Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bayi Tabung Dalam
Pandangan Hukum Islam” guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Hukum Islam.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dibidang teknologi tersebut, namun mereka belum tahu pasti apakah produk-
produk hasil teknologi tersebut dibenarkan menurut hukum agama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Habieb, “Contoh Makalah Bayi Tabung dalam Pandangan Hukum Islam”,
https://www.academia.edu/ 19363633/Contoh_makalah_bayi_tabung_dalam_
pandangan_hukum_islam (diakses pada 11 Mei 2019)
2
Kontributor Wikipedia, "Fertilisasi in vitro," Wikipedia, Ensiklopedia Bebas,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fertilisasi_in_vitro&oldid=14758616 (diakses
pada 11 Mei 2019)
3
Habieb, Op.cit
2.2 Tujuan Bayi Tabung
Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan
suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan
tuba falopi istrinya mengalami kerusakan yang permanen.
Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini
diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya
yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
Selain itu, beberapa kondisi seperti di bawah ini yang kemungkinan
menyebabkan sulit hamil dan disarankan menggunakan prosedur bayi tabung.
1. Kelainan genetik
2. Kondisi kesehatan yang tengah menderita penyakit serius seperti kanker
3. Gangguan pada tuba falopi atau rahim berupa kerusakan atau sumbatan
jalur sel telur.
4. Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur minimal.
5. Endometriosis.
6. Produksi sperma dengan kuantitas yang rendah.
7. Masalah sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma.
8. Sperma yang tidak mampu melewati cairan leher rahim.
9. Alasan dari masalah ketidaksuburan yang tidak diketahui.
10. Memiliki risiko penyakit keturunan.
Kelainan kondisi seperti di atas yang membuat istri menjadi sulit hamil,
melalui metode IVF, sel telur yang sudah dibuahi dapat diskrining kode
genetiknya untuk mencari masalah genetik tertentu. Setelah embrio dinyatakan
tidak memiliki risiko penyakit yang dapat diturunkan, dapat ditanam pada
rahim. Jadi, melalui metode bayi tabung, istri memiliki peluang lebih besar
untuk mendapatkan keberhasilan kehamilan dan memiliki bayi yang sehat.4
4
Arrafina Muslimah, “Apa Itu Bayi Tabung dan Bagaimana Prosesnya?”,
https://www.popmama.com (diakses pada 11 Mei 2019)
4
2.3 Dampak Positif Dan Negatif Kehadiran Bayi Tabung
A. Dampak Positif
Anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri). Tapi faktanya,
tak semua pasutridapat dengan mudah memperoleh keturunan. Data
menunjukkan, 11-15 persen pasutri usia subur mengalami kesulitan untuk
memperoleh keturunan, baik karena kurang subur (subfertil) atau tidak subur
(inferti).
Kemajuan teknologi dan biologi kedokteran telah berhasil membantu
pasangan suami istri yang mengalami masalah kesuburan untuk memperoleh
buah cinta mereka, bahkan bisa memilih jenis kelamin serta diagnosis
gangguan genetik bakal janin. Di Tanah Air, teknologi yang bisa dinikmati
baru sampai pada pembuatan bayi tabung. Di Makmal Terpadu FKUI harga
ditawarkan cukup terjangkau dengan satu siklus sekitar 30- 40 juta rupiah.
Namun yang menjadi masalah keberhasilan bayi tabung di Indonesia masih
kecil, sekitar 10%.5
B. Dampak Negatif
Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak alami,
dilakukan secara buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup
kemungkinan menimbulkan risiko.6
1) Adanya dugaan cacat bawaan sebagai dampak bayi tabung maupun
pembuahan buatan lain.
2) Merupakan Tindakan Pembunuhan
Secara etika dan moral sebagian masyarakat menolak karena proses
pembuahan pada bayi tabung dilakukan dengan menggunakan dengan cawan petri
sehingga embrio yang diperlukan yang dimasukkan kembali ke rahim, sedangkan
sisanya “dibuang”. Hak hidup embrio yang dibuang inilah yang dipermasalahkan,
sebab banyak yang memandang hal ini sebagai tindakan pembunuhan.
5
Fiyan, “Bayi Tabung Dan Kloning Sebagai Alternatif Baru Kelangsungan Hidup Umat
Manusia”, http://fiyanthebadboy.blogspot.com/2011/03/ilmu-kesehatan.html (diakses pada
15 Mei 2019)
6
Roy Judika, “Bayi Tabung”, https://www.academia.edu/10171257/Bayi_Tabung (diakses
pada 15 Mei 2019)
5
3) Masalah dalam Pendonoran Sperma
Hubungan fundamental antara manusia terutama antara laki-laki dan
perempuan sebagai pasangan suami istri yang sah, kemudian dipertanyakan
eksitensinya bila melakukan fertilisasi invitro. Hal ini menjadi lebih buruk lagi
bila sel telur dibuahi oleh sperma donor yang bukan dari suami yang sah,
misalnya dari bank sperma atau sel telur dari pendonor telur. Hal lainnya
ialah bila menggunakan rahim kontrak karena istri tidak dapat memelihara embrio
di dalam rahimnya.
4) Hanya 20% saja kemungkinan program ini akan berhasil.
5) Adanya Kkemungkinan sang ibu terserang infeksi, rhumatoid arthritis atau
lupus, dan alergi.
A. Dasar Hukum
7
Muhammad Nur, “Hukum Bayi Tabung”, https://www.eramuslim.com/konsultasi/fikih-
kontemporer/hukum-bayi-tabung.htm (diakses pada 11 Mei 2019)
6
1. Al-Qur’an
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya”.
Artinya:
8
Mareesa, “Hukum Bayi Tabung Menurut Islam dan Dalilnya”,
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-bayi-tabung-menurut-islam (diakses pada 11
Mei 2019)
7
Maka sudah sepantasnya manusia menghormati martabatnya sendiri dan
manusia lainnya. Sedangkan telat kita ketahui pada awalnya iseminasi buatan
itu awalnya dilakuka pada hewan atau tumbuhan. Tetapi, karena teknologi dan
zaman semakin berkembang inseminasi buatan ini diterapkan pada manusia.
Dari segi etika dan moral, jika tidak dalam keadaan yang terpaksa dan benar-
benar darurat inseminasi buatan.9
Artinya:
9
Nur Maharani, “Bayi Tabung dalam Pandangan Islam”,
https://keperawatanreligionnurmaharanii. wordpress.com (diakses pada 7 Juni 2019)
8
dalam islam, karena anak yang dikandung nyonya C tadi tidak akan jelas nasab
dan juga ahli warisnya.10
2. Hadits Nabi
Artinya:
“Tidak Halal bagi seseorang yang beriman pada Allah SWT dan hari akhir
airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang lain)”
(Hadist riwayat Abu Daus, Al-Tirmidzi, dan Hadist ini dipandang sahih oleh Ibnu
Hibban).
Bayi tabung/inseminasi buatan bila dilakukan dengan sel sperma dan ovum
suami istri sendiri, baik dengan cara pengambilan sperma suami, kemudian
disuntikkan kedalam vagina atau uterus istri maupun dengan cara pembuahan
diluar rahim. Kemudian ditanam didalam rahim istri, “maka hal ini
dibolehkan” asalkan keadaan suami istri tersebut benar-benar memerlukan
Nurjannah, Skripsi: “Hukum Islam dan Bayi Tabung (Analisis Hukum Islam
11
12
Sudarto, Buku Masailul Fiqhiyah Al-Haditsah, Deepublish, 2018, Hal. 157
10
Para ulama MUI dalam fatwanya juga memutuskan, bayi tabung dari
sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya
haram. "Sebab, hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam
kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan," tulis
fatwa itu.
Lalu bagaimana untuk proses bayi tabung yang sperma dan ovumnya
tidak berasal dari pasangan suami-istri yang sah? MUI dalam fatwanya
secara tegas menyatakan hal tersebut hukumnya haram. Alasannya,
statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar
penikahan yang sah alias zina, dan berdasarkan kaidah Sadd Az-Zariah,
yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina yang
sesungguhnya.13
13
Heri Ruslan, “Apa Hukum Bayi Tabung Menurut Islam”, https://www.republika.co.id
(diakses pada tanggal 11 Mei 2019)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bayi tabung merupakan suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma
di luar tubuh sang wanita: in vitro ("di dalam gelas kaca"). Bayi tabung
pada dasarnya merupakan bayi hasil konspsi (dari pertemuan antara sel
telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang
dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium.
Proses pembuatan bayi tabung mula-mula dengan suatu alat khusus
semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari
wanita yang baru saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang
diambil tersebut dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam
tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Setelah
pembuahan hasil konsepsi tersebut dipelihara beberapa saat dalam tabung
tersebut sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam
rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh
sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita.
3.2 Saran
13
terhadap dokter dan siapapun yang melakukan inseminasi buatan pada
manusia dengan sperma dan/atau ovum donor.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Daud. 1984. Kedudukan Islam dan Sistem Hukum Islam. Jakarta:
Yayasan Risalah
Hasan, M.Ali. 1998. Masaul Fiqiyah Al-Haditsah. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Zuhdi, Masyfuk. 1989. Masail Fiqhiyah. Jakarta: PT. Inti Idayu Press.
Noya, Taufan. Bayi Tabung.
https://www.academia.edu/6781789/BAYI_TABUNG
Habieb. Contoh Makalah Bayi Tabung dalam Pandangan Hukum Islam.
https://www.academia.edu/19363633/Contoh_makalah_bayi_tabung_dalam
_ pandangan_hukum_islam
Ruslan, Heri, 2010. Apa Hukum Bayi Tabung Menurut Islam.
https://www.republika. co.id/berita/ensiklopedia-
islam/fatwa/10/05/08/114856-apa-hukum-bayi-tabung-menurut-islam-
MUI. 1990. Keputusan Majelis Ulama Indonesia tentang inseminasi buatan/bayi
tabung (No. Kep. 952/MUI/ IX/1990). Jakarta.
14
LAMPIRAN
15
16