiyawati
Gambar 3. Mendengarkan penuturan Bujang Lolit
kepada tim peneliti dan tim dari Pemda
dan ibu Vivi Melalui bapak Tampan mohon
Kota Padang lah jangan di anak tirikan kesenian
Foto: Azzura, tanggal 3 November 2021 Saluang Pauh ini. Selama ini kehidupan
156
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 6 (1) (2022): 148-161
E.Struktur Penyajian
Apapun bentuk seni Pertunjukan
pasti ada struktur penyajiannya, sehingga
petunjukan itu akan enak di lihat dan
didengar. Begitu juga dengan saluamg
pauh. Menurut pengakuan bapak Bujang
Rolit bahwa penampilan saluang Pauh
mempunyai struktur antara lain;
1. Peniupan Saluang diawali dengan
istilah Pado Pado
2. Pakok Anam
3. Pakok Limo
4. Lereang
5. Lambok Malam.
157
Desmawardi, Sriyanto, Azura Yenli Nazrita & Messy Andriana, Siginyang Saluang Pauh Dalam
Menembus Perkampungan Seni di Kota Padang
158
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya, 6 (1) (2022): 148-161
159
Desmawardi, Sriyanto, Azura Yenli Nazrita & Messy Andriana, Siginyang Saluang Pauh Dalam
Menembus Perkampungan Seni di Kota Padang
UCAPAN TERIMAKASIH
Edward. (2002). Djamaris, Pengantar Sastra Rakyat
Alhamdulillah, rasa syukur dan Minangkabau, Jakarta, Yayasan Obor
terimakasih yang tak terhingga kepada Indonesia.
seluruh pihak yang telah membantu
peneliti selama melakukan penelitian ini, Edi Sedyawati. (1981). Pertumbuhan seni
baik dari Pemerintah Daerah Kota Padang, Pertunjukan, (Jakarta. Sinar harapan,
para seniman Saluang Pauah dan Fadila Deliankar. (2021). “Saluang Pauah Di
masyarakat di Kota Padang, dan para Minangkabau”, Mahasiswa Fakultas Ilmu
civitas Akademika ISI Padangpanjang yang Budaya, Sastra Daerah Minangkabau,
tidak dapat disebutkan namanya satu Universitas Andalas. Editor: Edwarman.
persatu. Semoga Allah SWT melipat
Merriam Alan.P. (1964). The Anthropology of Music.
gandakan pahala dari kebaikan Evanston: Northwesttern Univercity Press.
bapak/ibu/sdr semuanya, Aamiin.
Purnomo, T. W., & Aulia, S. M. (2020). Kajian
Organologi Alat Musik Saluang Pauh Buatan
DAFTAR PUSTAKA
Zulmasdi di Kota Padang. Gondang: Jurnal Seni
Arnol Hauser. (1974). The Sociology of Art, (Chicago dan Budaya, 4(1), 28-37.
London. The University of Chicago Press.
Tjetjep Rohendi Rohidi. (2000). Kesenian dalam
Abdul Syani. (1995). Sosiologi dan Perubahan Pendekatan Kebudayaan, Bandung. STSI
Masyarakat, Lampung. Pustaka jaya. Bandung Press.
Bandem. (2000). Seni Tradisi di Tengah Arus Sapardai Djoko Damono. (2005). Pegangan Penelitian
perubahan”. dalam Mahdi Bahar, ed, Seni Sastra Bandingan, Jakarta: Pusat Bahasa.
Tradisi Menantang perubahan. Bunga Rampai
. STSI Padangpanjang.
161