Anda di halaman 1dari 68

MANAGEMEN GIGITAN &

SENGATAN BINATANG

Ns. Zulmah Astuti., M.Kep


TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti materi selama 2 x 50 Menit Mahasiswa
mampu mampu memahami tentang gigitan dan sengatan
binatang dan penanganannya

TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu:
1. Mampu memahami jenis gigitan binatang
2. Mampu memahami penatalaksanaan pada
gigitan dan sengatan binatang
GIGITAN ANJING & KUCING
Hewan rabies
Penyakit infeksi akut pada susunan saraf (otak)
yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini
merupakan kelompok zoonosa yaitu penyakit
infeksi yang ditularkan oleh hewan ke manusia
melalui pajanan atau gigitan hewan penular
rabies (GHPR) yaitu anjing, kera, musang,
anjing liar, kucing
Tanda hewan terkena rabies
1. Hewan peliharaan tida mengenal pemiliknya
dan tidak menuruti perintah
2. Mudah terkejut dan berontak bila ada
provokasi
3. Takut pada cahaya (photofobia)
4. Mengunyah benda-benda disekitarnya
5. Berjalan mondar mandir (bila dikandang)
6. Menyerang objek bergerak
7. Kelumpuhan kaki belakang
8. Dalam 10-14 hari akan meninggal karena
rabies
PENULARAN
 Hewan ke manusia : Jilatan pada kulit
yang lecet, cakaran, selaput lendir, mulut
hidung, mata, anus dan genetalia terutama
anjing (98%), kera dan kucing
 Manusia ke manusia : saliva penderita
masuk ke selaput lendir orang lain
Tanda gejala rabies pada manusia
1. Demam
2. Mual
3. Rasa nyeri di tenggorakan, sehingga takut minum
4. Gelisah
5. Takut air (hidrofobia
6. Takut cahaya (fotopobia)
7. hipersalivasi
Masa inkubasi dan cara penularan
• Inkubasi dari virus rabies masuk melalui
gigitan sampai timbul gejala klinis berkisar
antara 2 minggu sampai 2 tahun. Pada
umumnya 3-8 minggu.
• Variasi masa inkubasi ini dipengaruhi oleh
letak luka gigitan, kedalaman luka dan jenis
virus
GEJALA KLINIS PADA MANUSIA
TAHAP PRODROMAL
DEMAM, LEMAS, LESU, TIDAK NAFSU
MAKAN/ANOREXIA, INSOMNIA, SAKIT KEPALA HEBAT,
SAKIT TENGGOROKAN
TAHAP SENSORI
RASA KESEMUTAN ATAU RASA PANAS (PARASTESI) DI
LOKASI GIGITAN, CEMA DAN REAKSI BERLEBIH
TERHADAP RANGSANGAN SENSORIK
GEJALA KLINIS PADA MANUSIA
EKSITASI
GANGGUAN NEUROLOGIK SEPERTI PENDERITA TAMPAK
BINGUNG, GELISAH, MENGALAMI HALUSINASI, TAMPAK
KETAKUTAN DISERTAI PERUBAHAN PERILAKU MENJADI
AGRESIF, POBIA MUNCUL SEPERTI HIDROFOBIA,
AEROFOBIA, FOTO FOBIA. GEJALA LAINNYA SEPERTI
SPASME OTOT, HIPERLAKRIMASI, HIPERSALIVA,
HIPERHIDROSIS DAN DILATASI PUPIL
GEJALA KLINIS PADA MANUSIA

TAHAP PARALISIS
PARALISIS OTOT SECARA BERTAHAP DIMULAI DARI
BAGIAN BEKAS LUKA GIGITAN/CAKARAN. PENURUNAN
KESADARAN DAN PERLAHAN TERJADI PARALITIK OTOT
PERNAFASAN DAN JANTUNG,
PERTOLONGAN PERTAMA

•Cuci luka gigitan memakai sabun


dengan air mengalir selama 10-15 menit
•Beri antiseptik pada luka gigitan (mis :
povidone iodine, alcohol 70% dll)
•Segera ke pusat pelayanan kesehatan
untuk pertolongan selanjutnya yaitu
pemberian VAR dan SAR
VAKSIN ANTI RABIES

TUJUAN
Untuk membangkitkan system imunitas
dalam tubuh terhadap virus rabies dan
diharapkan antibody yang terbentuk dapat
menetralisaasi virus rabies
Vaksin tidak akan bermanfaat bila virus
sudah mencapai susunan saraf pusat
KAPAN PEMBERIAN VAR DAN SAR

PERTIMBANGKAN :
1. Kondisi hewan
2. Hasil observasi hewan
3. Hasil lam specimen otak hewan
4. Kondisi luka
PENJELASAN FLOWCHART
1. Luka resiko tinggi ( jilatan/luka pada mukosa, luka diatas daerah
bahu (leher, muka dan kepala), luka pada jari tangan dan jari kaki,
luka di area genitalia, luka yang lebar/dalam, atau luka multiple
2. Luka risiko rendah (jilatan pada kulit terbuka atau cakaran/gigitan
yang menimbulkan luka lecet (ekskoriasi) di area badan, tangan
dan kaki
3. Observasi hewan (kandangkan atau ikat hewan yang melakukan
gigitan dan lakukan pengamatan selama 14 hari
4. Hentikan pemberian vaksin anti rabies bila hasil observasi hewan
menunjukkan hewan sehat, hasil lab specimen otak hewan
menunjukkan hasil negatif
POST EXPOSURE PROPHYLAXIS (PEP)
• PVRV (VAKSIN KERING DALAM VIAL DAN PELARUT
SEBANYAK 0,5 ML DALAM SYRINGE
• CARA PEMBERIAN (METODE ZAGREB)
DISUNTIKAN SECARA IM DI DAERAH LENGAN ATAS ATAU
DI BAWAH PAHA (ANAK-ANAK < 1 TAHUN)
CARA PEMBERIAN
CATATAN PENTING
PADA SAAT PEMBERIAN VAR MAKA TELUSURI RIWAYA
VAKSINASI RABES PADA PASIEN :
 BILA PASIEN PERNAH MENDAPAT VAR LENGKAP DALAM
WAKTU 3 BULAN MAKA TIDAK PERLU DI VAKSIN
 BILA JANGKA WAKTU 3 BULAN SD 12 BULAN CUKUP
MENDAPATKAN VAKSIN SEBANYAK 1 DOSIS
 BILA LEBIH DARI 12 BULAN DIANGGAP KASUS BARU DAN
HARUS MENDAPATKAN VAKSIN LENGKAP
SERUM ANTI RABIES
SERUM ANTI RABEIS TERUTAMA DIBERIKAN PADA LUKA
RISIKO TINGGI ATAU LUKA KATEGORU III YANG
DISEBABKAN OLEH HEWAN YANG TERINDIKASI TINGGI
TERKENA RABIES
TUJUAN : MEMBERIKAN KEKEBALAN PASIF DALAM 7 HARI
PERTAMA DIMANA PADA MASA ITU BELUM TERBENTUK
IMUNITAS TERHADAP VIRUS RABIES
CARA PEMBERIAN SAR
CARA PEMBERIAN SAR
PENCEGAHAN RABIES
•Berikan vaksin antirabies pada hewan
peliharaan
•Segera lapor ke PKM terdekat apabila
digigit hewan tersangka Rabies
•Apabila melihat binatang dengan gejala
rabies segera lapor
GIGITAN ULAR DAN MANAJEMENNYA
JENIS ULAR PALING BERBISA

no:1 fierce snake/inland taipan 2.king brwon snake/pseudaochis


3.taipa/oxyuranusscutellatus
Australis

7 Tiger snake/notechis stutatus


4&5 tiger snake/mainland 6 Sea Krait/laticauda colubrina

8 Black tiger snake/notechis acther 9 Death adder/achantopis antarcticus


10 Westren brown snake/pseudonaja nuchalis
Ular berbisa
Ular yang tidak berbisa
Gigitan Ular

CIRI ULAR TIDAK BERBISA ULAR BERBISA

Bentuk kepala Segi empat panjang Segi tiga


Gigi taring Gigi kecil Dua taring besar di
rahang Atas

Bekas gigitan Luka halus di Dua luka gigitan


sepanjang utama akibat gigi
lengkungan bekas taring yang berbisa
gigitan
Tanda dan gejala
GIGITAN ULAR BERBISA
NEUROTOKSIK
Ptosis

KOAGULOPATI
Perdarahan

Myoglubin-Urine
PENATALAKSANAAN

RESPONSE
Danger
Cek kesadaran & AIRWAY
3A
call for help

BREATHING
DISABILITY CIRCULATION

EKSPOSE THE
PATIENT
FIRST AID TREATMENT
FOR SNAKE BITE
Pressure bandage immobilitation (PBI)

Elastic bandage (15 cm) di aplikasikan di


RASIONAL : tehnik ini berguna untuk
area gigitan dan menutupi seluruh anggota
menghambat aliran limpatik tanpa
gerak dengan menggunakan tekanan yag
mengganggu aliran darah arteri dan
sama seperti penanganan pada Sprain.
vena, sehingga membatasi penyebaran
(White, 2018)
racun (Van Helden, 2014)
1. Berikan balut tekan di atas luka gigitan sesegera
mungkin
2. balutan di berikan menutupi seluruh permukaan
anggota gerak yang terkena. Tekanan balutan
sama seperti saat membalut kaki yang
mengalami peregangan (Sprain)
3. Balutan diberikan keseluruh permukaan
termasuk jari-jari tangan dan kaki naik sampai ke
area kaki bagian atas. Pada area tangan sampai
sebatas siku.
4. Gunakan bidai untuk mengimobilisasi
PEMBERIAN ANTI BISA ULAR
INDIKASI
PASIEN YANG TERBUKTI DIGIGIT ULAR DENGAN
TANDA :
1. Gangguan sistemik (perdarahan di area luka, 20WBCT
(+)
2. Neurotoksik : Ptosis, Opthalmoplegia, Paralisis
3. Abnormalitas Kardiovaskular : Hipotensi Shock,
Kardiak Aritmia, EKG abnormal
4. Acute kidney injury (Gagal Ginjal) : Oliguria/anuria,
peningkatan ureum kreatinin
5. Haemoglobin/myoglobin urine : urin berwarna coklat
gelap dan pekat; rabdomyolisis ( nyeri, kaku,
hiperkalemia)
6. Pembengkakan lokal di area bekas gigitan
7. Pembengkakan limfe
(WHO, 2016)
REAKSI TERHADAP ABU

1. Reaksi Anaplaktik (beberapa menit sd 180 menit


setelah pemberian) (TANDA : gatal seluruh
kepala, urtikaria, batuk kering, panas, mual,
muntah, nyeri abdomen, diare takikardia)
2. Pyrogenik (Endotoksin) (beberapa jam setelah
pemberian) (TANDA : menggigil, demam,
vasolidatasi, hipotensi, kejang demam)
MENCEGAH EFEK SAMPING ABU

• Pemberian Obat obatan profilaktik


( Adrenaline, anti histamin, Anti-H11
blockers, Kortikosteroid) Sebelum
pemberian ABU
• Kecepatan pemberian ABU (30 Menit,
60 menit)
PENATALAKSANAAN AE ABU
1. Hentikan pemberian ABU
2. Pemberian Adrenaline (IM) dosis 0,5 mg pada
dewasa; 0,01 mg/kg pada anak (dosis dapat di ulang
setiap 5-10 menit apabila reaksi masih ada atau
kondisi semakin memburuk)
3. Pasien yang mengalami broncospasme :
salbutamol/terbutaline (nebulizer) dan antihistamin
4. Reakis Pirogenik : Dinginkan Pasien; berikan
antipiretik;
SENGATAN UBUR-UBUR
SENGATAN UBUR-UBUR

Ubur ubur memiliki tentakel yang


ditembakkan. Umumnya hanya
menyebabkan gatal dan edema
lokal, hiperemis.

Reaksi anafilaksis terjadi bila


jumlah serangan banyak, berupa
Penurunan tekanan darah,
kegagalan pernafasan dan
kardiovaskuler.
PENGOBATAN
•Cuci dengan air mengalir
•Lokal dengan pasir panas, alcohol
•Obat-obat: narkotik, anastesi lokal,
kortison kream
SENGATAN SERANGGA
MANIFESTASI KLINIS

