Anda di halaman 1dari 12

Varicella

Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah epidemiologi menular

Dosen pengampu:
Drg. Yunita Dyah Puspita Santik NIP. 19830605.200912.2.004

Oleh; Fatkhur Rohman Kusuma Budi Artiyaningrum Pristi Rahayu Fitri Jayaningrum Candra Kusumadewi M. Rizal (6411410066 / 03) (6411410092 / 04) (6411 410093 / 04) (6411410096 / 04) ( 6411410097 / 04) (6411410098 / 04)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Varisela / Chicken pox

Definisi Penyakit ini di masyarakat dikenal dengan sebutan Cacar Air, dengan kata lain (chicken pox). Varicella adalah penyakit infeksi yang bersifat akut yang disebabkan oleh virus dan sangat menular yang menyerang kulit dan mukosa, terutama terjadi pada anak-anak.

Epidemiologi Varicella terdapat diseluruh dunia dan tidak ada perbedaan ras maupun jenis kelamin. Varicella terutama mengenai anak-anak yang berusia dibawah 20 tahun, terutama 3 6 tahun dan hanya sekitar 2 % terjadi pada orang dewasa. Di Amerika, varicella sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 10 tahun dan 5 % kasus terjadi pada usia lebih dari 15 tahun dan di jepang umumnya terjadi pada anak-anak dibawah usia 6 tahun sebanyak 81,4 %. Varicella menyerang biasanya pd musim peralihan, antara musim panas ke musim hujan atau sebaliknya. Di Indonesia, tidak banyak data yang mencatat kasus varicela atau cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemi cacar air pada daerah tertentu saja. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menyebutkan, selama periode Januari hingga November 2007, sedikitnya 691 warga terkena penyakit cacar air atau varicela. Jumlah penderita terbanyak pada kecamatan Kembaran dengan 155 pasien, kemudian kecamatan Kalibagor 79 penderita, dan kecamatan Karanglewas 75 orang.

Etiologi Penyebabnya adalah virus varicella-zoster. Penamaan virus ini member pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit varicela, sedangkan reaktivitasi menyebabkan herper zoster.

Patogenesis Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe ( viremia pertama ) kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan malaise.Permulaan bentuk lesi pada kulit

mungkin infeksi dari kapiler endothelial pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan glandula sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da akhirnya menjadi crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel ini akan berada pada lapisan sel dibawah kulit. Dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih

dalam.Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak, dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A. Penularan secara airborne droplet. Virus dapat menetap dan laten pada sel syaraf. Lalu dapat terjadi reaktivitas maka dapat terjadi herpes Zooster.

Gejala Cacar Air (Varicella, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang sering timbul dan menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal. Walaupun tanda dan gejala ringan, tapi pada anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna, penyakit ini dapat menjadi berbahaya. Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan, nafsu makan menurun. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat. 24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkangangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rectum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Gejalanya mulai timbul (masa inkubasi) dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Biasanya pasien sudah terinfeksi virus selama lebih dari 48 jam sebelum gejalanya muncul. Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping. Cacar air

jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus.

Stadium Masa inkubasi sekitar 11 21 hr, rata-rata 13 17 hr. Terdapat dua Stadium: 1. Stadium Prodromal 24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas yang tidak terlalu timbul, terdapat gejala panas yang tidak terlalu tinggi, perasaan lemah (malaise), sakit kepala, anoreksia, rasa berat pada punggung dan kadang-kadang disertai batuk kering diikuti eritema pada kulit dapat berbentuk scarlatinaform atau morbiliform. Panas biasanya menghilang dalam 4 hari, bilamana panas tubuh menetap pertlu dicurigai adanya komplikasi atau gangguan imunitas. 2. Stadium Erupsi Dimulai saat eritema berkembang dengan cepat (dalam beberapa jam) berubah menjadi macula kecil, berisi cairan jernih , tidak umbilicated dengan dasar eritematous, mudah pecah serta mengering membentuk krusta, bentuk ini khas dan lebih dikenal sebagai tetesan embun/ air mata

Penularan Virus ini ditularkan melalui percikan ludah (droplet) penderita atau melalui bendabenda yang terkontaminasi oleh cairan vesikel dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

