Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN SENI TARI DAN DRAMA


Sejarah Perkembangan Seni Tari di Indonesia
Dosen Pengampu : Roby Mahardika W, M.Pd

DISUSUN OLEH:

NAMA : AHMAD DAHLAN


NIM : 118180071
KELAS : IVB (PGSD)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyususan makalah yang berjudul “SEJARAH
SENI TARI DI INDONESIA”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi salah satu
tugas mata kuliah Seni Tari dan Drama serta untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan
dengan ragam budaya salah satunya Seni Tari ini. Atas penyusunan makalah ini, saya sebagai
penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu yang telah membimbing
perkuliahan pada mata kuliah ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya harap dapat menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Serta saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca
dan juga saya sebagai penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari
membuat indonesia kaya akan adat  kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih
banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih
mencintai negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman
suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia:
dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh
berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui
kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri.
Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama
dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton
atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai
seluruh Asia Tenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono (1977), salah seorang
budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia, menjelaskan bahwa, “secara garis
besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh
adanya kontak dengan budaya besar dari luar (asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono
tersebut, maka perkembangan seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar
terbagi atas periode masa pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila
ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat
sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja
masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni pertunjukan,
karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat pendukungnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH, PENGERTIAN DAN FUNGSI TARI


1. Sejarah perkembangan tari di Indonesia
Menurut Sudarsono (Dalam Dedi Rosala. 1999.29) bahwa tari di indonesia dilihat
dari perkembangannya terdiri dari atas tiga zaman.
a. Pada zaman kemerdekaan, cara berpikir bangsa Indonesia mulai berkembang.
Termasuk ilmu-ilmu di bidang seni khusus nya di bidang seni tari. Di zaman ini
bermunculan koreografer koreografer, khususnya di jawa barat. Koreografer R.
Sambas Wirakusuma menyebarkan tari keurseusnya, dan beliau menyusun tari-tari
wayang, yang pola dasarnya berasal dari tari kaurseus. Untuk selanjutnya tari
keurseus wirahma sari berkembang di bandung pada perkumpulan wirahma sari yang
dipimpin oleh R. Dandan Kusuma. Sekitar tahun 70-an muncul tarian yang bernama
kreasi baru. Di antaranya diciptakan oleh gugum gimbira yaitu tari jaipongan dengan
motiv gerak yang hamper sama dengan aslanya. Tari jaipongan adalah salah satu
bentuk tari kreasi baru yang berakarkan pada tari rakyat (khususnya ketuk tilu),
topeng dan pencak silat.
b. Zaman Masyarakat Primitif
Zaman masyarakat primitive terbagi menjadi 3 zaman batu, perunggu, dan zaman
besi. Pada zaman ini di temukananya beberapa alat instrument music dari logam
seperti nekara tau semacam gendering. Tari tarian pada zaman primitive upacara
upacara yang di anggap sacral selalu mempergunakaan gerak gerak tari, gerak gerak
yang tertuang pada upacar tersebut pada dasarnya merupakan gerakan spontanitas. Di
dalam menjalani kehidupan sehari hari seni selalu di butuhkan baik masayarakat
perkotaan atau perdesaan namun perkembangan seni selalu sejalan pada perkebngan
zamannya pada kehidupam masayarakat primitive seni di anggap hal paling penting
sehingga cirri dan seni tersebut bersifat komunal. Beberapa cirri kehidupan
bernmasyarakat pada zaman primitif; (1 hidup cara berkeklompok: 2 sosial dan
teknologi sangat sederhana; 3 tidak mengenal.
c. Zaman Masyarakat Feudal
Pada zaman masyarakat feudal terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
● Zaman Indonesia hindu
● Zaman Indonesia islam
● Zaman inovasin bangsa barat
● Zaman pergerakan nasional
Pada zaman masyarakat feodala mulai lahirnya kerajaan-kerajaan. Seperti zaman
sebelumnya corak kehidupan masyarakat dari berbagai zaman sangat beragam. Hal
tersebut sudah barang tentu menambah khazanah budaya bangsa.
Pada zaman ini perkembangan tari dapat dikatakan lebih maju terutama daerah
yang menjadi pusat kerajaan , seperti, jawa, bali, dan Sumatra. Di jawa barat dan
Cirebon dan pesisirnya pada zaman ini menunjukan adanya suatu bentuk kesenian
topeng dan wayang. Tarian topeng sekarang tumbuh dan berkembang di kalangan
rakyat perdesaan, seperti Losari, Kreo, Kalianyar, Slangit, dan lain-lain.
Pada zaman kerajaan terdapat dua kelompok yang sangat kontras, yaitu masyarkat
yang ada di kerajaan dan masyarakat di luar kerajaan. Dari kedua perbedaan
kelompom tersebut secara otomatis membedakan perekonomian kedua kelompok
tersebut, termasuka pertumbuhan dan budayanya. Menurut Rosala dkk.(1999.32),
berdasarkan sejarahnya di Cirebon terdapat dua bentuk kesenian, yakni topeng
Cirebon dan wayang wong. Tari topeng Cirebon pada umumnya bersifat
karakterristik dari pada dramatiknya.
Pada jaman feudal kesenian yang cukup berkembang di lingkungan bangsawan,
yaitu sebuah tari pergaulan dikalangan para menang yang saat digemari, yaitu dari
tayub (tayuban) yang dilakukan di ruangan tertutup dan tidak dipertunjukan untuk
umum. Tari tayub ini dikuhsuskan bagi penari-penari pria yang disertai dengan
ronggeng atau penari bayaran. Gerak tari tayub angatlah bebas, artinya tidak
mempunyai aturan yang dibakukan.
Sementara itu, tarian pergaulan yang terdapat di kalangan rakyat biasa
diantaranya ketuk tilu, topeng banjet dan lain sebagainya. Pelaksanaan tari pergaulan
ini sangat berbda dengan tari pergaulan tayuban artinya tarian pergaulan yang
terdapat di kalangan rakyat dapat ditarikan di arena terbuka dan dapat diikuti oleh
siapa saja. (Rosala,19999:34)
Pada jaman ini pula ,seorang tokoh tari yang bernama R. sambas wirakusuma
sekitar tahun 1926 mendirikan sebuah kursus tari yang diberi nama “Wirahmasari”.
Tarian yang disebar luaskan oleh R. sambas Wirakusumah adalah perpaduan antara
tari topeng dengan tari tayuban yang diberi nama rumpun tari keurseus. Tari-tarian
tersebut adalah tari lenyepan , gawil, kering dua , kering tilu. Gunung sari dan
kastawa.
Masuk ke dalam zaman Islam, seni tari mengalami perkembangan lebih lanjut,
tanpa menghilangkan peninggalan seni tari zaman Hindu. Perkembangan ini ditandai
dengan semakin banyaknya variasi seni tari di wilayah Indonesia.

Misalnya, di Aceh dengan wilayah Melayu memiliki keunikan tariannya sendiri


dengan nuansa islami. Seni tari yang dilakukan masyarakat Aceh adalah Tari Aceh,
sedangkan untuk wilayah Melayu dimulai dari Tari Zapin.

Begitupun dengan Pulau Jawa, seni tari berkembang dengan sangat pesat,
tepatnya di daerah dua keraton Mataram, Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta
Hadiningrat. Wilayah tersebut melestarikan budaya tari klasik.
d. Zaman Kemerdekaan
Pada zaman kemerdekaan, cara berpikir bangsa Indonesia mulai berkembang.
Termasuk ilmu-ilmu di bidang seni khusus nya di bidang seni tari. Di zaman ini
bermunculan koreografer koreografer, khususnya di jawa barat. Koreografer R.
Sambas Wirakusuma menyebarkan tari keurseusnya, dan beliau menyusun tari-tari
wayang, yang pola dasarnya berasal dari tari kaurseus. Untuk selanjutnya tari
keurseus wirahma sari berkembang di bandung pada perkumpulan wirahma sari yang
dipimpin oleh R. Dandan Kusuma. Sekitar tahun 70-an muncul tarian yang bernama
kreasi baru. Di antaranya diciptakan oleh gugum gimbira yaitu tari jaipongan dengan
motiv gerak yang hamper sama dengan aslanya. Tari jaipongan adalah salah satu
bentuk tari kreasi baru yang berakarkan pada tari rakyat (khususnya ketuk tilu),
topeng dan pencak silat.
2. Pengertian Tari
Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman kepada
orang lain (penonton atau penikmat) tari mampu menciptakan untaian gerak dan dapat
membuat penikmatnya ppeka terhadap sesuatu yang ada dan sekitarnya.
Pengertian tari menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut Aristoteles, tari adalah suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan
karakter manusia saat mereka bertindak.
b. Menurut C. Sachs, tari adalah pelafalan jiwa manusia melalui gerak berirama
yang memiliki nilai estetika.
c. Menurut Cooric Hartong, tari adalah gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis
dan dilakukan dalam suatu ruang.
d. Menurut Bagong Sudito, tari adalah suatu seni yang berupa gerak ritmis yang
menjadi alat ekspresi manusia.
e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tari adalah gerakan badan (tangan, kaki,
kepala dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian seperti
musik, gamelan dan sebagainya.
Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan
gerakan gerakan tubuh manusia. Namun tidak semua gerak dapat dikatakan gerak tari.
Gerak berfungsi sebagai materi pokok tari hanyalah gerakan gerakan dari tubuh
manusia yang telah diolah dari keadaan wanta (mentah menjadi suatu bnetuk gerak
gerak tari yang telah mengalami stilisasi dan distoksi lahirlah dalam tari yang di sebut
gerak murni dan gerak maknawi.
Murni adalah gerak tari yang hasil pengolahan wantah yang dalam
pengungkapanya tifak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tersebut yang
terpenting adalah faktor nilai dari keindahan gerak tarian nya.
Gerak maknawi dalah gerak wantah yang sudah dimolah menjadi suatu gerak
ntari dari suatu pengungkapanya mengandung sautu pengertian atau maksud tertentu
di samping tetap menjaga nilai nilai keindahannya. Sebagai contoh tari batik, merak,
dan tari nalayan.
Sebagai contoh :
a. Tari batik tari ini menggambarkan orang yang sedang membantik di samping
geraknya yang mempunyai arti tetapi geraknya sangat menawan dan indah
b. Tari merak tari ini mengambarkan seekor burung merak yang mempunyai bulu indah
dan menawan
c. Tari nelayan tari yang menggambarkan seorang nelayan yang menagkap ikan di laut.
3. Fungsi Tari
Menurut Soedarsono (dalam syafi, dkk. 2002:6.6) mengatakan bahwa: fungsi seni
pertunjukkan (seni tari dalam kehidupan manusia secara garis besar di kelompokkan
menjadi 3 yaitu (1 sebagai sarana upacara ritual; 2 sebagai hiburan pribadi; 3 sebagai
komponen.)
a. Tari sebagai Upacara Ritual
Upacara merupakan suatu tindakan atau srrangkai tindakan yang di
lakukan menurut adata keiasaan ataun keagamaan yang menandai kesakralan atau
kehikamatan suatau peristiwa. Dilingkungan masyarakat yang masih kental adat
istiadatnya seni pertunjukkan memiliki fungsi ritual. Upacara menjadi bagain
penting karena berfungsi sebagai media pembinaan kehidupan sosial untuk
membentuk norma norma dan nialai nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Beberapa contoh tari yang berfungsi sebagai upacara ritual dalam
masyarakat sebagai berikut.
1) Tari bedaya ketawang di jawa tengah di gunakan sebagai upacara penobatan raja
dan hari ulang tahun raja
2) Tari seblang di banyu wangi jawa timur di gunakan sebagai upacara ritual
kesuburan
3) Tari mapeliang dari Sulawesi sebagai tari upacara kematian
4) Tari seru kaju nogawi di daerah timor timur di laksnakan pada acara pembuatan
rumah
b. Tari sebagai Hiburan
Seni tari sebagai sarana hiburan di gunakan dalam rangka memeriah
suasana pesta pernikahan. Khitanan, sukuran peringatan hari-hari besar nasional
dan persemian persemian gedung. Di bawah ini contoh tari hiburan
1) Tari manjau dari tanjung karang-teluk bentung, sebagai tari pergsulan yang
menggambarkan percintaan.
2) Tari martomdur dari simalungan Sumatra uatara, tari berpasangan sebagai tari
hiburan muda mudi
3) Tari ketuk tilu, bangrang, tayup dari jawa barat sebagai tari pergaulan
4) Tari calonara dari bali
5) Tari gandrung banyuwangi dari jawa timur
c. Tari sebagai Tontonan
Tari tontonan atau disebut juga tari pertunjukkan pelaksanaan disajikan
khusus untuk dinikmati. Tari yang berfungsi sebagai tontonan dapat diamati pada
pertunjukan tari untuk kemasan pariwisata, untuk penyambutan tamu-tamu
penting atau tamu pejabat, dan untuk festival seni. Pertunjukan tari ynag
dipergunakan pada acara-acara tersebut penggarapannya sudah dikemas dan
dipersiapkan menjadi sebuah tari bentuk yang telah melewati suatu proses
penataan, baik gerak tarinya maupun musik iringannya sesuai dengan kaidah-
kaidah artistik. Sehubungan dengan hal tersebut, prinsip-prinsip artistik dari seni
pertunjukkan seperti irama, keseimbangan, pengulangan, variasi, kontras, transisi,
urutan, klimaks, proporsi, harmoni, dan kesatuan, ditata sedemikian rupa sehingga
layak menjadi sebuah garapan yanng dipertontonkan.

B. UNSUR-UNSUR DAN JENIS TARI


1. Unsur-unsur Dasar Tari
a. Gerak
Gerak merupakan medium utama dalam tari, walaupun secara visual, karya tari
selalu ditangkap lewat visualnya, seperti: gerak, rias, busana, property, dan
sebagainya. Gerak sebagai medium utama menganadung kesan-kesan yang dimaksud,
kesan akan bentuk yang pertama ditangkap oleh penglihatan adalah gerak itu sendiri.
Penggunaan dan kesadaran unsur-unsur gerak untuk pembentukan karya tari
diharapkan mampu mengantarkan proses penggarapan sebuah karya tari yang
diminati.
Menurut Syafii, dkk (2002:6.17), berdasarkan kepada keperluan atau fungsinya,
gerak dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: (1) gerak bekerja, (2) gerak bermain,
dan (3) gerak tari.
a. Gerak bekerja merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar hidup manusia. Aspek hayatan maupun aspek ungkapan
kehidupan jiwa tidak pernah dipikirkan. Jadi merupakan gerakan manusia yang
dilakukan untuk mencapai keseimbangan hidup dengan berdasarkan pada nilai
kesejahteraan material.
b. Gerak bermain merupakan suatu kegiatan bergerak yang bersifat jasmaniah yang
melibatkan sejumlah pelaku. Mereka yang terlibat dalam peristiwa bermain
berusaha menghindarkan kesan emosional dan lebih menekankan pada kesadaran
kebersamaan yang saling memberikan.
c. Gerak tari lebih bersifat keluar, terjadi komunikasi antara pribadi yang terlibat. Di
dalam kesenian seorang seniman menciptakan karyanya karena ia menghayati
kebenaran-kebenaran yang tidak dapat diwujudkan dalam keseharian.
Selain dibedakan atas keperluan dan fungsinya gerak juga dapat dibedakan atas dasar
penyampaian wujud dan maksud yang diketengahkan, diantaranya:
Pertama, adalah gerak yang diutarakan melalui simbol-simbol maknawi, dalam dunia
tari gerak ynag dibaawakan secara imitatif dan interpretatif melalui simbol-simbol
maknawi disebut gesture. Kedua, adalah gerak murni yang lebih mementingkan segi
artistik dan tidak menyampaikan pesan maknawi. Ketiga, merupakan gerak penguat
ekspresi yang dinamakan baton signal. Gerak ini merupakan penambah atau penguat
dalam mengungkapkan suatu maksud yang disampaikan lewat dialog. Keempat,
adalah perpindahan tempat.
Menyimak paparan di atas, yang perlu diperhatikan dalam gerak bukan hanya
fungsi dan keperluannya atau penyampaian wujud dan maksudnya yang
diketengahkan, yang tidak kalah pentingnya juga adalah tiga unsur dalam gerak yang
perlu mendapat perhatian, yaitu:
● Volume: merupakan suatu kesan ruang yang timbul oleh kedudukan anggota
● tubauh. Garis: terjadi karena posisi anggota tubuh membentuk kesan-kesan
● garis dalam satu Bentuk: adalah keseluruhan pose gerak pada saat berhenti.
Dalam uraian mengenai gerak tari dapat disimpulkan bahwa gerak di dalam tari
adalah gerak wantah yang telah diubah menjadi sebi tari ynag indah ynag gerakannya
telah mengalami stilisasi ataupun distorsi dengan memperhatikan tenaga, ruang, dan
waktu.
b. Tenaga
Dalam kehidupan kita sehari-hari pasti menggunakan tenaga, setiap kita
melakukan gerak, pasti akan memerlukan tenaga. Baik itu berjalan, makan, ke
sekolah, mandi, dan lain-lain. Demikian juga dalam seni tari tenaga sangat
diperlukan. Karena tanpa tenaga tidak mungkin dapat dihasilkan gerak yang baik.
Yang dimaksud tenaga dalam tari adalah kekuaatan yang akan mewakili,
mengendalikan, dan menghentikan gerak. Perubahan-perubahan yang terjadi oleh
penggunaan tenaga yang berbeda dalam gerak tari, akan membangkitkan atau
mempengaruhi penghayatan terhadap tarian,. Penggunaan tenaga dalam tari meliputi
beberapa aspek, yaitu:
1) Intesitas, berkaitan dengan banyak sedikitnya penggunaan tenaga sehingga
menghasilkan tingkatan ketegangan.
2) Aksen/tekanan, terjadi apabila perubahan tenaga dilakukan tiba-tiba dan kontras.
3) Kualitas, adalah efek gerak yang diakibatkan oleh cara penggunaan atau
penyaluran tenaga, mesalnya: gerak mengayun, gerak perkusi, gerak lamban,
gerak bergetar, dan gerak menahan.