Urtikaria eksterna sampai reaksi alergi kronis yang


muncul hebat dengan reaksi anafilaksis dan didahului
oleh reaksi setempat berupa kemerahan, bengkak, rasa
terbakar kemudian mual, muntah, dan kesadaran
menurun, NYERI
SENGATAN TAWON
PADA ORANG YANG TIDAK SENSITIVE HANYA MENGELUH
SAKIT SETEMPAT, BENGKAK, KEMERAHAN.
BERAT REAKSI:
1. REAKSI RINGAN: URTIKARIA, MALAISE, GELISAH
2. REAKSI SEDANG: EDEMA ANASARKA, SESAK NAFAS,
WHEEZING, NYERI PERUT, MUAL, MUNTAH
3. REAKSI BERAT: REAKSI SEDANG DIIKUTI SESAK HEBAT,
DISFAGIA, SUARA SERAK, PELO, TIDAK SADAR
PERTOLONGAN PERTAMA
• KOMPRES ES
• BERIKAN KREM YANG MENGANDUNG
SODA DI SEKITAR SENGATAN
INTOKSIKASI & MANAJEMENNYA
Tujuan Umum
Setelah mengikuti materi selama 2 x 50 Menit mahasiswa
mampu melakukan Penatalaksanaan pasien yang mengalami
intoksikasi

Tujuan Khusus
mahasiswa mampu :
1. Memahami tentang pengertian Intoksikasi
2. Memahami tentang tanda dan gejala keracunan
3. Memahami tentang sifat, bentuk dan penyebab
keracunan
4. Memahami tentang penatalaksanaan keracunan
PENGERTIAN RACUN

Racun Adalah Zat Atau Senyawa Yang Masuk Ke


Dalam Tubuh Dengan Berbagai Cara Yang
Menghambat Respons Pada Sistem Biologis Dan
Dapat Menyebabkan Gangguan Kesehatan,
Penyakit, Bahkan Kematian
FAKTOR YANG MEMPERBERAT

• USIA
• FARMASETIKAL
• POLIFARMASI (Obat yang digunakan
Bersama-sama 5 atau lebih)
• KERACUNAN DISENGAJA
• PERUBAHAN STATUS MENTAL
TANDA & GEJALA

•Mendadak sakit
•Gejala menjadi progresif dengan cepat
Jalan masuk racun
• Tertelan
• Terhisap
• Terserap melalui kulit
• Suntikan
SIFAT ZAT RACUN

A. KOROSIF ( ASAM/BASA KUAT)


B. NON KOROSIF (Makanan dan obat-
obatan)
PENYEBAB KERACUNAN

• SENGAJA BUNUH DIRI


• DIRACUNI
• DOSIS BERLEBIHAN
• SENGAJA UNTUK MAKSUD TERTENTU
PENATALAKSANAAN

AIRWAY,
RIWAYAT
BREATHING &
KERACUNAN
CIRCULATION

PEMERIKSAAN
FISIK
7 langkah
1. RESUSITASI DAN STABILISASI .
2. EVALUASI KLINIS DAN DIFINITIF DIAGNOSA.
3. DEKONTAMINASI.
4. CEGAH ABSORBSI RACUN DENGAN ELEMINASI.
5. ANTIDOTUM.
6. PERAWATAN SUPORTIF.
7. DISPOSISI.
ANAMNESA

• BAGAIMANA RACUN MASUK TUBUH :


