Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai
anggota utama dari tim perawatan, memainkan peran penting dalam meningkatkan
kesehatan. Perawat adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengontrol pasien
setiap hari dan terus dihadapkan dengan banyak faktor penuh ketegangan. Dalam
sebagian besar bangsal rumah sakit, kita temui perawat yang, meskipun memiliki
banyak disiplin, dan ketekunan pada awal pekerjaan mereka, biasanya mendapatkan
lelah dan cenderung berhenti bekerja setelah bekerja di profesi ini selama beberapa
tahun dan menghadapi kesulitan pekerjaan dan tekanan dalam lingkungan kerja(dalam
Bemana,dkk. 2013). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
tentang rumah sakit menyatakan bahwa Perawat dituntutdapat menjadi figur yang
dibutuhkan oleh pasiennya, yang dapat bersimpati, selalu perhatian, fokus, dan hangat
kepada pasien (dalam Warsito,dkk. 2016).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan PPNI tahun 2006, sekitar 50,9 persen
perawat yang bekerja di 4 provinsi di Indonesia mengalami stress kerja, sering pusing,
lelah, tidak bisa beristirahat karena beban kerja yang tinggi dan menyita waktu (dalam
Citrawati & Maryanti, 2012).Volume kerja adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menangani pasien perhari dikalikan dengan jumlah pasien dalam sehari.Seorang
kepala ruangan dapat mengetahui aktifitas perawat pelaksana berdasarkan beban kerja
yang diberikan kepada perawat.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

Setelah membaca makalah ini, diharapkan mampu memahami :

1. Peran perawat dalam kehidupan sehari-hari

2. Role play tentang 8 macam peran perawat

3. Hubungan profesi perawat dengan profesi yang lain.

1.2.2 Manfaat

Dengan mempelajari konsep dari peran perawat mahasiswa akan mengetahui berbagai
macam peran perawat dalam kehidupan sehari-hari dan bisa menerapkannya dalam
keadaan apapun dan dimanapun

1
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Peran Perawat

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan


Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan
dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan
2. Peran sebagai advokat pasien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarganya dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien. Juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya,
hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas privasi
3. Peran edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
4. Peran koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Peran kolaborator
Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain- lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Peran konsultan
Di sini perawat berperan sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan
yang diberikan
7. Peran pembaharu
Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.

2
Dalam melaksanakan keperawatan, menurut Hidayat (2012) perawat mempunyai
peran dan fungsi sebagai perawat sebagai berikut:

1. Pemberian perawatan (Care Giver)


Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan, sebagai
perawat, pemberian pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan asah, asih dan asuh. Contoh pemberian asuhan
keperawatan meliputi tindakan yang membantu klien secara fisik maupun
psikologis sambil tetap memelihara martabat klien. Tindakan keperawatan
yang dibutuhkan dapat berupa asuhan total, asuhan parsial bagi pasien dengan
tingkat ketergantungan sebagian dan perawatan suportif-edukatif untuk
membantu klien mencapai kemungkinan tingkat kesehatan dan kesejahteraan
tertinggi (Berman, 2010). Perencanaan keperawatan yang efektif pada pasien
yang dirawat haruslah berdasarkan pada identifikasi kebutuhan pasien dan
keluarga.
2. Sebagai advocat keluarga
Selain melakukan tugas utama dalam merawat, perawat juga mampu sebagai
advocat keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dalam
menentukan haknya sebagai klien. Dalam peran ini, perawat dapat mewakili
kebutuhan dan harapan klien kepada profesional kesehatan lain, seperti
menyampaikan keinginan klien mengenai informasi tentang penyakitnya yang
diketahui oleh dokter. Perawat juga membantu klien mendapatkan hak-haknya
dan membantu pasien menyampaikan keinginan (Berman, 2010).
3. Pencegahan penyakit
Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan
sehingga setiap dalam melakukan asuhan keperawatan harus selalu
mengutamakan tindakan pencegahan terhadap timbulnya masalah baru sebagai
dampak dari penyakit atau masalah yang diderita. Salah satu contoh yang
paling signifikan yaitu keamanan, karena setiap kelompok usia beresiko
mengalami tipe cedera tertentu, penyuluhan preventif dapat membantu
pencegahan banyak cedera, sehingga secara bermakna menurunkan tingkat
kecacatan permanen dan mortalitas akibat cidera pada pasien (Wong, 2009).
4. Pendidik
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, perawat harus mampu
berperan sebagai pendidik, sebab beberapa pesan dan cara mengubah perilaku
pada pasien atau keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan
khususnya dalam keperawatan. Melalui pendidikan ini diupayakan pasien
tidak lagi mengalami gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku yang
tidak sehat.Contoh dari peran perawat sebagai pendidik yaitu keseluruhan
tujuan penyuluhan pasien dan keluaraga adalah untuk meminimalkan stres
pasien dan keluarga, mengajarkan mereka tentang terapi dan asuhan
keperawatan di rumah sakit, dan memastikan keluarga dapat memberikan
asuhan yang sesuai di rumah saat pulang (Kyle & Carman, 2015).

