A.
Pengertian Varicella
Varicella / chickenpox atau sering disebut cacar air adalah suatu
infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam kulit berupa
sekumpulan bintik bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan
berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
Infeksi varicella akut ( chicken pox , cacar air , waterpoken )
disebabkan oleh virus varicella zoster yang merupakan virus herpes
DNA ( famili herpesviridae) dan ditularkan melalui kontak langsung
atau via pernafasan. Hampir seluruh tubuh bisa terkena benjolan yang
akan menyebar ke seluruh bagian tubuh dan tanpa terkecuali pada
bagian muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian
tubuh yang paling intim.
Penyakit kulit ini pun merupakan salah satu penyakit kulit yang
penularannya sangat cepat dan timbulnya pun secara tiba-tiba.
Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak. Namun, orang
dewasa juga bisa terkena penyakit ini kalau daya tahan tubuh menurun.
Biasanya, penyakit cacar air ini terjadi selama 17-21 hari. Cacar air
biasanya menyerang anak-anak yang dimulai dengan demam dan
diikuti munculnya bintil merah berair. Bintil-bintil ini baru akan hilang
selama 17-24 hari.
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki
kekebalan dan tidak perlu divaksin lagi. Lamanya perlindungan dari
vaksin ini belum dapat diketahui secara pasti. Tapi biasanya, vaksinasi
ulangan diberikan setelah 4-6 tahun. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur
didalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan
menyebabkan herpes zoster.
Diagnosis
Diagnosa ditegakkan atas dasar gambaran klinik meskipun usaha
diagnosa juga dapat ditegakkan dengan melakukan biakan virus dari
vesikel dalam jangka waktu 4 hari setelah munculnya ruam-ruam kulit
pada varicella didaerah punggung.
Pada tes serologi IgM varicella zoster muncul pada minggu ke 2
melalui pemeriksaan ELISA atau CFT. IgG juga meningkat dalam
waktu 2 minggu setelah pemeriksaan IgM. Pemeriksaan untuk
menentukan imunitas seorang wanita adalah dengan menggunakan
FAMA Fluorescent Antibody Membrane Antigen.
C.
kasus yang lebih berat, bisa di dapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan
pusing. Berapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang
berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut.
Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya
berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala
tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda,
gejala pada dewasa biasanya lebih berat. Setelah 24-36 jam timbulnya
gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula).
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan
dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau
gatal sehingga dapat tergaruk secara tidak sengaja. Jika lenting ini
tidak dibiarkan maka akan segera membentuk keropeng (krusta) yang
nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih
gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar
sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas
lagi. Proses ini memakan waktu selama 6-8jam. Selanjutnya akan
terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Lain halnya jika lentingan cacar air tersebut dipecahkan. Krusta
akan segera terbentuk lebih dalam sehingga akan mongering lebih
lama. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada bekas luka
garukan tadi, setelah mengering bekas cacar air tadi akan
menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah
dewasa. Paada hari kelima biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan
yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan
menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Pada bayi, misalnya bayi yang usianya belum genap satu tahun
akan lebih menderita pada saat terserang virus ini karena demamnya
bisa sangat tinggi. Kulitnya pun akan bisa terinfeksi bakteri. Mereka
belum bisa mengeluarkan apa yang dirisaukannya kecuali menangis.
D.
Penyebab Varicella
Secara morfologis identik dengan virus Herpes Simplex. Virus ini
dapat berbiak dalam bahan jaringan embrional manusia. Virus yang
infektif mudah dipindahkan oleh sel-sel yang sakit. Virus ini tidak
berbiak dalam binatang laboratorium. Pada cairan dalam penderita,
virus ini juga dapat ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap
virus ini dapat diukur dengan tes ikatan komplemen, presipitasi gel,
netralisasi atau imunofluoresensi tidak langsung terhadap antigen
selaput yang disebabkan oleh virus.
Pada varicella neontal (karena kontak bayi dengan ibu pada saat
kelahiran) angka kematian dapat mencapai 20%. Anak-anak dengan
penyakit defisiensi kekebalan tubuh, atau yang memperoleh obat
imunosupresor atau obat sitotoksik mempunyai resiko tinggi terkena
varicella berat dan kadang fatal. Penyebab virus varicella :
-
(hipostatiska).
Virus yang masuk ke dalam tubuh umumnya melalui saluran
pernapasan, kemudian masuk ke sirkulasi darah dan kelenjar getah
menjadi krusta.
Pada pelapisan mukosa, terbentuknya makula, papula, dan vesikula
tidak akan menjadi krusta, namun biasanya vesikula akan pecah
membentuk luka yang terbuka, tetapi luka tersebut akan sembuh
dengan cepat.
E.
Patogenesis
Infeksi virus masuk bersama airborne droplet masuk ke traktus
respiratorius, tidak tertutup kemungkinan penularan juga lewat lesi
kulit tapi penyebaran paling efektif melalui sistem respirasi.
Selanjutnya virus akan berkembang di dalam sistem retikuloendotelial,
kemudian akan terjadi virema disertai gejala konstitusi yang diikuti
dengan munculnya lesi di permukaan virus.
Jalur transmisi varicella melalui inhalasi/droplet infection, yang
dianggap mulai infeksius sejak 2hari sebelum lesi kulit muncul.
Kemungkinan lain penularan terjadi melalui lesi di kulit. Lesi di kulit
dianggap tidak infeksius setelah semua menjadi krusta, dengan
kemungkinan penularan terjadi sampai 10-21 hari (rata-rata 15 hari,
sejak awal muncul lesi kulit).
Tanda awal varicella mungkin mirip gejala flu, dengan malaise dan
demam, diikuti munculnya lesi kulit yang khas. Pada suatu periode
waktu didapatkan lesi berupa makula, papula, vesikel/pustula, dan
krusta, dengan lokasi tersebar/tidak berkelompok.