- JUMLAH RACUN YANG MASUK.
- SUDAH BERAPA LAMA KONTAK.
- PERTOLONGAN PERTAMA YANG SUDAH DIBERIKAN.
- PROFIL PSIKOLOGI PENDERITA.
- GEJALA YANG TELAH DIALAMI PENDERITA.
PEMERIKSAAN FISIK
Physical signs Likely Causative agent
Coma; drowsiness Alcohol, antidepressants, antihistamines, antipsychotics,
barbiturates and other sedatives, narcotics, salicylates
Breath odour Alcoholic breath: Ethanol
Smell of garlic: Arsenic, organophosphates, phosphorus
Odour of bitter almonds: Cyanides
Smell of acetone: Isopropanol, nail polish remover,
salicylates
Pungent odour: Ethchlorvynol
Fragrance of violets: Turpentinne
Smell of oil of Wintergreen: Methylsalicylate liniment
Pearl-like odour: Chloral hydrate
Miscellaneous typical odours: Ammonia, kerosene, petrol,
petroleum distillates, phenol
PEMERIKSAAN FISIK
Physical signs Likely Causative agent
Eyes Mushrooms (muscarinic properties), narcotics,
Pupils: organophosphates
Constricted (miosis) Amphetamines, antihistamines, atropine, barbiturates,
Dilated (mydriasis) cocaine, glutethamide, Lysergic acid Diethylamide (LSD),
Nystagmus methanol, opiate withdrawal, tricyclic antidepressants
Visual disturbance Barbiturates, PCP, phenytoin, sedatives
Visual hallucinations Botulism, digoxin, methanol, organophosphates
Alcohol, cocaine, LSD, mescaline, PCP
PEMERIKSAAN FISIK
Mouth: Amphetamines, antihistamines, atropine,
Dry narcotics
Salivation Arsenic, corrosives, mercury, mushrooms,
Gum discoloration organophosphates, strychnine.
Lead, other heavy metals
Respiration: Amphetamines, barbiturates (early effect),
Rate increased methanol, petroleum distillates, salicylates
(>20/min) Alcohol, barbiturates (late effect), narcotics
Rate decreased Botulism, organophosphates
(<10/min) Narcotics, organophosphates, petroleum
Respiratory paralysis distillates
Wheezing/pulmonary oedema
PEMERIKSAAN FISIK
Heart Rate: Digitalis, narcotics, sedatives
Bradycardia Alcohol, amphetamines, atropine, cocaine,
Tachycardia salicylates
Gastro-intestinal: Arsenic, heavy metals, lead, mushrooms, narcotic
Abdominal Colic withdrawal, organophosphates
Constipation Lead, narcotics
Diarrhoea Arsenic, boric acid, iron, mushrooms,
Vomiting (sometimes bloody) organophosphates
Boric acid, caffeine, corrosives, heavy metals,
phenol, salicylates, theophylline
PEMERIKSAAN FISIK
Skin: Barbiturates, carbon monoxide
Bullae Carbon monoxide, nitrites, strychnine
Cyanosis Arsenic, carbon tetrachloride, castor bean, mushroom
Jaundice (delayed effect), paracetamol (delayed effect)
Needle marks Amphetamines, narcotics, PCP
Purpura Salicylates, snake bites, spider bites
Redness and Alcohol, antihistamines, atropine, boric acid, carbon
flushing of skin monoxide, cyanide
Sweatiness Amphetaminess, barbiturates, cocaine, LSD,
mushrooms, organophosphates
PEMERIKSAAN FISIK
Neuromuscular Alcohol, amphetamines, antihistamines, barbiturate
: withdrawal, chlorinated hydrocarbons, cyanide,
Fasciculations/ isoniazid, lead, methaquolone, organophosphates,
convulsions phenothiazines, plants (a number of), salicylates,
Paralysis strychnine, tricyclic antidepressants
Ataxia Botulism, heavy metals
Alcohol, barbiturates, bromides, hallucinogens, heavy
metals, organic solvents, phenytoin
ANTIDOTUM
Antidote poisoning Treatment regime
N-Acetylcystein Paracetamol 1. Iv NAC 150 mg/kg
dlm 200 ml D5%
diatas 30min.
Diikuti
2. 1v NAC 50 mg/kg
dlm 500 ml D 5%
diatas 4 jam diikuti
3. Iv NAC 100 mg/kg
dlm 1L D5%diatas
16 jam
ANTIDOTUM
ATROPINE 1. Organophosphat 1-2 mg per 5 menit
2. Nerve agents sampai sekresi bronchial
3. Carbamat berkurang
4. Muscarinic agent NB: ukuran pupil bukan
tujuan akhir terapi

ETHANOL 1. Methanol 1. Iv 7.5 ml/kg dari


2. Ethylene glycol 10% Ethanol,
dilanjutkan
2. 1v 1-2 ml/kg dari
10 % ethanol
untuk
mempertahankan
serum ethanol pada
100mg/dl
ANTIDOTUM
Naloxone
ANTIDOTUM1. Opioad 1. Iv 0.4 -2 mg
diatas 5 menit
2. Clonidine
diikuti dengan
2. Iv 0.4 -0.8
mg/jam

Sodium Bicarbonat 1. Severe 1. Iv 1-2 mEq/jam


metabolic bolus diikuti
acidosis akibat 2. Infusion untuk
salicylat, mempertahanka
methanol, n pH darah 7.45-
ethylene glycol 7.5 dan pH urine
2. Tricyclic 7.5-8
antidepresssant
RACUN TERTELAN
• AIR
DILUSI • SUSU (ZAT IRITAN/KAUSTIK)

GASTRIC • MENGGUNAKAN NGT 32-36fr


LAVAGE • CAIRAN NS

CARCHOAL • BAHAN PENYERAP UNTUK


AKTIF BEBERAPA RACUN

• SYRUP IPECAC
EMESIS • RANGSANGAN MEKANIK

Anda mungkin juga menyukai