3
5. Konseling
Konseling merupakan upaya perawat dalam melaksanakan peranya dengan
memberikan waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh
pasien maupun keluarga, berbagai masalah tersebut diharapkan mampu diatasi
dengan cepat dan diharapkan pula tidak terjadi kesenjangan antara perawat,
keluarga maupun pasien itu sendiri. Konseling melibatkan pemberian
dukungan emosi, intelektual dan psikologis. Dalam hal ini perawat
memberikan konsultasi terutama kepada individu sehat dengan kesulitan
penyesuaian diri yang normal dan fokus dalam membuat individu tersebut
untuk mengembangkan sikap, perasaan dan perilaku baru dengan cara
mendorong klien untuk mencari perilaku alternatif, mengenai pilihan-pilihan
yang tersedia dan mengembangkan rasa pengendalian diri (Berman, 2010).
6. Kolaborasi
Kolaborasi merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan yang
akan dilaksanakan oleh perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan
keperawatan pasien tidak dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi
harus melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan lain-
lain, mengingat pasien merupakan individu yang kompleks/ yang
membutuhkan perhatian dalam perkembangan (Hidayat, 2012).
7. Pengambilan keputusan etik
Dalam mengambil keputusan, perawat mempunyai peran yang sangat penting
sebab perawat selalu berhubungan dengan pasien kurang lebih 24 jam selalu
disamping pasien, maka peran perawatan sebagai pengambil keputusan etik
dapat dilakukan oleh perawat, seperti akan melakukan tindakan pelayanan
keperawatan (Wong, 2009).
8. Peneliti
Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat
pasien. Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan
pasien, yang dapat dikembangkan untuk perkembangan teknologi
keperawatan. Peran perawat sebagai peneliti dapat dilakukan dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien (Hidayat, 2012).

Menurut Puspita (2014) peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif sebagai upaya memberikan kenyamanan dan kepuasan pada
pasien,meliputi:

a) Caring, merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat, menghargai orang lain,
artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan- kesukaan seseorang
dan bagaimana seseorang berpikir dan bertindak.
b) Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau
berdiskusi dengan pasiennya.
c) Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman pasien.
d) Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional baik dari pasien
maupun perawat lain sebagai suatu hal yang biasa disaat senang ataupun duka.
e) Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan
komunikasi simpatis yang memiliki makna.
f) Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.

4
g) Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat
dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
h) Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan
keterampilannya.
i) Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap
orang lain dengan menjaga kerahasiaan pasien kepada yang tidak berhak
mengetahuinya.
j) Listening artinya mau mendengar keluhan pasiennya.
k) Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan
duka , senang, frustasi dan rasa puas pasien

2.2 Model Hubungan Perawat, Dokter, Dan Pasien

2.2.1 Model Aktivitas- Pasivitas

Suatu model dimana perawat dan dokter berperan aktif dan pasien berperan
pasif.Model ini tepat untuk bayi, pasien koma, pasien dibius, dan pasien dalam
keadaan darurat.Dokter berada pada posisi mengatur semuanya, merasa mempunyai
kekuasaan, dan identitas pasien kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan
paternalistic.

