- Varicella
o Etiologic : VZV
o Patofisiologi : menular lewat airborne. Replikasi pertama kali di lnn respiratory tract,
lalu replikasi lagi di hepar dan lien,
VZV memiliki kemampuan latensi yang sama seperti HSV (kalo HSV di ganglion), namun
VZV latensinya pada ganglion dorsalis. Ketika terjadi reaktivasi, virus keluar dari
ganglion dorsal menyusuri sensory nerve sehingga muncullah nyeri dan rash yang
bersifat dermatomal
o Manifestasi :
Trias : malaise, low grade fever, lesi polimorfik
Lesi dari macula papule vesicle pustule central umbilication
crusta dalam 12-14 jam
Persebaran dari wajah truncal ekstremitas
Secondary bacterial infection sering berupa impetigo, selulitis, erysipelas
Disseminated primary varicella infection berupa pneumonia
o Pemeriksaan penunjang : Tzank test
o Tx : sama dengan HSV, hanya dosisnya lebih tinggi
Asiklovir 5x800
Valasiklovir 3x1000
- Herpes Zoster
o Etiologic : reaktivasi dari VZV, jadi pasien ada riwayat dulunya terkena varicella
o Patofisiologi : reaktivasi VZV yang laten di ganglion radix dorsalis, bisa diakibatkan
stress fisik atau psikis, sehingga virus berjalan lewat saraf sensoris, dan muncullah
nyeri + rash sesuai dermatome sensoris nervus yang terkena
o Manifestasi klinis :
Gejala prodromal berupa demam, nyeri, dan paresthesia
Adanya macule eritem papul vesicle ulkus berubah dalam 24 jam,
sesuai dengan dermatome (paling sering pada area thorax)
Bisa juga pada area wajah Hutchinson Sign (lesi herpes sudah mencapai
ujung hidung berarti sudah ada keterlibatan n. nasociliaris cabang dari n.
ophtalmicus)
Herpes Ophtalmicus adanya reaktivasi VZV pada ganglion trigeminal
Ramsay hunt syndrome adanya reaktivasi virus pada ganglion geniculatum,
sehingga terjadi manifestasi sensoris (nyeri pada area yang dipersarafi nervus
V, paralisis n. facialis)
TRIAS : nyeri pada area wajah dan telinga, vesicle pada external ear, facial
paralysis
Zoster multiplex lesi pada lebih dari 1 dermatome
Zoster sine herpete adanya nyeri, hipoestesia,bahkan bisa ada motor
weakness namun tidak ada lesi
Terapi :
Asiklovir 5x200mg
Valasiklovir 2x500mg
Untuk Post Herpetic Neuralgia amitriptilin 100mg, gabapentin
300mg
- HFMD
o Etiologic : coxsackie virus
o Patofisiologi : menular airborne, inkubasi 1 minggu, sering pada anak2
o Manifestasi klinis
Diawali dengan demam, nyeri pada mulut dan sakit tenggorokan
Macula pada mukosa oral, buccal, dan di palatum vesikel erosi berbentuk
erythematous halo
Macula papul vesikel dasar eritem pada kaki, tangan, area sekitar mulut
o Tx : supportive, menghindari makan asam
- Molluscum Contagiosum
o Etiologic : Pox virus
o Patofisiologi :
Virus menyebabkan adanya proliferasi epitel yang lobulated, dipisahkan oleh
septa fibrous.
Bagian tengah lesi mengalami kerusakan paling hebat, sehingga membentuk
badan hialin yang besar badan molluscum atau badan Henderson-Paterson
Pada anak -> cenderung pada bagian truncal, leher, ekstremitas, penularan
biasanya lewat kontak langsung
Pada dewasa biasanya ditularkan lewat hub sex, sehingga cenderung di
bagian paha, pantat, lower abdomen
Pada wajah JARANG, biasanya pada pasien imunokopromise
Biasanya terbentuk badan molluscum pada sisi yang terdapat microtrauma,
lalu terjadi autoinokulasi BEDAKAN DENGAN KOEBNER PHENOMENON
PADA PSORIASIS
o Manifestasi Klinis
Asymptomatic
Gatal bisa ditemukan
Tampakan papul dome shaped dengan umbilicated center, yang jika
dipecahkan bagian tengah tersebut tampak badan molluscum
Anak anak -> leher, truncal, ekstremitas
Dewasa yangs ex active lower abdomen, pantat, paha
Immunocompromised wajah
o Terapi :
Observasi bisa menghilang dalam waktu 2 bulan
Obat :
cantharidin
Imiquimode
Podofilin
TCA
- Non genital Wartz
o Etiologic : HPV
Verruca vulgaris HPV 2 dan 4
Butcher’s warts HPV 7
Deep palmoplantar wartz HPV 1
o Patofisiologi virus bereplikasi di dalam sel epitel yang sudah terdiferensiasi,
menyebabkan tampilan hiperkeratotik
o Manifestasi klinisi
Verruca vulgaris papul hiperkeratotik, permukaan irregular dan kasar,
biasanya pada tangan dan kaki
Butcher’s wartz biasanya pada tangan, sering pada orang jual daging,
bentuk seperti kembang kol (cauliflower like)
- Eritrasma
o Etiologi : Corynebacterium minutissimum
o Predileksi : pada area lipatan,
o Tanda dan Gejala :
Patch eritem berbatas tegas
Pada area lipatan seperti aksilla, inguinal
- Intertrigo
o Etiologic : streptococcus grup A, B, dan G, Corynebacterium
o Predileksi : pada area lipatan misal : inguinal
o Tanda dan gejala :
Nyeri
Gatal
Patch eritem
Pada infeksi strepto bisa invasi ke subkutis
o Diagnosis :
Kultur bakteri, KOH (untuk eksklusi jamur)
- Impetigo
o Etiologi : staphylococcus aureus , streptococcus (impetigo krustosa). Bisa diakibatkan
adanya kerusakan minor pada kulit sebelumnya
o Ada 2 jenis
Impetigo krustosa
Strepto atau staphylo
Biasanya pada anak anak di area wajah terutama perioral, perinasal
Tampak krusta honeycomb berwarna kuning dengan dasar eritem,
Jika krusta copot dapat ada erosi
Impetigo bullosa
staphylococcus
Pada neonates, di intertriginous
Tampak adanya bula berisi cairan kuning jernih bullae hipopion
Kulit di bawah bullae normal
Eritem berbentuk halo
- Ektima
o Etiologic : infeksi staphylococcus aureus, diawali impetigo krustosa, atau bisa juga
diawali adanya insect bites
o Tanda : ulkus yang dalam, dengan krusta keras di atasnya, nyeri. Bisa berkembang dari
impetigo
- Abscess inflamasi akut atau kronis, disertai dengan terkumpulnya pus pada jaringan.
Tampak sebagai pembengkakan dengan fluktuasi di bagain tengahnya.
- Folliculitis infeksi dan inflamasi pada follicle rambut
- Furunkel nodul yang letak nya dalam, nyeri, disertai adanya pus, didahului folliculitis
- Karbunkel furunkel yang konfluens
- Terapi :
o Jika terutup oleh krusta atau pus kompres rivanol 3x1 selama 1 jam
o Jikat tidak tertutup salep mupirocin 2% atau asam fusidat 2% 2x1 selama 7 hari
o Antibiotic sistemik
Eritromisin 4x250-500 mg
Kloksasilin 4x250-500mg
Amoxiclav 3x250-500
o Insisi dan drainase untuk abses dan karbunkel
- Erysipelas
o Adanya infeksi pada bagian dermis superficial
o Lesi berbatas tegas, merah, bengkak minimal
o Bisa mengenai lnn
- Selulitis
o Adanya infeksi pada bagian dermis lebih dalam
o Lesi tidak berbatas tegas, merha minimal, namun dominan bengkak
o Mengenai limfonodi
o
- Phlegmon
o Adanya infeksi + bengkak + supurasi pada lapisan subkutan (lemak), bisa sampe otot
- Terapi :
o Elevasi tungkai
o Kompres dingin
o Antibiotic sistemik
Amoxicillin 3x500mg 7 hari
Cephaleksin 4x500mg, 7 hari
Jika alergi betalactam : azithromycin 4x250-500mg
- Cutaneus Anthrax
o Etiologic : bacillus anthrax
o Penularan : diakibatkan oleh adanya inokulasi spora pada bagian kulit yang terluka
o Tampakan :
Ada papul vesikel pecah ulcer dengan tepi edema dan eschar hitam
Predileksi di wajah dan ekstremitas superior
o Terapi :
Doksisiklin 2x100 mg selama 60 hari
Ciprofloxacin 3x500mg selama 60 hari
- Kandidiasis kutis
o Etiologi : candida sp, paling sering candidia albicans
o Manifestasi klinis : sebenarnya bisa juga menyebabkan candidiasis oral, candidiasis
vaginalis,candidiasis kuku, candidiasis mukokutan kronis, dan candidiasis diseminata
Pada kutis : biasanya pada daerah lipatan dan mudah lecet (inframammae,
inguinal, ketiak), tampakan patch atau macula eritem batas tegas membasah
dengan lesi satelit di sekitarnya berupa macula, papula, pustule
Pada candidiasis kuku kuku tampak tebal dan keras, berwarna coklat
kehijauan di bagian lateral kuku, tampak Beau’s line, namun kuku masih
mengilap, tidak rapuh, dan tidak ada debris di bawha kuku
Pada paronikia candidiasis inflamaasi pada soft tissue di sekitar kuku,
sehingga menimbulkan gejala merah, bengkak, nyeri, kutikula terretraksi, bisa
ada pus
Beau’s line
candidiasis mukokutan kronis adanya infeksi dari kulit, mukosa, kuku.
Berhubungan dengan defek imun
kandidiasis diseminata penyebaran secara hematogen, bisa menyerang kulit,
mulut serta GIT, dan organ lain. Pada kulit : lesi papul eritem, dengan bagian
tengah yang hemoragik kadang nekrotik
candidiasis oral ada pseudomembran putih pada mukosa oral, buccal.
o Diagnosis/ PP
KOH 10% tampakan pseudohifa
o Terapi :
Kandidiasis kutis
mikanozol 2% atau klotrimazol 1% 2dd1
sistemik : flukanazol 150mg/minggu, itraconazole capsule 100-200mg/hari
selama 5 hari
Kandidiasis kuku
Kuku tangan itrakonazol 2 dosis denyut (1 dosis denyut =
200mg/hari dalam 1 minggu, lalu istirahat 3 minggu) atau flukonazol
150mg/minggu minimal 2 bulan
Kuku kaki itraconazole 3 dosis denyut, atau flukanazol
150mg/minggu selama 3 bulan
Paronikia
Local : timol 4% dalam alkohol
Sistemik : ketoconazole 200mg/hari atau flukonazol 150mg/minggu
hingga sembuh
Kandidiasis oral
Ringan nystatin 400.000-600.000 U 4 x 1
Sedang – berat flukonazol 150mg/hari atau itraconazole 100-200
mg/hari selama
Kandidiasis mukokutan
Flukonazol 2x150 mg/hari hingga sembuh
Itrakonazol 200-600 mg/hari hingga sembuh
- Dermatofitosis : disebabkan oleh
o Trikofiton menyerang 3 (TRI) yaitu kulit, kuku, rambut
o Epidermofiton kulit dan kuku
o Microsporum kulit dan rambut
- Penunjang :
o Lampu wood floresensi kuning kehijauan
o Mikroskopis hifa tidak bersekat
- Tinea Kapitis
o Patogenesis : jenis jamur ada yang ektotriks, adan yang endotriks
Eksotriks athroconidia menyerang bagian luar sehingga merusak kutikula
rambut
Enditriks athroconidia secara kronis merusak bagian dalam rambut namun
bagian kutikula tidak rusak
o Manifestasi klinis :
Non inflammatory tampakan plaq/patch abu abu, dikarenakan
arthoconidida yang merusak kutikula dan menutupi ujung rambut patah.
Kebotakan bersifat diffuse atau bulat.
Black dot tampakan adanya black dot karena rambut patah + pelebaran
folikel, kebotakan tidak diffuse.
Kerion tampak nodule nodule inflamasi, plak purulent yang boggy, seperti
honeycomb, rambut tidak patah namun dapat dengan mudah dicabut. Bisa
terbentuk pus pada follicle rambut, dan bisa terbentuk sinus (mycetoma like
grains)
Favus pembentukan scutula (kursta kuning, berisi debris hifa dan kulit)
pada follicle rambut, disertai mousy odour
o Diagnosis
Tanda cardinal yaitu : populasi risiko, adanya skuama tipikal (gray patch, kerion,
black dot), alopecia, dan pembesaran limfonodi
Rambut patah (pada gray patch, black dot) atau mudah dicabut (pada kerion)
dilakukan pull test. Pull test (+) jika 1-2 helai rambut tercabut
o Penunjang
Wood lamp warna kuning kehijauan pada tipe gray patch
Mikroskopis dengan specimen rambut untuk liat adanya athrospora,
athroconidia, hifa. Pada endotriks (di dalam rambut), pada ektotriks (di luar
rambut, merusak kutikula), pada favus (athroconidia yang berbaris tidak rapat
dan ada air space)
- Tinea Corporis
o Tampakan : adanya plak eritem dengan skuama, central healing, lesi bentuk anular
o Predileksi : di area trunkus, lengan atas, paha, bokong
- Tinea Cruris
o Tampakan : plak eritem, skuama, central healing, lesi anular.
o Predileksi : area inguinal
- Tinea Manus
o Tampakan : dyshidrotic type skuama kering disertai adanya hyperkeratosis dan
fissure pada tangan
- Tinea Pedis Jenis :
o Interdigit : biasanya pada jari 4-5, tampakan adanya skuama kering, maserasi, fissure
o Mosaic adanya skuama dengan dasar eritem, dikelilingi oleh papule minuta,
biasanya pada heels, dorsum pedis
o Bullae type/inflammatory type kutu air, bisa di bagian jari kaki, heels, soles,
tampaka adanya vesikel vesikel yang berisi cairan
o Tipe ulcerative sudah ada infeksi bakteri sekunder staphylococcus
- Tinea barbae folliculitis pada janggut atau kumis.
- Terapi dermatofitosis
o Local miconazole 2% 2dd1, klotrimazol 1% 2dd1
o Sistemik
Griseofulvin
1x500 mg atau 2 x 250 mg untuk tinea cruris, corporis
2x500 mg atau 4x250 mg untuk tinea pedis dan onychomicosis
2-4 minggu tinea cruris, corporis, barbae
4-6 minggu tinea capitis
4-8 minggu tinea pedis
4 bulan onikomikosis di manus
6 bulan onikomikosis di pedis
Ketoconazole 200mg/hari
Itraconazole caps : 100mg/hari
Flukonazol 150mg/hari
- PVC
o Etiologic : Malassezia furfur
o Manifestasi klinis
Gatal
Predileksi pada area seboroik
Lesi patch hipo/hiperpigementasi, bentuk bulat, ada skuama halus (+)
o Penunjang :
Wood lamp floresensi kuning keemas an
Mikroskopis skin scraping spaghetti meatball appearance (ada hifa pendek
dan spora)
o Terapi :
Local :
Ketoshampoo 2% pada area lesi, 5 menit sebelum mandi, selama 3
hari berturutan
Selenium sulfide 2,5% 15-20 menit selama 3 hari berturut, diulang
seminggu kemudian, selama 3 bulan
Sistemik
Ketokonazol 200mg selama 10 hari
Itrakonazol 2x200 mg
Flukonazol 300mg/minggu
- Pytiriasis Rosea
o Etiologic : reaktivasi dari HHV 6 dan 7
o Gejala klinis
Sering pada wanita, usia muda
lesi primer : macula/plak eritem/ salmon patch dengan skuama collarette
(Herald’s Patch)
lesi sekunder : macula/plak eritem yang lebih besar dari lesi primer, mengikuti
Langer Line kulit, membentuk gambaran Christmas Tree
o Terapi
Topical : calamine
Sistemik
Kortikosteroid
Eritromisin 4 x250 mg 7 hari
Asiklovir 3x400 7 hari
PARASIT
- Skabies
o Etiologic : sarcoptes scabiei huminis
o Cardinal sign
Ada lesi khas : adanya kanalikuli warna abu dengan vesicle atau papule di
ujung kanalikuli
Pada area predileksi : interdigiti, wrist, siku, glans penis, areola
Nocturnal pruritus karena scabies menaruh telur pada saat malam hari
Ada riwayat tinggal bersama >4 orang dalam satu ruangan/berganti pakaian
handuk dengan orang lain/ ada riwayat orang serumah memiliki gejala yang
sama
o Penunjang
Burrow ink test tinta digosok lalu dihapus, tertinggal tinta pada kanalikuli
Skin scrapping pada area lesi, difiksasi dengan mineral oil. Pake KOH jika pada
scabies yang banyak krustanya untuk mengurangi keratin
o Terapi :
Permethrin 5% saat malam hari seluruh tubuh, lalu diulang 1 minggu
kemudian. TIDAK UNTUK BUMIL DAN ANAK<2 bulan
Salep 2-4 Sulfur presipitatum dipakai 3 hari berurutan, 1x saat malam.
Aman untuk anak dan bumil
- Pediculosis
o Etiologic : kutu (pediculus)
o Predileksi : kepala pediculosis capitis, pediculosis pubis, badan pediculosis corporis
o Manifestasi : sky blue spot ada macula biru pada area gigitan kutu
o Terapi :
permethrin 1% selama 2 jam pada area lesi
malathion lotion 0,5% semalaman
obati satu keluarga
cuci badan / kepala/ area genital dengan air hangat selama 5 menit dengan
suhu >53 derajat
o Cutaneus Larva Migrant
Etiologi : adanya invasi larva Ancylostoma pada kulit akbat adanya
microtrauma sebelumnya
Manifestasi klinis : lesi serpiginosa dengan vesikel atau papul.
Terapi :
Albendazole 1 x 400 mg
Ivermectin 2x 6 mg
Topical corticosteroid
- TB Kulit
o Etiologi : mycobacterium TB
o Patofisiologi
Direct inoculation manifestasi menjadi Verrucous TB dan TB chancre
Penyebaran ekstensi dari lesi primer skrofuloderma, TB orificial
Penyebaran lewat darah TB Milier, Lupus Vulgaris
Penyebaran lewat limfogen Lupus Vulgaris
o Manifestasi klinis
Verrucous TB adanya plak verrucous (hyperkeratosis) dengan bagian
tengah atrofi atau membentuk fissure yang mengeluarkan nanah atau
keratinous mass, warnanya merah-cokelat -ungu. Sering pada lutut, siku,
tangan, kaki
Terjadi pada pasien yang telah terinfeksi TB + direct inoculation
TB chancre adanya papul yang pecah membentuk ulkus dangkal, tidak
nyeri. Terjadi pada pasien yang sebelumnya belum pernah kena TB
Skrofuloderma ada ekstensi infeksi dari focus primer (limfadenitis TB),
sehingga sering terjadi pada area aksila inguinal. Tampakan nodul yang pecah
menjadi ulkus tepi ireguler, sembuh dengan cribiform scarring
TB orificial imunnya jelek, ada autoinokulasi. Ulkus bergaung eritem
purulent hemorrhagic
Lupus Vulgaris penyebaran kronis secara hematogen dari focus primer
infeksi, menyebabkan terbentuknya nodul cokelat dengan konsistensi
gelatinous (apple jelly nodule). Nodul berkembang menjadi tidak beraturan
dan bisa meyebabkan kanker
Penunjang : diascopy penekanan pada nodul irregular dengan object glass
menampilkan apple jelly nodule.
TB millier persebaran TB secara hematogen menuju organ lain,
memberikan manifestasi papul pustule eritem-violaceous, hemorrhagic
o Terapi :
- LEPRA
o Etiologi : penulara ndari mycobacterium lepra, masa inkubasinya bisa 5-10 tahun
o Patofisiologi :
o Manifestasi klinis : periksa mulai dari inspeksi wajah, sensoris dan penebalan saraf
perifer, generalis, lokalis lesi
Fasies leonine akibat adanya reaksi nodul pada wajah pasien lepra
Paralisis nervus 7 lagoftalmos
Hipoestesi s/d anestesi pada regio saraf sensoris yang terkena
Patch hipo/hiper/eritema, hipoestesi
Penebalan pada saraf perifer seperti n. auricularis magnus (bersilangan
dengan m.sternocleidomastoid), n. ulnaris, n radialis, n. fibularis communis,
dan n. tibialis posterior
o Klasifikasi untuk pengobatan
Paucibaciller lesi nodul <5, kerusakan nervus 1, pemeriksaan acid fast tidak
ada basil
Multibaciller lesi nodul >=5, kerusakan nervus >1, pemeriksaan AFB
terdapat basil utuh minimal 1 /100 lapang pandang
o Klasifikasi riddle Jopling untuk studi leprae, guiding treatment, serta dapat
memperkirakan kemungkinan komplikasi ak
o Treatment
PB selama 6 bulan
Hari 1 – Rifampicin 2x300mg, dapsone 1x100mg
Hari 2-28 dapsone 1x100mg, piridoksin 1x1
MB 12 bulan
Hari 1 – rifampicin 2x300mg, clofazimine 3x100mg, dapson 1x100mg
Hari 2-28 – dapsone 1x100mg, clofazimine 1x 50 mg, piridoksin 1x1
intinya, pada
lepra relapse, lesi muncul di tempat lesi lama, dan pasien sebelumnya sudah mendapat terapi yang
adekuat, lalu ada kerusakan saraf di tempat yang sama dengan yang lama, dan merespon terhadap
terapi MDT sebelumnya. Sedangkan pada tipe 1, bisa muncul lesi baru, onset akut, dan membutuhkan
pengobatan tambahan selain MDT
o
o Terapi : steroid oral MP 3x8 mg, antihistamin cetirizine 2x 5 mg
- Eritema Multiforme
o Etiologic : bisa diakibatkan obat (sulfonamid, penisilin, cefalosporin, kuinolon,
antikonvulsan, analgetic, NSADI, antifungal)
Bisa juga dikarenakan agen infeksi (HSV< EVB, CMV, Hep Virus, streptococcus)
o Patofisiologi L hipersensitivitas tipe 4, muncul 72 jam setelah ingesti suatu obat atau
infeksi . lesi biasanya muncul pada distal ekstremitas seperti tangan ,dorsum tangan,
soles, forearms, feet, elbow
o Klasifikasi
Eritema multiforme minor <10 % BSA yang terkena, lesi typical berbentuk
target, 0-1 keterlibatan mukosa biasanya are oral, eritem membentuk ulcer.
Eritema multiforme mayor >10 % BSA yang terkena, lesi bisa typical
maupun atypical, >2 keterlibatan mukosa (bisa oral, conjungtiva, nasal)
o Terapi :
Hentikan pengobatan
Atasi infeksi virus (paling sering herpes) dan bakteri
Pemberian steroid
- SJS dan TEN
o Etiologic : hipersensitivitas terhadap obat obatan (mirip sih sebenernya penyebab
obatnya, seperti antibiotic sulfon, kuinolon, dll)
o Patofisiologi : merupakan tiper hipersensitivitas tipe IVc yang didasari kerja dari
Cytotoxic Lymphocyte T
o Bentuk lesi : eritema papul vesikel bullae pecah dan nekrotik. Patognomonik :
TERGEOTID LESION bagian tengah nekrotik/vesicle diliputi oleh pinggiran yang
eritem.
o Area predileksi : paling sering pada truncus, jarang kea rah ekstremitas
o Nikolsky sign + ketika diberikan firm sliding pressure, menyebabkan terangkatnya
epidermis meninggalkan area yang merah,
o Klasifikasi
SJS : <10 % BSA yang terkena, berupa eritema, bulla yang detachment, serta
nekrosis meluas, melibatkan area mukosa bisa mulut, mata, dll
SJS-TEN : 10-30%
TEN : >30 % BSA terkena, adanya eritem atypical target, detach bullae, dan
nekrosis
o Terapi :
Hentikan pemberian obat segera
Rawat di burn unit
Start IV RL / NS
Dalam 2 minggu, nutrisi diberikan via NGT untuk mengganti protein yang
hilang
Antacid diberikan untuk mengurangi kemungkinan gastric bleeding
Steroid diberikan IV, 4-7 hari, high dose
- Pemfigus vulgaris
o Etiologi : penyakit autoimun
o Patofisiologi : adanya antibody anti desmoglein 1 (kulit) dan 3 (mukosa) yang
targetnya adalah desmoglein pada keratinocyte. Desmoglein berfungsi sebagai
pengukat desmosome pada sel epidermis. Akibatnya terjadi akantolisis, dimana
desmosome rusak ikatan antar sel keratinocyte hancur muncullah bula yang
kendur, bullae merupakan bulla intraepidermal
o Tampakan klinis
Terbentuknya bullae flaccid yang generalisata muncul pada kulit yang sehat
dikarenakan adanya akantolisis, sehingga desmosome yang mengikat antar sel
keratinosit hancur
Terdapat juga bullae pecah menjadi erosi dan ulkus pada mukosa oral,
buccal, gingiva bisa bertahan selama minggu – bulan
Nikolsky sign + (firm sliding pressure menyebabkan terankatnya kulit) , asbu
Hansen sign + (indirect nikolsky sign, dimana bagian tepi dari bullae jika
ditekan menyebabkan terangkatnya epidermis, sehingga bullae meluas)
o Penunjang
Biospi kulit tampak bullae intraepidermal
Indirect atau direct immunofloroskopi
o Terapi
Rituximab
Antitumor necrosis sulfasalazine
Plasmaparesis
IvIG
- Bullous Pemfigoid
o Etiologi : adanya antibody BP ag 1 dan 2
o Patofisiologi : antibody BPag1 dan2 menempel pada membrana basalis dari epidermis,
lalu menyebabkan teraktivasi komplemen serta adanya inflamasi, sehingga
hemidesmosome yang merekatkan antara membrana basalis dengan sel basal
epidermis rusak terjadi pemisahan antara epidermis dan dermis terbentuk
bullae subepidermis, bullae rigid
o Manifetasi klinis
Bullae tegang, dapat muncul dari area kulit yang sehat atau sebelumnya sudah
ada urticaria
Gatal
Paling sering pada area fleksural dan truncus
Keterlibatan mukosa jarang
Nikolsy sign (=)
o Terapi
Immunosupressan azatioprin
Steroid prednisone
Rituximab antitumor necrosis
- Dermatitis Atopik
o Etiologic : hipersenstivitas tipe I yang dimediasi oleh IgE
o Patofisiologi : salah satu bentuk dari allergic march, awalnya dermatitis atopi, lalu
berlanjut menjadi alergi makanan, asma, atau rhinitis. Ada ketidakseimbangan antara
Th 1 (bersifat infalamtori) dan Th2.
Tahapan terdiri dari sensitisasi (pada saat allergen pertama kali memasuki tubuh) dan
elisitasi (ketika sudah terbentuk igE spesifik untuk allergen, pada paparan kedua ige
menempel pada reseptor yang ada di superficial sel mast, lalu sel mast terdegranulisi)
o Kriteria diagnosis : Hanifin Rajka, minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor
Kriteria mayor
Gatal
Adanya episode berulang
Pada infant atau anak2, lesi eksema terdapat pada wajah dan
esktensor
Pada dewasa, lesi eksem + liken berada di area fleksura
Riwayat keluarga atopi
o
o
- Terapi
o Pelembap kulit petroleum gel 2 kali sehari
o Topical steroid dengan kekuatan sedang seperti betametason valerat 1-2 kali sehari
o Antihistamin 2 x 1
- DKA dan DKI
Onset dan evolusi Tidak begitu cepat (12- Cepat (beberapa jam)
72 jam)
Lesi Batas tegas, terbatas Terbatas pada area
pada area tertentu, yang terkena oleh
namun bisa menyebar iritan
Eritema papul Eritema vesikel
vesikel
Causative Tidak tergantung pada Bahan yang
jumlah paparan menyebabkan iritas,
Contoh ; nikel, karet, sehingga derajat
kosmetik, krom, keparahan penyakit
tergantug pada jumlah
paparan
Ex : sabun, detergent
Pacth test + -
Etiologi Reaksi Non immunology `
hipersensitivitas tipe
4, ada proses
sensitisasi dan elisitasi
Simptoms Lesi gatal Lesi gatal dan nyeri
o Penunjang :
Patch test dilakukan 2 minggu setelah dermatitis
indikasi pada DKA idiopatik, pemakaian steroid kronis, dermatitis yang tidak
hilang dengan cepat
Prosedur ditempelkan patch yang berisi allergen, dijaga tetap kering hingga
48 jam. Pada 72-96 jam dinilai adanya eritem, papul, vesikel
- Acne Vulgaris
o Patofisiologi : acne diawali dengan terbentuknya comedo. Comedo dihasilkan dari
hiperkeratinisasi dari folikel rambut + produksi sebum yang meningkat akibat
pengaruh androgen. Comedo akan menyumbat follicle, dan ditambah dengan adanya
kolonisasi dari p. acne menyebabkan inflamasi
o Klasifikasi :
Ringan komedonya <20, inflamasi <15, nodul –
Sedang komedonya 20-100, inflaamsi 15-50, nodul <5
Berat komedonya >100, infalamasi >50, nodul >=5
o Terapi
Ringan
Jika tipe komedonal topical retinoid 0,05-0,1 %
Jika tipe papulopustular topical retinoid + antibiotic topical
Sedang
Untuk tipe papulopustular dan nodul topical retinoid, antibiotic
oral, dengan atau tanpa Benzil perooksida
Berat oral isotretinoin
o
o Etiologic :
Biasanya diakibatkan kemoterapi obat antimetaboliit, mitotic inhibitors, dll
Obat tersebut menyebabkan pertumbuhan dari folikel rambut terganggu
Radiasi pada area kepala dan leher
Pemphigus vulgaris
o Pemeriksaan fisik
Pull test + jika terambil minimal 2 helai rambut. Pull test bisa negative jika
pasien sudah melewati fase active shedding
Force extraction 10-20 helai rambut, lalu diamati di bawah mikroskop, jika
25% merupakan rambut telogen diagnosis tegak.
o Terapi :
Reassurance pada pasien bahwa telogen effluvium merupakan kondisi yang
reversible
Minoksidil
- Vitiligo
o Etiologic : autoimun, genetic
o Patofisiologi : hipomelanosis menyebabkan adanya depigementasi pada kulit.
o Klasifikasi
Vitiligo lokalisata terdiri dari
Vitiligo fokal hanya pada satu area namun tidak 1 segmen
dermatom
Vitiligo segmental mengenai 1 segmen dermatom
Vitiligo mucosal hanya di membrane mukosa
Vitiligo generalisata biasanya terjadi secara simetris (koebnerisasi(
Vitiligo acrofacial mengenai wajah dan ekstremitas
Vitiligo vulgaris di banyak tempat, hampir total
o Terapi :
Psoralen 0,6mg/kgBB 2 jam sebelum penyinaran dengan UVA
Psoralen contohnya : metoksalen 10mg kapsul
Jika tidak mempan dengan psoralen ganti dengan MBEH 20%
- Melasma
o Kebalikannya vitiligo, terdapat hipermelanosis pada bagian wajah atau sunexpose
o Etiologic : sun exposure atau hormonal (misal menggunakan pil kontrasepsi)
o Terapi :
Gunakan sunblock reapply tiap 2 jam
No estrogen exposure
Hidroquinon untuk depigmentasi
- Alopecia
o Alopecia areata tempat tidak menentu, berbentuk oval atau bulat, non scarring,
khas : exclamation point hairs
o Alopecia androgenic kebotakan tipe pada laki – laki, dimulai pada bagian vertex
o Alopecia traction karena tarikan rambut (sering disebut alopecia pada orang yang
suka mengepang rambut)
o Alopecia post partum terjadi 2-3 bulan post partum , berhubungan dengan
kekurangan nutrisi pada ibu setelah melahirkan
o Cicatricial alopecia kebotakan yang meninggalkan sikatriks pada permukaan kulit
kepala
o Terapi : minoksidil
- SCC nodule hiperkeratosis, membentuk ulkus, pada area helix, lower lip, genital, bagain
forearm lateral.
- BCC rodent ulcer, biasanya pada area wajah
- Melanoma perhatikan ABCDE (asimetri, border, color, diameter, evolving