DISUSUN OLEH:
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyususan makalah yang berjudul “SEJARAH
SENI TARI DI INDONESIA”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi salah satu
tugas mata kuliah Seni Tari dan Drama serta untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan
dengan ragam budaya salah satunya Seni Tari ini. Atas penyusunan makalah ini, saya sebagai
penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu yang telah membimbing
perkuliahan pada mata kuliah ini dengan baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya harap dapat menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun. Serta saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami serta para pembaca
dan juga saya sebagai penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari
membuat indonesia kaya akan adat kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih
banyak Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih
mencintai negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman
suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia:
dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh
berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui
kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri.
Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama
dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton
atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai
seluruh Asia Tenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono (1977), salah seorang
budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia, menjelaskan bahwa, “secara garis
besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh
adanya kontak dengan budaya besar dari luar (asing)”. Berdasarkan pendapat Soedarsono
tersebut, maka perkembangan seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar
terbagi atas periode masa pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila
ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka masyarakat
sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan. Tentu saja
masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi seni pertunjukan,
karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat pendukungnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Begitupun dengan Pulau Jawa, seni tari berkembang dengan sangat pesat,
tepatnya di daerah dua keraton Mataram, Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta
Hadiningrat. Wilayah tersebut melestarikan budaya tari klasik.
d. Zaman Kemerdekaan
Pada zaman kemerdekaan, cara berpikir bangsa Indonesia mulai berkembang.
Termasuk ilmu-ilmu di bidang seni khusus nya di bidang seni tari. Di zaman ini
bermunculan koreografer koreografer, khususnya di jawa barat. Koreografer R.
Sambas Wirakusuma menyebarkan tari keurseusnya, dan beliau menyusun tari-tari
wayang, yang pola dasarnya berasal dari tari kaurseus. Untuk selanjutnya tari
keurseus wirahma sari berkembang di bandung pada perkumpulan wirahma sari yang
dipimpin oleh R. Dandan Kusuma. Sekitar tahun 70-an muncul tarian yang bernama
kreasi baru. Di antaranya diciptakan oleh gugum gimbira yaitu tari jaipongan dengan
motiv gerak yang hamper sama dengan aslanya. Tari jaipongan adalah salah satu
bentuk tari kreasi baru yang berakarkan pada tari rakyat (khususnya ketuk tilu),
topeng dan pencak silat.
2. Pengertian Tari
Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman kepada
orang lain (penonton atau penikmat) tari mampu menciptakan untaian gerak dan dapat
membuat penikmatnya ppeka terhadap sesuatu yang ada dan sekitarnya.
Pengertian tari menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut Aristoteles, tari adalah suatu gerak ritmis yang dapat menghadirkan
karakter manusia saat mereka bertindak.
b. Menurut C. Sachs, tari adalah pelafalan jiwa manusia melalui gerak berirama
yang memiliki nilai estetika.
c. Menurut Cooric Hartong, tari adalah gerak-gerak badan yang diberi nuansa ritmis
dan dilakukan dalam suatu ruang.
d. Menurut Bagong Sudito, tari adalah suatu seni yang berupa gerak ritmis yang
menjadi alat ekspresi manusia.
e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tari adalah gerakan badan (tangan, kaki,
kepala dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian seperti
musik, gamelan dan sebagainya.
Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan
gerakan gerakan tubuh manusia. Namun tidak semua gerak dapat dikatakan gerak tari.
Gerak berfungsi sebagai materi pokok tari hanyalah gerakan gerakan dari tubuh
manusia yang telah diolah dari keadaan wanta (mentah menjadi suatu bnetuk gerak
gerak tari yang telah mengalami stilisasi dan distoksi lahirlah dalam tari yang di sebut
gerak murni dan gerak maknawi.
Murni adalah gerak tari yang hasil pengolahan wantah yang dalam
pengungkapanya tifak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tersebut yang
terpenting adalah faktor nilai dari keindahan gerak tarian nya.
