Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH KEDOKTERAN ISLAM

Disusun oleh : Nur Annisa rahmawati


DR. Irfan Safrudin, DRS.,M.AG

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
Jl. Hariangbanga No. 2 Tamansari – Bandung
Telp: (022) 4203368 | Fax: (022) 4231213

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun Makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
pengganti “HUMANIORA” saya tingkat 1 di Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Bandung.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan Makalah ini, baik berupa memberikan tugas maupun segala hal yang dapat
membantu dalam penyelesaian makalah ini, karena saya tidak dapat menyelesaikan laporan
ini tanpa bantuan setiap pihak.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena saya adalah manusia yang tidak
luput dari kesalahan, karena itu kami bersedia untuk menampung setiap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat yang bagi penyusun, pembaca, dan seluruh
kalangan masyarakat. Aamiin.

Sragen, 1 April 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................3
2.1 Perumusan masalah ..........................................................................................................................3
2.2 Tujuan penulis ..................................................................................................................................3
BAB II ISI PEMBAHASAN …………………………………………………………………………4

2.3 pengertian kesehatan dari berbagai ilmu............................................................................................4


2.4.pengertian sehat menurut kedokteran................................................................................................5
2.5.sehat menurut islam...........................................................................................................................5
2.6.tokoh muslim dalam kesehatan..........................................................................................................8
2.7.perbedaan prinsip kedokteran barat dan islam...................................................................................9
2.8.Prinsip kedokteran dalam islam.......................................................................................................10
2.9.Sumbangan islam terhadap dunia kedokteran..................................................................................11
2.10.cara menjaga kesehatan menurut konteks islam.............................................................................14
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedokteran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan dokter atau pengobatan penyakit. Dalam sejarah, praktek
pengobatan telah ada sejak ribuan tahun lamanya. Islam pun mengajarkan tentang
kedokteran. Didalam Al-qur’an banyak ayat-ayat yang menjelaskan mengenai bidang
kedokteran. Tidak hanya dalam Al-Qur’an, Rasulullah Saw dalam sunnahnya
menjelaskan mengenai bidang ini, terutama tentang obat-obatan.
Dari kedua sumber inilah muncul para ilmuwan yang mengembangkan ilmu
kedokteran. Bidang kedokteran merupakan bidang yang sangat penting, terlebih untuk
menunjang hidup manusia. Semua makhluk hidup di dunia ini pasti mengalami sakit,
terutama manusia, tidak mungkin sehat selamanya. Apakah Islam berperan dalam
dunia kedokteran?. Pada makalah ini, penulis membahas dan mengulas sedikit
mengenai Islam dan Kedokteran.

2.1 Perumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kesehatan Dalam Berbagai Disiplin Ilmu ?


2. Pengertian sehat menurut Kedokteran dan Islam ?
3. Siapa Saja Tokoh Muslim Dalam Ilmu Kesehatan ?
4. Perbedaan prinsip Kedokteran & Islam ?
5. Sumbangan Islam terhadap dunia Kedokteran ?
6. Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Dalam Konteks Islam ?

2.2 Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan.
2. Untuk dapat mengidentifikasi informasi dan pengetahuan mengenai Islam dan
Kedokteran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.3 Pengertian kesehatan dari berbagai ilmu

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan
tetapi meliputi seluruh aspek kebutuhan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi,
social, dan spiritual. Sehat menurut batasan World Health Organization adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara social dan ekonomis.
 Dalam pengertian yang paling luas. Sehat merupakan suatu keadaan yang
dinamis di mana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan
eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.
 Dalam UU No.23,1992 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi.
Dalam pengertian ini, maka kesehatan harus di lihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan social dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu
dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani dan sosial sehingga umat manusia mampu
menjadi umat yang pilihan.
Dalam Islam dikatakan sehat apabila memenuhi tiga unsur , yaitu kesehatan jasmani,
kesehatan rohani dan kesehatan sosial. Kesehatan jasmani merupakan bentuk dari
keseimbangan manusia dengan alam. Kesehatan rohani di mana ada keseimbangan dan
hubungan yang baik secara spiritual antara khalik atau pencipta yang di wujudkan dari
aktivitas makhluk dalam memenuhi semua perintah sang khalik. Yang terakhir adalah
kesehatan sosial, dimana kesehatan yang bersifat psikilogis. Di mana ada ada keharmonisan
antara sebuah individu dengan individu lain maupun dengan sistem yang berlaku pada sebuah
tatanan masyarakat. Bila ketiga unsur ini terpenuhi maka akan tercipta sebuah keadaan baik
fisik, mental, maupun spiritual yang produktif dan sempurna untuk menjalankan aktivitas
kemakhlukan.
Islam dan seluruh ajarannya, memberikan sebuah pandangan yang tegas mengenai
kesehatan. Kesehatan bukan hanya sebuah anjuran tetapi juga merupakan juga kewajiban.
Semua ibadah-ibadah dalam Islam mengandung ajaran tentang pentingnya menjaga
kesehatan. Karena penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sebuah kondisi akan dikatakan
sehat bila lingkungan di sekitarnya bersih. Oleh karena itu, Nabi mengatakan “kebersihan
sebagian dari pada iman”

