Anda di halaman 1dari 20

HERPES ZOSTER

Nama Kelompok :
Akbar
Moh. Sofyan
Sam Sam
Integumen
Fisiologi
• Fungsi proteksi, menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis,
gangguan kimiawi, gangguan yang bersifat panas, dan gangguan infeksi luar dengan
adanya bantalan lemak.
• Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat
dengan permeabilitas terhadap O2, CO2, dan uap air sehingga kulit ikut ambil bagian dalam
fungsi respirasi.
• Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau
sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
• Fungsi persepsi
• Fungsi pengaturan suhu tubuh, dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan
pembuluh darah kulit
• Fungsi pembentukan pigmen
• Fungsi keratinisasi
• Fungsi pembentukan vitamin D
Herpes
Herpes merupakan nama kelompok virus herpesviridae yang
dapat menginfeksi manusia. Infeksi virus herpes dapat ditandai
dengan munculnya lepuhan kulit dan kulit kering.
Ada beberapa jenis herpes adalah sebagai berikut:

Herpes Simpleks Herpes Zoster Herpes Genitalis


Herpes Simplex
Herpes simplex adalah penyakit yang diakibatkan
oleh virus yang menyerang bagian kulit, mulut, dan alat
kelamin. Virus herpes simplex dikategorikan dalam 2 tipe: tipe 1
(HSV-1 atau herpes oral) dan tipe 2 (HSV-2 atau herpes genital).
Herpes Genitals
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di
daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah
disekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Herpes Zoster
Herpes zoster disebut juga shingles. Di kalangan awam populer
atau lebih dikenal dengan sebutan “dampa” atau “cacar air”.
Herpes zoster merupakan infeksi virus yang akut pada bagian
dermatoma (terutama dada dan leher) dan saraf. Disebabkan
oleh virus varicella zoster (virus yang juga menyebabkan
penyakit varicella atau cacar
Penyakit Herpes Zoster
Herpes Zoster juga disebut sebagai shingles atau cacar ular,
adalah infeksi firus pada bagian dermatom kulit yang
disebabkan oleh varisela zoster (herpesvirus yang juga
menyebabkan cacar air).
Herpes zoster lebih sering pada individu yang mengalami
gangguan imun, seperti mereka yang mengalami infeksi
HIV,mereka yang mendapatkan terapi radiasi atau kemoterapi,
dan mereka yang mengalami transplantasi organ besar.
Aspek Epidemiologi
Dunia Global Indonesia
Dalam dunia global terdapat 1 juta kasus Di Indonesia Jumlah insidensi dan prevalensi
herpes zoster di Amerika Serikat setiap infeksi herpes zoster di Indonesia masih
tahunnya dengan rata-rata 3-4 kasus per belum diketahui secara pasti. Pada tahun
1.000 orang. Orang tua yang berusia 85 2011-2013, terdapat 2.232 pasien herpes
tahun yang tidak divaksinasi memiliki risiko zoster pada 13 Rumah Sakit pendidikan di
50% lebih besar untuk terkena herpes zoster. Indonesia, dengan usia terbanyak antara 45
Studi sistematik yang dilakukan pada tahun – 64 tahun (37,95%). Dilaporkan bahwa
2014 melaporkan bahwa insidensi penyakit wanita cenderung memiliki insidensi yang
herpes zoster di Amerika Utara, Eropa, dan lebih tinggi. Total kasus post herpetik
Asia-Pasifik sebesar 3-5 per 1.000 orang per neuralgia (PHN) adalah 593 kasus (26,5%)
tahun, dengan peningkatan insidensi dengan usia terbanyak adalah 45 – 64 tahun
sebesar 6-8 per 1.000 orang per tahun untuk (42%).
kelompok usia 60 tahun, dan 8-12 per 1.000
orang per tahun pada usia 80 tahun ke atas.
Etiologi Herpes Zoster
Etiologi herpes zoster adalah infeksi varicella-
zoster virus (VZV). Virus ini dapat menyebabkan dua jenis
penyakit yang berbeda yaitu varicella (cacar air) dan herpes
zoster (cacar ular). Varicella-zoster virus (VZV) merupakan virus
DNA bagian dari famili herpesviridae seperti herpes simpleks
virus (HSV), Epstein Barr virus (EBV), dan human herpes virus
(HHV). Genom virus sebesar 125.000 bp, memiliki selubung dan
berdiameter 80 -120 nm. VZV dapat mengkode 70 -80 protein.
VZV menginfeksi sel limfosit T teraktivasi, sel epitel, sel
epidermal, dan sel neuron. VZV juga dapat membentuk sel
sinsitia dan menyerang secara langsung dari sel ke sel.
Patofisiologi Herpes Zoster
• Patofisiologi herpes zoster adalah melalui infeksi laten dan
reaktivasi varicella-zoster virus (VZV). Infeksi VZV primer
menyebabkan varicella atau cacar air yang ditandai dengan
ruam kulit dan vesikel, yang umumnya bersifat ringan dan self
limiting. VZV ditularkan melalui droplet (airborne) atau kontak
langsung dengan lesi.
• Perkembangan Menjadi Herpes Zoster. Setelah terjadi infeksi
primer, VZV dapat hidup secara laten di ganglion dorsalis
nervus atau di nervus kranialis dengan penyebaran virus sesuai
dengan dermatom.
Pathway Organ Telah Terkena
Infeksi Varisela

Virus demem /Laten di


jaringan saraf sensore Faktor Pencetus

Virus aktif (reaktivasi


Sel pointer meningkatkan suhu
virus)

Resiko Infeksi Herpes Zoster Hipetermi

Kerusakan Jaringan Kulit Perubahan Fisik


Nyeri otot pada tulang
(Erupsi Kulit)

Nyeri Hambatan Mobilitas Fisik Gangguan Citra Tubuh


Manisfestasi Klinis
1. Pengobatan topical
• Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok
kalamin untuk mencegah vesikel pecah
• Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan
larutan antiseptik atau kompres dingin dengan larutan burrow 3x
sehari selama 20 menit
• Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep
antibiotik (basitrasin / polysporin ) untuk mencegah infeksi
sekunder selama 3x sehari.
2. Pengobatan Sistemik
Pencegahan
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah pemberian vaksinasi.Vaksin berfungsi
untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik
terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.
Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster yang
telah dilemahkan
Penatalaksanaan
Strategi Penatalaksanaan Herpes Zoster Strategi tatalaksana
menggunakan strategi 6A yaitu
• attract patient early,
• assess patient fully,
• antiviral therapy,
• analgetic,
• antidepressant/anticonvulsant, dan
• allay anxiety-counselling.
Komplikasi
• Neuralgia pasca-herpes atau postherpetic neuralgia, yaitu nyeri yang
parah dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun setelah ruam sembuh.
• Kebutaan, yaitu pada herpes zoster yang timbul di sekitar mata. Herpes
zoster dapat mengakibatkan peradangan pada saraf mata, glaukoma,
dan bahkan berujung pada kebutaan.
• Gangguan pada saraf, misalnya inflamasi pada otak, masalah pada
pendengaran, atau bahkan keseimbangan tubuh.
• Infeksi bakteri pada ruam atau lepuhan, jika kebersihan kulit tidak
dijaga dengan baik.
• Bercak putih pada bekas ruam, akibat kerusakan pigmen kulit, yang
terlihat seperti bekas luka.
Asuhan Keperawatan
D:\akbar\All About Campus\SEMESTER 5\Keperawatan
Medikal Bedah 3\ASUHAN KEPERAWATAN HERPES
ZOSTER.docx
Terapi Komplementer
• Istirahat yang cukup untuk mengembalikan kekuatan sistem
kekebalan tubuh
• Mengompres ruam atau lepuhan menggunakan air dingin
untuk mengurangi rasa sakit dan juga gatal
• Menggunakan losion calamine untuk mengurangi rasa gatal
Pencegahan Primer, Sekunder & Tersier

• Melakukan penyuluhan atau • Diagnosis pemeriksaan • Istirahat yang kucup


penyebaran leaflet tentang laboratorium • Mengikuti anjuran minum obat
herpes zoster pengendalian o Teknik PCR sesuai anjuran dokter.
lingkungan
o Teknik serologi (serum kovalens • Nutrisi ditingkatkan
• perlindungan khusus dan umum IgG dan IgM) • Memberikan dukungan moral.
• higiene perorangan o Teknik lain • Menjauhi tekanan dan stres.
• imunisasi
• penanganan dari faktor resiko • Pemberian obat analgesik (rasa
sakit)
• pengendalian diri dari lingkungan
• Memberikan anti virus
Thank You

Anda mungkin juga menyukai