Elapidae mamba, Seluruh dunia, kecuali Eropa Neurotoksik dan nekrosis (ular
coral snake) cobra)
Procoagulant
Phospholipase A2
(lecithinasee)
Hyaluronidase
Enzim proteolitik
-bungarotoxin and
cobrotoxin
Haemorrhagins (Zinc metalloproteinase) merusak
endotel dinding pembuluh darah
Bisa ular
Permeabiltas - Aktivasi
meningkat - Ptosis kaskade
- Disfagia koagulasi
- Paresis - Consumptive
- Edema
- Kejang coagulopathy
perifer
- koma - Unstable clot
- Edema paru
formation
- Perdarahan
- hipotensi
DIC
Menurut Schwartz (Depkes,2001) gigitan ular dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Neurotoksik,
Koma, perdarahan
A. Tergigit ular tanpa terkena bisa (venom has not
been injected)
Anxietas, overbreathing, agitasi
Peningkatan heart rate dan tek.darah
B. Gigitan dengan bisa (venom has been injected)
- Local
- Sistemik
Sistemik / General
Lokal
Mual, muntah, malaise,
Bekas gigitan
nyeri perut, kelemahan,
Nyeri lokal pusing
Perdarahan lokal Kardiovaskuler faintness,
Memar shock, hipotensi, aritmia,
edem pulmonal, kemosis
Limphangitis
Gangguan pembekuan
Inflamasi (bengkak, darah
kemerahan, panas) Neurological parasthesia,
Infeksi lokal : Abses flaksid paralisis, ptosis,
gangguan pernapasan,
Nekrosis
kesulitan menelan
Gangguan fungsi renal
hematuri, hemoglobinuria
Sistemik
Menenangkan penderita
Imobilisasi, tempatkan pada penderita posisi yang
nyaman dan aman
Imobilisasi bagian tubuh yang tergigit dengan
bidai, karena mobilisasi dapat mempercepat
penyebaran racun
Hindari intervensi/manipulasi pada bagian luka
yang tergigit (termasuk tindakan insisi)
Rapid clinical assesment and
resuscitation
Hati-hati pada keadaan :
- hipotensi, dan tanda2 syok
- gagal nafas (kemungkinan akibat neurotoxin)
- sytemic envenoming, akibat pelepasan
tourniquet atau perban kompresi
- cardiac arrest, akibat adanya hiperkalemia
karena terjadi rhabdomyolisis (pada gigitan ular
laut)
Status generalisata : tanda vital, tanda2
perdarahan, dsb
Pemeriksaan tempat luka bekas gigitan edem,
tanda2 nekrosis
Status neurologis paralisis nervus cranialis (spt
ptosis, refleks pupil, dsb)
20 minutes whole blood clotting test
Hitung darah, trombosit, leukosit
Pemeriksaan urin
Indikasi
pemberian
Serum Anti Bisa
Ular :
Sediaan Bisa ular di Indonesia
Vial 5 ml, mengandung :
1. 10-50 LD50 bisa Ankystrodon
2. 25-50 LD50 bisa Bungarus
3. 25-50 LD50 bisa Naya sputarix
4. Fenol 0,25% v/v
Pyrogenic reaction :
Akibat pembuatan dan penyimpanan serum yang tidak
baik
1-2 jam setelah pemberian
Demam, mengigil, hipotensi
Late reaction :
1-12 hari setelah pemberian
Gejala : demam, diare, pusing, urtikaria
Early anaphylactic and pyrogenic reaction
Epinephrine 0,5 mg utk dewasa atau 0.01 mg/kgBB secara i.m
Antihistamine (Chlorpenamine maleate 10 mg atau 0.2
mg/kgBB) + Hidrokortison (100mg atau 2 mg/kgBB) secara i.v
Antipiretik
Late Reaction
Chlorphenamine 2 mg/6 jam atau 0.25mg/kgBB/hari dalam
dosis terbagi
Prednisolon 5 mg/6 jam
Diberikan selama 5-7 hari
Hati2 pada pasien dengan resiko tinggi terjadinya
reaksi alergi
Selalu observasi ketat keadaan pasein setelah
pemberian anti bisa ular
Sebelum memberikan anti-bisa pastikan tersedia
obat-obat untuk menangani reaksi alergi yang
mungkin bisa muncul
Nama : Ny. M
Umur : 45 thn
Alamat : Jl. DI Panjaitan KM.7
MRS : 3 Desember 2016
No. Register : 064518
K U : Baik
A : obstruksi (-), ronkhi (-), wheezing (-),
snorring (-), stridor (-), gurgling (-)
B : nafas spontan, gerak dada simetris, RR 26
x/mnt, reguler, dangkal
C : nadi 112x/menit, tensi 140/90 mmHg, akral
hangat, CRT < 2 detik, T. 37,0Oc
D : alert, GCS 456, pupil bulat isocor pupil,
lateralisasi (-)
Anamnesis
Digigit ular di jempol kaki kiri 15 menit SMRS pada
saat menjemur pakaian, OS tidak mengetahui ciri-
ciri ularnya.
Nyeri dibagian kaki gigitan dan di ulu hati.
Berdebar-debar.
RPD : HT (-), DM (-)
Kepala : dbn
Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-, pupil isokor 3mm,
RC +/+, kemosis -/-
Mulut : dbn
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorak : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-
Cor : BJ I=II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, NTU (+), BU normal
Extremitas : vulnus morsum digiti 1 pedis
sinistra, udem (-), hiperemis (-), akral hangat,
CRT < 2 detik, motorik 5/5/5/5, sensorik dbn
Pembersihan luka
Posisi semi fowler
O2 3-4 LPM Nasal kanul
Inj. Ranitidin 50 mg IV
Infus D5% + Sabu 2 ampul
Lab : DR, PT, APTT