Anda di halaman 1dari 6

Definisi Obesitas

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak
berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak
bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya, maka ukuran sel
lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. Obesitas merupakan
suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh
beberapa faktor biologik spesifik.

Etiologi Obesitas

1. Genetik Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetik yang pasti untuk
menimbulkan obesitas masih sulit ditentukan, karena anggota keluarga umumnya memiliki
kebiasaan makan dan pola aktivitas fisik yang sama. Akan tetapi, bukti terkini menunjukkan
bahwa 20-25% kasus obesitas dapat disebabkan faktor genetik. Gen dapat berperan dalam
obesitas dengan menyebabkan kelainan satu atau lebih jaras yang mengatur pusat makan
dan pengeluaran energi serta penyimpanan lemak. Penyebab monogenik (gen tunggal) dari
obesitas adalah mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenik tersering untuk obesitas yang
ditemukan sejauh ini, defisiensi leptin kongenital, yang diakibatkan mutasi gen, yang sangat
jarang dijumpai dan mutasi reseptor leptin, yang juga jarang ditemui. Semua bentuk
penyebab monogenik tersebut hanya terjadi pada sejumlah kecil persentase dari seluruh
kasus obesitas. Banyak variasi gen sepertinya berinterakasi dengan faktor lingkungan untuk
mempengaruhi jumlah dan distribusi lemak.
2. Aktivitas fisik
Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas. Hal ini didasari
oleh aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa otot dan
mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat
menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas. Oleh karena itu pada
orang obesitas, peningkatan aktivitas fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran
energi melebihi asupan makanan, yang berimbas penurunan berat badan
3. Perilaku makan
Faktor lain penyebab obesitas adalah perilaku makan yang tidak baik. Perilaku makan yang
tidak baik disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah karena lingkungan dan
sosial. Hal ini terbukti dengan meningkatnya prevalensi obesitas di negara maju. Sebab lain
yang menyebabkan perilaku makan tidak baik adalah psikologis, dimana perilaku makan
agaknya dijadikan sebagai sarana penyaluran stress. Perilaku makan yang tidak baik pada
masa kanak-kanak sehingga terjadi kelebihan nutrisi juga memiliki kontribusi dalam obesitas,
hal ini didasarkan karena kecepatan pembentukan sel-sel lemak yang baru terutama
meningkat pada tahun-tahun pertama kehidupan, dan makin besar kecepatan penyimpanan
lemak, makin besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena itu, obesitas pada kanak-kanak 14
cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti
4. Neurogenik
Telah dibuktikan bahwa lesi di nukleus ventromedial hipotalamus dapat menyebabkan
seekor binatang makan secara berlebihan dan menjadi obesitas. Orang dengan tumor
hipofisis yang menginvasi hipotalamus seringkali mengalami obesitas yang progresif. Hal ini
memperlihatkan bahwa, obesitas pada manusia juga dapat timbul akibat kerusakan pada
hipotalamus. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu
hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan) dan
hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas menintangi nafsu makan (pemberhentian
atau pusat kenyang). Dan hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka
individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan
dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM, maka
seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan. Dibuktikan bahwa lesi pada hipotalamus
bagian ventromedial dapat menyebabkan seekor binatang makan secara berlebihan dan
obesitas, serta terjadi perubahan yang nyata pada neurotransmiter di hipotalamus berupa
peningkatan oreksigenik seperti NPY dan penurunan pembentukan zat anoreksigenik seperti
leptin dan α-MSH pada hewan obesitas yang dibatasi
5. Hormonal
Dari segi hormonal terdapat leptin, insulin, kortisol, dan peptida usus. Leptin adalah sitokin
yang menyerupai polipeptida yang dihasilkan oleh adiposit yang bekerja melalui aktivasi
reseptor hipotalamus. Injeksi leptin akan mengakibatkan penurunan jumlah makanan yang
dikonsumsi. Insulin adalah anabolik hormon, insulin diketahui berhubungan langsung dalam
penyimpanan dan penggunaan energi pada sel adiposa. Kortisol adalah glukokortikoid yang
bekerja dalam mobilisasi asam lemak yang tersimpan pada trigliserida, hepatic
glukoneogenesis, dan proteolysis
6. Dampak penyakit lain
Faktor terakhir penyebab obesitas adalah karena dampak/sindroma dari penyakit lain.
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan obesitas adalah hypogonadism, Cushing
syndrome, hypothyroidism, insulinoma, craniophryngioma dan gangguan lain pada
hipotalamus. Beberapa anggapan menyatakan bahwa berat badan seseorang diregulasi baik
oleh endokrin dan komponenen neural.