4
2.4 Pengertian sehat menurut kedokteran

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan
tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi,
sosial dan spiritual. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya. Kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis
dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal
(psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal(lingkungan fisik, social, dan
ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari
sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal.
Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan
seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara
normal.
Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah seperti itu.Pengertian
sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan
yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya
keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Batasan kesehatan tersebut di atas
sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup
tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang
N0. 23 Tahun 1992,kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa),
sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut
WHO yang paling baru. Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dandinamis,
dibandingkan dengan batasan sebelumnya.

2.5 Sehat menurut islam

A. Mukadimah
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia
sejak jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah
takdir, sakit pun merupakan takdir.

B. Sehat dan Sakit Pandangan al-Quran


“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha
Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu,

5
lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya
kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi
Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS al-
Anbiyâ’, 21: 83-84)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan
harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak
tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan
oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun
mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta
dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah,
tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena
kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka kita
akan sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali
dengan izin-Nya kita sembuh.

“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku.
Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit,
Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku
pada hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’ 26: 78-82)

1. Konsep Sehat
Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat al-Quran dan sunnah
Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Nabi
Muhammad s.a.w. bahkan menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah
yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.
Firman Allah dalam QS Ibrâhîm, 14: 7,
‫َوإِ ْذ تَأ َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَئِن َشكَرْ تُ ْم ألَ ِزي َدنَّ ُك ْم َولَئِن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد‬
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga
kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
‫غ‬ُ ‫ص َّحةُ َو ْالفَ َرا‬
ِّ ‫اس ال‬ِ َّ‫ُون فِي ِه َما َكثِي ٌر ِمنَ الن‬ ٌ ‫َان َم ْغب‬
ِ ‫نِ ْع َمت‬.
“Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan
dan waktu luang.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Abbas)
Kesehatan Dalam Perspektif Islam
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah

6
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (QS. Al Maa'idah, 5: 3).
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam
sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang
bersifat komprehensif1, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan
dibahas dalam tulisan ini adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan
bagi individu maupun masyarakat.
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian sabda Nabi
Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai
dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan
dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan
perintah perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:
''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman'' (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah
menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga
umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.

Beberapa Hadist yang berkaitan dengan kesehatan


1. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit
melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa
mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR.
Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-
Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-
Arnauth atas Zadul Ma’ad, 4/12-13)

3. Penegasan Rasulullahu’alaihi wa sallam dalam sabdanya:


“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah
berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)

7
4. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami
mengeluhkan rasa sakit maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya dengan
tangan kanan beliau dan membaca:
“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, yang menghilangkan segala petaka,
sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada yang bisa menyembuhkan
kecuali Engkau, sebuah kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-
Bukhari).

5. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, bahwa beliau bersabda:
“Barangsiapa mengunjungi orang sakit selama belum datang ajalnya, lalu dia bacakan
di sisinya sebanyak tujuh kali:
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik ‘Arsy yang besar, semoga
menyembuhkanmu,’ niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu.” (HR. Abu
Dawud, At-Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-Adzkar)

6. Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengunjungiku (ketika aku sakit) dan beliau membaca:
“Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya Allah,
sembuhkanlah Sa’d.”(HR. Muslim)

7. Hadits Abdullah bin Mas‘ud radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu


'alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah
menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan daun-
daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)

