RUMAH SAKIT DR. SALAMUN BANDUNG P3D Unisba Bandung RUAM
Ruam adalah lesi yang terlihat pada
kulit dikarenakan suatu penyakit. Kondisi dapat merupakan penyakit kulit primer atau proses gejala sistemik. Ruam dengan demam Erythema Toxicum
• idiopati dan non-infeksi
• Pewarnaan gram menunjukkan lesi mengandung multipe eosinofil • Makula merah dengan pustul kecil berwarna kuning atau putih. • Ruam sering muncul selama beberapa hari pertama kehidupan dan menetap sampai 2 minggu Varicella (chickenpox)
• Chickenpox disebabkan infeksi primer
varicella zoster virus. • Terdapat gejala prodormal pendek berupa nyeri tenggorokan, demam, setelahnya varicella menyebabkan lesi vesikular yang bulat, gatal, di scalp dan trunk. • Lesi ini menjadi pustular lalu akan menjadi krusta lalu akan menghilang tanpa membentuk scarring, jika tidak terjadi superinfeksi. Herpes zoster (shingles)
• Zoster disebabkan oleh virus yang sama
oleh penyebab chickenpox – VZV – tapi terjadi karena reaktivasi VZV, yang bertahan laten di sel saraf. • Karakteristik ruam berupa erupsi vesikel pada distribusi dermatomal, walaupun mungkin terdapat satu atau dua spot diluar dermatom. Karakteristik ruam vesikular herpes zoster biasanya mengenai single dermatom dan jarang melewati midline. • Rasa nyeri jarang terjadi pada anak-anak, anak yang lebih tua terkadang memiliki lesi yang nyeri. Herpes simplex virus (HSV)
• sering asimptomatik, presentasi paling
sering selama anak-anak disertai gingivostomatitis. • Anak mengalami demam dan berkembang ulcer di gusi mukosa buccal dan faring, dan sering di pipi dimana saliva mengalir. • Mungkin terdapat bengkak pada wajah dan kemerahan Enterovirus
• Lokasi spesifik sering ditemui pd infeksi
virus coxsackie tipe enterovirus • dikenal sebagai penyakit tangan-kaki dan mulut: dimulai vesikel dimulut yang membesar menjadi luka, serta timbul erups di tangan, kaki dan perineum • Tidak terjadi deskuamasi saat menghilang Impetigo
• disebabkan streptococcus pyogenes atau
staphylococcus aureus. • Lesi awal adalah papul erythem, yang progresi menjadi vesikel lalu menjadi ulkus dangkal yang dikelilingi eksudat krusta berwarna-madu. • Lesi sering ditemukan pada area kulit yang mengalami trauma, dan sering disekitar hidung, mulut dan ekstremitas. Measles
• 3-5 hari prodormal dengan tampilan
demam, malaise, konjungtivitis, coryza dan batuk. • Demam tinggi, yang menetap setelah ruam muncul • Penyebaran ruam ke bawah dari area preaurikular dan wajah lalu menyebar keseluruh tubuh. • Kecenderungan ruam menjadi berwarna coklat lalu mengalami deskuamasi setlah 5-6 hari Rubella • karakteristik rubella adalah limfadenopati pada retroaurikular, posterior cervical dan posterior oksipital • Ruam pada rubella berwarna merah muda, dan mulai timbul di leher dan muka dan menyebar ke seluruh tubuh lebh cepat dari campak, biasanya dalam 24-48 jam sudah menyeluruh. • Kemerahan jarang bergabung sehingga terlihat sebagai bintik-bintik merah kecil. • Hari ke 3 biasanya erupsi di bagian tubuh mulai memudar dan tinggal menyisakan bagian ekstremitas saja, yang kemudian menghilang tanpa deskuamasi. Penyakit Kawasaki
• tampilan klinis : demam tinggi mencapai
40°C yang menetap 5-30 hari dengan ruam, cervical lymphadenopathy, non- eksudat konjungtivitis, stomatitis dan bengkak atau kemerahan di tangan dan kaki. • Ruam tidak spesifik dan dapat seperti erythema multifore, demam skarlet, campak, urtikaria atau reaksi obat. • Biasanya ruam tidak gatal dan sementara atau cepat menghilang. • Penyakit arteri koroner berkembang pada 20-25% pasien. Erythema infectiosum (slapped cheek disease, fifth disease)
• Infeksi parvovirus B19 memproduksi ruam
yang berkembang dalam 2 stage. • Tampilan pertama adalah “slapped cheeks”; erythema di area malar seperti luka bakar matahari pada anak yang sehat, atau memiliki gejala sistemik maialise dan demam ringan. • Pasien kemudian akan mengalami reticulated macular erythema pada ekstremitas. Roseola Infantum • diawali demam tinggi 3-5 hari dan gejala sistemik ringan, sebelum akhirnya ruam muncul secara bersamaan dengan penurunan suhu tubuh kembali normal. • Ruam terdiri dari makul atau papul kecil berwarna rose-pink, yang dapat morbiliform dan paling menonjol di trunk dan wajah. • Etiologi paling sering adalah human herpesvirus 6 (HHV-6). • Anak dengan campak akan demam saat ruam muncul, sebaliknya anak dengan roseola menjadi afebrile saat ruam muncul Staphylococcal skin infection