Klasifikasi obesitas :

Jaringan adiposa tidak terisolasi pada area tertentu di tubuh, melainkan tersebar
menyeluruh. Pada wanita 18% berat badan adalah lemak sedangkan pada pria 16% berat
badan adalah lemak. Pada tubuh manusia, lemak didistribusikan menjadi 2 kategori yaitu
1. disimpan pada area panggul dan kaki (“pear-shaped” – obesitas perifer)
Tipe buah pear (Genoid), tipe ini mempunyai timbunan lemak pada bagian bawah, yaitu
sekitar perut, pinggul, paha, dan pantat. Tipe ini banyak diderita oleh perempuan. Jenis
timbunan lemaknya adalah lemak tidak jenuh
2. disimpan terpusat disekitar abdomen (“apple-shaped” – obesitas sentral)
pada tipe ini ditandai dengan pertumbuhanlemak yang berlebih dibagian tubuh sebelah
atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Tipe ini pada umumnya dialami pria
dan wanita yang sudah menopause. Lemak yang menumpuk adalah lemak jenuh

factor resiko obesitas :


1. tekanan darah tinggi
2. diabetes
3. penyakit jantung coroner
4. stroke
5. lemak darah abnormal
6. osteoarthritis
7. metabolic syndrome
treatment obesitas :
1. terapi diet
yaitu mengurangi asupan kalori dan lemak dan meningkatkan asupan serat
2. aktivitas fisik
- dilakukan secara bertahap
- berjalan 30 menit, 30x x 1 minggu
- berjalan 45 menit, 5x/minggu
3. terapi perilaku
pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan, dan menerima stress dll
4. farmakoterapi
mengonsumsi obat silbutramine & orlistat yang fungsinya menghambat absorbs
lemak.

Manifestasi klinis :

- wajah bulat dengan pipi tembeb dan dagu rangkap


- leher relative pendek
- dada membusung dengan payudara besar
- perut membuncit (pendulous abdomen)

Penentuan Obesita

s Keadaan obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi berdasarkan Indeks Massa
Tubuh (IMT), . Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan
lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan
kwadrat tinggi badan dalam ukuran meter

Rumus menentukan IMT : IMT = BB


TB²

Tipe-tipe obesitas Berdasarkan kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan Dalam beberapa tipe :

1) Tipe Hiperplastik, adalah kegemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak
dibandingkan kondisi normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel normal terjadi pada
masa anak-anak.Upaya menurunkan berat badan ke kondisi normal pada masa anak-anak akan lebih
sulit.

2) Tipe Hipertropik, kegemukan ini terjadi karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan ukuran
sel normal. Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa dan upaya untuk menurunkan berat akan
lebih mudah bila dibandingkan dengan tipe hiperplastik