2.2.2 Model Hubungan Membantu

Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktik keperawatan atau praktik
kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang mempunyai gejala mencari bantuan dan
perawat atau dokter yang mempunyai pengetahuan terkait dengan kebutuhan
pasien.Perawat dan dokter memberi bantuan dalam bentuk perlakuan/ perawatan atau
pengobatan. Timbal baliknya pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati
anjuran perawat atau dokter. Dalam model ini, perawat dan dokter mengetahui apa
yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang diminati pasien dan bebas dari prioritas
yang lain. Model ini bersifat paternalistik.

2.2.3 Model Partisipasi Mutual

Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama atau
kesejahteraan antara umat manusia merupakan nilai yang tinggi, model ini
mencerminkan asumsi dasar dari proses demokrasi. Interaksi, menurut model ini,
menyebutkan kekuasaan yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang
dilakukan akan memberikan kepuasan kedua pihak. Model ini mempunyai ciri bahwa
setiap pasien mempunyai kemampuan untuk menolong dirinya sendiri yang
merupakan aspek penting pada layanan kesehatan saat ini. Peran dokter dalam model
ini adalah membantu pasien menolong dirinya sendiri.Dari perspektif keperawatan,
model partisipasi mutual ini penting untuk mengenal dari pasien dan kemampuan diri
pasien.Model ini menjelaskan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang. Keperawatan bersifat menghargai martabat individu yang unik,
berbeda satu sama lain dan membantu kemampuan dalam menentukan dan mengatur

5
diri sendiri ( Bandman and Bandman,2004. dikutip dari American Nurses
Assocication, Nursing: Asocial Policy. Kansas City. MO: 2005).

2.2.4 Hubungan Perawat dan Pasien

Seorang pasien dalam situasi menjadi pasien mempunyai tujuan


tertentu.Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan juga mempunyai
tujuan tertentu. Kondisi yang dihadapi pasien merupakan penentu peran perawat
terhadap pasien ( Husted dan Husted, 2006 ).

Untuk menjelaskan peran perawat secara umum dapat digunakan kerangka


yang mengacu pada pandangan dasar Helldegard .E Pepley, tentang hubungan
perawat dan pasien dalam asuhan keperawatan, merupakan rasa percaya, pengukuran
pemecahan masalah (Problem Solving), dan kolaborasi.

Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, perawat dapat berperan sebagai
konselor pada saat pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang
penyakitnya.Perawat juga dapat berperan sebagai pengganti orang tua (terutama pada
pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam ungkapan perasaan-
perasaannya.

2.2.5 Hubungan antara Perawat dengan Perawat

Dalam membina hubungan antarsesama perawat yang ada, baik dengan


lulusan S.Kep maupun DIII Keperawatan (Am.Kep) diperlukan adanya sikap saling
menghargai dan saling toleransi sehingga sebagai perawat baru dapatr mengadakan
pendekatan yang baik dengan kepala ruangan, dan juga para perawat lainnya.

Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama


dengan sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
terhadap klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus dapat membina
hubungan baik dengansesama perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya.
Dalam membina hubungan tersebut, sesama perawat harus mempunyai rasa saling
menghargai dan saling toleransi yang tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga dan
benci.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien komunikasi


antartenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan
informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan
perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan


keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan
struktural, dan hubungan intrapersonal.

6
2.2.6 Hubungan Perawatdan Dokter

Hubungan perawat dengan dokter telah terjalin seiring perkembangan kedua


kedua profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat ilmu/ pendidikan, latar belakang
personal dan lain- lain.

Kedokteran dan keperawatan, walaupun kedua disiplin ilmu ini sama- sama
berfokus pada manusia, mempunyai beberapa perbedaan. Kedokteran lebih bersifat
paternalistik, yang mencerminkan figur seorang bapak, pemimpin dan pembuat
keputusan (judgment).Sedangkan keperawatan lebih bersifat mothernalistik, yang
mencerminkan figure seorang ibu (mother instink) dalam memberikan asuhan
keperawatan, kasih sayang, dan bantuan (helping relationship).

2.3 SKENARIO ROLE PLAY TENTANG PERAN PERAWAT SEBAGAI


KONSULTAN

Di UGD

Pasien : Gretiin
Perawat 1 : Zaharia
Perawat konselor : Andi Ikhma
Dokter : Crist putra
Keluarga pasien : Yakobus
Pembaca Narasi : Hilan

Pada pagi hari senin, 27 februari 2023 jam 09.10.wit di UGD RSUD Jayapura dating
seorang pasien yang di antar oleh keluarganya untuk berobat dengan keluhan dengan
keluhan BAB cair selama + 3 bulan walaupun sudah berobat di praktek dokter, dan
badan lemas, nafsu makan kurang,berat BB menurun, sariawan dan vital signnya. TD
100/60 mmhg, Temperatur 35 0C, Nadi 76 x/mnt, Napas 28 x/mnt dan BB 50 kg.
 K. Pasien : Selamat pagi, sus tolong kah suster
 Perawat : Selamat pagi pak, (sambil mengarahkan ke tempat duduk/
tempat tidur) permisi pak, apakah ada membawa kartu berobatnya?, kalau ada
silahkan dapat ke loket pendaftaran untuk melakukan registrasi, biarkan
ibunya di sini untuk di periksa sama dokter

7
 K. Pasien : oh iya suster ada, baik suster
 Perawat : selamat pagi bu, perkenalkan saya dengan suster zaharia, saya
berdinas di pagi hari ini, kalau boleh tau ibu atas nama siapa
 Pasien : pagi suster, nama saya Ny.Gretin
 Perawat : oh iya ibu, kalau boleh tau keluhannya ibu apa?
 Pasien : begini sus, ini saya kok sudah 3 bulan terakhir buang-buang air
terus cair
 Perawat : apakah ibu sudah pernah berobat sebelumnya?
 Pasien : sudah suster, sudah berobat di dokter praktek, tapi tidak ada
perubahan
 Perawat : Maff buk, Apakah ada keluhan lain lagi yang ibuk rasakan ?
 Pasien : iya suster, saya rasa badanku semakin lemas, nafsu makan
kurang, berat BB menurun, dan juga ada sariawan.
 Perawat : baik buk, kalau begitu saya mau melakukan pemeriksaan kepada
ibuk yakni pemeriksaan tanda- tanda vital seperti tekanan darah, suhu, nadi
dan pernafasan
 Pasien : silahkan sus
 Perawat : permisi buk, bisa letakkan tangannya di sini (diatas meja)
(sambil mengerjakan dan perawat mengajak bincang – bincang
pasien)Hasilnya TD 100/60 mmHg, Temperatur 350C, Nadi 76 x/mnt, Napas
28x/mnt dan BB 50 kg
 Perawat : baik bu, kalau begitu saya laporkan ke dokter dulu yah,
permisi bu
 Perawat : Dokter,Ini ada pasien baru atas nama Ny.Gretin dengan
keluhan BAB cair selama + 3 bulan walaupun sudah berobat di praktek dokter,
badan lemas, nafsu makan kurang,berat BB menurun, sariawan dan vital
signnya. TD 100/60 mmhg, Temperatur 35 0C, Nadi 76 x/mnt, Napas 28
x/mnt dan BB 50 kg.

