Anda di halaman 1dari 4

KARAWITAN

Disusun oleh :
Nama : Satria Pratama Wijaya
Kelas : X IPS 1
No : 29

SMA NEGERI RAMBIPUJI


PENDAHULUAN

Keragaman seni budaya nusantara merupakan pembentuk kebudayaan


nasional. Kita ketahui bahwa salah satu bagian dari kebudayaan itu di
antaranya kesenian. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa
kesenian daerah merupakan unsur penting dalam pembentuk kesenian
nasional. Apabila diteliti secara seksama tentang kesenian daerah yang ada di
Indonesia sangat beraneka ragam bentuk, hal ini merupakan salah satu di
antaranya. Karawitan merupakan salah satu bentuk kesenian yang ada di
Indonesia. Seperti kita kenal ada Karawitan Jawa, Karawitan Sunda, dan
Karawitan Bali serta banyak lagi jenis-jenis karawitan lainnya.

Karawitan sunda mempunyai ciri tersendiri, pertumbuhan, dan


perkembangannya sangat dipengaruhi oleh keberadaan orang Sunda serta
aspek sosial kehidupannya. Istilah karawitan dalam Bahasa Sunda merupakan
istilah baru, tetapi cepat meluas sehingga istilah karawitan dianggap sebagai
istilah yang telah baku dalam kesenian Sunda.

Pengertian yang telah memasyarakat tentang karawitan adalah seni suara


daerah yang berpedoman pada laras Selog dan Salendro. Banyak juga
pendapat-pendapat lain tentang karawitan, seperti pendapat para ahli
karawitan (pangrawit) Sunda. Yang perlu kita ketahui bahwa istilah
karawitan itu berasal dari Bahasa Jawa, mengingat sekitar kurang lebih tahun
1920, istilah karawitan dipergunakan pada sebuah kursus menabuh gamelan
di Keraton Surakarta.
ISI
A. Pengertian Karawitan
Karawitan adalah segala bentuk kesenian yang berakar dari kebudayaan
tradisional Indonesia. Tentu saja di dalamnya terdapat bentuk-bentuk seni,
kesenian, dan alat kesenian yang secara harfiah dikatakan dan masuk dalam
kategori tradisi seperti, kendang, goong, gamelan, kacapi, suling, celempung,
dll. Karawitan tidak hanya hidup di tatar Parahyangan (Sunda), akan tetapi
hidup pula di Jawa, Bali, Madura, Dayak, Batak. Istilah karawitan dalam
bahasa Sunda dapat dikatakan sebagai bentuk yang baru. Akan tetapi,
pemakaiannya cepat sekali meluas dan digunakan secara bebas, sehingga
istilah ini tidak terdengar asing baik di kalangan seniman maupun di
kalangan pendidik.

Istilah karawitan pertama digunakan dalam bahasa Jawa, sekitar tahun


1920. Istilah tersebut mengacu pada seni suara, yang digunakan sebagai nama
untuk kursus menabuh gamelan di Museum Radya Pustaka Keraton
Surakarta. Orang Sunda menggunakan istilah karawitan untuk jenis kesenian
Degung, Cianjuran, Kiliningan, Calung, Celempungan, dan berbagai jenis
seni suara lainnya yang memiliki ciri tradisi Sunda seperti sekar kawih, sekar
kapasindenan, sekar tembang serta seni suara yang dititik beratkan pada
panggunaan laras salendro, pelog, degung, dan madenda.

B. Fungsi Karawitan
1. Sebagai pengiring lagu atau nyanyian.
2. Untuk mengiringi tarian terutama tari Sunda.
3. Untuk pengisi suasana dalam suatu adegan sendra tari atau gending
karesmen.
4. Sebagai ungkapan rasa etika.
5. Sebagai pencerminan jiwa.
6. Sarana hiburan yang bersifat sosial bersifat sosial maupun komersial.
PENUTUP

Perangkat musik gamelan lengkap yang kita ketahui sekarang pada


mulanya hanya diawali dengan satu alat bunyi saja yaitu Gong. Kemudian
pada perkembangannya, ada penambahan sejenis gong kecil yang disebut
kempul namun jumlahnya masih terbatas lalu seiring dengan kebutuhan
musikalitas dari jaman ke jaman yang berkembang, barulah ada penambahan
alat-alat lainnya. Seni mengolah bunyi benda atau alat bunyi-bunyian
(instrumen) tradisional gamelan disebut Seni Karawitan.

Asal kata Karawitan itu sendiri berasal dari bahasa sansekerta, yakni
rawit, yang mempunyai arti keharmonisan, elegan dan kehalusan. Namun
menurut pendapat yang lain, karawitan berasal dari kata pangrawit yang
berarti orang atau subjek yang memiliki perasaan harmonis dan halus.
Adapula yang berpendapat bahwa karawitan itu berasal dari kata ngerawit
yang dalam bahasa Jawa artinya sangat rumit. Jadi memainkan karawitan itu
tidak hanya sekedar menghasilkan bunyi-bunyian tapi memang harus
memaknainya secara mendalam melalui gending (lagu-lagu) yang dibawakan
dalam seni karawitan karena gending-gending tersebut berpengaruh pada
sikap kehidupan manusia, misalnya ada nama gending yang merujuk pada
keselamatan dan permintaan.

Penulis hanya bisa memberi saran kepada pembaca bahwasanya seni dan
budaya masih sangatlah dibutuhkan karna hidup tanpa seni tak akan indah
dan hidup tanpa mengenal budaya sering kali terjerumus ke arah jurang
kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai