Kepala Laboratorium Ilmu Bedah FK Unisba/RSUD Al Ihsan Mei 2020 Pendahuluan • Luka gigit dapat disebabkan oleh hewan liar, hewan peliharaan atau manusia • Luka gigit dpt berupa luka tusuk kecil atau luka compang camping luas yang berat • Luka gigitan manusia berbahaya pd mulut manusia lebih banyak kuman patogen • Persoalan yang ditimbulkan oleh gigitan atau sengatan serangga adalah: – Lukanya sendiri – Kontaminasi bakteri / virus – Reaksi alergi • Dalam penanggulangannya perlu identifikasi hewan yang menggigit atau menyengat perencanaan terapi • Penanganan luka pembersihan luka, menjahit luka rapat/ situasional. • Cara menjahit bergantung pd kemungkinan adanya infeksi • Tindakan terhadap kuman atau alergen mencuci dan eksisi luas luka. • Menghalangi penyebaran turniket, istirahat total, mendinginkan • Untuk menetralisir racun serum spesifik • Diduga terjadi kontaminasi kuman penyakit vaksin Gigitan ular: • Gigitan ular berbahaya bila ular tergolong jenis berbisa. • Bisa ular tdd bermacam polipeptida: – fosfolipase-A – Hialuronidase – ATP-ase – 5 nukleotidase – Kolinesterase – Protease – Fosfomonoesterase – RNA-asee – DNA-ase • Racun yang merusak jaringan menyebabkan nekrosis jaringan yang luas dan hemolisis • Gejala dan tanda : nyeri hebat yg tidak sebanding dgn besar luka, edema, eritema, petekia, ekimosis, bulae, dan tanda nekrosis jaringan • Perdarahan di peritoneum atau perikardium, edema paru dan syok • Ular berbisa yang terkenal : – Ular tanah – Ular bandotan puspa – Ular hijau – Ular laut – Ular kobra – Ular welang Ular tanah Ular bandotan puspa Ular hijau Ular laut Ular kobra Ular welang Bisa/racun bersifat neurotoksik: • Gejala dan tanda: – Rasa kesemutan – Lemas – Mual – hipersalivasi – muntah • Pada pemeriksaan : – Ptosis – Refleks abnormal – Sesak nafas – Henti nafas akibat paralisis otot pernafasan Karakteristik ular Penatalaksanaan: • Tourniquet • Incision and Suction • Excision • Systemic Treatment tourniquet • Untuk menghambat absorpsi racun • Dipasang bbrp cm proksimal gigitan atau pembengkakan • Dgn tekanan untuk menghambat aliran vena • Pertahankan 2 jam • Penderita diistirahatkan • Merendam dlm air es masih bermanfaat bila gigitan pd 12 jam pertama Incision & suction • Dilakukan 30 menit setelah gigitan • Membuang racun dgn menoreh lubang bekas masuknya taring secara memanjang dan sedalam 0,5 cm. • Dilakukan pengisapan secara mekanik. Bila tidak tersedia alat dpt diisap dgn mulut. (asal mukosa mulut tidak ada luka) excision • Jarang diperlukan kecuali pd kasus keracunan berat dan 1 jam pertama gigitan • Eksisi jaringan berbentuk elips, dgn jarak 2,5cm dari lubang gigitan sampai kedalaman fasia otot. Systemic treatment • Pemberian antivenim (SABU) merupakan pengobatan terpenting untuk menetralisir bisa ular • Serum polivalen dibuat dari dari darah kuda yang disuntik dgn sedikit racun ular. • Pemberian SABU diindikasikan setelah petugas medis menentukan derajat keracunan. Serum anti bisa ular (SABU) Derajat venerasi gigitan ular Buku ajar ilmu bedah Derajat Venerasi Luka gigit Nyeri Edema/erite Tanda ma sistemik 0 0 + +/- <3cm 0 /12 jam I +/- + + 3-12cm 0 /12 jam II + + +++ >12-25cm + /12 jam Neurotoksik mual, Pusing, syok
III + + +++ >25cm ++
/12 jam Syok Petekia Ekimosis IV +++ + +++ > ++ ekstremitas Ggn faal ginjal, koma, perdarahan • Grade 0 - no envenomation. One or more fang marks, minimal pain, less than 1 in of surrounding edema and erythema at 12 h, no systemic involvement. • Grade I – minimal envenomation. Fang marks, moderate to severe pain, 1 to 5 in of surrounding edema and erythema in the first 12 h after bite, systemic involvement usually not present. • Grade II – moderate envenomation. Fang marks; severe pain; 6 to 12 in of surrounding edema and erythema in the first 12 h after bite; possible systemic involvement including nausea, vomiting, giddiness, shock, or neurotoxic symptoms.