Kemudian dokter menghampiri pasien


 Dokter : Selamat siang buk
 Pasien : Selamat siang

8
 Dokter : Apakah benar keluhan BAB ibu selama + 3 bulan cair
walaupun sudah berobat, badan lemas, nafsu makan kurang, berat BB
menurun dan sariawan”?
 Pasien : Benar dok, keluhan saya seperti itu.
 Dokter : Kalau begitu, saya mau periksa ibuk terlebih dahulu
 Paisen : Iya, silahkan
 Dokter : ibuk....setelah saya melakukan pemeriksaan kepada ibu, ibu
harus dirawat untuk pemeriksaan dan pengobatan yang lebih lanjut oleh
spesialis penyakit dalam, jadi saya akan memberikan resep obat
 Pasien : Saya serahkan kepada dokter, mana yang terbaik buat saya.
 Dokter : Nurse.. tolong, bapak ini di bawa kee Ruang Mawar untuk di
rawat
 Perawat : Oh, yaa dok,saya bawa sekarang pasiennya Di Ruang Mawar

Kemudian perawat pun menelpon untuk menanyakan ruangan kosong d ruang


mawar, setelah selesai di konfirmasi perawat tersebut langsung mengantarkan
pasien k ruang perawatan dan melakukan serahterima status pasien
 Perawat : Mba, ini ada pasien baru dari UGD untuk di rawat di Ruang
Mawar dan ini status pasiennya
 Perawat : Iya mba, Pasiennya taruh di tempat tidur ini
 Perawat : ibuk ,Sebentar lagi dokter spesialis penyakit dalam mau datang
untuk memeriksa ibu, jadi bapak jangan kemana-mana ya pak
 Pasien : Iya sus.
 Dokter : selamat siang ?
 Perawat : selamat siang, dok
 Dokter : Nurse, apa ada pasien saya di Ruang Mawar ini
 Perawat : Ada dok,pasien dari UGD dengan BAB cair selama + 3 bulan
walaupun sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan kurang,
berat BB menurun, sariawan dan vital signnya. T/D 100/60 mmhg,
Temperatur 35 0C, Nadi 76 x/mnt, Napas 28 x/mnt dan BB 50 kg

9
 Dokter : ibuk ,Apa benar ibuk sakit selama + 3 bulan BAB cair
walaupun sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan kurang,
berat BB menurun, sariawan . Kalau begitu saya mau periksa ibuk terlebih
dahulu ya
 Pasien : Benar dok, sakit saya seperti yang dokter sebutkan dan
silahkan periksa dok
 Dokter : ibuk, setelah saya melakukan pemeriksaan kepada ibuk, saya
aka memberikan resep obat, yang ibuk di beli di Apotik RS dan juga ibuk akan
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui lebih jelas penyakit
yang bapak alami selama ini.
 Pasien : Iya dok, nanti saya akan beli obatnya di Apotik RS ini, Dan
saya juga akan melakukan pemeriksaan laboratorium yang disarankan oleh
dokter.
 Dokter :perawat, Komfirmasi dengan analis laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium serum HIV kepada ibuk ….dan hasilnya
sampaikan kepada saya
 Perawat : Iya, dok
Kemudian perawat menghubungi petugas lab untuk melakukan pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan serum HIV. Setelah 1 jam kemudian hasil
darah pun keluar
 Dokter : Sus, Bagaimana dengan hasil laboratoriumnya
 Perawat : Hasil lab. Nya serumnya (+) HIV, dok
 Dokter : Sus, kalau begitu saya mau bertemu dengan pasiennya dan
tolong ambilkan buku status pasiennya
 Perawat : Ini status pasiennya, dok
 Dokter : terima kasih
Beberapa saat kemudian.......
 Dokter : Selamat siang buk
 Pasien : Selamat siang dok
 Dokter : Permisi buk, bagaimana keadaan ibuk sekarang, apa ibuk
sudah merasa membaik ?
 Pasien : Iya, dok. Lumayan membaik.

