Disusun Oleh :
A. DEFINISI
Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti
gerombolan vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomnya
(persyarafannya).Herpes zoster adalah sutau infeksi yang dialami oleh
seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella (misalnya
seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk
cacar air). Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi
virus Varicella - Zoster yang sifatnya localized, dengan ciri khas berupa
nyeri radikuler, unilateral, dan gerombolan vesikel yang tersebar sesuai
dermatom yang diinervasi satu ganglion saraf sensoris. Herpes simpleks
adalah infeksi akut yg disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes
hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun
rekurens.
Penyakit infeksiosa dan kontagiosa yang disebabkan oleh virus
herpes simplek tipe 1 dan 2 dengan kecenderungan menyerang kulit-
mukosa (orofasial , genital), terdapat kemungkinan manifestasi ekstrakutan
dan cenderung untuk residif karena sering terjadi persintensi virus. Derajat
penularannya tinggi, tetapi karena patogenitas dan daya tahan terhadap
infeksi baik, maka infeksi ini sering berjalan tanpa gejala atau gejala ringan,
subklinis atau hanya local. ( Rassner Dermatologie Lehrbuch und atlas,
1995)
B. ETIOLOGI
Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zoster .
virus varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan
diameter 100 nm. Kapsid tersusun atas 162 sub unit protein-virion yang
lengkap dengan diameternya 150-200 nm, dan hanya virion yang
terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan aepat
dihanaurkan oleh bahan organia , deterjen, enzim proteolitik, panas dan
suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya 14-21 hari.
g) Sinar ultraviolet
h) Haid
i) Stress
C. KLASIFIKASI
Herpes zoster dapat dibedakan menjadi :
1. Herpes zoster generalisata Adalah herpes yang unilateral dan
segmental ditambah dengan penyebaran seaara generalisata berupa
vesikel soliter dan terdapat umbilikasi.
2. Herpes zoster oftalmikus Adalah herpes zoster yang didalamnya
terjadi infeksi cabang pertama nervus trigeminus yang menimbulkan
kelainan pada mata serta cabang ke 2 dan ke 3 yang menyebabkan
kelainan kulit pada daerah persyarafan.
D. PATOFISIOLOGI
Herpes zoster bermula dari Infeksi primer dari VVZ (virus varisells
zoster) ini pertama kali terjadi di daerah nasofaring. Disini virus
mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia
permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatik. Keadaan ini diikuti
masuknya virus ke dalam Reticulo Endothelial System (RES) yang
kemudian mengadakan replikasi kedua yang sifat viremianya lebih luas dan
simptomatik dengan penyebaran virus ke kulit dan mukosa. Sebagian virus
juga menjalar melalui serat-serat sensoris ke satu atau lebih ganglion
sensoris dan berdiam diri atau laten didalam neuron. Selama antibodi yang
beredar didalam darah masih tinggi, reaktivasi dari virus yang laten ini
dapat dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi tersebut turun
dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivasi dari virus sehingga terjadi
herpes zoster.
E. Pathway
Organ telah terkena infeksi Varisela
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala prodomal Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodomal
demam, sakit kepala, fatige, malaise, nusea, rash, kemerahan, sensitive, sore
skin ( penekanan kulit), neri, (rasa terbakar atau tertusuk), gatal dan
atau hilang timbul. Nyeri juga bisa terjadi selama erupsi kulit.
4. Pemeriksaan histopatologik
>. Pemerikasaan mikroskop electron
6. Kultur virus
7. Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ (virus varisela zoster)
G. KOMPLIKASI
Herpes zoster tidak menimbulkan komplikasi pada kebanyakan
orang. Bila timbul komplikasi, hal-hal berikut dapat terjadi:
1. Neuralgia pasca herpes. Ini adalah komplikasi yang paling umum.
Nyeri saraf (neuralgia) akibat herpes zoster ini tetap bertahan
setelah lepuhan kulit menghilang. Masalah ini jarang terjadi pada
orang yang berusia di bawah 50. Rasa nyeri biasanya secara
bertahap menghilang dalam satu bulan tetapi pada beberapa orang
dapat berlangsung berbulan-bulan bila tanpa pengobatan.
2. Infeksi kulit. Kadang-kadang lepuhan terinfeksi oleh bakteri
sehingga kulit sekitarnya menjadi merah meradang. Jika hal ini
terjadi maka Anda mungkin perlu antibiotik.
3. Masalah mata. Herpes zoster pada mata dapat menyebabkan
peradangan sebagian atau seluruh bagian mata yang mengancam
penglihatan.