Gerak maknawi dalah gerak wantah yang sudah dimolah menjadi suatu gerak
ntari dari suatu pengungkapanya mengandung sautu pengertian atau maksud tertentu
di samping tetap menjaga nilai nilai keindahannya. Sebagai contoh tari batik, merak,
dan tari nalayan.
Sebagai contoh :
a. Tari batik tari ini menggambarkan orang yang sedang membantik di samping
geraknya yang mempunyai arti tetapi geraknya sangat menawan dan indah
b. Tari merak tari ini mengambarkan seekor burung merak yang mempunyai bulu indah
dan menawan
c. Tari nelayan tari yang menggambarkan seorang nelayan yang menagkap ikan di laut.
3. Fungsi Tari
Menurut Soedarsono (dalam syafi, dkk. 2002:6.6) mengatakan bahwa: fungsi seni
pertunjukkan (seni tari dalam kehidupan manusia secara garis besar di kelompokkan
menjadi 3 yaitu (1 sebagai sarana upacara ritual; 2 sebagai hiburan pribadi; 3 sebagai
komponen.)
a. Tari sebagai Upacara Ritual
Upacara merupakan suatu tindakan atau srrangkai tindakan yang di
lakukan menurut adata keiasaan ataun keagamaan yang menandai kesakralan atau
kehikamatan suatau peristiwa. Dilingkungan masyarakat yang masih kental adat
istiadatnya seni pertunjukkan memiliki fungsi ritual. Upacara menjadi bagain
penting karena berfungsi sebagai media pembinaan kehidupan sosial untuk
membentuk norma norma dan nialai nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Beberapa contoh tari yang berfungsi sebagai upacara ritual dalam
masyarakat sebagai berikut.
1) Tari bedaya ketawang di jawa tengah di gunakan sebagai upacara penobatan raja
dan hari ulang tahun raja
2) Tari seblang di banyu wangi jawa timur di gunakan sebagai upacara ritual
kesuburan
3) Tari mapeliang dari Sulawesi sebagai tari upacara kematian
4) Tari seru kaju nogawi di daerah timor timur di laksnakan pada acara pembuatan
rumah
b. Tari sebagai Hiburan
Seni tari sebagai sarana hiburan di gunakan dalam rangka memeriah
suasana pesta pernikahan. Khitanan, sukuran peringatan hari-hari besar nasional
dan persemian persemian gedung. Di bawah ini contoh tari hiburan
1) Tari manjau dari tanjung karang-teluk bentung, sebagai tari pergsulan yang
menggambarkan percintaan.
2) Tari martomdur dari simalungan Sumatra uatara, tari berpasangan sebagai tari
hiburan muda mudi
3) Tari ketuk tilu, bangrang, tayup dari jawa barat sebagai tari pergaulan
4) Tari calonara dari bali
5) Tari gandrung banyuwangi dari jawa timur
c. Tari sebagai Tontonan
Tari tontonan atau disebut juga tari pertunjukkan pelaksanaan disajikan
khusus untuk dinikmati. Tari yang berfungsi sebagai tontonan dapat diamati pada
pertunjukan tari untuk kemasan pariwisata, untuk penyambutan tamu-tamu
penting atau tamu pejabat, dan untuk festival seni. Pertunjukan tari ynag
dipergunakan pada acara-acara tersebut penggarapannya sudah dikemas dan
dipersiapkan menjadi sebuah tari bentuk yang telah melewati suatu proses
penataan, baik gerak tarinya maupun musik iringannya sesuai dengan kaidah-
kaidah artistik. Sehubungan dengan hal tersebut, prinsip-prinsip artistik dari seni
pertunjukkan seperti irama, keseimbangan, pengulangan, variasi, kontras, transisi,
urutan, klimaks, proporsi, harmoni, dan kesatuan, ditata sedemikian rupa sehingga
layak menjadi sebuah garapan yanng dipertontonkan.
c. Ruang
Ruang adalah salah satu unsu pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak,
karena setiap gerak yang dibuat memiliki disain ruangan dan berhubungan dengan
benda-benda lain dalam dimensi ruang dan waktu, jadi tidak mungkin gerak lahir
tanpa adanya ruang.maka dari itu, penari dapat bergerak, menari, atau membuat
gerakan-gerakan tari karena adanya ruang.
