Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI TARI


Dosen Pengampu: Roby Mandalika W, M.Pd

Oleh:
ROSANTI
NIM : 118180077

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta  salam  semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan besar kita Nabi Muhammad saw. dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya
baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya  penulis dapat  menyusun makalah ini untuk
memenuhi  tugas mata kuliah Pendidikan Pramuka yang berjudul Sejarah dan Perkembangan
Seni Tari.
Saya menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini tidak mungkin
terlaksana dengan baik. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Robi Mandalika selaku pengampu mata kuliah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membuahkan ilmu
yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.

Mataram, 30 juni 2021


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. RUMUSAN MASALAH
B. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kesenian
B. Sejarah dan Perkembangan Seni Tari
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak pulau. Dalam setiap pulau yang
tersebar di Indonesia terdapat berbagai daerah yang penduduknya mempunyai ciri khas
yang tidak sama. Keadaan alam, beragamnya agama, sistim sosial, kondisi ekonomi dan
lain sebagainya membawa pengaruh kepada pola pikir yang bermacam-macam. Sehingga
pola pikir tersebut melahirkan watak serta tingkah laku yang berbeda sesuai tantangan
dan keadaan yang mereka hadapi sehari-hari. Perbedaan yang ada di Indonesia ini
merupakan sesuatu yang baik karena menandakan bahwa Indonesia memiliki
keanekaragaman budaya. Edward Burnett Tylor (dalam Elly M Setiadi, Kama, Ridwan
2007: 27) mengatakan “kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat”.
Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia ini tersebar pada seluruh
wilayah di Indonesia. Setiap daerah memiliki budaya dan adat dengan keunikan yang
berbeda-beda. Keunikan tersebut menjadi ciri khas dari setiap adat dan budaya yang
dimiliki oleh masing-masing daerah. Dari berbagai daerah yang tersebar di Nusantara,
Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak adat dan budaya yang
unik. Masyarakat Jawa Timur umumnya masih kental dengan kepercayaan akan adat dan
budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Masih banyak masyarakat yang
tetap melestarikan adat dan budaya yang mereka miliki. Ngawi adalah salah satu
Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki beberapa kesenian tradisional yang merupakan
warisan budaya. Kesenian yang dimiliki diantaranya seperti tari orek-orek, tari pentul,
tari kecetan serta tari gaplik. Kesenian merupakan salah satu kebutuhan manusia yang
tergolong dalam kebutuhan integratif adalah menikmati keindahan, mengapresiasi dan
mengungkapakan perasaan keindahan. Kebutuhan ini muncul disebabkan adanya sifat
dasar manusia yang ingin mengungkapkan jati dirinya sebagai makhluk hidup yang
bermoral, berselera, berakal, dan berperasaan. Kebutuhan estetik serupa dengan
pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang dilakukan manusia melalui
kebudayaannya. Dalam memenuhi kebutuhan estetik ini, kesenian menjadi bagian
integral yang tak terpisahkan dengan kebudayaan (Geertz dalam Nooryan Bahari, 2008:
45).
Hal di atas dapat kita lihat bahwa kesenian dapat digunakan manusia sebagai
sarana untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan. Kesenian sendiri tidak dapat
terpisahkan dengan budaya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Melalui kesenian berupa musik, tarian, atau lukisan manusia memperoleh suatu
keindahan yang dapat memberikan hiburan dan kesenangan. Seni tari merupakan seni
yang dapat diserap melalui indra penglihatan, dimana keindahannya dapat dinikmati dari
Gerakan-gerakan tubuh, terutama gerakan kaki dan tangan, dengan ritme-ritme teratur,
yang diiringi irama musik yang di serap melalui indra pendengaran. Berdasarkan
jenisnya, tari dibagi menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Pertama, tari
rakyat hidup dan berkembang dikalangan rakyat seperti tari Tayub dari Jawa Tengah dan
Jawa Timur, tari Gandrung Banyuwangi dari Blambangan Jawa Timur, Joged Bumbung
dari Bali, Suhu Reka-reka dari Maluku, dan lain-lain. Kedua, tari klasik hampir tidak
dapat dipisahkan dengan istana atau kraton, mengingat di tempat itulah pertunjukan ini
lahir dan berkembang memasuki proses kristalisasi estetis yang tinggi.
Dalam mengamati perkembangan seni di Indonesia dari masa lampau sampai ke
era globalisasi, diperlukan penelusuran sejarahnya sejak masa prasejarah sampai masa
sekarang ini. dengan melihat seni pertunjukan Indonesia di masa silam akan dapat
diketahui pasang surutnya berbagai bentuk seni pertunjukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kesenian?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan seni tari ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah kesenian
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan seni tari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kesenian
Koentjaraningrat (dalam Tjetjep Rohandi, 2000: 3) mengungkapkan kesenian
telah menyertai kehidupan manusia sejak awal-awal kehidupan dan sekaligus juga
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Menurut Taylor
(dalam Alo Liliweri, 2007: 125) seni dipandang sebagai sebuah proses yang melatih
ketrampilan, aktivitas manusia untuk menyatakan atau mengkomunikasikan perasaan
atau nilai yang dia miliki. Kesenian merupakan unsur integrative yang mengikat dan
mempersatukan pedoman-pedoman bertindak yang berbeda-beda menjadi suatu desain
yang bulat, menyeluruh, dan operasional serta dapat diterima sebagai hal yang bernilai
(Tjetjep Rohendi, 2000: 9).
Dalam mengamati perkembangan seni di Indonesia dari masa lampau sampai ke
era globalisasi, diperlukan penelusuran sejarahnya sejak masa prasejarah sampai masa
sekarang ini. dengan melihat seni pertunjukan Indonesia di masa silam akan dapat
diketahui pasang surutnya berbagai bentuk seni pertunjukan. Edi Sedyawati (2007: 290-
292) mengatakan Indonesia secara keseluruhan dapat dipilah zaman-zaman budaya
sebagai berikut
1. Masa Prasejarah Awal
Pada zaman ini di Indonesia tidak ditemukan data mengenai kemungkinan adanya seni
pertunjukan (berbeda dengan peninggalan palaeolithik di Eropa di mana terdapat lukisan
gua yang menggambarkan figure-figur manusia yang seperti dalam sikap menari)
2. Zaman Prasejarah Akhir
Pada beberapa benda logam hasil zaman ini terdapat sejumpah penggambaran,yang
berdasar analogi etnografik, dapat ditafsirkan sebagai gambar-gambar orang menari
dengan mengenakan hiasan kepala bulubulupanjang dan mungkin mengenakan topeng,
baik dalam rangka upacara maupun tarian, dapat dikenali dalam berbagai benda tinggalan
prasejarah masa tersebut. periksa misalnya topeng/gambar wajah pada nekara, kapak
perunggu, sarkofag, dan arca menhir. Lukisan gua pada zaman inipun menggambarkan
figure-figur manusia yang seperti menari.
3. Masa Hindu-Budha
Zaman ini memperlihatkan lonjakan data berkenaan dengan seni pertunjukan. Hal ini
lebih-lebih didukung oleh terdapatnya sumbersumber tertulis. Akulturasi dengan
kebudayaan India, yang membawa agama Hindu dan Budha sebagai penanda utamanya,
memperlihatkan juga pengaruh besar di bidang seni, termasuk seni pertunjukan. Relief-
relief candi memperlihatkan adegan-adegan dimana orang menari dan bermain music.
4. Zaman Islam
Zaman ini memperlihatkan suatu masukan tersendiri dalam perkembangan seni
pertunjukan di Indonesia, khususnya dalam seni musik dengan ciri khasnya berupa
permainan rebana.
5. Zaman Kolonial Kolonialisme di Indonesia terjadi karena kedatangan orang-orang Eropa,
khususnya Belanda, dan untuk masa singkat Inggris, Bersamaan dengan kedatangan
mereka bangsa Indonesia diperkenalkan dengan gagasan-gagasan baru, seperti prinsip-
prinsip keilmiahan, sistem pendidikan formal, serta juga bentuk-bentuk kesenian Eropa.
Dalam seni pertunjukan ragam baru yang diperkenalkan adalah apa yang disebut toneel
dan musik diatonik.
6. Zaman Kemerdekaan Sebagai Republik Indonesia
Zaman Indonesia merdeka ini memperlihatkan kekhasan dalam perkembangan seni,
termasuk seni pertunjukan. Di satu sisi bentuk-bentuk baru yang khususnya diambil alih
dari kebudayaan Eropa digunakan untuk memperkembangkan suau ragam baru kesenian
yang sekaligus juga menjadi suatu “kesenian nasional”. Sebagai contoh dapat disebutkan
betapa lagu kebangsaan RI, serta lagu-lagu perjuangan, maupun juga bentukbentuk khas
yang berkembang disini seperti keroncong dan dangdut, semuanya berlandaskan sistem
nada diatonik. Perkembangan politik di tanah air ternyata juga mempunyai dampak yang
sangat besar terhadap perkembangan seni pertunjukan.
