Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SENI TARI

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
ARI ANDRIAN

SMA NEGERI 2 KALIANDA


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

      A.  LATAR BELAKANG


“Indonesia merupakan negara yang kaya akan kesenian, terutama seni tari. Bahkan pada setiap
daerahnya Indonesia telah menetapkan tari khas daerahnya masing-masing”.
Dari uraian diatas telah jelaslah bahwa latar belakang terciptanya makalah ini karena begitu
banyaknya kesenian-kesenian tari yang begitu beragam sehingga membutuhkan media untuk
mempelajarinya. Disini kami telah memberikan sedikit dari pengetahuan yang kami miliki tentang
seni tari. Apakah dan bagaimanakah seni tari itu?

   B.  PERMASALAHAN
Banyak hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua siswa untuk mengetahui dan
memahami seni tari yang ada diindonesia. Agar terarah dalam penulisan makalah ini, penulis
membuat rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa pengertian seni tari ?
2.    Bagaimana pengaruh seni tari di indonesia ?
3.    Sebutkan ragam seni tari yang ada di Indonesia?
4.    Berfungsi sebagai apa sajakah seni tari ?
5.    Apakah keunikan seni tari ?

      C.  TUJUAN PENULISAN


Tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.
Diluar itu, makalah ini ditulis karena kami ingin mengingatkan kepada para pembaca bahwa begitu
banyaknya  keunika-keunikan kesenian di Indonesia seperti seni tari ini yang harus selalu kita
pelajari, kita lestarikan, dan kita kembangkan agar kesenian itu tidak hilang begitu saja, karena itu
merupakan kebudayaan yang sangat berharga di Indonesia. Dan kami berinisiatif ingin meningkatkan
pembelajaran Seni Budaya di SMK Tri Mitra 2 Cikaum ini dalam bentuk makalah. Secara garis
besar makalah ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan kami dengan cara
berbagi pengalaman melalui makalah ini kepada orang lain.

      D.  MANFAAT PENULISAN

Melalui karya tulis ini, kami dapat menyalurkan sebuah pemikiran yang berhubungan
dengan karya seni tarutama seni tari dalam bentuk tulisan, sehingga orang lain dapat
membacanya. Diharapkan karya tulis ini sangat berguna bagi orang lain untuk menambah
wawasannya terhadap kesenian yang ada di Nusantara, sehingga makalah ini menjadi
sarana belajar khususnya bagi kami dan umumnya bagi orang lain.
BAB 2
PEMBAHASAN
      A.  PENGERTIAN SENI TARI
            seni tari merupakan seni yang dihasilkan mimik, gerak dan tingkah laku seseorang. Dengan
gerak yang teratur diiringi musik, tarian akan menjadi indah. Tari dapat di artikan juga sebagai gerak
tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan,
mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran.

Seni tari terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya:

1)    Tari tunggal ( Solo ) : Tari tunggal nusantara adalah jenis tari dari Nusantara yang diperagakan
oleh seorang penari.Pada dasarnya,istilah tunggal hanya menunjukkan jumlah penari saja. Sementara
jenis tarian dapat dimainkan oleh seorang atau lebih penari. Misalnya , Tari Merak bisa menjadi tari
tunggal, bisa pula menjadi tari berpasangan atau kelompok.Sifat tari tunggal menuju ke arah
psikologis yang akan menjadikan seseorang sebagai subjek atau objek dalam suatu kegiatan. Sifat
tari tunggal terdiri atas :
Lirik , yaitu tarian yang memusatkan pada subjek atau keadaan diri pribadi, seperti
bahagia,atau haru,atau senang.
      Epik, yaitu sifat tari yang mengarah pada nilai luar diri, seperti kagum atau manja.
Contohnya: Tari gambir anom (Jawa Tengah)
      2) Tari berkelompok (Group choreography): Tari yang dibawakan oleh banyak orang atau lebih dari
2.
      3) Tari berpasangan (duet/pas de duex): Tari yang dilakukan oleh 2 orang (berpasangan) seperti:
      Laki-laki dengan laki-laki
      Perempuan dengan perempuan
      Laki-laki dengan perempuan
   Contohnya: Tari damarwulan, tari roro mendut, tari perang sugriwo subali
B.  SEJARAH SENI TARI
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan
masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau
sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak
terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia pada masalalu. James R. Brandon (1967),
salah seorang peneliti seni pertunjukan Asia Tenggara asal Eropa,membagi empat periode budaya di
Asia Tenggara termasuk Indonesia yaitu:1) periode pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum Masehi
sampai 100 Masehi (M)2) periode sekitar 100 M sampai 1000 M masuknya kebudayaan India,3)
periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh Islam masuk, dan4) periode sekitar 1750M sampai
akhir Perang Dunia II.Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis
menguasai seluruh AsiaTenggara, kecuali Thailand.

Menurut Soedarsono (1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia,
menjelaskan bahwa, secara garis besar perkembangan seni pertunjukan Indonesia tradisional sangat
dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar [asing]´.Berdasarkan pendapat
Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar
terbagi atas periode masa pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila ditinjau dari
perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini,maka masyarakat sekarang merupakan
masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan.Tentu saja masing-masing periode telah
menampilkan budaya yang berbeda bagi seni pertunjukan, karena kehidupan kesenian sangat
tergantung pada masyarakat pendukungnya. Perkembangan masyarakat dan keseniannya tidak
merupakan perkembangan yang terputus satu sama lain, melainkan saling berkesinambungan.
Edi Sedyawati menggambarkan secara vertikal perkembangan tari di Indonesia dalam lima
tahapan yaitu tahap:
1. kehidupan yang terpencil dalam wilayah-wilayah etnik,
2. masuknya pengaruh-pengaruh luar sebagai unsur asing,
3. penembusan secara sengaja atas batas-batas kesukuan [etnik],
4. gagasan mengenai perkembangan tari untuk taraf nasional,
5. kedewasaan baru yang ditandai oleh pencarian nilai-nilai.

Setiap wilayah etnik di Indonesia belum tentu telah mengalami tahapan tersebut, bahkan dalam
wilayah-wilayah tertentu mungkin masih dalam tahapan pertama. Jika ditinjau sekilas perkembangan
Indonesia sebagai negara kesatuan, maka tahapan perkembangan tari tersebut terkait dengan
perubahan struktur masyarakat. MASA PRA-KERAJAAN Pada masa ini dapat diidentikkan pula
dengan masa pra-Hindu atau pra pengaruh asing.Bentuk-bentuk seni pertunjukan pada masa ini,
masih banyak terdapat di daerah pedalaman yang terpencil yang diwarnai oleh kepercayaan
animisme. Menurut pengamatan Soedarsono(Op.Cit) sisa-sisa pertunjukan yang berbau animisme,
penyembahan nenek moyang danbinatang totem, masih bisa dijumpai di Irian Jaya, pedalaman
Kalimantan, pedalamanSumatra, pedalaman Sulawesi, beberapa daerah di Bali yang disebut Bali Aga
atau Bali Mula,seperti Trunyan dan Tenganan, serta di Jawa. Perwujudan tari pada masa itu
didugamerupakan refleksi dari satu kebulatan kehidupan masyarakat.
    
      C.  JENIS SENI TARI
      1)    Tari klasik
Tari klasik yaitu tarian yang memiiki nilai seni tinggi (artistik) yang ditimbulkan dari gerak, busana
maupun iringan musiknya.
Contohnya tari balet .
  
    2)    Tari tradisional
Tari tradisional adalah tari yang bertumpu dan berpijak kuat pada tradisi suatu bangsa, suku atau
kelompok masyarakat tertentu.
Contohnya tari gambyong.
      3)    Tari kreasi baru
Contohnya tari tani (menggambarkan petani menggarap sawah)
      4)    Tari dramatik
Contoh dari drama tari ini adalah sendra tari dan langen mandrawanara yang mengambil cerita dari
epos ramayana menggunakan dialog dengan tembang.

    
  D.  FUNGSI SENI TARI
Tari sangat di gemari oleh masyarakat tertentu karena memiliki beragam fungsi, yaitu:
      1)    Seni tari sebagai sarana upacara
fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan
masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang
berfungsi sebagai ritual. tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan magis. pada tari
upacara faktor keindahan tidak diutamakan, yang diutamakaan adalah kekuatan yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya.

      2)    Seni tari sebagai hiburan


salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan
pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada
dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung untuk
kepuasan para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan, tetapi mementingkan kepuasan
individual, bersifat spontanitas dan improvisasi. Tarian ini untuk konsumsi public. Dalam
penyajiannya terkait dengan berbagai kepentingan terutama dalam kaitannya dengan hiburan, amal
bahkan untuk memenuhi kepentingan public dalam rangka hiburan saja
3)    Seni tari sebagai penyalur terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat
dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu,
dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Pada masyarakat daerah timur jenis tarian ini
menjadi pantangan karena adanya rasa tidak sampai hati.

      4)    Seni tari sebagai media pendidikan


Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan
menghindari tingkah laku yang menyimpang dari nilai – nilai keindahan dan keluhuran karena seni
tari dapat mengasah perasaan seseorang.

     5)    Seni tari sebagai pertunjukan


Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan.
Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan.

Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang mantab,
koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang jelas. Tari tidak hanya diartikan sebagai
hiburan namun, dapat dilakukan untuk ajang pencarian bakat (tari) separti acara-acara
ditelevisi yang pernah ditayangkan. “SANDRINA” salah satunya penari cilik yang saat ini
sedang naik daun berkat bakan menarinya.
E.  RAGAM SENI TARI
1)    Jakarta
Ciri-ciri tari daerah jakarta :
Ø  Busana memiliki kombinasi.
Ø  warna mencolok.
Ø  Gerakan lincah.
Ø  Iringan musik gambang kromong.

2)    Sunda
Ciri-ciri tari daerah sunda :
Ø  Busana memiliki kombinasi warna mencolok.
Ø  Gerakan bervariasi dari yang lembut hingga tegas dan lincah.
Ø  Iringan musik gamelan.
3)    Jawa
Ciri-ciri yang dimiliki oleh tari daerah jawa :
Ø  Busana dengan motif dan warna simbolik.
Ø  Gerakan ada yang mengalir tenang dan ada yang tegas.
Ø  Iringan musik gamelan yang lebih lengkap.

F.   UNSUR-UNSUR TARI
1)     Gerak
Gerakan  tubuh  manusia  dalam  wujud  gerak  sehari-hari, gerak olah raga, gerak bermain ,
gerak bekerja , gerakan pencak – silat. Jenis  gerakan  seperti  tersebut diatas, apabila harus
diwujudkan ke dalam bentuk gerak tari pada puncaknya harus distilisasi atau didistorsi. Tari
merupakan relaksasi dan penegangan otot yang secara. penghayatan  menghasilkan  ekspresi  gerak 
untuk  berkesenian. Gerakan  tari  berwujud  jenis  gerak  yang  telah  distilisasi  atau
didistorsi. Wujud gerakan yang secara impulsif bersifat lembut dan mengalir, tegas
terputus-putus, dan tegang-kendur dan gabungan lemas kencang, lambat-cepat, patah-
patah-mengalir dan sebagainya adalah bentuk distorsi dan stilisasi gerak yang menjadi ciri
pembeda gerakan sehari-hari dengan gerakan tari.

2). Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari mencakup aspek gerak yang diungkapkan
oleh seorang penari yang membentuk perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat, dan ruang gerak
penari itu sendiri. Ruang tari bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak penari merupakan
batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di  sisi  lain,  ruang  menjadi  salah  satu  bentuk  dari
imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian yang digunakan untuk berpindah
tempat, posisi dan kedudukan. Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Desain adalah gambaran
yang jelas dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara utuh. Bentuk ruang gerak penari
digambarkan secara bermakna ke dalam atas desain atas dan desain lantai (LaMery:1979: 
12). Ruang  gerak  tari  diberi  makna  melalui  garis  lintasan penari dalam ruang yang
dilewati penari.

3)    Waktu
Dalam tarian, dinamika tari terwujud melalui cepat-lambat gerakan  dilakukan  oleh  penari.   Unsur 
dinamika  ini  apabila dijabarkan   membutuhkan   waktu    gerak. Penari    bergerak menggunakan
bagian anggota tubuh dengan cara berpindah tempat, berubah posisi, dan merubah kedudukan tubuh
membutuhkan waktu.

Kebutuhan waktu yang diperlukan untuk perpindahan, perubahan posisi, dan perubahan
kedudukan tubuh membutuhkan  waktu. Perubahan  gerak,  perpindahan  tempat, dan
penempatan kedudukan sikap tubuh ekuivalen dengan kebutuhan waktu yang dapat
dijelaskan melalui   cepat-lambat, panjang-pendek, dan banyak-sedikit gerakan dilakukan
butuh di dalam proses yang terjadi. Dengan demikian waktu menjadi bagian integral dari
gerakan yang dilakukan.
4)    Tenaga
Dalam gerak tari yang diperagakan indikasi yang menunjukkan intensitas gerak menjadi salah
satu faktor gerakan tersebut  dapat  dilakukan  dan  dihayati. Tenaga  terwujud  melalui kualitas
gerak yang dilakukan. Pencerminan penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang disalurkan
ke dalam gerakan yang dilakukan penari merupakan bagian dari kualitas tari sesuai
penghayatan tenaga. Penghasil gerak dalam hubungannya dengan penggunaan tenaga
dalam mengisi gerak tari sehingga menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan antiklimak
merupakan cara membangun tenaga dalam menari. Ekstensi (penegangan) dan relaksasi
(pengendoran) gerak secara keseluruhan berhubungan dengan kualitas, intensitas, dan
penghayatan gerak tari. Teknik mengakumulasi kualitas dan intensitas  gerak  tari 
seyogyanya dikordinasikan
melalui  perintah kerja otak secara kordinatif.

