Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya tidak menggosoknya dengan handuk
terlalu keras. Untuk menghindari gatal, sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung
menthol sehingga mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak
teriritasi. Untuk yang memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang
tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengonsumsi makanan bergizi untuk
mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah- buahan yang
mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat dibuat juice.
Pencegahan
imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan
bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya
dengan kekebalan tubuh.
Pengobatan
Varicella ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan daya
tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi penggobatan "Asiklovir" berupa tablet 800 mg
per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12 tahun ke atas) selama 7-10 hari dan
salep yang mengandung asiklovir 5% yang dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6
kali sehari selama 6 hari. Larutan "PK" sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi
biasanya juga digunakan.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang
ditimbulkan dengan banyak mengonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal setelah
mengonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung dari buah-buahan
segar seperti juice jambu biji, juice tomat dan anggur. Vitamin E untuk kelembaban kulit bisa
didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya, ataupun rumput laut. Penggunaan lotion
yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar sembuh diperlukan untuk
menghindari iritasi lebih lanjut
Bagaimana dengan ibu hamil dan bayi ?
Seorang ibu hamil yang belum pernah terkena penyakit cacar air, dan dia tidak menderita
penyakit gangguan imunitas lainnya; bila ia terjangkit penyakit cacar air, virus di tubuh
ibunya dapat menulari bayi dalam kandungannya melalui placenta. Penting untuk diingat :
bila infeksi terjadi dalam 28 minggu pertama kehamilannya dapat terjadi sebuah kelainan
bernama congenital varicella syndrome atau fetal varicella syndrome (sindroma cacar air
pada bayi dalam perut ibu). Efek dari penyakit ini bagi sang bayi bermacam-macam tingkat
bahayanya, yaitu :
Gangguan saraf : kerusakan saraf spinal (tulang belakang), gangguan saraf motorik
(penggerak) dan sensorik (perasa), hilangnya reflex, sindroma Horner, dan lain-lain.
Gangguan kulit : timbul jaringan parut (seperti luka dalam), gangguan warna kulit,
dan lain-lain.
Infeksi bayi pada usia tua kehamilan atau sesaat setelah lahir disebut sebagai varicella
neonatus. Pada usia kehamilan yang lanjut infeksi cacar air beresiko menimbulkan kelahiran
prematur.
2. Selang seminggu, virus akan menyebar lagi ke seluruh tubuh lewat aliran
darah, termasuk ke kulit dan menimbulkan benjolan kulit berisi cairan
(vesikel). Virus juga akan masuk kembali ke sistem pernapasan dan melalui
sistem ini menular ke orang lain.
3. Beberapa hari kemudian, virus akan dibersihkan dari tubuh oleh sistem
kekebalan tubuh. Penderita akan sehat kembali. Setelah itu, dia akan
mempunyai kekebalan terhadap virus. Itulah sebabnya kebanyakan orang
hanya menderita cacar air sekali seumur hidup.
4. Tetapi pada beberapa orang lainnya, virus tidak hilang sama sekali. Virus tetap
ada dalam tubuh, yaitu dalam keadaan "bertapa" (dorman) di dalam serabut
saraf dekat sum-sum tulang belakang. Suatu saat, virus yang bertapa ini dapat
aktif kembali, menimbulkan penyakit yang disebut herpes zoster. Penyakit ini
ditandai oleh rasa kesemutan, gatal, dan nyeri yang diikuti oleh timbulnya
benjolan merah dan lepuh. Dibandingkan cacar air, herpes zoster lebih sulit
diobati.
5. Gejala cacar air biasanya diawali oleh benjolan kecil berwarna merah dalam
jumlah banyak. Kemudian menjadi benjolan yang berisi cairan bening.
Selanjutnya, benjolan akan kempes dan akan terbentuk semacam kerak
jaringan (krusta).
6. Benjolan pada awalnya banyak tumbuh di dada, punggung, atau wajah.
Kemudian akan menjalar ke bagian tubuh lainnya seperti kepala, mulut,
hidung, telinga, dan daerah genital.
7. Gejala lain yang timbul antara lain adalah demam, nyeri tenggorok, nyeri
perut, sakit kepala. Gejala ini biasanya muncul sebelum timbul gejala kulit.