c. Ruang
Ruang adalah salah satu unsu pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak,
karena setiap gerak yang dibuat memiliki disain ruangan dan berhubungan dengan
benda-benda lain dalam dimensi ruang dan waktu, jadi tidak mungkin gerak lahir
tanpa adanya ruang.maka dari itu, penari dapat bergerak, menari, atau membuat
gerakan-gerakan tari karena adanya ruang.
Ruang di dalam tari dapat dibedakan dari ruang yang diciptakan oleh penari dan
ruang pentas atau ruang penari melakukan gerak.
1. Ruang yang diciptakan oleh penari adalah ruang yang langsung berhubungan
dengan penari, yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat
dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam keadaan tidak berpindah tempat.
2. Ruang atau tempat penari melakukan gerak adalah wujud ruang secara nyata,
merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak.
Tidak boleh dilupakan juga bahwa dalam ruang, baik itu ruang yang diciptakan oleh
penari maupun ruang tempat menari, meliputi: garis, volume, arah, level, dan fokus.
d. Waktu
Yang dimaksud dengan waktu, adalah elemen yang membentuk gerak tari. Selain
unsur tenaga, unsur waktu ini tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena
merupkan suatu struktur yang saling berhubungan, hanya perannya saja yang berbeda.
Elemen waktu berkaitan denganritme tubuh dan ritme lingkungan. Unsur waktu
sangat berkaitan dengan unsur irama yang memberi nafas sehingga unsur tampak
hidup. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat maupun lambat akan
memberikan daya hidup pada sebuah tarian.
Faktor-faktor yang sangat penting dalam unsur waktu, adalah :
1. Tempo, berarti kecepatan gerak tubuh kita, yang dapat dilihat dari
perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan.
2. Ritme, dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap
perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah kepada ukuran cepat atau
lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari (Syafi’i
2002:6.20)
Gerakan-gerakan yang dilakukan penari di atas pentas dapat memberikan kesan
berbeda kepada penonton, misalnya :
1. Anda menonton sebuah pertunjukan tari yang selalu dalam tempo dan
gerakan-gerakan cepat , apa yang anda rasakan ? mungkin saja anda atau
penonton lain mempunyai kesan bahwa tarian itu aktif, dinamis dan tidak
membosankan. Tetapi ,bisa pula sebaliknya anda atau pula penonton yang
lainnya merasa lelah atau capek karena gerakan tersebut selalu dilakukan
dalam tempo yang cepat
2. Anda menonton sebuah pertuunjukan tari yang selalu dalam tempo dan
gerakan-gerakan yang lambat apa yang anda rasakan ? mungkin anda akan
merasa tenang, damai serasa mengalun . Tetapi tidak menutup
kemungkinan penonton lain merasa jenuh karena dengan tempo dan
gerakan yang lambat terus menerus serasa membosankan.
3. Anda menonton sebuah pertunjukan tari dengan gerakan dan tempo yang
berbeda. Suatu saat gerakannya sangat cepat dan mengalun , saat
berikutnya cepat dan mengentak apa yang anda rasakan ? mungkin anda
suatu saat terbuai dengan alunan yang lembut dan disaat yang lain anda di
ajak untuk terjaga dan bergairah dengan tempo yang cepat .
C. Jenis-Jenis Tari
1. Jenis Tari Berdasarkan Tema
Jenis tari berdasarkan temanya dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Tari dramatik , adalah tari yang dalam pengungkapannya menggunakan cerita
,tari dramatik bisa dilakukan oleh seorang penari atau lebih dan atau banyak orang. Tari
dramatik di Indonesia pada umunya berbentuk drama tari yang berdialog maupun yang
berdialog. Drama tari yang berdialog ada 2 macam yakni drama tari yang berdialog
puisi atau tembang dan drama tari yang berdialog prosa liris.]\
2. Tari nondramatik, adalah tari yang tidak yang tidak menggunakan cerita
ataupun yang mengandung unsur drama.