2.6 tokoh muslim dalam kesehatan

1. Hunain Ibnu Ishaq


Beliau dilahirkan pada tahun 809 M dan meninggal pada tahun 874 M. Beliau ialah
spesialis mata. Hasil karyanya ialah buku-buku yang membicarakan berbagai penyakit.
Beliau banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran yang berbahasa Yunani ke dalam
bahasa Arab.
2. Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi
Beliau dilahirkan pada tahun 866 M dan meninggal pada tahun 909 M. Buku
karangannya tentang kedokteran dijadikan buku pegangan di Fakultas Kedokteran.
Bukunya di beri nama Al Hawi (menyeluruh). Ia yang menemukan penyakit cacar, dan
membaginya menjadi cacar air (variola) dan cacar merah (rovgella), menemukan terapi
tekanan darah tinggi atau hipertensi.
3. Ibnu sina
dilahirkan di Afsara (Asia tengah) pada tahun 980 H/ 1593 M dan meninggal di
Isfahan pada tahun 1037 H/1650 M. Bukunya yang sangat terkenal dibidang

8
kedokteran adalah Al Qanun Fi Al Thib, dijadikan buku pedoman kedokteran, baik di
Universitas-universitas Eropa maupun Negara Islam.
4. Abu Mawar Abdul Malik ibnu Abil ‘Ala Ibnu Zuhur
Beliau lahir pada tahun 1091 M dan meninggal pada tahun 1162 M. Beliau sebagai
dokter spesialis penyakit dalam atau internis.

2.7 Perbedaan prinsip kedokteran barat dan islam


Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran etik.
Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut
spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih
penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir
disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika
kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada
4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika,
antara lain:
1. Beneficence
2. Non-malficence
3. Justice
4. Autonomy

1. Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia,
dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan.
Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien.
Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien
mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-
ciri prinsip ini, yaitu;
- Mengutamakan Alturisme
- Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya
menguntungkan seorang dokter
- Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
suatu keburukannya
- Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
- Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
- MeenerapkanGolden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan
- Memberi suatu resep

2. Non-malficence

9
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya
bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-
malficence mempunyai ciri-ciri:
- Menolong pasien emergensi
- Mengobati pasien yang luka
- Tidak membunuh pasien
- Tidak memandang pasien sebagai objek
- Melindungi pasien dari serangan
- Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
- Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
- Tidak melakukan White Collar Crime

3. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata
dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat
ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan,
dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Justice
mempunyai ciri-ciri :
- Memberlakukan segala sesuatu secara universal
- Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
- Menghargai hak sehat pasien
- Menghargai hak hukum pasien

4. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam
hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri.
Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan
pasien demi dirinya sendiri. Autonomy mempunyai ciri-ciri:
- Menghargai hak menentukan nasib sendiri
- Berterus terang menghargai privas
- Menjaga rahasia pasien
- Melaksanakan Informed Consent

2.8 prinsip kedokteran dalam Islam

10
1. mengobati seorang pasien dengan ihsan, dan tidak melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan al-Quran dan Sunnah Nabi-nya
2. tidak sekali-kali menggunakan obat-obatan yang haram atau tercampuri bahan yang
haram. Seperti menggunakan arak, opium, delfaa, hasyisy, dan darah sebagai obat,
atau mencampur obat dengan bahan yang haram seperti membuat sirup obat
berlarutan bahan al-ghul (alcohol) membuat pil berbahan campuran opium, dan
sejenisnya yang melenakan tetapi mempengaruhi akal, yaitu khamar basah dan kering.
Al- baqarah 2 : 219; Dari Wail al hadromi : sesungguhnya telah bertanya Thariq bin
Suwaid kepada Nabi saw tentang khamar yang ia jadikan obat, maka sabda Nabi Saw:
Itu bukanlah obat melainkan penyakit (Muslim-Abu Dawud).
Sabda nabi : Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan den gan sesuatu
yang Ia haramkan atasmu ( Bukhari).
Sabda nabi : semua yang memabukkan itu khamar dan semua khamar itu haram
(Muslim)
3. pengobatan itu tidak sekali-kali mencacatkan tubuh, kecuali jika keadaannya sangat
darurat dan tidak ada pengobatan lain di saat itu, seperti menggunakan kayy bakat
ketika digigit ular ditengah hutan
4. pengobatan itu tidak berbau takhayul, khurafat dan bidáh, sesungguhnya Islam tidak
mengajarkan berobat dengan air wafaq, azimat yang berbau syirik seperti kitab-kitab
Kahin berhubah Islam atau mengatasnamakan Islam, Islam tidak mengajarkan
mantera-mantera dan sihir
5. Islam tidak membenarkan seseorang yang tidak mengkaji ilmu kedokteran turun
mengobati pasien, sehingga ketika terjadi bahaya ia harus bertanggungjawab
sepenuhnya
6. Keenam, jauhkanlah bagi seorang thabib Muslim itu iri hati, riya, takabbur
(sombong), merendahkan orang lain, tinggi hati, memeras pasien, dan sifat tidak
terpuji lainnya.
7. seorang thabib Muslim itu harus berpakaian rapih, bersih dan sebaiknya berpakaian
putih.
8. Kedelapan, hendaklah pula lembaga kedokteran, rumah sakit, balai pengobatan dan
semacamnya menarik hati pengunjung, indah, rapih dan bersih sehingga menjadi
tempat penyiaran islam
9. maka jauhkanlah lambang-lambing dan istilah-istilah yang bersal dari pemujaan pada
dewa-dewa atau penggunaan lambing keagamaan dari orang-orang Yahudi dan
nasrani, walaupun istilah-istilah itu sudah digunakan merata, sudah diakui dan sudah
dilatahkan oleh thabib-thabib Muslim pengikut mereka

