K
DENGAN DIAGNOSA HERPEZ ZOSTER DI RUANG
PENYAKITA DALAM WANITA RSUD ABEPURA
OLEH :
ROSIDA LAUSIRY
YEHUDA WONATOREY
2.1 Defenisi
Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan
vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya).
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela yg
menyerang kulit dan mukosa, infeksi, ini merupakan keaktifan virus yang terjadi
setelah infeksi primer (ilmu penyakit kulit dan kelamin)
Herpes zoster adalah sutau infeksi yang dialami oleh seseorang yang tidak
mempunyai kekebalan terhadap varicella (misalnya seseorang yang sebelumnya
tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk cacar air).
Varisela adalah infeksi virus akut yang di tandai dengan adanya vesikel pada
kulit yang sangat menular .
Penyakit ini disebut juga denga chicken pox,Cacar air,atau varisela
Zoster.Herpes Zoster mempunyai manifestasi klinis yang berbeda dengan
vasirela ,meskipun penyebabnya sama.
2.2 Etiologi
Penyebab dari Herpes Zoster ini secara umum adalah Virus Varicella zoster.
Varicella zoster adalah agens virus penyebab dari cacar air dan herpes zoster.
Setelah sembuh dari cacar air, virus Varicella tetap ada dalam tubuh dalam tahap
laten seumur hidup. Sebagai virus laten, Varicella tidak akan menunjukkan gejala
apapun, tetapi potensial untuk aktif kembali. Pada tahap reaktivitas, Varicella
muncul sebagai Herpes zoster yang sering disebut sebagai shingles. Virus
varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm.
Kapsid tersusun atas 162 sub unit protein-virion yang lengkap dengan
diameternya 150-200 nm, dan hanya virion yang terselubung yang bersifat
infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organik,
deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya
14-21 hari.
Faktor resiko herpes zoster:
1. Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya tahan
tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin tinggi pula
resiko terserang nyeri.
2. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised) seperti
HIV dan leukemia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama dari
immunocompromised.
3. Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi.
4. Orang dengan terapi organ mayor seperti transplantasi sumsum tulang
Faktor pencetus kambuhnya herpes zoster:
1. Trauma/ luka
2. Kelelahan
3. Demam
4. Alkohol
5. Gangguan pencernaan
6. Obat-obatan
7. Sinar ultraviolet
8. Haid
9. Stress
2.3. Epidemiologi
Herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh
musim dan tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan
antara laki-laki dan perempuan, angka kesakitan meningkat dengan peningkatan
usia. Di negara maju seperti Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar 6% setahun,
di Inggris 0,34% setahun sedangkan di Indonesia lebih kurang 1% setahun.
Herpes zoster terjadi pada orang yang pernah menderita varisela sebelumnya
karena varisela dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama yaitu virus
varisela zoster. Setelah sembuh dari varisela, virus yang ada di ganglion sensoris
tetap hidup dalam keadaan tidak aktif dan aktif kembali jika daya tahan tubuh
menurun. Lebih dari 2/3 usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% usia di bawah
20 tahun. Kurnia Djaya pernah melaporkan kasus hepes zoster pada bayi usia 11
bulan.
2.4 Potofosiologi
Virus yang menyebabkan herpes zoster ini adalah golongan varicella yang
mula-mula adalah penyebab dari cacar air atau varicella yang sudah tidak aktif
atau dorman dan kemudian diaktifkan lagi oleh tubuh.
Herpes zoster disebabkan oleh virus herpes yang sama dengan virus penyebab
varisella. Herpes zoster atau shingles, biasanya menyerang pasien yang berusia
lanjut.
Virus varicella yang dorman atau tidak aktif, akan diaktifkan lagi dan timbul
vesikel-vesikel meradang unilateral di sepanjang satu dermatom. Kulit di
sekitarnya mengalami edema dan perdarahan. Keadaan ini biasanya didahului atau
disertai dengan rasa nyeri hebat dan atau disertai dengan rasa terbakar.
Meskipun setiap syaraf dapat terkena, tetapi syaraf torakal, lumbal atau kranial
agaknya paling sering terserang. Herpes zoster dapat berlangsung selama kurang
lebih tiga minggu. Rasa nyeri yang timbul sesudah serangan herpes disebut
neuralgie posterpetika dan biasanya berlangsung beberapa bulan, bahkan kadang-
kadang sampai beberapa tahun. Neuralgie posterpetika lebih sering dialami pasien
yang lanjut usia. Jika herpes zoster menyerang ke seluruh tubuh, paru-paru dan
otak maka mungkin akan terjadi suatu kefatalan. Penyebaran ini biasanya tampak
pada pasien menderita limfoma atau leukemia. Dengan demikian setiap pasien
yang menderita herpes zoster yang tersebar harus dievaluasi kemungkinan adanya
factor keganasan.