• Tampilan SSS dapat sama dengan
erythema toxicum • kulit mungkin dapat berupa indurasi dan pustul mungkin dapat diselingi dengan vesikel dan bullae. • Bentuk paling parah, staphylococcal scalded skin syndrome, terdapat erythema yang meluas dengan tampilan klinis sepsis, dengan skin loss yang meluas. Kondisi ini mengancam jiwa. Staphylococcal scalded skin syndrome • Manifestasi infeksi S. aureus paling sering terjadi pada anak dibawah 5 tahun. • Fokus infeksi termasuk nasofaring, traktur urinrius, umbilicus dan kulit. • dimediasi oleh staphyococcal epidermolytic toxin A atau B. • Lesi terdiri dari scarlatina form, eritroderma generalisata, diikuti oleh keterlibatan organ dalam dan penyakit sistemik yang parah. • dengan pemberian antibiotik ksembuhan akan erjadi tanpa terbentuk scarring. • • Eritroderma akan progresi menjadi tampilan berkerut (wrinkle), kemudian membentuk bullae sterile dan erosi, dengan kehilangan epidermis yang ekstensif. • Konjungtiva menjadi eritematous dan purulen. • Dapat terjadi komplikasi dari skin loss, yaitu ketidakseimbangan elektrolit dan infeksi sekunder. kehilangan lapisan kuli bersifat superfisial, sehingga akan terjadi kesembuhan dgn pemberian antibiotik. Demam Skarlet • Manifestasi sistemik infeksi Streptococcus pyogenes, akibat produksi exotoxin. • Demam skarlet menyebabkan ruam eriematous, halus yang dikarakteristikkan dengan tekstur sandpaper (ampelas). • Lesi awalnya muncul di trunkus lalu menyebar secara cepat. • Tampilan lainnya adalah inflamasi lidh dengan papilla menonjol (strawberry tongue) dan pucat sirkumoral, dengan ruam dikulit sekitar mulut. Toxic shock syndrome • Secara definisi, tampilan klinis termasuk demam tinggi, ruam dengan deskuamasi, hipotensi dan keterlibatan paling sedikit 3 sistem organ. • Organisme yang berhubungan dengan sindrom ini adalah S. aureus dan S. pyogenes. • ruam secara khas merupakan eritroderma difus dan diikuti dengan hiperemia konjungtiva dan membran mukosa lainnya. Meningococcemia
• Disebabkan Neisseria meningitidis
• Pada beberapa pasien, gejala prodormal yang sering terjadi yaitu batuk, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, muntah dan mual. • Pasien dengan akut meningococcemia terlihat sakit dan biasanya muncul dengan karakteristik ruam petekie, demam tinggi, takipne, takikardi dan hipotensi ringan, pada stage awal ruam dapat berupa makulopapular Erythema Multiform • EM dikarakteristikkan dengan erupsi tiba- tiba makula atau plak eritematous, paling menonjol di permukaan ekstensor upper limb. • Lesi berbentuk donat, dengan cincin luar eritematous, dan bagian dalam pucat disekitar bagian tengah yang gelap/nekrotik (target lesions • Lesi hilang dalam waktu satu minggu sampai 10 hari. • Lesi dikarakteristikkan simetris bilateral • Lesi oral dapat terjadi (tapi permukaan mukosa lain tidak terlibat Steven-Johnson syndrome
• Perbedaan penting dengan EM, erupsi
terjadi pada 2 atau lebih permukaan mukosa, lesi lebih menyebar, dan terjadi progresi formasi bullae dan krusta hemoragik. • Ulserasi mukosa di mulut dan genitalia terjadi dan sangat sakit. • Sering terdapat keterlibatan organ dalam dan gejala prodormal flu-like upper respiratory ilness. • Agen infeksius paling sering adalah Mycoplasma pneumonia, penyebab utama lainnya adalah obat. Ruam tanpa demam Urtikaria
• Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kuit
yang ditandai dengan patch yang sedikit elevasi, halus, eritematous dan sering diikuti rasa gatal yang berat. • Lesi akan hilang tanpa scarring dalam beberapa jam. • urtikaria pada pasien kurang dari 5 tahun paling sering disebabkab oleh virus. • Pruritus kurang terasa dibandingkan dengan reaksi alergi. • Lesi yang berat dapat menyebabkan diskolorasi warna ungu (purple urticaria). Reaksi Obat
• Manifestasi kutaneus adalah bentuk paling
sering dari efek samping obat pada anak. Reaksi obat dapat berupa urtikaria, tetapi semua variasi morfologi dapat terjadi.