B. Sejarah dan Perkembangan Seni Tari
Tari merupakan ungkapan keindahan melalui gerak tubuh manusia yang telah
diekspresikan sejak masa lampau. Sejarah perkembangan Seni Tari sejak masa Prasejarah
berlanjut hingga era modern saat ini. Menurut Definisi Seni Tari dan jenisnya, Tarian
dibagi berdasarkan jumlah penari yaitu penari tunggal, penari berpasangan maupun
penari berkelompok. Seni tari mengalami perubahan kreasi dan fungsi yang
menyesuaikan jaman dan kultur budaya yang berkembang secara universal.
Setiap kawasan di berbagai belahan dunia memiliki sejarah perkembangan seni
tari yang berbeda-beda dan tersendiri. Tarian merupakan hasil penerapan kultur dan
budaya ysang diapresiasi dalam bentuk gerakan indah tari-tarian dan diiringi musik.
Tarian mengalami perkembangan pesat dan menyebar secara universal serta banyak
dikreasikan oleh beberapa seniman akibat banyak media yang memperkenalkan dan
mempertontonkan banyak ragam jenis tari di dunia. Tari-tarian tersebut akhirnya
berkembang menuju era modernisasi tetapi sebagian tetap mempertahankan gaya dan
aturan pola gerak tari.
Perkembangan sejarah Seni Tari dipisahkan berdasarkan rentang waktu, kultur,
aliran dan tempat asal. Berikut ini adalah deskripsi sejarah perkembangan seni tari
beserta Bentuknya.
1. Tarian Primitif Masa Prasejarah
Masa Prasejarah merupakan masa peradaban manusia sebelum memiliki catatan
tulisan untuk menulis rentang waktu atau sejarah. Pada masa ini beberapa catatan
kehidupan manusia hanya berupa coretan atau lukisan tangan pada dinding batu atau
disebut Zaman Batu Akhir. Tari-tarian pada jaman prasejarah merupakan representatif
pencitraan gerakan tari yang didasari dari gerakan alam atau meniru gerakan makhluk
hidup disekitarnya. Tarian pada masa prasejarah belum berestetika atau berpola, sehingga
gerakan didasarkan pada keinginan individu. Umumnya tarian di jaman prasejarah
dilakukan secara bersama-sama atau kelompok dengan mengelilingi api unggun yang
dianggap sebagai pemberian Dewa Dewi yang berasal dari alam.
Tarian pada jaman Prasejarah dianggap memiliki daya magis dan sakral. Tujuan
tarian saat itu untuk mengekspresikan kepercayaan mereka di dalam sebuah ritual, seperti
tarian memanggil hujan, tarian kematian, tarian persembahan, tarian eksorsisme, dan lain-
lain. Sehingga kegiatan tari-tarian sangat disakral tanpa boleh sembarang dilakukan tanpa
ijin dan tujuan yang jelas.
2. Tarian Masa Sejarah Awal
Sejarah diawali dengan kemampuan manusia membuat tulisan dan aksara sebagai
catatan & media berkomunikasi. Sejarah pertama manusia lahir di kawasan Lembah yang
diapit Sungai Tigris dan Sungai Eufrat, atau dikenal dengan nama wilayah Mesopotamia
pada kisaran tahun 3000 SM. Dari peradaban besar yang berubah menjadi kawasan
kekaisaran tersebut melahirkan banyak karya seni termasuk Seni Tari. Tari-tarian saat itu
digunakan untuk pemujaan bagi para Dewa dan menghibur para Raja. Tarian juga
ditemukan diperadaban kuno lainnnya di kawasan Persia Kuno dan Mesir Kuno, hingga
beberapa peradaban di kawasan Mediterania lainnya, seperti Yunani hingga Romawi.
Pada masa ini pengembangan tarian menjadi sangat luas karena menyentuh beberapa
aspek keperluan di masyarakat saat itu, dan mereka mampu mengapresiasikan tarian
dengan tujuan hiburan. Beberapa bentuk tari telah dipisahkan antara Tarian Pemujaan,
tarian militer, tarian tradisional rakyat, tarian pribadi dan tarian pergaulan.
