Disusun Oleh :
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususan
makalah yang berjudul “Sejarah Tari di Indonesia“. Makalah ini disusun dengan
tujuan untuk melengkapai salah satu tugas mata kuliah Seni Tari serta untuk
menambah pengetahuan tentang kehidupan sosial di masyarakat. Atas tersusunnya
makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
terlibat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami serta para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana sejarah seni tari di Indonesia?
2) Apa saja zaman tari di Indonesia?
3) Apa saja Jenis jenis tari di Indonesia?
4) Apa saja fungsi Tari di Indonesia?
5) Bagaimana contoh seni tari di Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kita menemukana beberapa alat instrument music dari logam seperti
nekara atau semacam gendering.
2) Zaman Indonesia Hindu
Pada zaman ini, seni tari kebanyakan dipengaruhi oleh budaya dan
peradaban India yang dibawa oleh para pedagang. Penyebaran agama
Hindu dan Buddha menjadi faktor utama kemajuan seni tari pada
zaman tersebut.
Para ahli sejarah percaya bahwa pada zaman Indonesia Hindu, seni
tari mulai memiliki standardisasi dan patokan. Hal ini dikarenakan
adanya literatur seni tari karangan Bharata Muni dengan judul Natya
Sastra. Buku ini membahas unsur gerak tangan mudra yang terdiri dari
64 motif.
3) Zaman Indonesia Islam
Seni tari pada permulaan zaman Indonesia Islam hanya dilakukan oleh
orang-orang yang datang dari luar seperti Sudan, Ethiopia, dan lain-
lain. Menari umumnya dilakukan pada sebuah hari raya atau hari
gembira lainnya.
Pada tahun 1755, di bawah perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram
Islam dibagi menjadi dua bagian yaitu, Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta.
Kedua kerajaan tersebut mulai mengembangkan identitas diri mereka
melalui karya seni tari yang dihasilkan. Kedua kerajaan tersebut
menghasilkan karya tari dengan gerakan dan penampilan yang
berbeda sebagai identitas masing-masing kerajaan.
4) Zaman Penjajahan
Ketika pada masa penjajahan seni tari di Indonesia mengalami
kemunduran dan tidak berkembang dikarenakan suasana peperangan
dan penjajahan, tetapi seni tari dalam istana masih terpelihara secara
baik.Walaupun dalam penampilannya tersebut bersifat terbatas karna
tidak semua moment dan kalangan dapat melihatnya, termasuk rakyat
indonesia. Adapun moment-moment tari terebut diantaranya ialah
4
hanya untuk acara-acara penting yang berkaitan dengan kerajaan
seperti penyambutan tamu raja, perkawinan, dan penobatan raja baru.
Hal tersebut terjadi karna adaya pembatasan dalam penikmat seni tari.
Salah satu karya tari yang terinspirasi perjuangan rakyat pada zaman
penjajahan adalah tari Prawiroguno. Tari Prawiroguno adalah seni tari
tradisional asal Jawa Tengah yang menggambarkan prajurit Indonesia
sedang berlatih dengan membawa senjata dan tameng sebagai alat
melindungi diri.
5) Zaman Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, fungsi seni tari dalam masyarakat mulai
berjalan kembali yang mana hal tersebut membuat kalangan
masyarakat dapat menikmati seni tari lagi. Seni tari pun kembali
digunakan sebagai upacara adat dan upacara keagamaan dan Seni tari
sebagai hiburan pun juga terus berkembang.
Setelah zaman kemerdekaan, cara berpikir bangsa Indonesia mulai
berkembang. Termasuk ilmu-ilmu di bidang seni khusus nya di bidang
seni tari. Di zaman ini bermunculan koreografer koreografer,
khususnya di jawa barat. Koreografer R. Sambas Wirakusuma
menyebarkan tari keurseusnya, dan beliau menyusun tari-tari wayang,
yang pola dasarnya berasal dari tari kaurseus. Untuk selanjutnya tari
keurseus wirahma sari berkembang di bandung pada
perkumpulan wirahma sari yang dipimpin oleh R. Dandan Kusuma.
Sekitar tahun 70-an, muncul tarian yang bernama kreasi baru. Di
antaranya diciptakan oleh gugum gimbira yaitu tari jaipongan dengan
motiv gerak yang hamper sama dengan aslanya. Tari jaipongan adalah
salah satu bentuk tari kreasi baru yang berakarkan pada tari rakyat
(khususnya ketuk tilu), topeng dan pencak silat.
Bahkan setelah berjalannya waktu, sekarang sudah mulai banyak
sekolah-sekolah dan tempat kursus yang mengajarkan seni tari sebagai
salah satu mata pelajarannya. Mulai banyak penggemar seni tari
modern seperti dansa, tari balet, break dance di Indonesia.
5
2.2 PENGERTIAN TARI
Tari merupakan alat ekspresi atau sarana komunikasi seorang seniman
kepada orang lain (penonton atau penikmat) tari mampu menciptakan
untaian gerak dan dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang
ada dan sekitarnya.
Pengertian tari menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut Aristoteles, tari adalah suatu gerak ritmis yang dapat
menghadirkan karakter manusia saat mereka bertindak.
b. Menurut C. Sachs, tari adalah pelafalan jiwa manusia melalui gerak
berirama yang memiliki nilai estetika.
c. Menurut Cooric Hartong, tari adalah gerak-gerak badan yang diberi
nuansa ritmis dan dilakukan dalam suatu ruang.
d. Menurut Bagong Sudito, tari adalah suatu seni yang berupa gerak
ritmis yang menjadi alat ekspresi manusia.
e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tari adalah gerakan badan
(tangan, kaki, kepala dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi
bunyi-bunyian seperti musik, gamelan dan sebagainya.
6
atau maksud tertentu di samping tetap menjaga nilai nilai keindahannya.
Sebagai contoh tari batik, merak, dan tari nalayan.
Sebagai contoh :
a) Tari batik, tari ini menggambarkan orang yang sedang membantik di
samping geraknya yang mempunyai arti tetapi geraknya sangat
menawan dan indah.
7
c) Tari nelayan, tari yang menggambarkan seorang nelayan yang
menagkap ikan di laut.
8
yang berfungsi sebagai upacara ritual dalam masyarakat sebagai
berikut :
1) Tari bedaya ketawang di jawa tengah di gunakan sebagai
upacara penobatan raja dan hari ulang tahun raja
2) Tari seblang di banyu wangi jawa timur di gunakan sebagai
upacara ritual kesuburan (menanam padi)
3) Tari mapeliang dari Sulawesi sebagai tari upacara kematian
4) Tari seru kaju nogawi dari daerah timor timur di laksnakan pada
acara pembuatan rumah
5) Tari Ngaseuk dari Jawa Barat sebagai upacara ritual kesuburan
(menanam padi)
9
c. Tari sebagai Tontonan
Tari tontonan atau disebut juga tari pertunjukkan pelaksanaan
disajikan khusus untuk dinikmati. Tari yang berfungsi sebagai
tontonan dapat diamati pada pertunjukan tari untuk kemasan
pariwisata, untuk penyambutan tamu-tamu penting atau tamu pejabat,
dan untuk festival seni. Pertunjukan tari ynag dipergunakan pada
acara-acara tersebut penggarapannya sudah dikemas dan dipersiapkan
menjadi sebuah tari bentuk yang telah melewati suatu proses penataan,
baik gerak tarinya maupun musik iringannya sesuai dengan kaidah-
kaidah artistik. Sehubungan dengan hal tersebut, prinsip-prinsip
artistik dari seni pertunjukkan seperti irama, keseimbangan,
pengulangan, variasi, kontras, transisi, urutan, klimaks, proporsi,
harmoni, dan kesatuan, ditata sedemikian rupa sehingga layak menjadi
sebuah garapan yanng dipertontonkan.
10
2.4 JENIS-JENIS TARI
1) Jenis Tari Berdasarkan Pola Gerakan
Jenis tari berdasarkan atas pola garapannya dapat dibagi menjadi :
a. Tari Tradisional, merupakan tari yang ada sejak zaman nenek
moyang dan diwariskan secara turun temurun. Tari tradisi dibagi
menjadi tari tradisi kerakyatan dan klasik.
1. Tari Tradisional Kerakyatan, tumbuh dan berkembang di
dalam lingkungan masyarakat umum atau rakyat biasa.
Tari tradisional kerakyatan biasanya digunakan sebagai
tari hiburan, pergaulan, juga sebagai wujud rasa syukur.
Memiliki ciri-ciri bentuk gerak, irama, ekspresi, dan rias
busana yang sederhana serta sering disajikan secara
berpasang-pasangan atau kelompok. Contohnya; tari Jaran
Kepang, Kuda Lumping (Jawa), tari Jaipong (Jawa Barat),
tari Banyumasan, tari Payung, Lilin (Sumatera Barat), tari
Saman (Aceh), dan lain-lain.
2. Tari Tradisional Klasik, dikembangkan oleh kaum
bangsawan di istana. Bentuk gerak tarinya baku dan tidak
bisa diubah. Pengembangan tari tradisional klasik lebih
sulit karena hanya bisa dilakukan dalam kelompok
bangsawan tersebut. Fungsi tari klasik biasanya digunakan
sebagai sarana upacara kerajaan dan adat. Bentuk gerak,
penghayatan, irama, rias, dan busananya terkesan
lebih mewah dan estetis. Contohnya; tari Topeng Klana
(Jawa Barat), tari Beskalan, tari Ngremo (Jawa timur), tari
Bedhaya, tari Serimpi, tari Sawung (Jawa Tengah), tari
Pakarena (Sulawesi Selatan), tari Rejang (Bali).
11
b. Tari Kreasi, adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari
perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari
tradisional klasik. Gerak tari kreasi berasal dari satu daerah atau
berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, rias,
busanan dan irama iringannya juga merupakan hasil modifikasi
tari tradisi. Bentuk gerak tari baru misalnya operet
(mempertegas lagu dan cerita), pantomim (gerak patah-patah
penuh tebakan), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan,
terlihat tak beraturan tapi terkonsep). Contohnya; tari Tenun, tari
Wiranata, tari Panji Semirang (Bali), tari Kijang, tari Angsa, tari
Kupu-Kupu, tari Merak (Jawa), tari Lebonna, tari Bosara
(Sulawesi Selatan), dan lain-lain.
12
b. Tari Berpasangan, bisa dilakukan oleh penari laki-laki dan
perempuan, sesama laki-laki, atau sesama perempuan. Penari
harus memperhatikan keselarasan geraknya dengan gerak
pasangannya. Mereka harus saling mengisi dan melengkapi,
juga melakukan respons dan kerja sama. Contohnya; tari Gale-
Gale (Papua), tari Payung (Melayu), tari Cokek (Jakarta), tari
Piso Surit (Batak), dan lain-lain.
c. Tari Kelompok, adalah bentuk tarian yang ditarikan oleh tiga
orang atau lebih. Tari jenis ini memerlukan kerjasama yang
lebih baik lagi. Keselarasan gerak dan permainan komposisi
sangat menentukan. Untuk pergelaran sendra tari atau drama tari
penari harus dapat diajak kerja kelompok berdasarkan alur cerita
atau keterkaitan para pemeran tokohnya. Contohnya;
tari Bedhaya Ketawang (6 orang, Surakarta, Jawa Tengah), tari
Bedhaya Semang (6 orang, Yogyakarta), tari Lawung (4 orang,
Jawa Tengah), tari Kecak, tari Janger (Bali).
13
2.5 CONTOH SENI TARI INDONESIA
Sangat kaya akan kebudayaan nasional. Kini seni tari juga menjadi salah
satu dari kebudayaan Indonesia dan melambangkan kota-kota tertentu di
tanah air.
Berikut adalah beberapa contoh seni tari daerah Indonesia:
Tarian Daerah Istimewa Aceh
Tari Seudati
14
Tarian Bali
Tari Kecak
Tari Legong
15
Tari Pendet
Melambangkan penyambutan
turunnya Dewata ke Bumi. Di zaman modern ini, tari pendet
digunakan sebagai ucapan selamat datang para wisatawan ke pulau
Dewata.
16
Tari Selamat Datang
17
Tari Topeng Kuncaran
18
Tarian Daerah Jawa Timur
Reog Ponorogo
Melambangkan keperkasaan,
kegagahan, dan kejantanan.
Tari Remong
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Seni Tari merupakan gerak-gerak ritmis dari anggota tubuh sebagai ekspresi
dan pengungkapan perasaan dari si penari yang diikuti alunan music yang
fungsinya memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Fungsi Seni serta
tujuannya bisa dibagi menjadi ; Fungsi Religi/Keagamaan, Fungsi
Pendidikan, Fungsi Komunikasi, Fungsi Rekreasi/Hiburan, Fungsi Artistik,
Fungsi Guna (seni terapan), dan Fungsi Kesehatan (terapi). Jenis tari
ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga kelompok, yaitu: Tari
Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Kelompok/Massal.
3.2 SARAN
1) Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di
indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita
ini.
2) Semoga seluruh masyarakat terutama mahasiswa dan kaum muda
dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-
cara terbaru untuk mengatasinya agar tarian suatu daerah di Indonesia
dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sayanda.com/seni-tari/
Diakses pada 28 September 2019, Pukul 03:00
https://irmaanisaa.blogspot.com/2018/12/makalah-pengertian-sejarah-fungsi-unsur.html
Diakses pada 28 September 2019, Pukul 03: 30
21