2.9 Sumbangan Islam terhadap dunia kedokteran


Islam merupakan agama yang kompleks, dimana semua telah diatur secara baik dan
benar . Islam juga merupakan agama yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Kecintaan
Islam dalam ilmu pengetahuan tersebut terlihat pada sumber utama agama islam yaitu Al-
Quran, dimana permulaan ayat tersebut merupakan perintah bagi kita untuk belajar, baik
belajar untuk membaca yang tersurat, maupun yang tersirat.

11
Sumbangan islam dalam ilmu pengetahuan itu sangat banyak, tetapi dalam hal ini yang
kita bahas adalah sumbangan Islam dalam bidang kedokteran. Jauh sebelum bangsa-bangsa
lain mengembangkan ilmu-ilmu dalam bidang kedokteran, Islam telah membahasnya terlebih
dahulu. Itu semua diketahui banyaknya para ilmuan muslim yang banyak menemukan
penemuan-penemuan dalam bidang kedokteran itu sendiri.
Aspek medis dan kesehatan, sudah mendapat perhatian besar Rasulullah SAW semasa
hidupnya. Inilah yang mengilhami pencapaian luar biasa umat Islam dalam ilmu kedokteran.
Banyak ayat Alquran dan hadis yang berkaitan dengan persoalan kesehatan. Di lapangan,
umat telah mempraktikkan ajaran Nabi Muhammad terkait kesehatan.
Bahkan, para Muslimah misalnya, secara sukarela menjadi tenaga perawat untuk
mendukung perjuangan yang dilakukan pasukan Islam dalam sejumlah pertempuran.
Pemanfaatan teknik pengobatan dan ilmu kedokteran terus berlanjut. Pada masa selanjutnya,
terjadi pula transfer ilmu dari masa Yunani kuno.
1. Ibnu Sina
Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan
sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama
Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga
bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan
oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga
salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan
apapun selain belajar dan menimba ilmu.
Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas
keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia
muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga
Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat
jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.
Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi
kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu
kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan
penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,
Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode
pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-
universitas Eropa.
Ibnu Sina wafat pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun. Beliau pergi setelah
menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan
selalu dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di
zamannya.