4. Kelemahan/layuh otot. Kadang-kadang, saraf yang terkena dampak
adalah saraf motorik dan saraf sensorik yang sensitif. Hal ini dapat
menimbulkan kelemahan (palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh
saraf.
5. Komplikasi lain. Misalnya, infeksi otak oleh virus varisela-zoster,
atau penyebaran virus ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi yang
sangat serius tapi jarang terjadi. Penderita herpes zoster dengan
sistem kekebalan tubuh lemah lebih berisiko mengembangkan
komplikasi langka ini.
H. PENATALAKSANAAN
1. Pengo batan top ic al
a) Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak
salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Di dalam identitas hal-hal yang perlu di kaji antara lain nama
pasien, alamat pasien, umur pasien biasnya kejadian ini mencakup
semua usia antara anak-anak sampai dewasa, tanggal masuk ruma
sakit penting untuk di kaji untuk melihat perkembangan dari
pengobatan, penanggung jawab pasien agar pengobatan dapat di
lakukan dengan persetujuan dari pihak pasien dan petugas
kesehatan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat
pelayanan kes ehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul dan gatal-
gatal pada daerah yang terkena pada fase-fase awal baik pada herpes
zoster maupun simpleks.
b. Riwayat penyakit Sekarang
Penderita merasakan nyeri yang hebat, terutama pada area kulit
yang mengalami peradangan berat dan vesikulasi yang hebat, selain
itu juga terdapat lesi/vesikel perkelompok dan penderita juga
mengalami demam.
c. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan kepada penderita ada atau tidak anggota keluarga atau
teman dekat yang terinfeksi virus ini.
d. Riwayat penyakit dahulu
Sering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit
herpes simplek atau memiliki riwayat penyakit seperti ini
e. Riwayat psikososial.
Kaji respon pasien terhadap penyakit byang diderita serta peran
dalam keluarga dan masyarakat, respon dalam keluarga maupun
masyarakat.
3. Pola Kehidupan
a. Aktivitas dan Istirahat
Apakah pasien mengeluh merasa cemas, tidak bisa tidur karena
nyeri, dan gatal.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Bagaimana pola nutrisi pasien, apakah terjadi penurunan nafsu
makan, anoreksia.
c. Pola Aktifitas dan Latihan
2) TTV
b. Head To Toe
1) Kepala
Bentuk, Kulit kepala
c. Rambut
Warna rambut hitam, tidak ada bau pada rambut, keadaan rambut
tertata rapi.
d. Mata (Penglihatan)
Posisi simetris, pupil isokor, tidak terdapat massa dan nyeri tekan,
e. Hidung (Penciuman)
Posisi sektum naso tepat ditengah, tidak terdapat secret, tidak
terdapat lesi, dan tidak terdapat hiposmia. Anosmia, parosmia,
kakosmia.
f. Telinga (Pendengaran)
1) Inspeksi
3) Pemeriksaan pendengaran
- Test audiometric : 26 db (tuli ringgan)
- Test weber : telinga yang tidak terdapat sumbatan
mendengar lebih keras.
- Test rinne : test (-) pada telinga yang terdapat sumbatan
g. Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, tidak pecah-pecah, warna gusi merah muda,
tidak terdapat perdarahan gusi, dan gigi bersih.
h. Leher
Posisi trakea simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan.
i. Thorak
- Bentuk : simetris
- Pernafasan : regular
- Tidak terdapat otot bantu pernafasan
j. Abdomen
1) Inspeksi
- Bentuk : normal simetris
- Benjolan : tidak terdapat benjolan
2) Palpasi
N0
Biagnosa Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman Tujuan 6
nyeri b.d proses inflamasi Rasa nyaman terpenuhi
virus. setelah tindakan keperawatan
• Kaji kualitas & kuantitas
nyeri
Kriteria hsil 6
cukup
yang teraupeutik
• Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai program
Kriteria hasil 6
• Jelaskan pada
klien/keluarga proses
penularannya
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari renaana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perenaanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
klien seaara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan pengetahuan intelektual,
kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis
keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan
komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman
dan keselamatan klien.
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan
bertujuan untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
FK UJ, 2000. Jlmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keempat. Fakarta
http://www.kulitkita.com/2009/03/penatalaksanaan-herpes-simplex.html.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/04/herpes-zoster-atau-dampa.html.
http://www.kulitkita.com/2009/03/pemeriksaan-serologi-herpes-simplek_03.html