Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KARAWITAN

Disusun Oleh:
Cahya Intan Nur Fitriah
1705104003/Teknik Kimia

Universitas PGRI Madiun


Madiun
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Apa itu Kesenian Karawitan Jawa

` Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit-belit,


tetapi rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata jawa
karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik
Indonesia yang bersistem nada nondiatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang
garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki
fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan
campuran yang indah didengar, mengandung nilai-nilai historis dan filosofis
bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan Jawa merupakan
salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai
sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara hipotesis, masyarakat
Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian,
diantaranya adalah wayang dan gamelan. Dahulu pemilikan gamelan ageng
Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat dapat
memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk ketegori
pusaka mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial,
moral dan spiritual. Kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional
gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa
gamelan adalah alat musik tradisiaonal timur yang dapat mengimbangi alat
musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan
mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik
rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia
karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan.
Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing.

1.2 Asal Mula Kesenian Karawitan Jawa


Berdasarkan sejarah, keberadaan gamelan sudah berabad-abad lamanya.
Hal ini dapat dibuktikan dari tulisan-tulisan, maupun prasasti-prasasti di dinding
candi yang ditemukan. Perkembangan selanjutnya dari masa ke masa
mengalami perubahan, baik bentuk, jenis, maupun fungsinya. Dari yang sangat
sederhana, menjadi sederhana, kemudian menjadi lebih komplit. Bukti tertua
mengenai keberadaan alat-alat musik tradisional Jawa dan berbagai macam
bentuk permainannya dapat ditemukan pada piagam Tuk Mas yang bertuliskan
huruf Pallawa. Kesederhanaan bentuk, jenis dan fungsinya tentu berkaitan erat
dengan pola hidup masyarakat pada waktu itu. Pada piagam tersebut terdapat
gambar sangka-kala, yaitu semacam terompet kuno yang digunakan untuk
perlengkapan upacara keagamaan (Palgunadi, 2002:7).

Alunan musik gamelan jawa di daerah Jawa sendiri disebut karawitan.


Karawitan adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan alunan musik
gamelan yang halus. Seni karawitan yang menggunakan instrumen gamelan
terdapat pada seni tari dan seni suara khas Jawa, yaitu Seni suara yang terdiri
dari sinden, bawa, gerong, sendon, dan celuk dan seni pedalangan terdiri dari
wayang kulit, wayang golek, wayang gedog, wayang klithik, wayang beber,
wayang suluh, dan wayang wahyu, sedangkan seni tari terdiri dari tari srimpi,
bedayan, golek, wireng, dan tari pethilan.

1.3 Perkembangan Seni Karawitan Jawa

Kehidupan seni karawitan sejauh ini sudah mengalami perjalanan sejarah


yang panjang bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar, seperti
Majapahit, dan Mataram. Di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan tersebut,
gamelan (seni karawitan) mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Sehingga menarik para ilmuwan asing untuk mempelajari dan
mendokumentasikan. Banyak penemuan-penemuan hasil penelitian yang
dilakukan oleh ilmuwan asing. Sebagian hasil penemuan tersebut selanjutnya
digunakan untuk mempelajari seni karawitan. Perkembangan yang terjadi pada
dunia seni karawitan menggambarkan bahwa seni karawitan merupakan suatu
produk kebudayaan yang selalu ingin berkembang, menyesuaikan dengan
kondisi jaman.
Pada jaman kerajaan perkembangan seni karawitan berjalan pesat. Peran
Raja sebagai penguasa tunggal sangat menentukan hidup dan matinya suatu
bentuk seni. Seperti yang diutarakan dalam puisi abad ke-14 kakawin
Negarakertagama. Kerajaan Majapahit mempunyai lembaga khusus yang
bertanggung jawab mengawasi program seni pertunjukan (Sumarsam, 2003:19).
Begitu pentingnya seni pertunjukan (karawitan) sebagai suatu pertanda
kekuasaan raja adalah keterbilatan gamelan dan teater pada upacara-upacara
atau pesta-ria kraton (Sumarsam, 2003:11).
Perkembangan seni karawitan berlanjut dengan munculnya Kerajaan
Mataram. Pada jaman ini dianggap sebagai tonggak seni karawitan, terutama
untuk gaya Yogyakarta dan Surakarta. Tidak hanya penambahan jenis-jenis
gamelan saja, melainkan fungsi seni karawitanpun mengalami perkembangan.
Disamping sebagai sarana upacara, seni karawitan juga berfungsi sebagai
hiburan. Dahulu seni karawitan produk kraton hanya dinikmati di lingkungan
kraton. Selanjutnya karena keterbukaan kraton dan palilah Dalem, seni
karawitan produk kraton kini sudah berbaur dengan masyarakat pendukungnya.
BAB II