8. Cacar air sangat menular. Awal penularan terjadi 2 hari sebelum munculnya
gejala kulit. Penularan akan berakhir ketika benjolan kulit sudah mengalami
perkerakan.
9. Munculnya ruam-ruam di kulit. Cacar air ditandai dengan bintik-bintik merah
berupa gelembung berisi gelembung cairan bening yang muncul setelah 24
IMPETIGO
Impetigo adalah infeksi pyococcus di kulit superficial, dengan kata lain hanya terbatas
di epidermis saja.1,7 Etiologinya paling banyak disebabkan oleh kuman Staphylococcus
aureus dan Streptococcus -haemolyticus grup A.1-4,7-12
Impetigo Krustosa
Sinonim
Impetigo kontangiosa, impetigo vulgaris, impetigo tillbury Fox.1
Etiologi dan Epidemiologi
Disebabkan oleh Streptococcus -haemolyticus grup A, namun bisa juga campuran
antara Streptococcus dan staphylococcus aureus.1,4
Infeksi ini biasanya terjadi pada anak-anak walaupun orang dewasa bisa terkena
penyakit ini. Frekuensi sama antara pria dan wanita. Dapat mengenai semua bangsa dan lebih
sering daerah tropis. Infeksi mudah meluas secara inokulasi melalui tangan, handuk, atau
baju.2,13
Predileksi
Impetigo ini biasanya mengenai daerah-daerah tubuh yang tidak tertutup, biasanya
pada muka, khususnya disekitar lubang hidung dan mulut (karena dianggap sumber infeksi
dari dari daerah tersebut), kulit kepada dan ekstremitas. Tapi apabila mengenai bayi, dapat
terjadi di seluruh bagian tubuh.1,2,8,9
Manifestasi klinis
Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa makula eritematosa yang segera
berubah menjadi vesikel yang terletak di intra epidermal antara stratum korneum dan stratum
granulosum. Lesi tersebut mudah pecah dan akan langsung mengeluarkan cairan seropurulen
yang tipis dan agak transparan. Eksudat yang mongering akan membentuk krusta yang
berwarna kuning keemasan (honey colored crust), yang akan terakumulasi lapis demi lapis
sehingga menjadi tebal. Krusta biasanya dapat dilepaskan, meninggalkan permukaan yang
merah, halus, dan lembab yang dengan cepat akan keluar eksudat lagi. Sebagian lesi dapat
meluas ke perifer disertai penyembuhan di bagian tengh (central healing) sehingga menjadi
bentuk anuler atau girata.7,9
Lesi impetigo adalah superficial, sehingga tidak sampai terbentuk ulkus atau infiltrate
yang dalam dan penyembuhannya tanpa sikatriks atau atropi. Lesi biasa tidak nyeri, tapi
kadang-kadang dikeluhkan rasa gatal dan terbakar, dan sebagian besar penderita mengalami
limfadenopati regional.9
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pewarnaan gram dari cairan vesikel yang baru akan ditemukan kokus-kokus
gram positif. Biakan daerah yang bersekret atau di bawah krusta akan ditemukan biakan
Streptococcus dan Staphylococcus. Dapat juga ditemukan leukositosis pada pemeriksaan
darah tepi, terutam apada infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus. 4,7
Prognosa
Jika tidak diobati impetigo akan berlangsung terus dengan lesi baru yang muncul
selama beberapa minggu. Pada beberapa individu dapat sembuh spontan setelah bertahan
sekitar satu bulan, kecuali ada kelainan kulit yang mendasari seperti eczema, yang dapat
berkembang menajdi kronis dan lebih dalam, misalnya ektima. Jarang sekali timbul
komplikasi selulitis atau bakteremia. Bila timbul komplikasi GNA maka prognosa pada anak-
anak lebih bagus daripada orang dewasa. Demam reumatik tidak pernah dilaporkan sebagai
kompliksi dari impetigo.7,11
Pengobatan
Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salep antibiotik. Kalau banyak diberikan
pula antibiotik sistemik.1 Pengobatan topikal maupun sistemik sebaiknya dilakukan selama 57 hari.7
Impetigo Bulosa
Sinonim
Impetigo vesikobulosa, cacar monyet.1
Etiologi dan Epidemiologi
Biasanya Staphylococcus aureus.1-3,5,7-10 Dapat menyerang semua umur namun lebih
banyak pada anak-anak. Frekuensinya sama pada pria dan wanita. Lebih banyak terdapat
pada daerah tropis dengan udara panas. Lingkungan yang kotor serta hygiene yang kurang
juga merupakan salah satu faktor predisposisi.2
Predileksi
Sering terdapat pada wajah9, aksila, dada, punggung1, dan tangan.13
Manifestasi Klinis
Keluhan utama berupa lepuh yang timbul akut pada kulit sehat. Ukurannya bervariasu
dari milier hingga lentikuler.2 Karakteristik dari penyakit ini adalah perkembangan yang cepat
dari vesikel menjadi bula yang lembek.7 Bulla sering mengandung pus, dan sering timbul
berkelompok atau berlokasi di lipatan tubuh. Dinding bula tipis, menggantung, dan kadang
tampak hipopion. Jika bula pecah akan menimbulkan erosi yang superficial dan krusta yang
coklat datar dan tipis.7,6 Kadang-kadang waktu penderita berobat, vesikel/bula telah pecah
sehingga yang tampak hanya skuama koloret dan dasarnya masih eritematosa.1
Pemeriksaan Laboratorium
Pewarnaan Gram dari eksudat bula menunjukan kokus gram positif dalam kelompok.7
Prognosis
Baik, sembuh tanpa sikatrik. Pada pasien berkulit hitam lesi akan menyembuh dengan
hiperpigmentasi.9 Namun pada pasien yang tidak diobati, infeksi yang invasive dapat
menyebabkan komplikasi berupa selulitis, limfangitis, dan bakteriemia, sampai terjadi
osteomielitis, sepsis arthritis, pneumonitis, dan septikemia.7,9
Pengobatan
Kebanyakan Streptococcus aureus yang menyebabkan impetigo sudah resisten
terhadap penicillin. Oleh karena itu golongan sefalosporin seperti cephalexin (Keflex),
eritromisin (Ilosone), atau dicloxacillin (dynapen) dapat dipilih sebagai antibiotik. Untuk lesi
yang tidak luas kita dapat menggunakan salep Mupicorin (Bactroban) 2% tiga kali sehari.8
Menjaga kebersihan diri sangatlah penting untuk mencegah penyebaran peyakit ini.
Membersihkan dengan sabun antibakteri dan membersihkan krusta dengan lembut dan hatihati dapat mempercepat proses penyembuhan. Mengganti handuk, sapu yangan dan alat
pencukur secara berkala sangat dianjurkan.8
Impetigo Neonatorum
Impetigo neonatorum merupakan varian impetigo bulosa yang terdapat pada
neonatus.1
Sinonim
Bullous impetigo of newborn.
Etiologi dan Epidemiologi
Staphylococcus aureus, Streptococcus, dan bakteri-bakteri gram negative, misalnya
Escherichia coli. Impetigo neonatorum sangat menular, dan dapat menjadi wabah. Sering
terjadi di rumah sakit dengan hygiene yang buruk.10,13
Manifestasi Klinis
Kelainan kulit yang mirip dengan impetigo bulosa yaitu vesikel, pustule, bula kendor
yang berbatas tegas dan mudah pecah serta membentuk erosi tanpa krusta. Dapat mengenai
seluruh bagian tubuh tetapi paling sering mengenai kulit kepala, muka, dan daerah popok.
Terdapat skuama dan koloret. Bula cepat menjalar, timbul pada pagi hari dan pada sore hari
bisa bertambah banyak. Terdapat gejala konstitusi seperti demam, malaise, diare dengan feses
berwarna hijau.1,10,13
Pada awal penyakit, lesi biasa hanya terdapat pada wajah dan tangan, dan gejala
konstitusi masih belum timbul.10,13
Komplikasi
Impetigo neonatorum dapat berkembang dengan ce[at menjadi bakteremia,
pneumonia, atau meningitis.10
Pengobatan
Antibiotik harus diberukan secara sistemik. Topical dapat diberikan bedak salisil 2%.
nanah/pus)
yang
mudah
pecah
dan
menjadi
papul
dengan
keropeng/koreng berwarna kunig madu dan lengket yang berukuran <2cm dengan kemerahan
minimal atau tidak ada kemerahan disekelilingnya, sekret seropurulen kuning kecoklatan
yang kemudian mengering membentuk krusta yang berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan,
di bawah krusta terdapat daerah erosif yang mengeluarkan sekret, sehingga krusta akan
kembali menebal. Sering krusta menyebar ke perifer dan menyembuh di bagian tengah.
