Anda di halaman 1dari 57

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

V aricella
H erpes
Zoster
S sellulitis
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu :
✓ Menjelaskan pengertian...

✓ Menyebutkan etiologi Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

✓ Mejelaskan patofisiologi Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis


✓ Menyebutkan tanda dan gejala Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

✓ Menjelaskan komplikasi dari Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

✓ Menjelaskan penatalaksanaan Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

✓ Menjelaskan pengkajian Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

✓ Merumuskan diagnosa keperawatan Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

✓ Membuat intervensi Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

✓ Menetukan implementasi keperawatan Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

✓ Melakukan evaluasi keperawatan Varicella, Herpes Zoster, Sellulitis

TUJUAN INSTRUKSIONAL
PENDAHULUAN
ISTILAH DALAM DERMATOLOGI
 Mono/polimorf : kelainanan kulit yang terdiri satu macam/bermacam-macam ruam
 Miliar : sebesar kepala jarum pentul
 Lentikular : sebesar biji jagung
 Numular : sebesar uang logam Rp 100,-
 Plakat : lebih besar dari numular
 Sirkumskrip : berbatas tegas
 Difus : tidak berbatas tegas
 Generalisata : tersebar pada sebagian besar tubuh
 Skuama : stratum korneum yang terlepas secara patologis
 Krusta : cairan tubuh yang mengering pada permukaan kulit
 Hiperkeratosis : penebalan kulit
 Likenifikasi : penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas
4
 Hiper/hipopigmentasi : warna kulit yang lebih gelap/terang daripada kulit sekitarnya
LANJUTAN …(ISTILAH DALAM DERMATOLOGI)

 Makula : kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-mata


 Eritema : kemerahan pada kulit akibat pelebaran pembuluh darah yang bersifat
reversibel
 Papul : penonjolan di atas permukaan kulit berukuran < 0,5 cm, berisi zat padat
 Nodulus : 0,5 – 1 cm
 Nodus : > 1 cm
 Vesikel : gelembung berisi cairan serum dg diameter < 0,5 cm
 Bula : diameter > 0,5 cm
 Pustul : vesikel yang berisi nanah
 Erosi : kehilangan jaringan kulit yang tidak melampaui stratum basale
 Ekskoriasi : kehilangan jaringan kulit s/d stratum papilare
 Ulkus : lebih dalam daripada ekskoriasi 5
Eschar (Sikatrik/skar) MAKULA
6
EROSI EKSORIASI
7
VESIKEL BULA
8
PUSTUL KISTA
9
PAPUL NODUL
10
LIKENIFIKASI URTIKARIA
11
PLAK
12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

V aricella
VARICELLA

 Definisi
varicella atau dikenal dengan cacar air adalah
penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus
varicella zoster.
 Varicella terutama mengenai anak-anak yang
berusia di bawah 20 tahun terutama usia 3 – 6
tahun dan hanya 2% terjadi pada orang dewasa.
PATOGENESIS

 Masa inkubasi 10 -21 hari (rata-rata 14 – 17 hari).


 VZV masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara
inhalasi dari sekresi pernafasan (droplet infection),
ataupun kontak langsung dengan lesi kulit.
 Droplet infection dapat terjadi 2 hari sebelum
hingga 5 hari setelah timbul lesi dikulit.
LANJUTAN PATOGENESIS

 VZV masuk ke dalam tubuh manusia melalui


mukosa saluran nafas bagian atas, orofaring
ataupun konjungtiva.
 Siklus replikasi pertama terjadi pada hari ke 2 – 4
yang berlokasi pada lymph nodes regional,
kemudian penyebaran virus sedikit melalui darah
dan kelenjar limfe, yang menyebabkan viremia
primer (biasanya hari ke 4 – 6 setelah infeksi
pertama).
LANJUTAN PATOGENESIS

 Siklus replikasi virus kedua terjadi di hepar dan


limpa, mengakibatkan viremia sekunder.
 Pada fase ini, partikel virus akan menyebar ke
seluruh tubuh dan mencapai epidermis pada hari
ke 14 - 16, yang mengakibatkan timbulnya lesi
dikulit yang khas.
 Penderita varicella dapat menularkan ke yg lain
yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah
timbulnya lesi di kulit
GAMBARAN KLINIS

 Diawali gejala prodormal : demam, malaise, nyeri


kepala, mual dan anoreksia yang terjadi 1-2 hari
sebelum timbulnya lesi di kulit.
 Muncul lesi diawali pada wajah dan scalp, kemudian
meluas ke dada dan meluas ke ekstremitas.
 Lesi juga dapat dijumpai pada mukosa mulut dan
genital.
 Lesi biasanya sangat gatal.
LANJUTAN GAMBARAN KLINIS …

 Pada awalnya timbul makula eritematosa kecil,


berubah cepat dalam waktu 12-14 jam menjadi
papul dan berkembang menjadi vesikel dengan
dasar eritematosa,dengan gambaran klasik seperti
tetesan air diatas kulit (tear drop).
 Lesi kemudian akan mengering menjadi krusta
dalam waktu yang bervariasi antara 2 – 12 hari,
kemudian krusta ini akan lepas dalam waktu 1 – 3
minggu.
VARICELLA
KOMPLIKASI

 Infeksi sekunder oleh bakteri.


 Infeksi dapat menyebabkan impetigo, furunkel, selulitis, dan
erysipelas.
 Terbentuk parut (scar).
 Pneumonia
 Encephalitis
 Neurologik : acute postinfeksius cerebellar ataxia.
 Komplikasi lambat dapat menimbulkan herpes zoster
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Tzanck smear
 Direct fluorescent assay (DFA)
 Polymerase chain reaction (PCR)
 Biopsi kulit
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

H erpes

Z oster
PENGERTIAN HERPES ZOSTER
 Herpes zoster adalah radang kulit akut dengan sifat khas yaitu terdapat vesikel yang
tersusun berkelompok sepanjang persarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan
biasanya unilateral.

 Etiologi
Virus varicela zoster (vzv)
 Menurut daerah penyerangannya dikenal :
1. Herpes zoster oftalmika : menyerang dahi dan sekitar mata
2. Herpes zoster servikalis : menyerang pundak dan lengan
3. Herpes zoster torakalis : menyerang dada dan perut
4. Herpes zoster lumbalis : menyerang bokong dan paha
5. Herpes zoster sakralis : menyerang sekitar anus dan genetalia
6. Herpes zoster otikum : menyerang telinga
BENTUK-BENTUK LAINNYA

1. Herpes zoster hemorragika : vesikula-vesikulanya merah


berisi darah
2. Herpes zoster abortivum : penyakit ringan, waktu singkat &
erupsinya hanya berupa eritema dan papula kecil
3. Herpes zoster generalisata : kelainan kulit yang unilateral dan
segmental serta penyebaran secara generalisata. (pada orang
tua dan orang yg kondisi fisiknya sangat lemah).
Patofisiologi

Infeksi varisela

Vzv menuju ujung serabut saraf sensorik

Serabut saraf sensorik

Ganglion saraf sensorik

Virus memasuki masa laten
 
daya tahan baik daya tahan me
 
virus dormant reaktivasi virus
(mengalami multiplikasi & menyebar
di dlm ganglion)

- nekrosis pada saraf
- inflamasi saraf yang hebat
- neuralgia yang hebat
MANIFESTASI KLINIS

1. Biasanya didahului oleh demam


2. Erupsi lokalisata & hampir selalu unilateral.
Daerah yg paling sering  torakal, kemudian daerah mata
3. Kelainan kulit dimulai dengan makulopapula eritematous  vesikel  pustula
4. Bila terjadi absorbsi : vesikel menjadi krusta berwarna coklat yang kemudian
rontok dalam beberapa hari dengan meninggalkan makula yg berangsur-angsur
akan menghilang.
 Bila tidak terjadi : vesikel pecah  terjadi infeksi sekunder  ulserasi
atau nekrosis  sembuh dengan meninggalkan sikatriks yang dalam.
4. Erupsi disertai rasa nyeri (bersifat membakar/panas, tajam, menusuk atau
berupa perasaan pegal)
PERKEMBANGAN RASH HERVES ZOSTER

Hari ke-1 Hari ke-2

Hari ke-5 Hari ke-6


KOMPLIKASI

1. Infeksi
2. Pembentukan sikatriks
3. Neuralgia postherpetika (pada usia lanjut)  nyeri
persisten (bisa berbulan- bulan) pada saraf yang terkena
setelah terjadi kesembuhan
4. Pada mata : keratitis, uveitis, ulserasi dan kebutaan.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Pemeriksaan apus secara Tzanck membantu menegakkan


diagnosis dg menemukan sel Datia berinti banyak
2. Pemeriksaan cairan vesikula & biopsi dg mikroskop
elektron serta tes serologik
PENATALAKSANAAN

1. Yang penting istirahat


2. Terapi sistemik hanya bersifat simtomatik, Misalnya :
‫־‬ Untuk mengurangi neuralgia diberikan analgetik
‫־‬ Untuk mencegah pecahnya vesikel diberikan bedak salisil 2%
‫־‬ Vesikel yang sudah pecah dapat diberikan salep antibiotik untuk
mencegah infeksi.
‫־‬ Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik lokal
‫־‬ dapat pula ditambahkan neurotropik :Vit. B1, B6 dan B12
LANJUTAN (PENATALAKSANAAN)

3. Pemberian secara oral prednison 30 mg perhari atau


triamsinolon 48 mg sehari akan memperpendek masa neuralgia
pascaherpetika, terutama pada orang tua sebaiknya diberikan
sejak awal timbulnya erupsi
4. Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang
dari 48 – 72 jam setelah erupsi dikulit muncul.
5. Golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu : Asiklovir
(Zovirax) 500 mg/m2 IV setiap 8 jam selama 10 hari.
6. Oral pubertas & dewasa 5 x 800 mg/hari selama 7 hari
Herves zoster oftalmika Herves zoster thorakalis
Herves zoster servikalis
PENGKAJIAN

1. Data Subjektif
• Keluhan nyeri
• Perasaan malu, kecacatan,
• Ansietas

2. Data Objektif
• Nyeri ekstrem  sensitif untuk disentuh, ditekan,
pergerakan udara dan perubahan suhu
• Lesi di kulit : vesikel
• Gelisah, menangis
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit, reaksi inflamasi


2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat, kerusakan perlindungan kulit, jaringan traumatik
4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosis penyakit dan
penatalaksanaannya berhubungan dengan kurangnya informasi
INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit, reaksi inflamasi
‫־‬ Kaji lokasi dn intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri
‫־‬ Observasi tanda-tanda vital
‫־‬ Bantu dan ajarkan manajemen penanganan nyeri : relaksasi, tarik
nafas dalam
‫־‬ Berikan aktifitas distraksi tepat sesuai dengan usia/kondisi
‫־‬ Berikan terapi : analgetik, kortikosteroid, asiklovir (Zovirax)

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi


‫־‬ Kaji lesi kulit : jenis lesi, jumlah, perubahan kelainan kulit, bau
‫־‬ Berikan perawatan kulit yang tepat dan tindakan kontrol infeksi
LANJUTAN (INTERVENSI)

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak


adekuat,kerusakan perlindungan kulit, jaringan traumatik
‫־‬ Implementasikan tehnik isolasi yang tepat sesuai indikasi
‫־‬ Tekankan pentingnya tehnik cuci tangan yang baik untuk semua individu
yang datang kontak dengan klien
‫־‬ Berikan bedak salisil 2 %
‫־‬ Berikan terapi antibiotik
LANJUTAN (INTERVENSI)

4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosis penyakit dan


penatalaksanaannya b.d kurangnya informasi
‫־‬ Beri informasi yang dibutuhkan klien : prognosis penyakit,
komplikasi dan penatalaksanaan di rumah
‫־‬ Demonstrasikan perawatan luka dan balutan, tekankan pentingnya
tehnik aseptik
‫־‬ Jelaskan tanda dan gejala untuk dilaporkan
‫־‬ Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang
‫־‬ Diskusikan jadual pengobatan
‫־‬ Tingkatkan kunjungan evaluasi ke dokter
EVALUASI

1. Klien melaporkan pengurangan nyeri dan ketidaknyamanan dalam batas yang dapat
ditoleransi
‫־‬ Menampakkan ketenangan, ekspresi muka yang rileks
2. Klien dapat memperlihatkan integritas kulit kembali baik
‫־‬ lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut, tidak ada sikatrik
3. Infeksi tidak terjadi
‫־‬ Mencapai penyembuhan kulit tepat waktu, bebas eksudat, purulen dan tidak ada
peningkatan suhu
4. Klien dapat meningkatkan pengetahuannya
‫־‬ Melaksanakan perawatan luka dengan benar dan tehnik yang tepat
‫־‬ Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang diharapkan, tanda
‫־‬ infeksi dan jadual obat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

S ellulitis
PENGERTIAN DAN ETIOLOGI

Pengertian
 Selulitis adalah peradangan menjalar dan akut pada kulit dan
terutama mengenai jaringan subkutan yang lebih dalam.

Etiologi
 Streptococcus dan Stapilococcus aureus.
MANIFESTASI KLINIS

1. Gejala sistemik : malaise, demam dan menggigil


2. Eritema pada tempat infeksi cepat bertambah merah dan
menjalar
3. Rasa sakit setempat
4. Lesi kulit : edema yang teraba panas, merah dan luas, pinggir lesi
tidak timbul atau berbatas tegas, vesikula yang mudah pecah,
abses dengan nekrosis
5. Terdapat limfadenopati disertai limfangitis yang menjalar ke arah
proksimal
6. Selulitis di kulit kepala : nodula kecil dan abses
KOMPLIKASI

• Tromboplebitis

Pemeriksaan laboratorium
• Terdapat leukositosis (15.000 – 40.000)

Penatalaksanaan
1. Dirawat  istirahat, meninggikan tungkai yang terkena
2. Terapi :
‫־‬ Sistemik : antibiotik per oral
‫־‬ Topikal : lesi basah  kompres, lesi kering  olesi krim antibiotik
ERITEMA
VESIKEL MUDAH PECAH
PENGKAJIAN

Data Subjektif
1. Adanya keluhan sakit kepala, demam, menggigil dan malaise, mual muntah
2. Nyeri terlokalisasi serta adanya nyeri tekan di tempat yang sakit

Data Objektif
1. Kulit di daerah yang sakit : kemerahan, bengkak, warna oranye
2. Adanya luka terbuka
3. Linfangitis
4. Takikardia, hipotensi
5. Pemeriksaan lab : lekosit 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan


2. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan turgor, sirkulasi
dan edema
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi mengenai penatalaksanaan perawatan di rumah
INTERVENSI

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan


‫־‬ Kaji lokasi dan intensitas nyeri serta skala nyeri
‫־‬ Jelaskan kebutuhan akan imobilisasi
‫־‬ Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis tubuh
untuk mencegah penekanan dan kelelahan
‫־‬ Bantu & ajarkan penanganan nyeri, penggunaan imajinasi,
relaksasi & lainnya.
‫־‬ Tingkatkan aktifitas distraksi
‫־‬ Berikan analgesik jika diperlukan, kaji keefektifannya
Intervensi (lanjutan...)

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor,


sirkulasi dan edema
- Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna dan jumlah cairan
- Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peninggian
ekstremitas dan imobilisasi
- Gunakan kompres dan balutan
- Pantau tanda-tanda vital terutama suhu, lapor dokter jika ada
peningkatan suhu tubuh
-

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai


penatalaksanaan perawatan di rumah
- Demonstrasikan perawatan luka dan balutan, tekankan
pentingnya tehnik aseptic
- Jelaskan tanda dan gejala untuk dilaporkan ke dokter :
 nyeri luka atau penambahan cairan
 demam, menggigil dan sakit kepala
 bau dari balutan dan luka
- Diskusikan jadual pengobatan, meliputi nama, tujuan, dosis & efek samping
- Tekankan pentingnya diet nutrisi untuk meningkatkan pemulihan luka
- Tingkatkan kunjungan evaluasi ke dokter
-

Evaluasi

1. Klien melaporkan pengurangan nyeri dan ketidaknyamanan dalam batas yang


dapat ditoleransi
- menampakkan ketenangan, ekspresi muka yang rileks
- bergantian tidur dengan aktifitas yang sesuai

2. Klien dapat memperlihatkan integritas kulit kembali baik


- lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut
- kulit bersih, kering dan area sekitar bebas dari edema
- suhu normal

3. Klien dapat meningkatkan pengetahuannya


- Melaksanakan perawatan luka dengan benar dengan tehnik yang tepat
- Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang diharapkan, tanda
infeksi dan jadual obat.

Anda mungkin juga menyukai