PEMBAHASAN

Artikel I
Artikel II
2.3 Analisis Artikel I

Kesenian Karawitan di era kontemporer kini memang mulai tergerus dan


pudar, apalagi anak bangsa yang diembani tugas untuk mengkonservasi seni dan
budaya ikut hanyut dalam kemudahan teknologi, jarang kita jumpai sekumpulan
pemuda mengisi waktu luangnya untuk belajar bermain gamelan, menarikan
tarian tradisional atau menonton wayang. Namun berbeda dengan sekelompok
mahasiswa Institut Seni Indonesia di Solo ini, mereka memandang bahwa seni
dan budaya merupakan sarana berdiplomasi yang sangat efektif dalam
memperkuat hubungan antarmasyarakat semua bangsa, oleh karena itu mereka
dengan sangat antusias menyelenggarakan pagelaran musik karawitan Jawa dan
Bali di Beijing Sabtu, 22 November 2014.

Kedatangan ISI di Cina rupanya sangat disambut oleh Zhu Zhoujian, pengajar
senior Konservatorium Musik Beijing, Ia menjelaskan betapa tertariknya
mereka untuk mempelajari seni gamelan ini, terbukti dengan satu set gamelan
Jawa dan Bali yang mereka miliki ditambah lagi, banyaknya Mahasiswa yang
dikirim ke Indonesia untuk belajar gamelan.

Menurut saya, kondisi inilah yang begitu ironi terjadi di Negeri kita, dimana
masyarakat negara lain lah yang justru berbondong-bondong ke Indonesia
dengan minat begitu besar untuk mempelajari kebudayaan kita, namun kita yang
hanya membutuhkan sedikit sekali usaha tidak mau peduli dengan warisan
budaya leluhur ini.
2.4 Analisis Artikel II

Kekreatifitasan dalam berkarya merupakan modal yang sangat penting apalagi


di jaman yang serba cepat dan serba instan ini, diperlukan daya saing dan
keunikan tersendiri bagi tiap-tiap produk atau karya yang dihasilkan.Begitu pula
yang terjadi di Semarang pada 15 September 2014 yang lalu, ide diadakannya
Festival Karawitan dan Sinden Idol sama sekali baru dan cemerlang. Mengingat
dalam memeriahkan dan melestarikan budaya kita tidak boleh lupa untuk
memasukan unsur kompetitif untuk memacu semangat para penggiat budaya
ini.Disamping tujuan utama yaitu menghibur masyarakat ajang ini juga
dianggap mampu menumbuhkan bibit-bibit semangat bagi mereka yang baru
mulai menaruh minatnya dalam seni karawitan untuk lebih mengasah bakatnya
disini.

Perlu diingat bahwa tugas melestarikan kebudayaan Indonesia adalah tugas


semua kalangan, tidak terkecuali bagi para prajurit pembela tanah air yaitu TNI,
di HUT ke 68 mereka menaruh semangat yang besar dalam menjaga kelestarian
budaya Republik Indonesia dengan menyelenggarakan Festival Karawitan dan
Sinden Idol, acara ini diselenggarakan dengan harapan bahwa anak-anak muda
mampu melirik keindahan musik tradisional karawitan ini dan akan
menggandrunginya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan yang terjadi pada dunia seni karawitan menggambarkan bahwa seni
karawitan merupakan suatu produk kebudayaan yang selalu ingin berkembang,
menyesuaikan dengan kondisi jaman. Pada jaman kerajaan perkembangan seni
karawitan berjalan pesat. Peran Raja sebagai penguasa tunggal sangat menentukan
hidup dan matinya suatu bentuk seni.
Dan pada jaman Kontemporer sekarang ini kita semualah yang menentukan hidup
dan matinya kesenian karawitan oleh karena itu usaha untuk menyadarakan masyarakat
akan begitu berharganya kesenian kita ini perlu di didukung dari banyak kalangan,
termasuk civitas akademia dan tidak hanya itu namun juga diperlukan strategi
marketing yang memadai, dan dikemas dalam tampilan visual yang lebih modern,
sehingga menjadi daya tarik tersendiri baik di kancah Nasional atau bahkan
Internasional
DAFTAR PUSTAKA

http://daerah.sindonews.com/read/901755/22/festival-karawitan-dan-sinden-idol-
digelar-1410782890

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/11/22/nffodj-cina-serius-
pelajari-gamelan-indonesia

Anda mungkin juga menyukai