Komplikasi Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal. Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang dewasa. Komplikasi yang dapat dijumpai varicella yaitu: 1. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Sering dijumpai infeksi pada kulit dan timbul pada anak-anak yang berkisar antara 5-10%. Lesi pada kulit tersebut menjadi tempat masuk organism yang virulendan apabila infeksi meluas dapat menimbulkan impetigo, furunkel, cellulitis, dan erysipelas Organisme infeksius yang sering menjadi penyebabnya adalah

streptococcus grup A dan staphylococcus aureus 2. Scar Timbulnya scar yang berhubungan dengan infeksi staphylococcus atau streptococcus yang berasal dari garukan 3. Pneumonia Dapat timbul pada anak-anak yang lebih tua dan pada orang dewasa, yang dapat menimbulkan keadaan fatal. Pada orang dewasa insiden varisela pneumonia sekitar 1:400 kasus 4. Neurologic Acute postinfeksius cerebelar ataxia, sering muncul tiba-tiba, selalu terjadi 2-3 minggu setelah timbulnya varisela Encephalitis, gejala ini sering timbul selama terjadinya akut varisela, yaitu beberapa hari setelah timbulnya ruam.

5. Herpes zoster Komplikasi yang lambat dari varisela, timbul beberapa bulan hngga tahun setelah terjadinya infeksi primer. VZV menetap pada ganglion sensoris. 6. Reye syndrome Keadaan ini berhubungan dengan penggunaan aspirin, tetapi setelah digunakan acetaminophen (antipiretik) secara luas, kasus reye syndrome mulai jarang ditemukan.

Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng). Diagnosis ditegakkan dengan melihat lesi kulit yang khas, berupa : Lesi klasik berupa air mata berbentuk oval dengan kemerahan pada kulit bagian dasarnya. Lesi kulit timbul pada tubuh dan wajah, dengan diawali bentola kemerahan yang membesar selama 12 14 hari menjadi besar, berair, berisi nanah dan kering. Lesi biasanya terletak pada sentral tubuh atau anggota gerak bagian proksimal (lengan, paha) dan menyebar ke bawahnya tetapi tidak terlalu banyak. Lesi yang terdapat diseluruh tubuh terdiri atas lesi kulit yang tidak seragam (berbeda stadium erupsinya). Benjolan berair dapat timbul di mukosa (mulut, penis, vagina) membentuk luka yang tidak dalam. Suhu tubuh pasien akan meningkat sampai 39,5 C selama 3 6 hari setelah terbentuknya lesi kulit. Benjolan dapat berdarah. Penyebaran ke kulit lainnya dalam bentuk pengaktifan kembali. Dapat disertai dengan nyeri hati (perut atas kanan), dan disertai badan menjadi kuning. Pemeriksaan terhadap fungsi nafas, saraf pusat, sendi dan tulang karena memungkinkan terjadi infeksi pada organ-organ tersebut.

Pemeriksaan Laboratorium Untuk pemeriksaan virus varicella zoster (VZV) dapat dilakukan beberapa test yaitu: 1. Tzanck Smear Preparat di ambil dari discraping dasar vesikel yang masih baru, kemudian diwarnai dengan pewarna yaitu hematoxylin-eosin, Giemsas, Wrights, Toluidine blue ataupun Papanicolaous. Dengan menggunakan miskroskop cahaya akan dijumpai multinucleated giant cells Pemeriksaan ini sensitifitasnya sekitar 84% Tes ini tidak dapat memebedakan antara virus varisela zoster dengan herpes simpleks virus 2. Direct fluorescent assay (DFA) Preparat di ambil dari scraping dasar verikel tetapi apabila sudah berbentuk krusta pemeriksaan dengan DFA kurang sensitif Hasil pemeriksaan cepat Membutuhkan mikroskop fluorescence Tes ini dapat menemukan antigen virus varisela zoster Pemeriksaan ini dapat membedakan antara VZV dengan herpes simpleks virus

3. Polymerase chain reaction (PCR) Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sangat sensitive Dengan metode ini dapat digunaakan berbagai jenis preparat seperti scraping dasar vesikel, dan apabila sudah berbentuk krusta dapat juga digunakan sebagai preparat, dan CSF Sensitifitas berkisar 97 - 100% Tes ini dapat menemukan nucleic acid dari virus varisela zoster

4. Biopsi kulit Hasil pemeriksaan histopatologis : tampak vesikel intraepidermal dengan degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada dermis bagian atas dijumpai adanya lymphocytic infiltrate..

Penatalaksanaan Pasien harus diisolasikan dari orang lain, begitu juga untuk kebutuhan sehari-harinya. Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala seperti gatal (antihistamin-difenhidramin), demam (parasetamol) diperlukan agar mengurangi tingkat berat penyakit. Pemberian obat

antivirus berupa acyclovir per oral direkomendasikan dalam 48 jam awal pasien mengeluh gejala cacar air. Pemberian acyclovir per vena di rekomendasikan pada pasien dengan komplikasi berat, gangguan sistem imunitas dan bayi. Pemberian varicella-zooster immuno globulin (VZIG) diberikan kurang dari 96 jam setelah terpapar, yaitu pada : Wanita dengan kehamilan Anak dengan gangguan sistem pertahanan tubuh Bayi baru lahir dengan ibu tertular varicella dalam 5 hari sebelum melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan. Bayi prematur usia 28 minggu atau lebih muda dengan orangtua tanpa riwayat cacar air sebelumnya.