• Grade III – severe envenomation. Fang marks,
severe pain, more than 12 in of surrounding edema and erythema in first 12 h after bite. Grade II symptoms of systemic involvement usually present and may include generalized petechiae and ecchymosis. • Grade IV – very severe envenomation. Systemic involvement is always present and symptoms may include renal failure, blood-tinged secretions, coma, and death; local edema may extend beyond the involved extremity to the ipsilateral trunk. Dosis pemberian SABU • Dengan observasi berkala tingkat keparahan gigitan ular akan berubah sejalan dgn waktu • Pemberian dosis SABU berdasarkan pd gjl dan tanda keracunan (tidak dari berat badan) • Derajat 0-I SABU tidak diperlukan • Derajat II 3-4 ampul • Derajat III 5-15 ampul • 3-5 ampul dalam 500mL NaCl atau D5% drip intravena • Bila gejala sistemik meningkat dosis SABU ditingkatkan 6-8 ampul • Dihentikan setelah gejala menghilang SENGATAN HEWAN • Arthropoda merupakan hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi • Hidup di darat / dalam tanah, air tawar dan laut • 4 kelas: – Crustacea (udang) – Arachnida (kalajengking dan laba-laba) – Myriapoda (luwing) – Insecta (serangga) • Arachnida : hewan bersifat parasit, karnivora, predator • Yang mempunyai racun kalajengking dan laba-laba • Di Indonesia tidak menyebabkan keracunan yang fatal Kalajengking
• Hewan kecil berkaki delapan dgn ekor yg
mengandung racun • Ditemukan dihabitat kering, lingkungan panas • Aktif di malam hari • Memakan serangga • Siang bersembunyi di bawah batu, batang kayu atau pohon • Mampu bertahan hidup lama tanpa makan dan minum Anatomi tubuh kalajengking telson • 1500 spesies 25 spesies dapat membunuh manusia (hemiscorpion lepturus) • Di Indonesia spesies heterometrus spinifer tidak berbahaya • Racun terletak pada ujung ekor yang mengandung 2 kelenjar racun. • Sengatannya menyakitkan menimbulkan reaksi lokal pada daerah sengatan Racun kalajengking • Campuran kompleks protein, nuerotoksin, nukleotida, asam amino, kardiotoksin, nefrotoksin, toksin hemolitik, fosfodiesterase, fosfolipase A, hyaluroinidase, asetilkolinesterase, glikosaminoglikan, histamin, serotonin, dll. • 70% racun 15 menit masuk ke aliran darah • Diserap sempurna dalam tubuh 7-8 jam Efek klinis • Efek lokal rasa nyeri, rasa terbakar, bengka, kemerahan pd lokasi sengatan , sensitif terhadap sentuhan, dan sensasi mati rasa/ semutan. Beresiko menyebabkan reaksi hipersensivitas. • Efek sistemik: autonomic storm muntah, keringat berlebihan, salivasi kental, bradi/takikardi, kontraksi ventrikel pretumatur, hipo/hipertensi, ekstremitas dingin, edem paru dan syok Pertolongan pertama: • Secara umum efek sengatan kalajengking tidak menimbulkan efek berbahaya • Dapat di rawat dirumah dgn monitor 8 jam • Lokasi sengatan bersihkan air dan sabun atau antiseptik ringan • Kompres air dingin/ es selama 15-20 menit • Immobilisasi daerah sengatan mencegah penyebaran racun • Pemberian antihistamin dan anti nyeri non narkotik oleh tenaga medis. • Bila muncul tanda2 sistemik rujuk ke fasilitas kesehatan LABA-LABA tarantula Laba-laba • Gigitan laba-laba jarang yang berbahaya • Di AS: latrodectus mactans (black widow spider) • Racun bersifat neurotoksik • Gejala keracunan : lokal atau sistemik • Pertolongan pertama : sama dgn penanganan keracunan yg lain Sengatan Lebah: • Racun dlm sungut lebah sama toksiknya dgn racun ular berbisa krn jumlah yg masuk ke tubuh sangat sedikit, dampaknya ringan • Reaksi yang lebih sering muncul adalah reaksi alergi. • Gejala dan tanda: gatal, edema, eritema serta edema angioneurotik. • Kondisi berat gangguan menelan, kelemahan otot mata, bradikardia, syok. Penatalaksanaan: • Sungut yang masih menempel harus dicabut • Daerah sengatan dibersihkan dengan air dan sabun • Nyeri beri analgetik • Tanda-tanda alergi adrenalin dan antihistamin Luka akibat hewan laut: • Ikan hiu: – Cedera akibat gigitan ikan hiu sangat jarang tapi biasanya fatal – Hiu terangsang oleh bau darah dan gerakan dalam air – Gigitan hiu berbentuk lengkungan luka akibat semua gigi, sebagian jaringanlepas, hilang atau teramputasi – Kematian sering akibat kehabisan darah Ikan pari dan ikan singa • Ikan pari berbahaya karena sabetan ekornya yg bergerigi dan mengandung racun • Ikan singa (scorpion fish) mengeluarkan racun dari siripnya. • Sengatan ikan beracun ini berakibat sama dengan gigitan ular berbisa Gejala dan tanda keracunan • Nyeri hebat menjalar • Di luka tusukan bengkak dan kemerahan • Gejala keracunan berat: sinkop, rasa lemah, mual, muntah, berkeringat, kejang otot s/d syok koma • Penangan luka: luka dicuci air garam, debridement, direndam dg air panas. Bulu babi
• Berbahaya karena duri yg panjang dan
mudah patah serta mengadung racun • Gejala : nyeri lokal, bengkak, mual dan sinkop • Keracunan berat paraestesia sekitar mulut, atonia otot muka, bibir, lidah, dan kelopak mata, serta gangguan pernafasan Bulu babi
• Ujung duri yang tertinggal dikeluarkan
secepatnya menimbulkan granuloma • Cara: merendam luka dgn cairan cuka selama 1 jam, diteruskan selama 30 menit, empat kali sehari untuk 3 hari berturut-turut. Luka gigitan anjing (rabies):
• Disebabkan oleh virus rabies yg hidup
di jaringan saraf dan kelenjar liur pengindapnya • Infeksi didapat dgn masuknya virus melalui perlukaan kulit atau mukosa akibat gigitan binatang (anjing, kucing, kelelawar, rubah, monyet) Gambaran klinis: • Masa inkubasi: 10-90 hari (6 hari s/d 2 tahun) tergantung berat/ringan dan lokasi gigitan. • Pada daerah yang kaya elemen saraf (tangan, jari atau dekat SSP terutama muka, leher dan kepala masa inkubasi lebih pendek sehingga gejala muncul lebih cepat. Gambaran klinis • Dibagi menjadi 3 fase: – Fase prodromal: – gejala tidak khas, suhu meninggi, nyeri kepala, rasa lemah, nyeri tenggorokan, dan anoreksia. Khas gejala nyeri menelan akibat spasme otot takut minum air. Gambaran klinis: • Fase rangsangan: – gelisah, susah tidur, perubahan perilaku (apatis, diam, menarik diri, tidak kenal orang). – Diikuti dgn hiperaktifitas, agitasi, agresif dan kecenderungan ingin menggigit. Serta serangan konvulsif Gambaran klinis: • Fase kelumpuhan: – Akibat kematian neuron – Hipoksemia – Aritmia jantung – hemiparese – Koma – kematian Pengelolaan: • Daerah gigitan segera dicuci dgn air sabun atau larutan antiseptik • Dilakukan debridement. • Tindakan efektif sampai 12 jam setelah kejadian. • Bila luka berat dan curiga terinfeksi infiltrasi 5 ml serum anti rabies sekitar luka. Pengelolaan: • Setelah digigit hewan selalu dipertimbangkan untuk pemberian vaksinasi • Pemberian setiap hari selama bbrp minggu • Dosis serum antirabies: 40 IU/kgBB • Vaksin diberikan sc setiap hari sampai 20-30 kali. • Vaksin SMBV: 2ml/sc tujuh kali dan booster 2 kali 0,25ml sc Pertimbangan terapi Keadaan binatang & gigitan pengobatan Tidak ada luka, terjilat atau kontak Tanpa terapi Ada luka, terjilat pd luka oleh binatang Binatang diobservasi yg tampak sehat
Dalam pengamatan ternyata binatang Terapi vaksin segera dimulai
mengindap rabies
Binatang dicurigai mengindap rabies Terapi vaksin dimulai dan binatang