10
 Dokter : Permisi buk, saya mau bertanya. Apakah sebelumnya ibuk
pernah atau sering gonta ganti pasangan pada saat berhubungan dengan lain
jenis
 Pasien : Benar dok ,saya suka ganti pasangan saat berhubungan dengan
lawannya jenis + 1 tahun terakhir.
 Dokter : Dari hasil pemeriksaan Lab. Menyatakan bahwa ibuk
menghidap penyakit HIV
 Pasien : Aaaaaaaaakkkkhhhh tidaaakkkk, saya menghidap penyakit
HIV
 Dokter : Iya, ibuk mengidap penyakit HIV disebakan karena +1 tahun
lalu buk suka ganti pasangan dengan lawan jenis yang menyebabkab ibuk
mengidap HIV dan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan Leb positif HIV dan
nanti penjelasan lebih lanjut untuk ibuk tentang HIV, saya serahkan kepada
konselor RS.
 Pasien : (pasien tampak sedih, dan terus menyesali perbuatannya) aku
menyesal…aku menyesal…
 Dokter : yang sabar buk,perawat tolong sampaikan kepada konselor
untuk memberikan penjelasan dan pengarahan kepada pasien
 Perawat : Iya dok
 Bapak Pasien : Sus ,Apa sakit anak saya
 Perawat : Sakit anak ibu adalah berak-berak, sariawan dan kondisinya
lemah, perlu pengobatan dan perawatan di RS ini.
 Bapak Pasien: Apa penyakit anak saya bisa disembuhkan
 Perawat : pak,Insyaa allah bisa disembuhkan, yang terpenting adalah
pasien mau mengikuti arahan dokter dan perawatnya dalam pengobatan dan
keperawatan dengan baik.
 Bapak Pasien : Saya berdoa semoga anak saya cepat sembuh, yaa sus
 Perawat : iya, amin.
 Perawat : Halo, Kak hasni , ada permintaan dari dokter internis untuk
menjelaskan dan mengarahkan pasein HIV ini
 Konselor : Ooooooo Iya, nanti saya kesana.
 Konselor : Selamat siang Mba, mana pasiennya
 Perawat 2 : Ini pasiennya

11
 Konselor : Selamat siang bapak,
 Pasien : Selamat siang.
 Konselor : Perkenalkan nama saya …. sebagai konselor ibuk sekarang,
saya mau berbicara kepada ibuk tentang penyakit yang ibuk derita atau alami
sekarang, apakah bersedia dan ibuk ada waktu buat saya
 Pasien : Silahkan, apa yang akan kita bicarakan,
 Konselor : Saya harapkan ibuk dapat tabah dan sabar atas penyakit yang ibuk
derita,sebagaimana yang di sampaikan dr. rahmayanti K,S.PD tentang
penyakit bapak yaitu HIV
 Pasien : Sus, saya sudah tahu tentang penyakit saya ,
 Pasien : Apa yang harus saya lakukan sus, sekarang
 Konselor : Yang ibuk lakukan sekarang, ibuk menerimanya dengan sabar dan
tabah,berusaha untuk berobat, mendekatkan diri kepada Tuhan YME, dan b
eraktifitas seperti biasa, Apakah ibu pernah menikah?
 Pasien : Belum
 Konselor : Kapan ibuk melakukan gonta ganti pasangan saat berhubungan
dengan lawan jenis
 Pasien : Se- tahun yang lalu
 Konselor : Kemungkinan, penularan HIV nya lewat hubungan sexual
 Pasien : Ooo, itu jadi tempat penularannya
 Konselor : Apakah ibuk tahu tentang penyakit HIV
 Pasien : Saya tidak tahu
 Konselor : Penyakit HIV di sebabkan oleh virus HIV yang menyerang
kekebalan tubuh dan penularannya lewat persalinan, hubungan sex, transfusi
darah, bekas jarum yang digunakan oleh penderita HIV !!!Pasien : Ohh, jadi
itu penyebab dan penularan penyakit HIV.
 Konselor : Apakah ibuk, mau orang tuanya diberitahu tentang penyakit
bapak ?
 Pasien : Jangan diberitahu orang tua saya, agar tidak timbul kemarahan,
kebencian, sehingga mengganggu hubungan keharmonisan saya
 Konselor : ibuk, ikuti arahan dokter, suster dan konselor selama ibuk di dalam
pengobatan, perawatan dan konseling HIV di RS