2.5 Patwey
NYERI AKUT
2.7 Komplikasi
1. Neuralgia Pasca Herpes zoster (NPH) merupakan nyeri yang tajam dan
spasmodie (singkat dan tidak terus-menerus) sepanjang nervus yang terlihat.
Nyeri menetap di dermatom yang terkena setelah erupsi.
2. Herpes zoster menghilang batasan waktunya adalah nyeri yang masih timbul
satu bulan setelah timbulnya erupasi kulit. Kebanyakan nyeri akan berkurang dan
menghilang spontan setelah 1-6 bulan.
3. Gangren superfisialis, menunjukkan herpes zoster yang berat, mengakibatkan
hambatan penyembuhan dan pembentukan jaringan parut.
4. Komplikasi mata, antara lain: keratitis akut, skleritis, uveitis, glaucoma
sekunder, ptosis, korioretinitis, neuritis optika dan paresis otot penggerak bola
mata.
5. Herpes zoster diseminata/ generalisata
6. Komplkasi sistemik, antara lain: endokarditis, meningosefalitis, paralysis saraf
motorik, progressive multi focal leukoenche phatopathy dan angitis serebral
granulomatosa disertai hemiplegi (2 terakhir ini merupakan komplikasi herpes
zoster optalmik).
2.8 Pencegahan
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik
limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.
Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster yang telah dilemahkan atau
komponen selular virus tersebut yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus
yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko
terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan
penderita imunokompeten serta imunosupresi.
Usia lanjut adalah masa yang dimulai sekitar usia 60 hingga 65 tahun dan
berlanjut hingga akhir kehidupan (Stolte, 2003).
Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan erikson dengan
mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat dipilah dalam tiga tingkat
yaitu : pada perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, perubahan tubuh
terhadap pola preokupasi, dan perubahan ego terhadap ego preokupasi.
Perubahan fisik dan pola fikir pada usia lanjut juga dapat menjadi salah satu
gangguan yang berarti bagi kehidupan lanjut usia. Kondisi fisik/pola fikir yang
menurun kadang tidak disadari oleh lanjut usia dan hal ini dapat mengkibatkan
konflik terhadap peran baru dari lanjut usia yang harus dijalaninya.
Tugas perkembangan terakhir yang harus diterima oleh lanjut usia adalah bahwa
mereka harus mampu menerima kematian yang bakal terjadi pada dirinya dalam
kesejaheraan. Pemanfaatan sisa keefektifan tubuh untuk aktivitas sehari-hari dapat
menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan moral individu dalam menerima
perubahan ego menuju keselarasan diri.
2) Pendengaran.
a) Presbiakusis (gangguan pendengaran) : hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi
pada usia diatas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya
kreatin.
4) Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
Seksualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara
yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat
berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tanpa harus berhubungan
badan, masih banyak cara lain untuk dapat bermesraan dengan pasangan.
Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak
mengambil alih fungsi hubungan seksualitas dalam pengalaman seks.
a. Penyakit keturunan
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dari keluarganya
b. Penyakit menular
Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular.
c. Genogram
6. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit.
a. Keadaan rumah: ventilasi, lantai
Klien mengatakan Ventilasi baik dan lantai bersih tidak licin dan
setiap hari dibersihkan.
b. Pembuangan sampah
Klien mengatakan Tempat sampah sementara ada dibelakang rumah
apabila sudah banyak dibuang di tempat sampah umum.
c. Halaman
Klien mengatakan Halaman klien tidak terlalu luas, tetapi bersih dan
banyak pohonnya.
d. Kamar mandi/wc
Klien mengatakan kamar mandi dan wc ada dilamam rumah dan tiap
minggu dibersihkan.
e. Konsumsi air dari
Klien mengatakan konsumsi Air untuk MCK dari PDAM, untuk air
minum beli air isi ulang.
7. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Persepsi Dan Tata Laksana Kesehatan
Klien mengatakan kesehatan merupakan hal penting
a. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola aktivitas
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
B. Pengkajian Gerontik
1.Menguji Aspek2 Kognitif dan Fungsi Mental
Skore 20 : normal
Skore 15-19 : kerusakan ringan
Skore 10-14 : ,, sedang
Skore 4-9 : ,, berat
4. Pengkajian ADL dgn Indeks Barthel (IB) dan Indeks Katz (IK)
1) Indeks Barthel
Skor Kriteria
e
A Kemandirian dlm hal makan,
kontinen(BAB/BAK), berpindah, kekamar kecil
mandi dan berpakaian
B Kemandirian dlm semua hal kecuali 1 dari
fungsi tsb
C Kemandirian dlm semua hal kecuali mandi dari
1 fungsi tambahan
D Kemandirian dlm semua hal kecuali mandi dari
berpakaian dan 1 fungsi tambahan
E Kemandirian dlm semua hal kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan 1 dari fungsi
tambahan
F Kemandirian dlm semua hal kecuali mandi dan
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan 1
fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya 2 fungsi, tetapi tdk
lain dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F
B. Terapi
METODE JAM
NO NAMA OBAT DOSIS
PEMBERIAN PEMBERIAN
1 RL IVFD 500 ml /8 jam
2 FARNCICLOVIR ORAL 500 mg /8 jm
3 PREDNISON ORAL 30 mg /8 jam
KLASIFIKASI DATA
No
Data Subjektif Data Objektif
.