2. Jenis Tari Berdasarkan Pola Gerakan


Jenis tari berdasarkan atas pola garapannya dapat dibagi menjadi :
a. Tari Tradisional, merupakan tari yang ada sejak zaman nenek moyang dan
diwariskan secara turun temurun. Tari tradisi dibagi menjadi tari tradisi
kerakyatan dan klasik.
1) Tari Tradisional Kerakyatan, tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan
masyarakat umum atau rakyat biasa. Tari tradisional kerakyatan biasanya digunakan
sebagai tari hiburan, pergaulan, juga sebagai wujud rasa syukur. Memiliki ciri-
ciri bentuk gerak, irama, ekspresi, dan rias busana yang sederhana serta sering
disajikan secara berpasang-pasangan atau kelompok. Contohnya; tari Jaran Kepang,
Kuda Lumping (Jawa), tari Jaipong (Jawa Barat), tari Banyumasan, tari Payung,
Lilin (Sumatera Barat), tari Saman (Aceh), dan lain-lain.
2) Tari Tradisional Klasik, dikembangkan oleh kaum bangsawan di istana. Bentuk
gerak tarinya baku dan tidak bisa diubah. Pengembangan tari tradisional klasik lebih
sulit karena hanya bisa dilakukan dalam kelompok bangsawan tersebut. Fungsi tari
klasik biasanya digunakan sebagai sarana upacara kerajaan dan adat. Bentuk gerak,
penghayatan, irama, rias, dan busananya terkesan lebih mewah dan estetis.
Contohnya; tari Topeng Klana (Jawa Barat), tari Beskalan, tari Ngremo (Jawa
timur), tari Bedhaya, tari Serimpi, tari Sawung (Jawa Tengah), tari Pakarena
(Sulawesi Selatan), tari Rejang (Bali).
b. Tari Kreasi, adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak
tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak tari kreasi berasal
dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, rias,
busanan dan irama iringannya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi.
Bentuk gerak tari baru misalnya operet (mempertegas lagu dan cerita), pantomim
(gerak patah-patah penuh tebakan), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan,
terlihat tak beraturan tapi terkonsep). Contohnya; tari Tenun, tari Wiranata, tari
Panji Semirang (Bali), tari Kijang, tari Angsa, tari Kupu-Kupu, tari Merak (Jawa),
tari Lebonna, tari Bosara (Sulawesi Selatan), dan lain-lain.
2. Jenis Tari Berdasarkan Koreografi
Jenis tari berdasarkan koreografi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Tari tunggal, merupakan bentuk tari yang ditarikan secara individu/ sendiri, baik
perempuan atau laki-laki. Penari memiliki tanggung jawab pribadi untuk menghapal
gerak dan formasi dari awal sampai akhir pementasan. Tari tunggal biasanya memiliki
alur cerita atau penokohan yang mengambil tema  seperti kepahlawanan atau
percintaan. Contohnya; tari Panji Semirang (Bali), tari Topeng (Jawa Barat), tari
Golek (Jawa Tengah).
2. Tari Berpasangan, bisa dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan, sesama
laki-laki, atau sesama perempuan. Penari harus memperhatikan keselarasan geraknya
dengan gerak pasangannya. Mereka harus saling mengisi dan melengkapi, juga
melakukan respons dan kerja sama. Contohnya; tari Gale-Gale (Papua), tari Payung
(Melayu), tari Cokek (Jakarta), tari Piso Surit (Batak), dan lain-lain.
3. Tari kelompok, adalah bentuk tarian yang ditarikan oleh tiga orang atau lebih. Tari
jenis ini memerlukan kerjasama yang lebih baik lagi. Keselarasan gerak dan
permainan komposisi sangat menentukan. Untuk pergelaran sendra tari atau drama tari
penari harus dapat diajak kerja kelompok berdasarkan alur cerita atau keterkaitan para
pemeran tokohnya. Contohnya; tari Bedhaya Ketawang (6 orang, Surakarta, Jawa
Tengah), tari Bedhaya Semang (6 orang, Yogyakarta), tari Lawung (4 orang, Jawa
Tengah), tari Kecak, tari Janger (Bali).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman kepada
orang lain (penonton atau penikmat) tari mampu menciptakan untaian gerak dan dapat
membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan sekitarnya. Seni tari
adalah gerakan tubuh yang indah dan selaras dengan iringan musik pada waktu dan
tempat tertentu, dengan tujuan mengungkapkan perasaan, ekspresi, serta pikiran.
Yang dimaksud musik tersebut adalah bunyi-bunyian untuk mengatur sebuah
gerakan. Gerakan tubuh dalam seni tari tentunya berbeda dengan gerakan sehari-hari
seperti berolahraga karena dalam gerakan tari terdapat sebuah pesan yang
disampaikan dengan nilai estetik (keindahan).
Di Indonesia sendiri terdapat tari tradisional, tari modern nusantara, dan tari
modern dunia.Seni tari merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki
Indonesia, sebab itu kita harus menjaga dan melestarikannya. Saat ini setiap sekolah
di Indonesia memiliki ekstrakurikuler yang mempelajari seni tari. Hal tersebut
dilakukan, agar terdapat generasi penerus bangsa yang melestarikan kekayaan budaya
bangsa. Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju,
memudahkan setiap orang dalam menikmati, mempelajari, dan mempraktikkan seni
tari. Pembahasan seni tari, bukan hanya sekadar menggerakan tubuh dengan iringan
irama yang indah.
B. Saran
1. Dengan mempelajari sejarah, jenis, dan unsur seni tari ini di harapkan pembaca dapat
mencintai dan memelihara budaya tari di indonesia.
2. Dengan mengenal lebih banyak sejarah tari di seluruh provinsi di indonesia mudah-
mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini.
DAFTAR PUSTAKA

Setiawati Rahmida, 2008 .Seni Tari. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sekarningsih, Frahma dkk.2006.Kajian Lanjutan Pembelajaran Tari dan Drama I. Bandung :
UPIPRESS
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Konsep-Jenis-Jenis-Seni-Tari-
Adalah.html pada 22 Agustus 2017
https://voi.co.id/author/epinsupini/ Seni tari-pengertian-unsur-sejarah, pada tanggal 2 juni 2021

Anda mungkin juga menyukai