12
 Pasien : Iya, saya mengerti dan mengikuti arahannya
 Konselor : Saya berdoa semoga penyakit bapak ini dapat di sembuhkan,
paling tidak dapat mengurangi penderitaan yang bpak alami
 Pasien : Terima kasih atas doanya.
 Konselor : Saya kira cukup pembicaraan kita pada hari ini, sebelumnya saya
ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan
 Pasien : Saya juga mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan tentang
penyakit saya dan nasehat-nasehatnya, sus
 Konselor : Selamat siang,buk
 Pasien : Selamat siang, sus

Kesimpulan
Secara klinik seharusnya sebagai dokter dan perawat harus mengetahui
seorang pasien terkena HIV atau tidak. Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya
resiko penularan terhadap pasien.Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan
serum (+) HIV, sehingga diagnose sudahdapat ditegakkan dan keperawatan sudah
dapat dilakukan sesuai pasien dengan kasus HIV (+).Dokter internis menjelaskan
diagnosa HIV (+) terhadap pasien, agar ada kepastian penyakit yang di derita pasein,
sehingga pasien tidak binggung dan bertanya-tanya tentang masalah
penyakitnya.Konselor mengexpelor atau mengali riwayat pasein HIV saat gonta ganti
pasangan ketika berhubungan dengan lawan jenis selama satu tahun, agar lebih jelas
dan terarah terhadap konseling yang dilakukan terhadap pasien.
Pasien dapat mengerti dan memahami tentang penyakit yang dialami, sehingga
membangkitkan semangat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari dan bersosialisasi
dengan baik terhadap keluarga dan masyarakat.Privasi pasien HIV (+) untuk tidak
menceritakan penyakit terhadap keluarga, harus di jaga dan di lindungi sesuai etika
ODHA, agar jangan timbul kemarahan dan kebencian dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat, sehingga tidak mengganggu hubungan keharmonisan keluarga dan
masyarakat.

13
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.Peran perawat dalam pengkajian pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien pre
operasi dengan pengkajian dengan kategori baik sebanyak 18%, kategori cukup
sebanyak 34%, kategori kurang baik sebanyak 34%, dan kategori tidak baik 14%. Hal
ini menunjukkan bahwa perawat sudah melakukan peran dalam pengkajian
pemenuhan kebutuhan spiritual.

2.Peran perawat dalam penetapan diagnosa pemenuhan kebutuhan spiritual pada


pasien pre operasi dengan kategori tidak baik 82%, kategori baik 18%.. Hal ini
menunjukkan bahwa perawat sudah melakukan peran dalam penetapan diagnosa
pemenuhan kebutuhan spiritual.

3.Peran perawat dalam perencanaan pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien pre
operasi dengan kategori baik sebanyak 30%, kategori cukup sebanyak 14%, kategori
kurang baik 28%, tidak baik sebanyak 28%. Hal ini menunjukkan bahwa perawat
sudah melakukan peran dalam perencanaan pemenuhan kebutuhan spiritual.

4.Peran perawat dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien pre
operasi berdasarkan Nursing Interventions Classification(NIC) dengan kategori baik
34%, cukup 42%, kurang baik 18%, tidak baik 6%, berdasarkan 10 butir kebutuhan
dasar spiritual manusia menurut Clinebeel dengan kategori baik 34%, cukup 46%,
kurang baik 18%, tidak baik 2%. 65 66 Hal ini menunjukkan bahwa perawat sudah
melakukan peran dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan spiritual.

5.Peran perawat dalam evaluasi pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien properasi
dengan kategori baik 16%, cukup 46%, kurang baik 30%, dan tidak baik 8%. Hal ini
menunjukkan bahwa perawat sudah melakukan peran dalam evaluasi pemenuhan
kebutuhan spiritual.

14
3.2.Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan


menerapkan prilaku peran keperawatan dalam berbagai peran dikalangan masyarakat
dan keluarga sendiri,sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Edoc.site-Asuhan keperawatan-komunikasi-kolabora.co.id

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/106/jtptunimus-gdl-noorfaizah-5292-4-
babv.pdf

https://www.dictio.id/t/apa-saja-peran-perawat-role-of-nurse-sebagai-tenaga-medis/
5359

15

Anda mungkin juga menyukai