Penyebarannya :
-
ekstremitas.
Bentuk makula, papula vesikuladan krusta dapat terjadi pada
waktu yang sama.
F.
Persalinan preterm.
Ensepalitis
Pneumonia
Hipoplasia tungka
Parut kulit
Korioretinitis
Katarak
Atrofi kortikal
Mikrosepali
PJT simetrik
infeksi janin pasca persalinan adalah 24% . Bila infeksi pada ibu
terjadi dalam jangka waktu 5 21 hari sebelum persalinan dan janin
mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan self limiting
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan
atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko
tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.
Imunoglobulin varicella zoster (VZIG) harus diberikan pada
neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di isolasi.
Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang sangat infeksius.
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah
terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan
pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh
atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu
pasca paparan. Imunisasi varciella tidak boleh dilakuykan pada
kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan/. Pada
masa kehamilan angka kejadian Herpes Zoster tidak lebih sering
terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan resiko terhadap janin.
Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka
varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini
harus dicegah.
G.
H.
Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang
yang belum pernah mengalami komplikasi (misalnya penderita
gangguan system kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster
atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varicella biasanya
diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.
Pencegahan varicella, selain dengan meningkatkan daya tahan
tubuh, dapat ditempuh dengan pemberian vaksinasi atau imunisasi
immunoglobulin (IG) anti varicella. Vaksinasi diberikan untuk mereka
yang belum pernah terkena varicella. Immunoglobulin diberikan
setelah tejadi paparan (postexposure), terutama pada pasien dengan
status imun rendah, bayi baru lahir (BBL), dan ibu hamil. Bila sudah
terjadi infeksi, prinsip terapi adalah suportif dan pemberian anti viral
sesuai indikasi. Anti viralterpilih adalah acyclovir, yang akan bekerja
efektif bila diberikan 72 jam pertama sesudah munculnya lesi. Indikasi
mutlak pemberian terapi anti viral meliputi status imun rendah,
manifestasi klinis berat, serta kehamilan trimester ke-3. Pasien dengan
varicella perlu dirawat bila keadaan umum lemah, lesi luas, atau untuk
keperluan isolasi.
Adapun pemeriksaan khusus yang dilakukan pada kehamilan di
setiap trimesternya ialah sebagai berikut :
-
Trimester I
Selama trimester pertama (0-12 minggu) pemeriksaan
dilakukan setiap 4 minggu atau setiap bulannya.
1. Pap Smear
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya
infeksi Chlamydia dan gonorea sehingga bayi terhindar
dari resiko infeksi mata, serta kanker leher rahim.
Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil contoh
lendir dari leher rahim. Dilakukan pada kunjungan
pertama namun tidak perlu dilakukan bila sebelumnya
sudah melakukan pemeriksaan ini.
2. TORCH
Mengetahui apakah janin terkena 5 jenis infeksi
mikroorganisme seperti, toxoplasma, rubella, virus
cytomegalovirus,dan herpes simpleks. Infeksi virus
rubella pada trimester pertama bisa menyebabkan
buta,tuli, atau gagal jantung.
Trimester II
Pada trimester kedua (13-26 minggu) pemeriksaan dilakukan
setiap empat minggu, baik pemeriksaan umum kehamilan dan
pemeriksaan khususnya.
1. Alpha Fetoprotein/Triple Marker
Alpha fetoprotein merupakan protein yang diproduksi
oleh janin. Tes AFP biasanya mengambil contoh darah
ibu atau air ketuban. Tes AFP biasanya diikuti dengan
Trimester III
selama 10 hari.
Anak-anak terapi sintomatis atau Acyclovir
selama 7 hari.
2) Imunokompromise
Selain pengobatan diatas untuk menurunkan
demam, sebaiknya digunakan Asetamofen, jangan
Aspirin. Obat anti-virus boleh diberikn kepada anak
yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya
diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit
ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya
penyakit jika diberikan dalam waktunya 24 jam setelah
munculnya ruam yang pertamanya. Obat anti-virus
lainnya adalah Vidarabin.
Setelah masa penyembuhan varicella, dapat
dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang
ditimbulkan dengan banyak mengkonsumsi air mineral
untuk menetralisir ginjal setelah mengkonsumsi obat.
Konsumsi vitamin C placebo ataupun yang langsung dari
buah-buahan segar seperti juice jambu biji, juice tomat
Labolatorium
Pemeriksaan labolatorium tidak dibutuhkan untuk diagnosis
karena varicella dapat terlihat dari gejala klinis. Kabanyakan
pada anak-anak dengan varicella terjadi leukopeni pada 3 hari
pertama, kemudian diikuti dengan leukositosis. Leukositosis
mengindikasikan adanya infeksi bakteri sekundre, tetapi tidak
selalu. Kebanyakan pada anak-anak dengan infeksi bakteri
sekunder terjadi leukositosis.
Pemeriksaan serologi
Digunakan untuk mengkonfirmasi infeksi yang lalu untuk
menentukan status kerentanan pasien. Hal ini berguna untuk
menentukan terapi pencegahan pada dewasa yang terekspos
dengan varicella. Identifikasi virus varicella zoster secara
cepat diindikasikan pada kasus yang parah atau penyakit
belum jelas yang membutuhkan pengobatan antiviral dengan
cepat. Metode yang paling spesifik yang digunakan adalah
Indirect Fuorescent Antibody (IFA), Fluorecent Antibody to
Membrane Antigen (FAMA), Neutralization Test(NT), dan
Radioimmunoassay (RIA). Tes serologis tidak diperlukan pada
anak, karena infeksi pertama memberikan imunitas yang pasti
pada anak.
Radiologi
DAFTAR PUSTAKA