Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“BAYI TABUNG”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Fiqih Kontemporer

Dosen Pengampu : MHD. Sahdani HRP,S.HI., MH.

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Dalila Husniatul Hafidzah


2. Julaila Sari
3. Denny Saputra

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI-YDI)

LUBUK SIKAPING

2022 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Pertama Sekali penulis memanjatkan puji beserta Syukur kepada Allah


SWT
yang telah memberi kesehatan, kesempatan, hidayah dan inayahnya
sehinggapenulis dapat meyelesaikan makalah untuk mata kuliah fiqih
kontemporer yang membahas tentang “ Bayi Tabung”.

Terima Kasih kepada Bapak MHD. Sahdani HRP,S.HI.,MH. Selaku


Dosen pengampupada mata kuliah Fiqh Kontemporer yang berperan penting
dalampenyelesaian makalah. Termasuk segala pihak baik secara langsung
ataupun tidaklangsung membantu penulis dalam penyusunan makalah.
Terutama MahasiswaSTAI-YDI Lubuk Sikaping semester IV jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Demikianlah makalah ini penulis buat, apabila ada kesalahan


mohondimaafkan. Hal itu tentu tidak lepas dari kekurangan pengalaman dan
keterbatasanpengetahuan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Penulismengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaanmakalah, terima kasih.

Wassalam

Lubuk Sikaping, 22 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 PengertianDan Proses Bayi Tabung.....................................................................3
2.2 Tujuan Bayi Tabung.............................................................................................3
2.3 Dampak Positif Dan Negatif Bayi Tabung...........................................................3
2.4 Hukum Bayi Tabung Menurut Islam....................................................................4
BAB III........................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum
dikaruniai anak. Mereka pun gelisah. Usia sudah semakin tua, tetapi belum
mempunyai anak. Ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus
asa danmenganjurkan untuk senantiasa berikhtiar (usaha) dalam menggapai karunia
Allah SWT. Demikian halnya di antara panca maslahat yang diayomi oleh maqashid
asy-syari’ah (tujuan filosofis syariah Islam) adalah hifdz an-nasl (memelihara fungsi
dan kesucian reproduksi) bagi kelangsungan dan kesinambungan generasi umat
manusia. Allah telah menjanjikan setiap kesulitan ada solusi. (QS.Al-Insyirah:5)
termasuk kesulitan reproduksi manusia dengan adanya kemajuan teknologi
kedokteran dan ilmu biologi modern yang Allah karuniakan kepada umat manusia
agar mereka bersyukur dengan menggunakannya sesuai kaedah ajaran-Nya.

Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang
alami pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah
untuk manusia. Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya
karena rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopii) yang membawa
sel telur ke rahim,serta tidak dapat diatasi dengan cara membukanya atau
mengobatinya. Atau karena selsperma suami lemah atau tidak mampu menjangkau
rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara
memperkuat sel sperma tersebut, atau mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim
isteri agar bertemu dengan sel telur disana. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan
menghambat suami isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan
dan mendorong hal tersebut dan kaum muslimin pun telah disunnahkan
melakukannya
Dengan maju pesatnya dibidang teknologi, kini banyak teknologi-teknologi
yang mampu menciptakan/ membuat bermacam-macam produk hasil teknologi
dipandangnya berkualitas. Diantara produk teknologi mutakhir adalah dibidang
biologi, salah satunya adanya bayi tabung untuk mengatasi permasalahan yang telah
diuraikan diatas. Padadasarnya orang-orang memuji dengan kemajuan dibidang
teknologi tersebut, namun mereka belum tahu pasti apakah produk-produk hasil
teknologi tersebut dibenarkan menurut hukum agama.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah, adapun rumusan masalah
dalam pembahasan ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan bayi tabung dan bagaimana proses pembuatannya.?
2. Apakah tujuan dari adanya bayi tabung.?
3. Dampak positif dan negatif kehadiran bayi tabung.?
4. Bagaimana hukum bayi tabung menurut Islam.?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan beberapa tujuan pembahasan.
Adapun tujuannya yakni sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dan proses bayi tabung.


2. Untuk mengetahui tujuan bayi tabung.
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif kehadiran bayi tabung.
4. Untuk mengetahui hukum bayi tabung menurut Islam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Proses Bayi Tabung


Dalam bahasa Inggris bayi tabung dikenal dengan sebutan In Vitro Festilisation
yang dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada th 1977. Jika dilihat dari kata
‘bayi’ &‘tabung’, bayi tabung berarti bayi dari hasil pembuahan di tabung.Dalam
istilah, bayi tabung adalah suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar
tubuh sang wanita: in vitro ("di dalam gelas kaca")

Bayi tabung pada dasarnya merupakan bayi hasil konspsi (dari pertemuan antara
seltelur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan
sedemikian rupa di laboratorium. Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat pembuahannya yang asli yaitu
rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa sehingga temperatur dan situasinya
persis sama dengan aslinya.

Prosesnya mula-mula dengan suatu alat khusus semacam alat untuk laparoskopi
dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi.
Kemudian sel telur yang diambil tersebut dibuahi dengan sperma yang sudah
dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim.

Setelah pembuahan hasil konsepsi tersebut dipelihara beberapa saat dalam


tabung tersebut sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim
wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh sebagaimana
layaknya didalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tersebut akan mengalami
kehamilan, perkembangan selama kehamilan seperti biasa
2.2 Tujuan Bayi Tabung
Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan
suami istr iyang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba
falopi istrinya mengalami kerusakan yang permanen.

Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini


diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang
menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.

Selain itu, beberapa kondisi seperti di bawah ini yang kemungkinan


menyebabkan sulit hamil dan disarankan menggunakan prosedur bayi tabung.

a. Kelainan genetik
b. Kondisi kesehatan yang tengah menderita penyakit serius seperti kanker
c. Gangguan pada tuba falopi atau rahim berupa kerusakan atau sumbatan jalur sel
telur.
d. Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur minimal.
e. Endometriosis.6.Produksi sperma dengan kuantitas yang rendah.
f. Masalah sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma.
g. Sperma yang tidak mampu melewati cairan leher rahim.
h. Alasan dari masalah ketidaksuburan yang tidak diketahui.
i. Memiliki risiko penyakit keturunan.

Kelainan kondisi seperti di atas yang membuat istri menjadi sulit hamil,
melalui metode IVF, sel telur yang sudah dibuahi dapat diskrining kode genetiknya
untuk mencari masalah genetik tertentu. Setelah embrio dinyatakan tidak memiliki
risiko penyakit yang dapat diturunkan, dapat ditanam pada rahim. Jadi, melalui
metode bayi tabung, istri memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan
keberhasilan kehamilan dan memiliki bayi yang sehat/
2.3 Dampak Positif Dan Negatif Kehadiran Bayi Tabung
A. Dampak Positif

Anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri). Tapi faktanya, tak
semua pasutri dapat dengan mudah memperoleh keturunan. Data menunjukkan, 11-15
persen pasutri usia subur mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan, baik
karena kurang subur (subfertil) atau tidak subur (inferti).

Kemajuan teknologi dan biologi kedokteran telah berhasil membantu pasangan suami
istri yang mengalami masalah kesuburan untuk memperoleh buah cinta mereka,
bahkan bisa memilih jenis kelamin serta diagnosis gangguan genetik bakal janin. Di
Tanah Air, teknologi yang bisa dinikmati baru sampai pada pembuatan bayi tabung.
Di Makmal Terpadu FKUI harga ditawarkan cukup terjangkau dengan satu siklus
sekitar 30- 40 juta rupiah. Namun yang menjadi masalah keberhasilan bayi tabung di
Indonesia masih kecil, sekitar 10%

B. Dampak Negatif

Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami, dilakukan
secara buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup kemungkinan
menimbulkan risiko.

1) Adanya dugaan cacat bawaan sebagai dampak bayi tabung maupun pembuahan
buatan lain.
2) Merupakan Tindakan Pembunuhan Secara etika dan moral sebagian masyarakat
menolak karena proses pembuahan pada bayi tabung dilakukan dengan
menggunakan dengan cawan petri sehingga embrio yang diperlukan yang
dimasukkan kembali ke rahim, sedangkan sisanya“dibuang”. Hak hidup embrio
yang dibuang inilah yang dipermasalahkan, sebab banyak yang memandang hal
ini sebagai tindakan pembunuhan.
3) Masalah dalam Pendonoran Sperma Hubungan fundamental antara manusia
terutama antara laki-laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri yang sah,
kemudian dipertanyakan eksitensinya bila melakukan fertilisasi invitro. Hal ini
menjadi lebih buruk lagi bila sel telur dibuahi oleh sperma donor yang bukan
dari suami yang sah, misalnya dari bank sperma atau sel telur dari pendonor
telur. Hal lainnya ialah bila menggunakan rahim kontrak karena istri tidak dapat
memelihara embrio di dalam rahimnya.
4) Hanya 20% saja kemungkinan program ini akan berhasil.
5) Adanya kemungkinan sang ibu terserang infeksi, rhumatoid arthritis ataulupus,
dan alergi

2.4 Hukum Bayi Tabung Menurut Islam


Masalah bayi tabung (Athfaalul Anaabib) ini menurut pandangan islam termasuk
masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik
didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah bahkan dalam kajian Fiqih klasik sekalipun. Oleh
karena itu, dalam menyelesaikan masalah ini hendak dikaji menurut Hukum Islam
dengan menggunakan metode Ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli Ijtihad
(Mujtahid), agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al-
Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum islam

Namun, kajian masalah mengenai bayi tabung ini sebaiknya menggunakan


pendekatan multi-disipliner oleh para mujtahid dan cendikiawan muslim dari
berbagai ilmu yang relevan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum yang benar-
benar proporsional dan mendasar. Misalnya menggunakan ahli kedoteran.
Peternakan, biologi, hukum, agama,dan etika. Dua tahun sejak ditemukannya
teknologi ini, para ulama di Tanah Air telah menetapkan fatwa tentang bayi tabung/
inseminasi buatan
A. Dasar Hukum
1. Al-Qur’an
a. Surat At-Tin Ayat 4

Pada ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai
makhluk yang mempunyai kelebihan atau keistimewaan sehingga melebihi makhluk-
makhluk Allah lainnya. Dan Allah sendiri berkenan memuliakan manusia, maka
sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri dan juga
menghormati martabat sesama manusia. Sebaliknya inseminasi buatan dengan donor
itu padahakikatnya merendahkan harkat manusia (human dignity) sejajar dengan
hewan inseminasi

b. Al-Isra Ayat 70

Artinya:

“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka didaratan dan di
lautan, Kami beri mereka rezeki dari baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakkan makhluk yang telah Kami ciptakan”.

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik
bentuk dan dengan berbagai kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya.
SungguhAllah telah menciptakan manusia dengan sempurna dan memuliakan
makhluk ciptan- Nya.

Maka sudah sepantasnya manusia menghormati martabatnya sendiri dan manusia


lainnya. Sedangkan telat kita ketahui pada awalnya iseminasi buatan itu awalnya
dilakuka pada hewan atau tumbuhan. Tetapi, karena teknologi dan zaman semakin
berkembang inseminasi buatan ini diterapkan pada manusia. Dari segi etika dan
moral, jika tidak dalam keadaan yang terpaksa dan benar-benar darurat inseminasi
buatan

c. Ar-Rum Ayat 21

Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir.”

Jelas diterangkan dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 21 tersebut bahwa Allah telah
menciptakan isteri-isteri untuk para suami agar merasa tentram dan saling merasakan
kasih sayang. Dengan demikian, prinsip bayi tabung yang menyimpan sperma suami
dirahim ibu titipan tidak sesuai dengan firman Allah tersebut. Kemudian sperma
punyatuan A diminta oleh keluarga B dengan sel telur dari ibu keluarga B dan
mengalami fertilisasi diluar setelah menjadi zigot dimasukan ke rahim nyonya C.
Kasus tersebut diharamkan dalam islam, karena anak yang dikandung nyonya C tadi
tidak akan jelas nasab dan juga ahli warisnya
2. Hadist Nabi
Artinya:
“Tidak Halal bagi seseorang yang beriman pada Allah SWT dan hari akhir airnya (sperma) pada
tanaman orang lain (vagina istri orang lain)”
(Hadist riwayat Abu Daus, Al-Tirmidzi, dan Hadist ini dipandang sahih oleh Ibnu
Hibban).
Hadits di atas dapat dijadikan sebagai dalil untuk mengharamkan inseminasi
buatandengan donor sperma ataupun ovum, karena kata (di dalam bahas arab juga
dalam al-Qur’an bisa dipakai untuk pengertian air hujan atau air pada umumnya,
seperti tersebut dalam surat Thaha ayat 53, dan juga bisa untuk pengertian benda cair
atau sperma seperti yang terdapat dalam surat An-Nur ayat 45 dan Al-Thariq ayat 6

3. Hasil Ijtihad Para Ulama


a. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Dalam fatwanya menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma danor ovum
dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Sebab,ini termasuk
ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Namun, paraulama melarang
penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istriyang dititipkan di rahim
perempuan lain. "Itu hukumnya haram," papar MUI dalam fatwanya. Apa pasal? Para
ulama menegaskan, di kemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit
dalam kaitannya dengan warisan
b. Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah ini dalam
forum Munas Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Ada tiga keputusan
yang ditetapkan ulama NU terkait masalah bayi tabung.

Pertama, apabila mani yang ditabung dan dimasukan ke dalam rahim wanita tersebut
ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram. Hal
itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu AbbasRA, Rasulullah SAW
bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besarsetelah syirik dalam pandangan Allah
SWT, dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina)
di dalam rahim perempuan yangtidak halal baginya”.
Kedua, apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapicara
mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. “Manimuhtaram
adalah mani yang keluar/ dikeluarkan dengan cara yang tidak
dilarang oleh syara”,papar ulama NU dalam fatwa itu. Terkait mani yang dikeluarkan
secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar
II/113. "Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan
beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebutdi perbolehkan, karena istri
memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang”
Ketiga, apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri dan cara
mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukan kedalam rahim istri sendiri,
maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, maka Penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi tabung
adalah suatu upaya untuk memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel
sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan dalam suatu wadah atau cawan petri
(semacam mangkuk kaca berukuran kecil) khusus.

Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan sel
telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses
ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel
sperma dalam sebuah medium cair.

Bayi tabung ini dapat memberikan dampak postif maupun dampak negatif,namun hal
tersebut tergantung pada kesesuaian proses yang dilakukan terhadapSOP.

3.2 Saran

Melalui makalah ini, penulis berharap semoga pembaca dapat memahami


bagaimana Hukum bayi tabung di dalam pandangan Islam. Dan penulis berharap
adanya kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37946718/MAKALAH_BAYI_TABUNG Diakses pada


Minggu 22 Mei 2022 pukul 13.09 WIB

Anda mungkin juga menyukai