Anda di halaman 1dari 19

RABIES

UPT Puskesmas Kempas Jaya


1
DR. Dr. Irene, 2
MKM
Peta Sebaran Kasus Rabies Tahun
DIREKTUR JENDERAL
PETERNAKAN & KESEHATAN
HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019

Pulau Sumbawa

Legend
Provinsi Bebas Rabies
Provinsi Endemik Rabies Sumber : Kementan 2019
Tersebar diseluruh dunia
Negara bebas rabies : Australia,
sebagian besar Skandinavia,
Inggris, Islandia, Yunani, Portugal,
Uruguay, Chili, Papua Nugini,
Brunai, Selandia Baru, Jepang dan
Taiwan
Data 2001  7 provinsi bebas
rabies (Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Bali, NTB,
Maluku dan Irian Jaya)
4
RABIES
 Penyakit menular akut sari SSP yang disebabkan
oleh virus Rhabdovirus
 Menyerang otak hewan berkembang dan
menyebar keseluruh jaringan saraf
 Menimbulkan paralysis dan berakhir dengan
kematian.
 Dapat menyerang manusia.
 Belum ditemukan obatnya. Yang ada hanyalah
Vaksin Anti Rabies (VAR).
 Penyelamat utama : Penata laksanaan luka
gigitan dan kecepatan pemberian VAR

DR. Dr. Irene, 5


MKM
RABIES
 Penyakit menular akut sari SSP
yang disebabkan oleh virus
Rhabdovirus
 Cara Penularan
– Melalui gigitan hewan tertular rabies
diantaranya anjing, kucing, kelelawar
dan kera.
– Melalui non gigitan : jilatan pada
luka, transplantasi, kontak dengan
bahan yang mengandung
virus rabies pada kulit yang lecet
DR. Dr. Irene,
atau mukosa. 4
MKM
Kontak binatang  anjing (>>),
kucing, kera, serigala dan kelelawar
terinfeksi
Ditularkan  gigitan binatang atau
kontak virus (saliva binatang) dengan
luka pada host atau membran mukosa
Transmisi manusia ke manusia (terdpt
laporan terjadinya transmisi rabies
melalui transplantasi kornea dan
pembuluh darah dr org yg telah
terinfeksi)
Infeksi secara inhalasi  gua kelelawar
(jarang)
Kecelakaan kerja  laboratorium 7
GEJALA KLINIS
 Masa inkubasi bervariasi 2 minggu-2
tahun tergantung lokasi tempat gigitan
 Gejala Klinis Yang Timbul
– Stadium Prodormal : sulit didiagnosa
– Stadium exitasi : demam, gugup, kejang
(tonus, klonus), sakit kepala berat, sulit
menelan, hipersalivasi, hiperlakrimasi, berker
ingat banyak, takut air (hidrophobi) dan
takut sinar (photophobi), aerophobi.
– Stadium paralise : Inkontinentia
urine, paralise ascendens, koma. Penderita
dapat meninggal karena kelumpuhan otot
pernafasan.

DR. Dr. Irene, 8


MKM
Masa inkubasi 3-4 bulan (95%),
7 hari-2 tahun
Anak2 lebih pendek dari dewasa
Masa inkubasi dipengaruhi oleh besar
dan dalam luka gigitan, lokasi luka
gigitan (jauh/dekat ke SSP), derajat
patogenitas virus dan persarafan
daerah luka gigitan
Luka pada kepala  inkubasi
25-48 hr
Anggota gerak  46-78 hari
9
Berlangsung 1-4 hari (tdk spesifik)
Demam, menggigil, batuk, nyeri
menelan, nyeri perut, sakit kepala,
malaise, mialgia, mual, muntah, diare
dan nafsu makan menurun
Spesifik : gatal dan parestesia luka
gigitan yang sudah sembuh (50%)
Dapat berulang sampai 10 hari
Berlanjut sebagai gejala neurologik
akut

1
0
Manifestasi ini berlangsung 2-7 hari
dengan fase paralitik yang lebih panjang
Tipe furious 
Hiperaktif, disorientasi, halusinasi
dan bertingkah laku aneh
Setelah beberapa jam –hari, gejala
hiperaktif menjadi intermitten setiap 1-5
mnt  agitasi, ingin lari, menggigit
diselingi periode tenang
Hiperaktif karena rangsangan dari suara,
cahaya, tiupan udara dan rangsang lainnya
 timbulkan kejang  timbul fobia
rangsangan
1
1
Hidrofobia (Takut air)  KHAS
Aerofobia  rangsang sensorik
udara
Fotofobia  rangsang cahaya
Rangsang menepuk tangan dekat
telinga pasien
Tanda klinis lain  gangguan

1
2
Gejala otonomik  dilatasi pupil
irreguler, lakrimasi⭡, hipertermia,
takikardia, hipotensi postural,
hipersalivasi,
Demam, fasikulasi otot, hiperventilasi
dan konvulsi (kejang pasien tetap
sadar)
Gejala timbul sampai pasien
meninggal
Kematian  gagal napas akbt kontraksi
hebat otot pernapasan atau keterlibatan
SSP

1
3
TANDA KLINIS
PERUBAHAN PERILAKU
Menggigit, Tidak Mengenali/Menuruti
Pemilik, Galak/Diam (Hewan)
Takut Cahaya
Takut Air/Hidrofobia
Takut Angin

MATI DALAM WAKTU < 14 HARI


PENGOBATAN
PERAWATAN LUKA
 Tindakan pertama sedini mungkin adalah pencucian
luka, sebaiknya dengan air mengalir dan detergen
selama 10 – 15 menit.
 Diberi VAR/SAR.
 Jangan menjahit atau menggunting jaringan luka
gigitan, karena berarti akan menambah luka
/memperbesar pintu masuk virus.
 Bila luka compang camping dan memerlukan
jahitan
maka boleh dilakukan jahit situasi/jarang.
 Diberi anti septik alkohol, betadin, iodium dan lain-
lain.
 Dirawat dan diberi obat yang seperti luka biasa.
 luka harus
Bila luka lebih
pada intensif
daerah dantinggi
risiko teliti. maka pencucian

 sensoris yang tinggi


Daerah risiko rapat. :daerah
kepala dan
yangleher, tapak
memiliki tangan
saraf
dan genitalia

DR. Dr. Irene, 1


MKM 5
PENGOBATAN
PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR)
Hari pertama satu kali lengan kiri dan satu kali lengan kanan
Hari ketujuh satu kali lengan kiri
Hari ke 21 satu kali lengan kanan
Booster satu kali hari ke-30 bila penderita diberi SAR

JIKA PENDERITA INDIKASI DIBERI SAR


(SERUM ANTI RABIES), VAR TETAP DIBERI

INDIKASI VAR
-Hewan penggigit mati atau lari
-Hewan penggigit menderita tersangka rabies (positif)

DR. Dr. Irene, 1


MKM 6
PENATALAKSANAAN RABIES

DR. Dr. Irene, 1


MKM 7
Kematian 100% jika infeksi
sampai ke sistem saraf
Angka survival 100% bila
dapat perawatan luka dan
pemberian VAR dan SAR

1
8
1
9

Anda mungkin juga menyukai