Pasien mengatakan : Pasien tampak :
Di bagian wajahnya terasa KU : Sakit sedang
nyeri,gatal dan kemerahan,di sertai Kualitatif : composmentis
bruntus bruntusan berisi ciran Kuantitatif GCS : 15 (E4
Nyeri di tandai dengan V5 M6)
P: saat menggerakan bagian BB saat ini : 50 kg
wajah TB : 158 cm
Q: Tertusuk-tusuk IMT : 20 normal
R: bagian wajah
TTV :
S: 5 (1-10)
TD : 110/80 mmHg
T: 3 menit hilang timbul
N : 90 x/menit
Pasien mengatakan wajahnya RR : 22 x/menit
terasa nyeri,gatal dan kemerahan SB : 36,7 oC
di seratai bruntus bruntusan
Mimik wajah gelisah dan cemas
berisi cairan sejak 2 hari yang
Pola aktivitas tampak di bantu
lalu
Tampak meringis
Sulit tidur
Kunyung tiva: anemis
Lemas
Bibir: kering
Terdapat karies gigi
Terpasang IVFD RL pada tangan
kiri
Penilaian untuk mengetahui
fungsi intelektual lansia
Kesalahan 0-2 : fungsi utuh
Pengkajian skore Norton
Skore 10-14 :kerusakan sedang
Pengkajian ADL dengan indeks
barthel (IB) dan indeks katz (IK)
Skore 5-8 : ketergantungan berat
Score klien
G: Ketergantungan pada ke enam
fungsi tersebut
Table modifikasi indeks katz
0-12: ketergantungan
Skala jatuh dari morse
Resiko tinggi : >24
Analisa Data ( DS/DO, Penyebab dan masalah)
No Data Etiology Problem
.
1. DS : Proses peradangan Nyeri akut
Pasien mengatakan : ↓
Dibagian wajahnya terasa Virus herpes zoster
nyeri,gatal dan kemerahan di ↓
sertai dengan bruntus Infeksi primer
bruntusan berisi cairan ↓
Nyeri Respon inflamasi local
P: saat menggerakan ↓
bagian wajah Kerusakan saraf perifer
Q: Tertusuk-tusuk
R: bagian wajah ↓
S: 5 (1-10) Nyeri akut
T: 3 menit hilang timbul
DO :
Pasien tampak :
KU : sakit sedang
Kualitatif: Composmentis
Kuantitatif GCS: 15(E4 V5
M6)
TTV :
TD : 110/80mmHg
N : 90/menit
R : 20 x/menit
SB : 36,7 oC
09.28
wit
3. Gangguan rasa
Setelah 1. Instruksika 1. Cara yang 10.48 1. Menginstruksika 13.40 wit
nyaman dilakukan pasien aman bagi wit n pasien untuk S:
berhubungan tindakan untuk klien untuk memakai pakaian
Klien mengatakan
dengan keperawatan memakaian 2. Menciptaka yang berbahan
penampakan kulit selama 3 x 24 yang n wol masi merasa tidak
yang tidak bagus jam di berbahan lingkungan Hasil: pasein nyaman
harapkan wol yang aman dapat memakai
O:
Ds : penampakan 2. Ciptakan mengurang pakaian yag
Klien kulit yang lingkungan i gangguan berbahan wol Klien tampak
mengatakan : tidak bagus yang rasa bebaring
Wajahnya dapat dapat nyaman nyaman 2. Menciptakan
dibantu keluarga
terdapat berkurang 3. Berikan 3. lingkungan yang
bruntus dengan kriteria krim atau nyaman A:
bruntusan hasil: losion yang Hasil : Masalah belum
yang berisi 1. Klien mengandun lingkungan klien
teratasi
cairan nyaman g obat pada tempat tidur
ekspresi sesuai 11.10 nyaman
Aktivitas
dibantu wajahnya dengan wit P:
tenang kebutuhan
keluarga 2. Dapat Lanjutkan
Do : tidur intervensi 1, 2, 3
Klien tampak : denagn
dan 4.
Lemas baik
Susa tidur 3. Membutu
hkan
bantuan
keluarga
11.25
wit
11.40
wit