Snake Bite adalah cedera yang disebabkan gigitan ular berbisa maupun
tidak berbisa yang mengakibatkan luka tusukan yang ditimbulkan oleh
taring ular.
• FAMILI ELAPIDAE
• FAMILI COLUBIDRAE
• FAMILI VIPIRIDAE
Famili Elapidae
• Kardiovaskular (Viperidae)
Gangguan penglihatan, pusing, pingsan, kolaps, syok, hipotensi, aritmia jantung,
kerusakan miokard (berkurangnya fraksi ejeksi).
• Pertolongan pertama
1. Tenangkan pasien
2. Imobilisasi anggota tubuh yang tergigit dengan belat atau sling.
Setiap gerakan atau kontraksi otot, bahkan membuka baju atau
berjalan, akan meningkatkan penyerapan dan penyebaran racun.
1. Vital sign: denyut nadi dan perbedaan tekanan darah saat duduk dan berdiri untuk
melihat adanya postural drop.
2. Kulit dan membran mukosa: ptekie, purpura, ekimosis, dan pendarahan konjungtiva.
3. Sulcus gingivalis: tanda perdarahan sistemik spontan
4. Hidung: epistaksis
5. Abdomen: nyeri tekan abdomen sebagai tanda pendarahan intrabdomen atau
retroperitoneal
6. Neurologis: lateralisasi, paralisis flaksid otot
7. Gejala berupa nyeri seluruh tubuh dan warna urin yang gelap merupakan indikasi
kuat terjadinya rhabdomyolisis.
Tata Laksana Rumah Sakit Gigitan Ular
PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
1. Ambil 5 –10 ml darah untuk pemeriksaan: waktu trotombin, APTT, D-dimer, fibrinogen dan Hb, leukosit,
trombosit, kreatinin, urea N, elektrolit (terutama K), CK. Periksa waktu pembekuan, jika >10 menit,
menunjukkan kemungkinan adanya koagulopati
2. Pemeriksaan darah rutin berupa hemoglobin/hematokrit, hitung trombosit, dan hitung sel darah putih
dapat dijadikan indikasi dari spesies ular yang menggigit (contoh: peningkatan hemoglobin/hematokrit
pada gigitan ular Russell’s viper, trombositopenia pada gigitan ular viper dan australasian elapids)
3. Pemeriksaan Apusan Darah Tepi (ADT) dapat ditemukan sel darah merah terfragmentasi (“sel helm”,
schistosit) yang menandakan hemolisis mikroangiopati.
4. Pemeriksaan fungsi hati dan fungsi ginjal juga dapat dijadikan indikasi dari spesies ular yang menggigit
(contoh: kreatinin plasma, urea/nitrogen urea darah dan konsentrasi kalium meningkat pada cedera
ginjal akut )
5. Pemeriksaan urin: tes dipstick untuk darah, hemoglobin atau myoglobin dan proteinuria. Mikroskopis
untuk mendeteksi eritrosit dan silinder sel darah merah, menunjukkan perdarahan glomerulus,
eosinofilia menunjukkan nefritis interstitial akut
Indications for antivenom:
a patient with proven or suspected snakebite develops one or more of the following signs:
Systemic envenoming:
• Haemostatic abnormalities:
spontaneous systemic bleeding distant from the bite site • Haemoglobin-/myoglobin-uria: dark brown urine
(clinical), coagulopathy [+ve (non-clotting) 20WBCT or (clinical), urine dipsticks,
other laboratory tests such as INR >1.2 or patient’s • Pembengkakan lokal lebih dari setengah tungkai
prothrombin time >4-5 seconds longer than laboratory yang tergigit (tanpa tourniquet) dalam 48 jam atau
control value] or thrombocytopenia [<100 x 109/ litre, or pembengkakan setelah gigitan pada jari
<100 000/cu mm, or (India) < 1.0 lakh per microlitre of • Pembengkakan yang meluas : misalnya bengkak
blood)] (laboratory)
pada ankle dalam beberapa jam setelah gigitan di
• Neurotoxic signs: ptosis, external ophthalmoplegia,
kaki.
paralysis etc (clinical)
• Cardiovascular abnormalities: • Pembengkakan limfonodi pada daerah gigitan.
hypotension, shock, cardiac arrhythmia (clinical), abnormal
ECG
• Acute kidney injury (renal failure):
oliguria/anuria (clinical), rising blood creatinine/ urea
(laboratory)
Tata Laksana Rumah Sakit Gigitan Ular
D. Indonesia
PT Bio Farma (persero)
1. Injeksi "push" intravena: antivenom beku-kering yang dilarutkan atau antivenom cair injeksi
intravena lambat (tidak lebih dari 2 ml/menit).
2. Infus intravena: antivenom freeze-dried yang dilarutkan atau neat liquid yang diencerkan
dalam sekitar 5 ml cairan isotonik/KgBB (yaitu sekitar 250 ml saline isotonik atau dekstrosa 5%
dalam kasus pasien dewasa) dan diinfuskan pada laju konstan selama periode sekitar 30-60
menit
Criteria for repeating the initial dose of antivenom
Risiko pemberian antivenom : reaksi anafilaksis dan pirogenik dini, late serum sickness-
like reactions
TERIMA KASIH