2. Al-Razi

12
Al-Razi, yang terkenal di barat dengan nama latin Rhazes, yang dilahirkan dikota Rayy di
Persia pada abad ke-9. Ia merupakan ahli kimia sewaktu masih muda, kemudian memiliki
pengalaman dalam berbagai kegiatan medis untuk menjadi terkenal di seluruh Asia Barat,
tempat Ia banyak menarik pelajar dan pasien.
Salah satu karya al-razi yang terkenal, tentang cacar dan campak, yang diterjemahkan dalam
bahasa latin dan kemudian ke dalam bahasa inggris dan bahasa barat lainnya, mengalami
cetak ulang hingga edisi ke-40 antara abad ke-15 dan ke-19, alRazi barangkali ahli klinis
paling termahsyur dalam abad pertengahan, dan karyanya yang terpenting, al-hawwi 9kitab
yang lengkap), adalah salah satu naskah pengobatan yang paling lengkap yang ditukis oleh
seorang dokter sebelum abad ke-19.[3]
Ibnu Sina dan Al-Razi adalah hanya sebagian dari ilmuan muslim yang memberikan sumbang
pemikirannya dalam dunia kedokteran, masih banyak lagi ilmuan muslim lain yang apabila
kita mempelajari kembali sejarah pendidikan umat islam itu sendiri.
Para ilmuwan Muslim juga memadukan teknik medis dari beragam peradaban sehingga
ditemukan cara pengobatan yang lebih baik. Atas dasar fakta tersebut, tak heran jika Poorman
dan Smith kurang sependapat dengan anggapan bahwa dokter Muslim hanya mengambil
mentah-mentah ilmu kedokteran dari Yunani kuno.
Sejarawan Philip K Hitti menyatakan, ketika Eropa memasuki zaman kegelapan, peradaban
Islam mengalami masa keemasan. Termasuk, dalam ilmu kedokteran. Ia mengungkapkan,
banyak kemajuan yang mampu dicapai bangsa Arab pada masa tersebut.
Mereka, jelas Hitti, membangun apotek pertama, sekolah farmasi, dan buku daftar obat-
obatan. Berdiri pula banyak balai pengobatan serta rumah sakit besar di sejumlah kota utama
Islam. Misalnya, Damaskus, Kairo, hingga Baghdad, yang menandai kegemilangan kaum
Muslim di ranah kedokteran.
Sir John Bagot Glupp, seorang sejarawan, mengatakan pada masa itu rumah sakit di dunia
Islam berfungsi ganda. Rumah sakit tak hanya untuk merawat pasien, tetapi juga tempat para
dokter mengasah dan mengembangkan keahliannya. Layaknya sekarang, rumah sakit Islam
tak membedakan latar belakang pasien.
Baik pemeluk Islam, Kristen, maupun Yahudi, semuanya memperoleh pelayanan terbaik dan
tanpa mengeluarkan dana sepeser pun. Tenaga dokter dan perawatnya berasal dari beragam
etnis dan agama. Catatan sejarang menyingkap, rumah sakit pertama berada di Damaskus
pada 707 Masehi.
Rumah sakit itu dibangun pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid ibnu Abdul Malik.
Bahkan, untuk pertama kali, rumah sakit ini mengenalkan sistem dokter spesialis. Pada 872
Masehi, rumah sakit umum dibangun di Kairo. Di kota yang sama, berdiri pula rumah sakit
paling modern abad pertengahan, yaitu RS al-Mansuri.
Rumah sakit ini dibangun Sultan alMansur pada 1285. Menurut pakar sejarah, Will Durant,
tersedia fasilitas lengkap di sana. Di samping terdapat ruang perawatan pasien, ada pula
laboratorium, perpustakaan, dapur, kamar mandi, gudang obat-obatan, serta ruang studi.
Pada abad ke-11, di setiap kota Islam sudah berdiri beberapa rumah sakit. Kordoba di
Spanyol, setidaknya memiliki 50 rumah sakit yang representatif pada masa Abu al-Qasim

13
alZahrawi (Abulcasis). Di Tunisia, Pangeran Ziyadad I membangun RS al Qayrawan pada
830 Masehi. Fasilitas umum itu dibangun di Kota al-Dimnah.
Rumah sakit ini telah menerapkan pemisahan antara kamar rawat pasien dan ruang tunggu
pengunjung. Lalu di Maroko, Khalifah al-Mansur Ya’qub ibnu Yusuf pada 1190 membangun
RS Marakesh. Ini menjadi rumah sakit terbesar dan terindah pada masanya. Sebuah taman
asri membuat suasana rumah sakit ini menjadi begitu nyaman.
Studi kedokteran turut berkembang. Sir John Bagot Glubb menjelaskan, sekolah kedokteran
Islam pertama hadir di Kota Baghdad pada masa kekhalifahan Abdullah al Ma’mun (786-
833).
“Ketika sistem sudah terbangun, para dokter dan ahli mendapat tugas memberikan kuliah
bagi para siswa kedokteran,” paparnya.

2.10 Cara menjaga kesehatan dalam konteks Islam


Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita mengenai kesehatan, tidak sedikit dari ucapannya
mengandung unsur medis yang mutakhir. Dari ajaran beliau mengenai perihal orang sakit
ialah:Perintah untuk berobat. Kewajiban bagi setiap muslim yang sakit untuk berobat. Setiap
penyakit ada obatnya Seperti:
1. Karantina penyakit, Nabi bersabda “jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua tombak
dari orang yang berpenyakit lepra
2. Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar dalam penanggulangan berbagai
penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat. Sabda Nabi yang berbunyi “jangan
engkaulah masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila
dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya”
3. Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari
berbagai penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.

Menyembuhkan orang sakit. Kesehatan merupakan hal yang mutlak dalam menjalani
aktivitas kehidupan manusia, bila tubuh manusia dalam keadaan sehat mereka bisa
melakukan aktivitas ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aktivitas sosial
(hubungan manusia dengan manusia), serta aktivitas dunia (hubungan manusia dengan
alam).
Oleh karena itu dibutuhkanlah metode untuk menjaga kesehatan manusia. Allah
memberikan petunjuk melalui perantara Nabi dengan segala aktivitas dan ucapan Nabi
yang telah di rancang sedemikian rupa untuk bisa diikuti manusiawi secara utuh.
Beberapa bentuk menjaga kesehatan antara lain:
1. Kesehatan jasmani
Manusia adalah makhluk yang selalu ingin memenuhi seluruh kebutuhannya, keinginan
manusia yang tidak terbatas kadang membuat manusia menjadi rakus. Makan berlebih, pola

14
hidup yang tidak baik, penggundulan hutan untuk bahan bangunan, eksploitasi laut yang tidak
bertanggung jawab, semuanya itu akan membuat keseimbangan alam terganggu. Di sadari
maupun tidak, manusia merupakan bagian dari alam. Dengan demikian dapat kita simpulkan
bahwa kesehatan jasmani berhubungan dengan alam. Nabi pernah bersabda “sesungguhnya
badanmu mempunyai hak atas dirimu.
2. Kesehatan fisik
merupakan keadaan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas lainnya. Hal ini
disebabkan karena dalam perintah Allah pada manusia banyak yang berupa aktivitas fisik
yang memerlukan kondisi yang prima, seperti shalat, puasa, ibadah haji dan ibadah lainnya.
Ajaran Islam untuk menjaga kesehatan fisik terlihat dalam beberapa perintah Allah, seperti
shalat yang mampu meregangkan otot. Karena setiap gerakan shalat seperti mempunyai kunci
tubuh, sehingga sendi-sendi bisa lentur dan menyehatkan. Wudhu yang menurut penelitian
bisa merangsang saraf-saraf pada daerah yang terusap air wudhu, puasa yang menyehatkan,
ibadah haji yang merupakan puncak dari ibadah yang membuat tubuh kuat, karena rukun-
rukunnya yang melatih kondisi stamina tubuh. Islam yang sangat mementingkan kesehatan
jasmani dan fisik yang dilakukan dengan cara menjaga kebersihan, olahraga, menjaga asupan
makanan. Dan semuanya terintegrasi dalam setiap aktivitas ibadah. Hal ini agar menjadi
kebiasaan yang tidak disadari untuk umat Islam dan merupakan bentuk pendidikan dari
Allah.
3. Kesehatan rohani
Seperti yang dijelaskan dalam  Firman Allah yang tertuang dalam Al – Qur’an surat Al-
Ra’d : 28 yang berbunyi : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi
tentram. (Q.S. Al-Ra’d: 28) Menurut Prof Dr. Nasaruddin Umar M.A, Guru besar UIN Syarif
hidayatullah Jakarta mengatakan didalam manusia ada unsur jasad (jasadiyyah), unsur nyawa,
dan unsur ruh yang dalam Al-Qur’an di sebut KHALQAN AKHAR. Seseorang baru disebut
manusia jika memiliki ke 3 unsur ini.
Hubungan antara makhluk dengan Tuhannya akan berjalan baik bila sang makhluk
menaati apa yang di perintahkan Allah, ciri-ciri jiwa yang sehat yang dalam Al-Qur’an di
sebut Qalbun Salim, seperti hati yang selalu bertobat (at-taqwa), hati yang selalu menjaga
dari hal-hal keduniaan (al-zuhd), hati yang selalu ada manfaatnya (al-shumi), hati yang selalu
butuh pertolongan Allah (al-faqir).
4. Kesehatan sosial
Hidup bermasyarakat dalam arti yang seluas-luasnya adalah salah satu naluri manusia.
Menurut Aristoteles menyebutkan manusia adalah Zone Polition, yaitu manusia yang selalu
membutuhkan kehadiran orang lain. Oleh karena itulah dalam Islam di kenal istilah Ukhuwah
(persaudaraan) yang akan mendatangkan muamalah (saling menguntungkan), hal ini
memungkinkan rasa persaudaraan lebih tinggi.
Hal ini sesuai dengan Q.S. Al – Hujurat ayat 13 yang menyatakan : “hai manusia ,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