Tarian pada Masa sejarah awal peradaban manusia ini sudah memiliki pola dan
bersifat formal dan seremonial. Beberapa tarian menjadi begitu rumit sehingga
dibutuhkan penari khusus yang bisa menampilkannya. Tari-tarian dijaman Kerajaan besar
saat itu yang bertujuan menghibur Raja biasa dilakukan oleh penari wanita yang
berbusana minim dan menonjolkan beberapa lekuk tubuh tertentu. Jenis tarian yang
ditampilkan bisa tarian tunggal hingga tarian berkelompok. Salah satu tarian kuno
terkenal dari jaman ini adalah Tarian Perut dari Mesir Kuno.
3. Tarian Tradisional
Tarian Tradisional ditemukan diberbagai tempat di dunia. Setiap kawasan
memiliki sejarah tersendiri terhadap apresiasi Tarian Tradisional. Tidak ada catatan yang
spesifik tentang perkembangan Seni Tari Tradisional, namun diyakini Tarian Tradisional
merupakan warisan dari Budaya Leluhur pada jaman Pra Sejarah. Tarian Tradisional
merupakan identitas sebuah daerah yang diwariskan turun temurun hingga sekarang.
Tarian Tradisional bersifat lokal, namun ada juga menjadi universal karena dibawa oleh
beberapa Bangsa Kolonial saat ekspansi kekuasaan ke beberapa wilayah tertentu. Sebuah
tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan religius. Semua
aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana dan riasan tidak berubah hingga saat
ini.
Tarian Tradisional dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Tari Tradisional Klasik; merupakan tarian yang dikembangkan oleh kalangan
bangsawan istana dengan aturan baku yang tidak boleh dirubah. Tarian jenis ini
menggunakan gerakan yang anggun dan busana yang cenderung mewah.
Contohnya adalah Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa
Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena (Sulawesi Selatan), dan lain-lain.
 Tari Tradisional Kerakyatan; merupakan jenis tarian tradisional yang berkembang
di kalangan rakyat biasa. Gerakan yang digunakan cenderung mudah dan sangat
aktif. Busana yang digunakan cukup sederhana. Contoh tarian tradisional
kerakyatan antara lain Jaipongan (Jawa Barat), Payung (Melayu), Lilin (Sumatera
Barat), dan lain-lain.
 Tari Tradisional Kreasi Baru; merupakan jenis tarian tradisional yang dikreasi
menjadi memiliki lebih banyak ragam gerakan baru, namun tetap menjaga nilai
artistiknya dan tidak menghilangkan esensi ke-tradisional-nya. Jenis tarian yang
dipilih untuk dikreasi bisa tarian tradisional kerakyatan maupun tarian tradisional
klasik.
4. Tarian Abad Pertengahan dan Kolonial
Abad Pertengahan adalah periode perkembangan peradaban sejak runtuhnya
kerajaan Romawi Kuno yang menguasai sebagian besar daratan Eropa. Abad
Pertengahan berada pada rentang waktu abad ke-5 hingga abad ke-15 Masehi dan
merupakan peralihan dari Zaman Kuno menuju era Modern. Seni Tari pada Abad
Pertengahan tetap digunakan sebagai instrumen keagamaan dan ritual kepercayaan
tertentu. Seni Tari akhirnya difungsikan sebagai hiburan, teatrikal dan kegiatan sosial
masyarakat Eropa saat itu. Tarian-tarian Eropa bersifat lokal dan dikembangkan
dikawasan masing-masing. Beberapa kawasan yang memiliki kemajuan untuk
mengembangkan Seni Tari adalah Negeri Prancis dan Semenjung Iberia. Beberapa jenis
tarian yang terkenal dari kawasan ini adalah Prekursor Waltz, Volta, Khidmat, Ballet,
Gavotte, Minuet, Quadrille, dan lain-lain. Tarian-tarian tersebut merupakan sumber awal
mula perkembangan Seni Tari Modern.
Tarian Eropa pada Abad Pertengahan merupakan jenis tarian Tradisional yang
dikreasi untuk keperluan hiburan dan teatrikal rakyat. Tari-tarian ini kemudian
disebarkan melalui penjelajahan laut dan ekspansi kekuasaan di tanah jajahan mereka di
Benua Baru seperti Asia, Afrika dan Amerika. Tarian Eropa pada era Abad Pertengahan
menjadi bersifat universal melalui penyebaran kolonial. Beberapa contoh tarian pada era
Abad Pertengahan yang akhirnya tersebar ke wilayah lain adalah Tari Flamengo dari
Spanyol, Ballet dari Italia dan Prancis, Dance of Death dari Hungaria, Polka dari
Cekoslavia, Landler dari Jerman, Minuet dari Prancis, dan lain-lain.
5. Tarian Kontemporer
Tarian Kontemporer adalah tarian klasik atau tradisional yang terpengaruh dampak
modernisasi yang merubah tema, pola gerak tarian, pakem dan aturan dari tarian tersebut.
Beberapa jenis tarian klasik atau tradisional yang memiliki aturan tertentu, dirubah oleh
beberapa seniman tari untuk menghasilkan tarian-tarian baru dengan latar belakang tarian
daerah tertentu. Gerakan tari Kontemporer adalah simbolik dan memiliki keterkaitan
dengan koreografi yang unik. Beberapa pendapat mengataka bahwa Tarian Kontemporer
bisa mengkombinasikan beberapa tarian tradisional dari berbagai daerah dengan tarian-
tarian modern.
Sejarah Tari Kontemporer dipelopori oleh beberapa seniman tari dunia, seperti Isadora
Duncan, Ruth St. Denis, Francois Delsarte, Merce Cunningham, Martha Graham, Rudolp
van Laban, Marie Rambert, dan lain-lain. Beberapa contoh Tarian Kontemporer antara
lain adalah Tari Samba dari Brazil, Tari Limbo dari Afrika Selatan, Tari Katlak dari
India, Tari Barong-Barongan dari Indonesia, Tari Tonga dari kawasan Pasifik, dan lain-
lain.
6. Tarian Modern
Tarian Modern adalah tarian yang diciptakan di era digital modern yang
fungsikan sebagai hiburan dengan pola gerak dan koreografi yang trending saat ini.
Tarian Modern dikenal sejak awal abad ke-20 dan terus berkembang hingga kini. Tarian
Modern merupakan kombinasi antara emosi dan rasa yang tertuang dalam pola gerakan
yang bebas dan tidak mengandung gerakan tradisional. Beberapa improvisasi dilakukan
untuk menambah daya tarik tarian dihadapan penoton.
Tujuan Tarian Modern adalah popularitas supaya digemari oleh banyak orang di
dunia. Busana dan riasan yang digunakan penari dibuat semenarik mungkin dan
menyesuaikan dengan tema dan konsep modern yang serba baru. Beberapa kostum pun
akan dibuat sangat unik dan glamour untuk menunjang popularitas tari Modern. Beberapa
bentuk Tarian Modern yang populer saat ini adalah Break Dance, Robot Dance, Hip-Hop,
Locking, Popping, Ballroom Dance, Shuffle Dance, dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesenian merupakan unsur integrative yang mengikat dan mempersatukan
pedoman-pedoman bertindak yang berbeda-beda menjadi suatu desain yang bulat,
menyeluruh, dan operasional serta dapat diterima sebagai hal yang bernilai (Tjetjep
Rohendi, 2000: 9).
Perkembangan sejarah Seni Tari dipisahkan berdasarkan rentang waktu, kultur, aliran dan
tempat asal. Ada beberapa ragam bentuk dan periode sejarah perkembangan seni tari.
Yaitu Tarian Primitif Masa Prasejarah, Tarian Modern, Tarian Kontemporer, Tarian
Abad Pertengahan dan Kolonial, Tarian Masa Sejarah, Tarian Tradisional. Fenomena
perkembangan seni tari akan terus berubah dan mengalami banyak kreasi demi kebutuhan
hiburan bagi sebagian orang.

DAFTAR PUSTAKA
Edi Sedyawati. 2007. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT
Raja
Wibowo, Anjar Mukti & Janah, Shoffikha Cahyanul. 2015. Sejarah Perkembangan
Kesenian Tari Gaplik Di Desa Kendung Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi
Tahun 1966-2014. Jurnal Agastya, Vol 5. 140-143
Tegar, Romy. 2020. “Seni Tari Menurut Bentuk dan Sejarah Perkembangannya”.
https://www.tegaraya.com/2020/07/sejarah-perkembangan-bentuk-seni-tari.html?m=1,
diakses pada 12 juli.

Anda mungkin juga menyukai