. 3) Tipe Hiperplastik dan Hipertropik kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel
melebihi normal. Kegemukan tipe ini dimulai pada masa anak - anak dan terus berlangsung sampai
setelah dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan pada tipe ini merupakan yang paling sulit,
karena dapat beresiko terjadinya komplikasi penyakit, seperti penyakit degeneratif.
Faktor yang menyebabkan obesitas secara tidak langsung
a. Pengetahuan gizi.
Pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam menggunakan pangan
dengan baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup. Pengetahuan
ibu dipengaruhi oleh pendidikannya.Tingkat pendidikan , pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Dengan berbekal pendidikan yang cukup, seseorang akan lebih banyak
memperoleh informasi dalam menentukan pola makan bagi dirinya maupun
keluarganya, Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan
diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain.
Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi mempunyai hubungan yang erat
dengan pendidikannya. Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui pendidikan
formal, namun juga dari informasi orang lain, media massa atau dari hasil
pengalaman orang lain.
b. Pengaturan Makan
Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat gizi tenaga, zat
pembangun , dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam waktu satu
hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya Makanan sumber karbohidrat kompleks
merupakan sumber energi utama. Bahan makanan sumber karbohidrat
kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong
ubi jalar dan kentang), dan bahan makanan lain yang mengandung banyak
karbohidrat seperti pisang dan sagu. Gula tidak mengenyangkan tetapi
cenderung dikonsumsi berlebih, konsumsi gula berlebihan menyebabkan
kegemukan. Oleh karena itu konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari
jumlah kecukupan energi atau 3-4 sendok makan setiap harinya. Konsumsi zat
tenaga yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan,
bila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas yang biasanya disertai
dengan gangguan kesehatan lainnya. Berat badan merupakan petunjuk utama
apakah seseorang kekurangan atau kelebihan energi dari makanan Obesitas
dapat terjadi jika konsumsi makanan dalam tubuh melebihi kebutuhan, dan
penggunaan energi yang rendah Beberapa penyebab yang menjadikan
seseorang makan melebihi kebutuhan adalah :
1) Makan berlebih Tidak bisa mengendalikan nafsu makan merupakan
kebiasaan merupakan kebiasaan buruk, baik dilakukan dirumah, restoran,
saat pesta, maupun pada pertemuan-pertemuan. Apabila sudah merasa
kenyang, janganlah sekali-kali menambah porsi makanan meskipun
makanan yang tersedia sangat lezat. Faktor ini sangat berhubungan erat
dengan rasa lapar dan nafsu makan. Begitu juga saat terjadi stress (rasa
takut, cemas), beberapa orang dalam menghadapinya akan mengalihkan
perhatiaannya pada makanan
2) . 2) Kebiasaan mengemil makanan ringan Mengemil adalah kebiasaan
makan yang dilakukan di luar waktu makan, dan makanan yang dikonsumsi
berupa makanan kecil yang rasanya gurih, manis manis dan biasanya
digoreng. Bila kebiasaan ini tidak dikontrol akan dapat menyebabkan
kegemukan, karena jenis makanan tersebut termasuk tinggi kalori. Namun
jika rasa lapar sulit untuk ditahan, maka makanlah makanan yang rendah
kalori dan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan.
3) 3) Suka makan tergesa-gesa Makan secara terburu-buru akan menyebabkan
efek kurang menguntungkan bagi pencernaan, selain dapat mengakibatkan
rasa lapar kembali. Begitu pula dengan kebiasaan mengunyah makanan
yang kurang halus. Padahal makan dengan tidak terburu-buru dan
mengunyah makanan yang halus akan memelihara kesehatan gigi dan gusi.
4) Salah memilih dan mengolah makanan
Faktor ini biasanya disebabkan karena ketidaktahuan. Tetapi banyak juga
orang yang memilih makanan hanya karena prestise semata. Misalnya,
banyak orang yang lebih memilih makanan yang cepat saji, padahal
makanan tersebut banyak mengandung lemak, kalori dan gula yang
berlebih, sedangkan kandungan seratnya rendah. Selain makanan tersebut,
masyarakat juga menyukai makanan gorenggorengan ataupun yang
bersantan. Padahal minyak dan santan selain tinggi kalori, juga merupakan
lemak yang mengandung ikatan jenuh sehingga sulit untuk dipecah menjadi
bahan bakar. Oleh karena itu, biasakanlah memasak dengan cara
membakar, merebus, mengukus, memanggang dan mengetim.

Edukasi yang dapat disampaikan pada pasien atau orang tua pasien yang mengalami obesitas antara
lain :

 Penatalaksanaan obesitas mencakup multi disiplin terdiri dari ahli gizi, spesialis anak/
spesialis penyakit dalam, psikolog, fisioterapis, okupasional terapis, ahli bedah, perawat
bariatrik, dan farmasi
 Edukasi mengenai pentingnya perubahan gaya hidup, bahwa tidak ada intervensi yang
bekerja jika pasien masih menerapkan pola hidup sedenter. Bahkan pasca operasi beberapa
program aktivitas fisik masih diperlukan untuk mencegah kenaikan berat badan
 Fokus pada perubahan perilaku dan pola makan yang berkaitan dengan gaya hidup sehat
daripada menurunkan berat badan
 Berhati-hatilah untuk tidak membuat komentar negatif mengenai berat badan atau bentuk
tubuh. Hindari menggunakan kata-kata negatif seperti 'gemuk', 'berat' atau 'obese', gunakan
seperti 'di atas berat badan paling sehat/ideal'. Serta hindari membandingkan pasien dengan
orang normal lain dan jangan biarkan mereka melakukan hal yang sama
 Untuk kasus obesitas pada anak, anak perlu mendapatkan penjelasan mengapa orang tua
atau dokter khawatir dengan kondisinya, misalnya dengan mengatakan bahwa
mempertahankan berat badan ideal atau gaya hidup sehat sekarang akan membantu
mencegah sakit saat dewasa 

Pada tingkat individu, pencegahan obesitas dapat dilakukan dengan hal berikut, seperti :

 Terkait asupan makanan: membatasi asupan makanan tinggi lemak dan gula, meningkatkan
konsumsi buah dan sayuran, mencukupi kebutuhan air putih, serta mendukung pemberian
ASI eksklusif
 Terkait aktivitas fisik: tingkatkan aktivitas fisik (45-60 menit per hari intensitas sedang), pilih
aktivitas yang dapat membakar kalori (misalnya dengan berjalan di sekitar blok atau naik
turun tangga di tempat kerja), batasi menonton TV (durasi kurang dari 2 jam)

 Timbang berat badan secara berkala

Sumber who, guyton, kemenkes , jurnal.ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai