Anda di halaman 1dari 35

Snake Bite

ALDI YUSELI HIDAYAT 12100117149


VULNUS MORSUM (LUKA
GIGITAN)

 Luka gigitan dapat disebabkan oleh binatang


seperti ular, anjing, serangga, kalajengking, laba-
laba, tawon dan juga bisa disebabkan oleh
gigitan manusia.
EPIDEMIOLOGI

 - Di AS 8000 Orang digigit ular berbisa pertahun. >98% di


ekstremitas.
 - tahun 1954 insidensi gigitan ular 30.000-40.000/ tahun didunia
dan 25.000- 35.000 mengalami kematian di ASIA
 - Pria > wanita
 - Usia puncak : anak-anak dan dewasa muda.
FAKTOR RESIKO

 Di negara-negara Asia Tenggara, risiko gigitan ular sangat terkait


dengan pekerjaan
ETIOLOGI

ULAR BERBISA ULAR TIDAK BERBISA


PERBEDAAN ULAR BERBISA & TIDAK BERBISA
Famili Ular Berbisa (di Indonesia)
Bisa ular berbisa bersifat neurotoksik, vaskulotoksik, hemotoksik, dan
miotoksik
Famili Elapidea

Najabungarus
Najatripudrat
Najabungarus (King candida(ular
sputatrix (ular coral snake
Cobra) sendok berkaca
sendok)
mata)

Famili Viperidae Family hydrophidae

terdistribusi di
Ancistrodon Lachei graninius subfamily region indopasifik
Micrurus fulvius
rodostom (ular (ular hijau hidrophinae (true : pelamis platurus
(ular batu koral)
tanah) pohon) sea snakes), (pelagic sea
snake)
 Barat garis Wallace (Sumatera, jawa, Sulawesi)
 Timur Garis Wallace (Papua, Maluku)

• Katagori I : berbisa, tinggi morbiditas dan mortalitas


• Katagori II : berbisa , tinggi morbiditas, tetapi data kurang dan
tidak berada di daerah padat manusia
Bungarus fasciatus – Ular
Naja spuratix - Kobra belang
Bungarus candidus – Ular
weling Cryptelitrops insularis
Acanthopis laevis
Jenis Bisa

 Enzim ( 80-90% viperid dan 25-70%


elapid) , non-enzimatik toxins, dan non-
toxic proteins
 Hemotoxic
 Kerusakan endotel  perdarahan spontan
 Ular hijau, ular tanah
 Neurotoxic
 Ular kobra, ular welang
Local Symptoms

 Fang mark
 Local pain
 Local bleeding
 Bruising
 Lymphadenopaty
 Inflamation
 Blistering
 Abses
 Necrosis
Systemic symptoms

General Nausea, vomiting, weakness,


drowisness

Cardiovaskul Syok, hipotensi, aritmia, lung edem


ar

Bleeding Epistaxis, intracranial hemorrhage,


haemoptysis, gum bleeding

Neurological Drowsiness, abnormal taste and smell,


heavy eye lid
Derajat Gigitan Ular

DR Gejala SABU
0 Fang mark (+), nyeri sedikit, eritem < 1 inci 0
1 Fang mark (+), nyeri sedang – berat, eritem 1 – 2-5
5 inci
2 Fang mark (+), nyeri hebat, eritem 6 – 12 inci, 5 - 10
12 jam pertama gejala sitemik (mual, muntah,
syok, ggn kesdaran )
3 Fang mark (+), nyeri hebat, eritem > 12 inci, 10 – 20
sistemik (+), petechie-echymosis
4 Ertem edem lebih besar – tungkai, koma, renal 20
failure
Venom ular terdiri dari :
• Complex mixture of enzymes
• Low-mollecular-weight polypeptides
• Glucoprotein
• Metal ions
• Hemorrhagins , suatu zat yang dapat menyebabkan, vascular leaking &
local & systemic bleeding
• Proteolytic enzyme, dapat menyebabkan:
 local tissue necrosis
 menggangu jalur koagulasi darah pada berbagai tingkatan
 mengganggu fungsi organ
• Myocardial depressant factor, yang dapat menyebabkan penurunan
cardiac output
• neurotoxin , beraksi pada pre- / post synaps, yang menghambat
penghantaran impuls saraf.
LANGKAH TATALAKSANA
SNAKE BITE
First aid treatment

Imobilisasi seluruh tubuh pasien dengan meletakkannya ke


bawah dalam posisi yang nyaman dan aman dan terutama
imobilisasi anggota tubuh yang tergigit dengan bidai atau
gendongan.
Setiap gerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan
penyerapan racun ke dalam aliran darah dan limfatik.