Ruang di dalam tari dapat dibedakan dari ruang yang diciptakan oleh penari dan
ruang pentas atau ruang penari melakukan gerak.
1. Ruang yang diciptakan oleh penari adalah ruang yang langsung berhubungan
dengan penari, yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat
dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam keadaan tidak berpindah tempat.
2. Ruang atau tempat penari melakukan gerak adalah wujud ruang secara nyata,
merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak.
Tidak boleh dilupakan juga bahwa dalam ruang, baik itu ruang yang diciptakan oleh
penari maupun ruang tempat menari, meliputi: garis, volume, arah, level, dan fokus.
d. Waktu
Yang dimaksud dengan waktu, adalah elemen yang membentuk gerak tari. Selain
unsur tenaga, unsur waktu ini tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena
merupkan suatu struktur yang saling berhubungan, hanya perannya saja yang berbeda.
Elemen waktu berkaitan denganritme tubuh dan ritme lingkungan. Unsur waktu
sangat berkaitan dengan unsur irama yang memberi nafas sehingga unsur tampak
hidup. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat maupun lambat akan
memberikan daya hidup pada sebuah tarian.
Faktor-faktor yang sangat penting dalam unsur waktu, adalah :
1. Tempo, berarti kecepatan gerak tubuh kita, yang dapat dilihat dari
perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan.
2. Ritme, dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap
perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah kepada ukuran cepat atau
lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari (Syafi’i
2002:6.20)
Gerakan-gerakan yang dilakukan penari di atas pentas dapat memberikan kesan
berbeda kepada penonton, misalnya :
1. Anda menonton sebuah pertunjukan tari yang selalu dalam tempo dan
gerakan-gerakan cepat , apa yang anda rasakan ? mungkin saja anda atau
penonton lain mempunyai kesan bahwa tarian itu aktif, dinamis dan tidak
membosankan. Tetapi ,bisa pula sebaliknya anda atau pula penonton yang
lainnya merasa lelah atau capek karena gerakan tersebut selalu dilakukan
dalam tempo yang cepat
2. Anda menonton sebuah pertuunjukan tari yang selalu dalam tempo dan
gerakan-gerakan yang lambat apa yang anda rasakan ? mungkin anda akan
merasa tenang, damai serasa mengalun . Tetapi tidak menutup
kemungkinan penonton lain merasa jenuh karena dengan tempo dan
gerakan yang lambat terus menerus serasa membosankan.
3. Anda menonton sebuah pertunjukan tari dengan gerakan dan tempo yang
berbeda. Suatu saat gerakannya sangat cepat dan mengalun , saat
berikutnya cepat dan mengentak apa yang anda rasakan ? mungkin anda
suatu saat terbuai dengan alunan yang lembut dan disaat yang lain anda di
ajak untuk terjaga dan bergairah dengan tempo yang cepat .
C. Jenis-Jenis Tari
1. Jenis Tari Berdasarkan Tema
Jenis tari berdasarkan temanya dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Tari dramatik , adalah tari yang dalam pengungkapannya menggunakan cerita
,tari dramatik bisa dilakukan oleh seorang penari atau lebih dan atau banyak orang. Tari
dramatik di Indonesia pada umunya berbentuk drama tari yang berdialog maupun yang
berdialog. Drama tari yang berdialog ada 2 macam yakni drama tari yang berdialog
puisi atau tembang dan drama tari yang berdialog prosa liris.]\
2. Tari nondramatik, adalah tari yang tidak yang tidak menggunakan cerita
ataupun yang mengandung unsur drama.
Setiawati Rahmida, 2008 .Seni Tari. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sekarningsih, Frahma dkk.2006.Kajian Lanjutan Pembelajaran Tari dan Drama I. Bandung :
UPIPRESS
http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Konsep-Jenis-Jenis-Seni-Tari-
Adalah.html pada 22 Agustus 2017
https://voi.co.id/author/epinsupini/ Seni tari-pengertian-unsur-sejarah, pada tanggal 2 juni 2021