Terapi Terapi yang biasanya dilakukan adalah terapi suportif untuk peningkatan kondisi sistem kekebalan tubuh dan terapi untuk mencegah infeksi sekunder (infeksi penyakit lain yang menyusul infeksi oleh suatu penyakit) akibat lesi/luka dari vesikel-vesikel yang timbul.

Pengobatan Pengobatan yang diberikan biasanya berupa pengobatan suportif/ simptomatik dan menjaga higienis yang baik agar terhindar dari infeksi sekunder. Pada anak usia sekolah sebaiknya diistirahatkan dulu dirumah, guna mencegah penularan terhadap teman-teman di sekolahnya. Dan boleh masuk kembali apabila keropengnya sudah mengering dan demamnya sudah turun. Dapat digunakan obat-obatan antipiretik untuk mengurangi demam, namun sebaiknya menghindari penggunaan aspirin, karena dapat menyebabkan sindrom Reye. Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya: kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun menjaga kebersihan tangan kuku dipotong pendek pakaian tetap kering dan bersih. Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin).Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir. Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya

diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama. Obat alernatif lainnya yaitu: Famsiklovir, valasiklovir, vidarabin dan interferon.

Pencegahan Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan. Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi pasif atau aktif:

1. Imunisasi aktif Vaksinasinya menggumakan vaksin varicella virus (Oka Strain) dan kekebalan yang didapat dapat bertahan hingga 10 tahun. Daya proteksi melawan varicella berkisar antara 71-100% Vaksin efektif jika diberikan pada umur 1 tahun dan direkomendasikan diberikan pada usian 12-18 bulan. Anak yang berusia 13 tahun yang tidak mendrita varicella direkomendasikan diberikan dosis tunggal dan anak lebih tua diberikan dalam dua dosis dengan jarak 4 8 minggu. Pemberian secara subcutan Efek samping: kadang-kadang dapat timbul demamataupun reaksi local seperti ruam, makulopapular atau vesikel, terjadi pada 3-5% anak-anak dan timbul 10-21 hari setelah pemberian pada lokasi penyuntikan. Vaksin varicella: varivax Tidak boleh diberikan pada wanita hamil, oleh karena dapat menyebabkan terjadinya congenital varicella.

2. Imunisasi pasif Menggunakan VZIG (Varicella Zooster imunoglobin).

Pemberiannya dalam waktu 3 hari (kurang dari 96 jam) setelah terpajan VZ, pada anak-anak imunokompeten terbukti mencegah varicella sedangkan pada anak imunokompromais pemberian VZIG dapat meringankan gejala varicella

VZIG dapat diberikan pada: Anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun yang belum pernah menderita varicella Usia pubertas > 15 tahun yang belum pernah menderita varicella dan tidak mempunyai antibody terhadap VZV Bayi yang baru lahir, dimana ibunya menderita varicella dalam kurun waktu 5 hari sebelum atau 48 jam setelah melahirkan. Bayi premature dan bayi usia 14 hari yang ibunya belum pernah menderita varicella Anak-anak yang menderita leukemia atau lymphoma yang belumpernah menderita varicella

Dosis: 125 U/ 10kg BB Dosis minimum 125 U dan dosis maksimum 625 U

Pemberian secara IM tidak diberikan IV Perlindungan yang didapat bersifat sementara

Prognosis Prognosis untuk penderita cacar air tanpa adanya komplikasi sangat baik. Pada penderita dengan infeksi paru angka kematian hingga 10% pada penderita tanpa gangguan sistem pertahanan tubuh, dan angka kematian hingga 30% pada penderita dengan gangguan sistem pertahanan tubuh.

Daftar Pustaka

Ilmu penyakit kulit dan kelamin, FKUI Prof. Dr Soedarto, DTM&H, PhD, Sp.Park, Penyakit kulit Menular di Indonesia, Jakarta: CV Sagung Seto;2009 Ramona Dumasari Lubis : Varicella dan Herpes Zoster, 2008 http://medicastore.com/penyakit/38/Cacar_Air.html http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-pada-penyakitvarisela.html http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/05/09/cacar-air-varisela/

Anda mungkin juga menyukai