Hindari sayatan, gosok, pembersihan yang kuat, pijat, aplikasi


herbal atau bahan kimia sebagainya.
Hal ini dapat menyebabkan infeksi, meningkatkan
penyerapan racun dan meningkatkan perdarahan lokal
Tatalaksana di Rumah
Sakit
 Air way
 Breathing
 Circulation
 Dissability

 Anamnesa : waktu, tempat, jenis ular


 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

 Hb, L, Tr, Ht
 Ur, Kr, GOT, GPT
 Clotting Time, PT, aPTT
 EKG
 Ro Thorax
 Urine  hematuria
Terapi suportif

 Metilprednisolon 2 x 6,25 mg IV;


Dipenhydramin 3 x 10 mg
 Awasi CVS , resp. & st. neurologis dg ketat.
 Rehidrasi - diuretic.
 Antibiotik & ATS.
Observasi

 Kesadaran
 VitalSign, CR distal
 Clotting time per ½ - 1 jam
 Urine output
 Kelemahan otot
Serum Anti Bisa Ular (SABU)
...SABU

 Plasma kuda
 Kekebalan terhadap bisa ular
yang bersifat neurotoksik (seperti
ular dari jenis Naja sputatrix – Ular
Kobra, Bungarus fasciatus – Ular
Belang) dan yang bersifat
hemotoksik (ular Agkistrodon rho-
dostoma – Ular Tanah)
 KOMPOSISI
Zat aktif :
Setiap mL mengandung anti
bisa ular :
• Agkistrodon rhodostoma ≥
10 LD50
• Bungarus fasciatus ≥ 25 LD50
• Naja sputatrix ≥ 25 LD50
Zat tambahan:
• Fenol 2,5 mg
Pedoman terapi SABU mengacu pada Schwartz dan
Way (Depkes, 2001):
 Derajat 0 dan I tidak diperlukan SABU, dilakukan
evaluasi dalam 12 jam, jika derajat meningkat
maka diberikan SABU
 Derajat II: 3-4 vial SABU
 Derajat III: 5-15 vial SABU
 Derajat IV: berikan penambahan 6-8 vial SABU
Pedoman Lain (Luck)

Derajat Beratnya Taring atau Ukuran Gejala Jumlah vial


evenomasi gigi zona sistemik venom
edema/
eritemato
kulit (cm)

0 Tidak ada + <> - 0

I Minimal + 2-15 - 5

II Sedang + 15-30 + 10

III Berat + >30 ++ 15

IV Berat + <> +++ 15


 Monitor  cairan dan elektrolit
 Ulangi pemeriksaan darah pada 3 jam setelah
pemberiann antivenom
 Koagulopati tidak membaik (fibrinogen tidak
meningkat, waktu pembekuan darah tetap
memanjang)  SABU ulang  cek ulang darah
 Jika koagulopati membaik  Monitor
dilanjutkan 2x24 jam
 operasi minimal 2 minggu setelah gigitan
Supportif

Gangguan koagulopati  plasma


fresh-frizen (dan antivenin)
Perdarahan  tranfusi darah segar
atau komponen darah, fibrinogen,
vitamin K, tranfusi trombosit
Hipotensi  beri infus cairan
kristaloid
Rabdomiolisis  natrium bikarbonat
Monitor pembengkakan
 Sindrom kompartemen: lakukan fasiotomi
 Gangguan neurologik: beri Neostigmin
(asetilkolinesterase)
 Beri tetanus profilaksis bila dibutuhkan
 Untuk mengurangi rasa nyeri berikan
aspirin atau kodein
Profilaksis

Pemberian antibiotika
spektrum luas. Kuman
terbanyak yang dijumpai
adalah P.aerugenosa,
Proteus,sp, Clostridium sp,
B.fragilis
Beri toksoid tetanus
DAFTAR PUSTAKA

 Schwartz.principle of surgery
 SEAR. 2007.The clinical management of snake
Bites in the South East Asian Region. World Health
Organization Regional Office for South-East Asia.
http://apps.searo.who.int/PDS_DOCS/B4508.pdf
ALHAMDULILLA
H
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai