Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan mikroskopik langsung terhadap bahan klinis merupakan pemeriksaan yang cukup

cepat, berguna dan efektif untuk mendiagnosis infeksi jamur. Kurang dari 1 jam kita sudah bisa
mendapatkan hasilnya. Bahan diambil dari bagian kuku yang diduga terinfeksi (dasar kuku,
lipatan kuku, lempeng kuku, hiponikium) menggunakan skalpel atau kuret kulit. Bahan tersebut
diletakkan pada gelas obyek dan diberikan larutan KOH dan DMSO (dimethylsulfoxide),
kemudian ditutup dengan gelas penutup dan dilihat menggunakan mikroskop. Jika sediaan
berasal dari mukosa, duh tubuh atau cairan, dapat digunakan pewarnaan Gram. Semua jenis
jamur bersifat Gram positif (ungu) dengan latar belakang kuning terang.

Dengan pemeriksaan langsung tersebut akan tampak gambaran jamur kandida yang terlihat
sebagai spora/konidia yang bulat atau lonjong, bila bergerombol disebut
blastospora/blastokonidia. Kadang-kadang ada yang menonjol didinding spora seperti angka 8
(buddingyeast). Juga terlihat sebagai pseudohifa seperti untaian sosis. Bila tampak hifa
menandakan infeksi telah kronis 19 atau pemeriksaan sediaan basahnya tidak dilakukan langsung
(telah didiamkan lebih dari 6 jam). Sediaan harus secepatnya diperiksa.

Sedangkan elemen jamur dermatofita terlihat sebagai dua garis lurus sejajar yang transparan
(double contour) tersusun atas hifa diantara sel-sel epitel, bersepta dan bercabang dua (dikotom).
Anyaman hifa yang banyak sekali dalam lapangan pandang mikroskop disebut miselium.
Kadang-kadang segmen telah terpisah pada septa dan berdekatan disebut sebagai
artrospora/atrokonidia (deretan spora/konidia di ujung hifa), gambaran ini menandakan penyakit
telah berlangsung kronis.

Pada kasus, pemeriksaan mikroskopik langsung pada kerokan kuku kaki yang kemudian diberi
KOH 20% didapatkan elemen jamur blastospora. Hasil pemeriksaan hapusan dari dasar luka
dengan pewarnaan Gram didapatkan bakteri batang Gram negatif 3+, bakteri diplokokus Gram
positif 1+, sel ragi 2+ dan leukosit 1-5/ lapangan pandang besar. Sedangkan hasil pemeriksaan
mikroskopik langsung kerokan kuku jari tangan dengan KOH 20% dijumpai adanya blastospora.

Pada biakan kandida pada agar Saburaud glukosa atau mycosel, yang ditambah antibiotik untuk
menekan pertumbuhan bakteri, kandida mudah tumbuh dalam suhu kamar (25-30oC), 37 oC, pH
5,6. Dalam waktu 24-48 jam akan terbentuk koloni bulat, basah, mengkilat seperti koloni bakteri,
berukuran sebesar kepala jarum pentul. Dua sampai lima hari kemudian tampak koloni mukoid
putih.
Gambaran kultur T. mentagrophytes pada media agar Sabouraud dekstrosa, secara makroskopik
tampak sebagai koloni dengan permukaan berbulu halus berwarna putih yang tumbuh cepat.
Koloni yang lebih tua dapat berwarna 20 krem tua. Pada bagian sebaliknya dapat tidak berwarna
hingga kuning sampai merah muda, kadang-kadang merah kecoklatan. Sedangkan gambaran
mikroskopiknya berupa makrokonidia, 2-5 sel, berdinding tips, berbentuk agak lonjong. Banyak
mikrokonidia kecil bulat; terpisah maupun berkelompokkelompok. Trichophyton
mentagrophytes termasuk dermatofita yang terdistribusi luas pada manusia dan hewan. Jamur
tersebut biasanya sebagai penyebab tinea kapitis, tinea barbae, tinea korporis, tinea kruris, tinea
pedia, tinea manum dan onikomikosis.

Pada kasus kultur jamur dari dasar luka disekitar kuku jari kaki (ditanam pada 16 Maret 2016)
pada media Saboraud’s Dextrose Agar (SDA) didapatkan pertumbuhan jamur. Secara
makroskopik dijumpai pertumbuhan koloni berwarna putih kekuningan, berbentuk bulat sebesar
jarum pentul pada hari ke-2 dan mikroskopis didapatkan blastospora, hal ini sesuai dengan
gambaran spesies kandida. Selain itu juga didapatkan pertumbuhan koloni berwarna putih
dengan permukaan seperti kapas pada hari ke-7 dan secara mikroskopis berupa mikrospora
berbentuk bulat tersebar disekitar hifa yang sesuai dengan gambaran Trichophyton
mentagrophytes. Pada kasus pasien sulit ditentukan sumber penularan.