15
takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (Q.S. Al-
Hujarat: 13)
Menjaga Kesehatan pribadi dan lingkungan dalam Islam :
1. Tubuh. Islam memerintahkan mandi bagi umatnya untuk membersihkan tubuhnya
dari najis dan hadas. Dia mengajarkan kepada umatnya, mulai memotong kuku,
membersihkan luas jari, mencabut bulu ketiak dan bersiwaq hingga bagaimana cara
dia makan.
2. Tangan. Nabi Muhammad SAW bersabda: “cucilah kedua tanganmu sebelum dah
sesudah makan dan cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang pun
tahu di mana tangannya berada di saat tidur.”
3. Makanan dan Minuman. Rasulullah SAW. bersabda “tutuplah bejana air dan tempat
minummu”.
4. Rumah. “Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu”, sebagaimana di anjurkan
untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan.
5. Perlindungan sumber air. Rasulullah melarang umatnya membuang kotoran di tempat-
tempat sembarangan, misalnya sumur, sungai, dan pantai. Perintah-perintah
Rasulullah tersebut memiliki makna bahwa kita harus menjaga kebersihan dan
kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran pencernaan

16
BAB III
PENUTUP

2.11 Kesimpulan

1. Dalam Islam seseorang dikatakan sehat jika memenuhi tiga unsur yaitu sehat jasmani,
sehat rohani dan sehat social
2. Beberapa tokoh muslim dalam ilmu kesehatan adalah Hunain Ibnu Ishaq, Abu Bakar
Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi, Ibnu Sina, Abu Mawar Abdul Malik ibnu Abil ‘Ala
Ibnu Zuhur
3. Menjaga Kesehatan fisik dengan pola hidup sehat dan olah raga yang teratur, Menjaga
kesehatan rohani dengan senantiasa mengingat Allah, menjalankan perintah dan
menjauhi segala laranganya sehingga kita mempunyai jiwa yang sehat ( Qolbun Salim ).
Menjaga kesehatan sosial dengan selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan
lingkungan sekitar sehingga mendatangkan muamalah (saling menguntungkan )

2.12 Saran

Mengingat didalam Islam sangat memprioritaskan kesehatan baik secara jasmani, rohani
dan sosial, maka hendaknya kita sebagai umat muslim selalu menjaga pola hidup dan
berolahraga, menjaga lingkungan, senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan
bersosialisasi dengan masyarakat

17
DAFTAR PUTAKA

Mufid, Ahmad Syafi’i. dkk. 2000. Pendidikan Agama Islam Edisi 2.Jakarta: Yudhistira
Nata, Abudin. 2004. Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran Paradigma Sehat
Al-jauiziyah, Ibn Al-qayim.1999. Terapi Penyakit Dengan Alqur’an dan As-sunah. Jakarta:
Pustaka Amani
http://82junior.blogspot.com/2011/06/hubungan-kesehatan-lingkungan-dengan.html. Unduh
Tgl 25 Nov. 2011 Jam 20.00 Wita
Lomenta, Benjamin. 1989. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan. Bandung : EGC
] Mufid, Ahmad Syafi’i. dkk. 2000. Pendidikan Agama Islam Edisi 2.Jakarta: Yudhistira.
http.www//cara_sehat_islami.com Download tgl 30 Nov 2011, jam 14.00 Wita
Nata, Abudin. 2004. Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran Paradigma Sehat.
Al-jauiziyah, Ibn Al-qayim.1999. Terapi Penyakit Dengan Alqur’an dan As-sunah. Jakarta:
Pustaka Amani. Hal 125
http://82junior.blogspot.com/2011/06/hubungan-kesehatan-lingkungan-dengan.html. Unduh
Tgl 25 Nov. 2011 Jam 20.00 Wita
Sakit dalam Islam,Etika Kedokteran Islam Dan Kewajiban Daftar Muslim Terhadap
Penderita Penyakit. Jakarta: UIN. Hal 59

18
19

Anda mungkin juga menyukai