5)    Ekspresi
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengekspresikan diri bergantung pada situasi psikologis
yang bersangkutan dalam menghadapi berbagai masalah. Ekspresi diri manusia secara umum
berbeda cara dan ungkapnannya. Ungkapan ekspresi di dalam tari lebih cenderung dimanipulasi atau
sering disebut distilisasi. Perbedaan ekspresi diri secara langsung dan ekspresi tari berhubungan
terletak pada perubahan psikologis pembawaan suatu karakter. Ungkapan penghayatan ekspresi diri
terletak pada perbedaan ekspresi sehari-hari lebih vulgar.
Sebagai   ilustrasi,   marah,   sedih,   dan   senyum   dalam kehidupan sehari-hari dapat 
diekspresikan dengan berbagai cara sesuai kepekaan diri di dalam melakukan luapan kemarahan dan
rasa senyum. Dalam tari semua ungkapan yang diperagakan harus distilisasi/didistorsi, sehingga
wujud ungkapannya menjadi berbeda dengan keadaan sehari-hari.  Di sinilah letak pembeda
cara menghayati  sebuah   ungkapan  ekspresi   diri   dan   penghayatan karakter dalam
seni maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam aktivitas pengalaman
seseorang yang selanjutnya dikomunikasikan kepada penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan
jiwa, kehendak, emosi atas penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri
penari ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan, desakan jiwa,
ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).

G.  DANSA

1)    Kegiatan Dansa
Dansa adalah kegiatan yang membutuhkan pasangan dan pasangan lainnya sebagai penyemarak.
Hampir semua jenis dansa punya sejarah sosialnya sendiri-sendiri. Slow waltz mulai dikenal pada
pertengahan tahun 1700-an di kalangan bangsawan Eropa. Slow waltz yang romantik merupakan
"keturunan" dari Vienese waltz yang bertempo lebih cepat. Tempo 3/4 yang digunakan sebelumnya
diperlambat seiring dengan para penulis lagu balada yang bertutur soal kisah cinta. Keanggunan
waltz kalau dalam lagu kira-kira seperti Tennesse Waltz yang dilantunkan oleh penyanyi Tom
Jones dulu.

Dansa terdiri dari dua dansa yang populer, yakni karakteristik Latin dan karakteristik ballroom
standar. Dansa Latin, misalnya cha cha, rumba, samba, jive, dan paso double. Sedangkan yang
disebut ballroom standar (standard ballroom) antara lain waltz, romantic, slow foxtrot, quick step
vienese waltz, dan tango.
2)    Dansa di Indonesia
Merebaknya dansa-dansa asing ke Indonesia ini juga punya imbas pada dansa tradisional, yang
kemudian diadopsi menjadi line dance-dansa yang berbaris-baris itu. Yang sangat populer saat ini
dan barangkali membuat sebagian orang bahkan bosan melihatnya, adalah poco-poco. Poco poco,
sajojo, serampang dua belas, menjadi akrab di lantai-lantai dansa. Khusus yang terakhir itu,
serampang dua belas, mulai banyak ditarikan di lantai dansa seiring populernya penyanyi dari
Malaysia, Siti Nurhaliza yang menyanyikan lagu Cindai dengan irama Melayu. Sedangkan sajojo
berasal dari Indonesia Timur, menggunakan lagu Sajojo yang pernah dipopulerkan Black Brothers
(kelompok remaja AB Three juga pernah menyanyikan lagu itu dalam albumnya dengan sangat
segar).
BAB 3
PENUTUP

      KESIMPULAN
seni tari merupakan seni yang dihasilkan mimik, gerak dan tingkah laku seseorang. Tari terbagi
menjadi 3 macam, yaitu tari tunggal, tari berpasangan, dan tari kelompok. Ada beberapa jenis tari,
diantaranya:
 Tari klasik 
 Tari tradisional 
 Tari kreasi baru 
 Tari dramatik

Tari sangat di gemari oleh masyarakat tertentu karena memiliki beragam fungsi, yaitu:
1)    Seni tari sebagai sarana upacara
2)    Seni tari sebagai hiburan
3)    Seni tari sebagai penyalur terapi
4)    Seni tari sebagai media pendidikan
5)    Seni tari sebagai pertunjukan
Seni tari tidak akan sempurna tanpa dilengkapi oleh unsur-unsur yang membangunnya.... diantara
unsur-unsur itu adalah: Gerak, ruang, waktu, tenaga, dan ekspresi.. unsur-unsur iniah yang
mempengaruhi keindahan suatu tarian.. 

Seorang seniman ternama, Edi Sedyawati menggambarkan secara vertikal perkembangan tari di
Indonesia dalam lima tahapan:
1)    Kehidupan yang terpencil dalam wilayah-wilayah etnik.  
2)    Masuknya pengaruh-pengaruh luar sebagai unsur asing.
3)    Penembusan secara sengaja atas batas-batas kesukuan [etnik]. 
4)    Gagasan mengenai perkembangan tari untuk taraf nasional. 
5)    Kedewasaan baru yang ditandai oleh pencarian nilai-nilai.

Anda mungkin juga menyukai