Sedangkan hasil pemeriksaan mikroskopik langsung kerokan kuku jari tangan dengan KOH 20%
dijumpai adanya blastospora. Pada kultur dengan media SDA didapatkan pertumbuhan jamur
pada hari ke-2 (tanggal 7 April 2016) yaitu secara makroskopis dijumpai koloni berwarna putih
kekuningan, berbentuk bulat sebesar jarum pentul dan mikroskopis didapatkan blastospora, hal
ini sesuai dengan gambaran spesies kandida. Pada pemeriksaan identifikasi serta resistensi jamur
menggunakan alat Vitek 2 didapatkan isolasi berupa Candida parapsilosis.

Pada kasus, dari kultur bakteri yang diambil pada dasar luka terisolasi kuman Stenotrophomonas
maltophilia. Kuman ini termasuk bakteri batang gram negatif yang biasanya menginfeksi
individu imunokompromais. S. maltophilia dapat ditemukan pada lingkungan seperti tumbuhan,
hewan, makanan dan air. Bakteri tersebut dapat ditemukan pada infeksi polimikroba.

Kultur yang dilakukan pada beberapa kasus dapat ditemukan pertumbuhan dua atau lebih
organisme yang bersamaan. Penelitian di India menemukan pertumbuhan kultur gabungan antar
dermatofit dan non dermatofit sebesar 11,77%.16Namun menurut penelitian Ellis dan kawan-
kawan temuan tersebut tidak mempengaruhi hasil pengobatan yang ditujukan untuk penyebab
dermatofita.

Sebelumnya, kandida hanya dianggap sebagai kontaminan dan bersifat komensal di kulit, tapi
saat ini juga dikenal sebagai patogen. Sebagai komensal, kandida dalam bentuk ragi dan
berkembang menjadi blastospora, namun karena lemahnya imunitas akan berubah menjadi
bentuk hifa dan memulai infeksi.

Infection by the herpes group of virus can be rapidly and reliably diagnosed by a Tzanck test. It may,
however, be impossible to distinguish between these conditions based on cytodiagnostic features.
Ideally, a vesicle less than 3 days old should be obtained since older lesions may get crusted or
secondarily infected and the characteristic cytomorphology may no longer be present. The typical
features include characteristic multinucleated syncytial giant cells and acantholytic cells. The cells
appear as if they have been inflated (“ballooning degeneration”) and sometimes may grow
tremendously, 60-80 µ in diameter. The giant cells often have a tadpole, bipolar, or irregular teardrop
shape with a smooth external contour, in sharp contrast to the jagged configuration of sheets of
abraded normal squamous epithelium. Syncytial giant cells contain multiple nuclei (many with 8 or
more) that exhibit nuclear molding, so that the nuclei fit together in a jigsaw puzzle like fashion. The
nuclei show great variation in shape and size. Intranuclear inclusion bodies surrounded by subtle clear
halo are characteristic of herpetic infection, but are often difficult to find.

Infeksi oleh kelompok virus herpes dapat dengan cepat dan andal didiagnosis dengan tes Tzanck.
Idealnya, vesikel yang berumur kurang dari 3 hari harus diperoleh karena lesi yang lebih tua
mungkin berkerak atau terinfeksi sekunder dan sitomorfologi yang khas mungkin tidak lagi ada.
Fitur khas termasuk sel-sel raksasa syncytial multinucleated dan sel-sel acantholytic. Sel-sel
muncul seolah-olah mereka telah menggembung ("ballooning degeneration") dan kadang-kadang
dapat tumbuh luar biasa, dengan diameter 60-80 μ. Sel-sel raksasa sering memiliki kecebong,
bipolar, atau bentuk tetesan air mata tidak teratur dengan kontur eksternal yang halus, sangat
kontras dengan konfigurasi bergerigi dari lembaran epitel skuamosa normal yang terkikis. Sel
raksasa Syncytial mengandung banyak nuklei (banyak dengan 8 atau lebih). Inti menunjukkan
variasi besar dalam bentuk dan ukuran. Badan intranuklear yang dikelilingi oleh lingkaran halus
yang jelas adalah karakteristik infeksi herpes, tetapi seringkali sulit ditemukan.

Felon biasanya disebabkan oleh inokulasi bakteri ke ujung jari melalui trauma tembus. Digit
yang paling sering terkena adalah ibu jari dan jari telunjuk.15 Penyebab predisposisi yang umum
yaitu termasuk serpihan, serpihan kaca, lecet, dan luka tusukan ringan. Felon juga dapat muncul
ketika paronikia yang tidak diobati menyebar ke ujung jari.

Pasien datang dengan timbulnya nyeri hebat yang berdenyut dengan cepat, disertai kemerahan
dan pembengkakan jari. Rasa sakit yang disebabkan oleh felon biasanya lebih intens daripada
yang disebabkan oleh paronikia. Pembengkakan tidak akan meluas ke proksimal sendi
interphalangeal distal. Kadang-kadang, tekanan tinggi di ujung jari akan menyebabkan felon
mengering secara spontan, menghasilkan sinus yang terlihat. Radiografi tulang dan jaringan
lunak harus dilakukan untuk mengevaluasi osteomielitis atau benda asing.

Anda mungkin juga menyukai