Kemudian pada Bullous impetigo bula yang timbul secara tiba tiba pada kulit yang sehat dari
plak (penonjolan datar di atas permukaan kulit) merah, berdiameter 1-5cm, pada daerah
dalam dari alat gerak (daerah ekstensor), bervariasi dari miliar sampai lentikular dengan
dinding yang tebal, dapat bertahan selama 2 sampai 3 hari. Bila pecah, dapat menimbulkan
krusta yang berwarna coklat, datar dan tipis2,4.
1. Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ke-4. Jakarta : FKUI. 2006.
Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur
dari spesies Candida albicans.Adanya jamur pada diri manusia adalah hal yang alami dan
memang selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut, tenggorokan, vagina, dan
pada sistem pencernaan lainnya.
2.2 Jenis-Jenis Candidiasis
Berbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada alat-alat yang
terkena. Conant, 1971 (dalam Siregar, 2005) membagi kandidiasis dalam beberapa
kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir, kandidiasis kutis, dan reaksi id.
1. Kandidiasis selaput lendir, misalnya:
a. Kandidiasis oral
Disebut juga Oral trush, memberi gambaran klinis berupa stomatitis akut.
Pada selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih kekuninggan yang timbul
dari dalam selaput lendir yang merah yang disebut membran palsu.membran palsu
ini dapat meluas sampai menutupi lidah dan palatum mole.
Kandidiasis oral pada mukosa bibir, tampak bercak-bercak berupa
membran palsu
Lesi-lesi ini dapat juga terlepas dari selaput lendir sehingga dasarnya tampak
merah dan mudah berdarah.
Penderita selalu mengeluh sakit, terutama bila waktu tersentuh makanan.
Kandidiasis oral ini banyak diderita oleh bayi baru lahir, penderita penyakit
manahun yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau penderita keganasan
yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.
b. Perlece
Kelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi perlunakan kulit yang
mengallami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-pecah, kemudian
terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Faktor predisposisi yang dapat
menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan vitamin B2 (riboflavin), pada orang
tua yang tidak dapat menutup mulutnya dengan baik hingga air liur keluar terus.
Hal ini akan menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.
Perlece pada sudut mulut, terlihat erosi dan fisura
c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis
Vaginitis karena kandida selalu disertai oleh vulvovaginitis. Hal ini disebabkan
terjadi kontak langsung dari sekret-sekret vagina yang mengalami infeksi
sehingga daerah vulva ikut mengalami infeksi.
Pada mukosa vagina terlihat ada bercak putih kekuningan, meninggi dari
permukaan, yang disebut vaginal trush. Bercak-bercak ini terdiri dari gumpalan
jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel epitel. Dari liang vagina keluar
sekret vagina yang mulala encer kemudian menjadi kental dan pada keadaan yang
menahun tampak seperti butir-butir tepung yang halus. Di dalam gumpalan sekret
ini terdapat elemen-elemen kandida dan epitel, dan secara kontinuitatum
menyebabkan infeksi di daerah vulva senhingga terjadi vulvovaginitis. Labia
minora dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil bewarna merah
disertai dengan daerah yang erosi.
Kelainan ini dapat menjalar sampai ke kulit sekitarnya hingga seluruh kulit
lipat paha dan perineum menjadi merah, bengkak, erosi, dan terdapat lesi-lesi
satelit. Penderita selalu merasa gatal, panas, dan sakit pada waktu buang air kecil.
Faktor predisposisi untuk timbulnya vulvovaginitis adalah kegemukan.
Diabetes militus, higiene yang kurang, infeksi kronis di dalam vagina dan serviks,
serta pengaruh obat-obat antihamil dan kehamilan.
d. Kandidiasis balantis dan balanoptisis
Sering terjadi pada pria yang tidak dikhitan, di mana glans penis tertutup terus
oleh preputium.
Balantits tampak berupa bercak-bercak eritema dan erosi pada glan penis dan
sering disertai dengan pustulasi. Kelainan ini dapat meluas sampai sokrotum,
perineum, dan kulit di lipat paha, yang terlihat daerah-daerah eritematosa dan lesilesi satelit disertai rasa gatal dan rasa sakit atau panas.
Faktor predisposisi ialah tidak dikhitan, kegemukan, peminum alkohol,
hiperhidrosis, diabetes militus, penderita penyakit kronis atau keganasan dan
pemakai obat-obat antibiotik atau sitostatik.
yang banyak mengandung kandida maka dapat tumbuh dengan subur dan
terjadilah kandidiasis perinal dan kandidiasis popok.
Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan lipat pantat
menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih. Pemakaian antibiotik dan
kortokosteroid dapat menjadi faktor yang mempermudah terjadinya infeksi
kandida di daerah-daerah ini.
b. Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa ikut terkena,
seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat paha, sering disertai
glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat berupa eksematoid yang
disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula milier yang generalisata.
c. Kandidiasis kutis granulomatosa
Bentuk ini sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah yang
ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada
dasarnya, membentuk granuloma menyerupai tanduk.
Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam rongga
faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga yang dapat
disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa 28,3% dari otomikosis
disebabkan oleh kandida.
3. Reaksi id
Kadidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida. Infeksi kandida
dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di tempat lain.
Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang keras, sangat
gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang jari-jari atau tempattempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi skuamasi atau kulit yang mengelupas.
Kelainan alergi ini tidak dapat disembuhkan selama penyakit primernya belum
sembuh. Biasanya infeksi primer dapat disembuhkan dalam usus, vagina, atau selasela jari kaki dan tangan.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada seseorang
digolongkan dalam dua kelompok :
1. Faktor endogen
a. Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi pada :
i. Kehamilan, terjadi perubahan di dalam vagina
ii. Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat, mudah terjadi
maserasi kulit, memudahkan infestasi candida.
iii.
iv.
v.
karsinomadan leukemia
Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotic, kortikosteroid dan
vi.
sitostatik
Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, seperti gigi palsu, infus dan
lupus
eritematosus,
kateter.
b. Umur
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
iRmunologinya tidak sempurna.
c. Gangguan imunologis
Pada penyakit genetic seperti Atopik dermatitis, infeksi candida mudah
terjadi.
2. Factor eksogen
a. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat terutama pada
lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini mempermudah invasi
candida.
b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air mempermudah
invasi candida.
c. Kebersihan dan kontak dengan penderita. Pada penderita yang sudah terkena
infeksi (kandidiasis di mulut) dapat menularkan infeksi kepada pasangannya
melalui ciuman.
Kedua factor eksogen dan endogen ini dapat berperan menyuburkan
pertumbuhan candida atau dapat mempermudah terjadinya invasi candida ke dalam
jaringan tubuh.
2.5 Patofisiologi
Kandidiasis oral sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh candida
glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang terdapat di dalam
rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau
perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh.
Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan
infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur
candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan
Penatalaksanaan
I.
Terapi Suportif
1. Pengobatan rasional pada hemofilia adalah menormalkan kadar faktor anti hemofilia
yang kurang.
keluar.
Elevation (ditinggikan), usahakan daerah yang mengalami luka berada pada
karena
keterlambatan
pengelolaan
akn
mnyebabakna
kecacatan
dan
SKABIES
PENDAHULUAN
Skabies adalah akibat infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes
scabiei yang menyebabkan dermatosis dan telah menginfestasi manusia
selama 2.500 tahun lamanya. Spesies Sarcoptes mempunyai sejumlah
varietas yang masing-masing bersifat host spesifik. Penyebab skabies
Ga
mbar 2.Siklus hidup Sarcoptes scabiei varian hominis
Sarcoptes scabiei betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat
di permukaan kulit untuk kemudian membentuk terowongan, dengan
kecepatan 0,5 mm- 5 mm per hari. Terowongan pada kulit dapat sampai
ke perbatasan stratum korneum dan stratum granulosum. Di dalam
terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang
lebih 30 hari dan bertelus sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan
menetas setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan
kulit untuk kemudian masuk kulit lagi dengan menggali terowongan
biasanya
sekitar
folikel
rambut
untuk
melindungi
dirinya
dan
melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk
dewasa ialah 10-14 hari.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi
disebabkan sensitisasi terhadap ekskresi sekret tungau yang memerlukan
waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit
menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan
lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi krusta, dan infeksi
sekunder.
MANIFESTASI KLINIK
Pruritus pada malam hari merupakan gejala skabies yang utama,
karena aktivitas tungau meningkat pada suhu yang lembab dan hangat.
Lesi khas skabies adalah papul yang gatal sepanjang terowongan yang
berisi tungau. Lesi umumnya simetrik dengan tempat predileksi di sela jari
tangan, fleksor siku dan lutut, pergelangan tangan, umbilikus, skrotum,
penis, aksila, abdomen bagian bawah, bokong, areola mammae dan labia
pada wanita, tetapi sebagian besar dari terowongan ini hilang akibat
garukan. Sejauh mana penyakit ini menginfeksi bergantung
pada
mammae
dan
nipple
pada
payudara
wanita,
(Panel
D)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis pasti skabies ditegakkan dengan ditemukannya tungau
melalui pemeriksaan mikroskop, yang dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain:
1. Kerokan kulit; ini dicapai dengan menempatkan setetes minyak
mineral di atas liang dan kemudian menggoreskan longitudinal
menggunakan skapel no 15. Kerokan diletakkan pada kaca objek,
diberi kaca penutup, dan dengan mikroskop pembesaran 20X atau
100X dapat dilihat tungau, telur atau skibala.
2. Pengambil tungau dengan jarum; jarum dimasukan ke dalam bagian
yang gelap dan digerakan tangensial. Tungau akan memegang ujung
jarum dan dapat diangkat keluar.
3. Epidermal shave biopsi; menemukan terowongan atau papul yang
dicurigai diantara ibu jari dan jari telenjuk, dengan hati-hati diiris
puncak lesi dengan skapel no 15 yang dilakukan sejajar dengan kulit.
Biopsi dilakukan sangat superfisial sehingga tidak terjadi pendarahan
dan tidak perlu anastesi spesimen diletakan pada gelas objek lalu
ditetesi minyak mineral dan diperiksa dengan mikroskop.
4. Kuretasi terowongan (kuret dermal); yaitu kuretasi
superfisial
diletakkan diatas gelas obyek (enam buah dari lesi yang sama pada
satu gelas obyek) dan diperiksa dengan mikroskop.
8. Biopsi plong; dilakukan pada lesi yang tidak mengalami ekskoriasi dan
dikerjakan dengan potongan serial. Kemudian diperiksa dengan teliti
untuk menemukan tungau atau produknya dalam stratum korneum.
DIAGNOSIS
Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya tungau, telur atau
skibala
dengan
pemeriksaan
mikroskop.
Diagnosis
skabies
perlu
Alat diagnostic
dermatitis
yang
tua,
orang
yang
terinfeksi
Human
Immunodefficiency
Penurunan
sensibilitas
kutan
ini
mengakibatkan
suatu
mekanisme
pertahanan
mekanik
terhadap
diperlukan
pengobatan
dapat
diulang
setelah
5-7
hari
telah
meninggalkan
pemakaian
lindane.
Lindane
sebaiknya tidak digunakan untuk bayi, anak kecil, wanita hamil atau
menyusui, penderita yang pernah mengalami kejang atau penyakit
neurologi lainnya. Belum ada laporan mengenai toleransi yang
signifikan terhadap lindane.
3. Sulfur, biasanya diresepkan sebagai sulfur presipitat ( 6%) dalam
petrolatum. Sulfur dipakai saat malam selama 3 malam dan
dibersihkan secara menyeluruh 24 jam setelah pemakaian terakhir.
Kekurangannya sulfur berbau, meninggalkan noda dan berminyak,
namun relative aman, efektif dan tepat untuk bayi berumur kurang
dari 2 bulan dan selama kehamilan atau menyusui.
4. Benzil benzoate 25% adalah skabisid yang efektif, namun tidak
dijual
bebas
di
Amerika
Serikat.
Benzil
benzoate
memiliki
Dermatitis Paederus, bentuk reaksi alergi akibat kontak (dermatitis kontak iritan)
dengan serangga paederus. Dikenal sebagai dermatitis linearis
atau dermatitis
melepuh ditandai dengan eritematosa dan lesi bulosa onset mendadak pada area
terbuka dari tubuh.
I.
PATOGENESIS
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan
melalui kerja kimiawi atau fisis.(1) Ada 4 mekanisme yang berhubungan dengan DKI.
1. Hilangnya membran lemak (Lipid Membrane)
2. Kerusakan dari sel lemak
3. Denaturasi keratin epidermal
4.
Efek sitotoksik secara langsung(9)
Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat
(AA), diasilgliserida (DAG), platelet activating factor (PAF), dan inositida (IP3). AA
dirubah menjadi prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). PG dan LT menginduksi
vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vaskular sehingga mempermudah
transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga bertindak sebagai kemoaktraktan
kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta mengaktifasi sel mas melepaskan histamin, LT
dan PG lain, dan PAF, sehingga memperkuat perubahan vaskular.
DAG dan second messengers lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein,
misalnya interleukin-1 (IL-1) dan granulocyte-macrophage colony stimulating factor
II.
III.
DIAGNOSIS
Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran
klinis. DKI akut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih cepat sehingga
penderita pada umumnya masih ingat apa yang menjadi penyebabnya. Sebaliknya, DKI
kronis timbulnya lambat serta mempunyai variasi gambaran klinis yang luas, sehingga
adakalanya sulit dibedakan dengan dermatitis kontak alergik. Untuk ini diperlukan uji
tempel dengan bahan yang dicurigai untuk menyingkirkan diagnosa bandingnya.(1, 3)
Onset
dimulai
minggu
setelah
paparan
paparan
Minor
macula
eritem,
Pada
perubahan
tingkat
morfologi
hiperkeratosis, fissure
menunjukkan
menghasilkan
seperti terbakar
menghindari iritan
kerusakan kulit
sedikit
konsentrasi
perbedaan
PENATALAKSANAAN
Penanganan dermatitis kontak yang tersering adalah menghindari bahan yang
menjadi penyebab.
Pengobatan medikamentosa terdiri dari:
A. Pengobatan sistemik :
1. Kortikosteroid, hanya untuk kasus yang berat dan digunakan dalam waktu singkat.
Prednisone
Dewasa
: 5-10 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak
: 1 mg/KgBB/hari
Dexamethasone
Dewasa
: 0,5-1 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak
: 0,1 mg/KgBB/hari
Triamcinolone
Dewasa
: 4-8 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak
: 1 mg/KgBB/hari
2. Antihistamin
Chlorpheniramine maleat
Dewasa
: 3-4 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak
: 0,09 mg/KgBB/dosis, sehari 3 kali
Diphenhydramine HCl
Dewasa
: 10-20 mg/dosis i.m. sehari 1-2 kali
Anak
: 0,5 mg/KgBB/dosis, sehari 1-2 kali
Loratadine
Dewasa
: 1 tablet sehari 1 kali
B. Pengobatan topikal :
1. Bentuk akut dan eksudatif diberi kompres larutan garam faali (NaCl 0,9%)
2.
Bentuk kronis dan kering diberi krim hydrocortisone 1% atau diflucortolone valerat
0,1% atau krim betamethasone valerat 0,005-0,1%(11)
V.
PROGNOSIS
Prognosis dari DKI akut baik jika penyebab iritasi dapat dikenali dan dihilangkan.
Prognosis untuk DKI kumulatif atau kronis tidak pasti dan bahkan lebih buruk dari
Dermatitis Kontak Alergi. Latar belakang pasien atopi, kurangnya pengetahuan
mengenai penyakit, dan atau diagnosis dan penatalaksanaan adalah faktor-faktor yang
membawa ke perburukan dari prognosis.(9)
Daftar Pustaka