Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat ilmu bedah berjudul “Kista
Ganglion”. Referat ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian syarat kepaniteraan klinik di
Bagian Ilmu Bedah RS Bethesda pada program pendidikan dokter tahap profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana.

Dengan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :

1. dr. Samuel Zacharias, Sp.B. selaku dosen pembimbing klinik di RS Emanuel Klampok
yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dalam penyusunan referat
ini.
2. dr. Jaka Marjana, Sp.B. selaku dosen pembimbing klinik di RS Bethesda Yogyakarta yang
telah banyak memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan selama menjalani
kepaniteraan klinik.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada
penulis dalam penyelesaian referat ini.
4. Teman-teman kelompok A periode I tahun 2018 atas segala dukungan dan bantuan selama
penyusunan referat dan selama menjalani program kepaniteraan klinik.

Penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, penulis sangat mengharapkan masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
referat ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu kedokteran

Yogyakarta, 4 Februari 2019

Pavianta Riwan Giovani


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar masyarakat memiliki anggapan yang kurang tepat bahwa semua nyeri
sendi diakibatkan oleh penyakit reumatik atau asam urat. Anggapan yang salah akan
menyebabkan salah diagnosis dan salah pengobatan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan
apabila cukup banyak nyeri sendi yang tidak sembuh meskipun telah memperoleh pengobatan
dari dokter, karena didasarkan pada diagnosis dan pengobatan yang salah. Pendapat bahwa
nyeri sendi berarti penyakit reumatik dan asam urat mulai ditinggalkan. Ada banyak penyakit
lain yang dapat menyebabkan nyeri, salah satunya adalah kista ganglion (Sadiman. M.Ridwan,
2009).
Tumor pada tangan 95% adalah tumor jinak dan 60% diantaranya adalah kista ganglion.
Meskipun belum ada etiologi pasti dari kista ganglion ini, namun teori bahwa ganglion adalah
degenerasi dari jaringan ikat mukoid khususnya kolagen telah diterima sejak tahun 1893 (Lin,
2017)
Kista ganglion dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, akan tetapi perempuan
memiliki resiko tiga kali lebih besar dibanding laki-laki untuk terkena kista ganglion. Kista
ganglion juga dapat terjadi di berbagai rentang usia, akan tetapi pada usia lanjut dan dewasa
muda memiliki resiko lebih tinggi terkena kista ganglion. Jarang ditemui kasus kista ganglion
pada usia anak-anak (Thornburg, 2002).
Kista ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung tendo.
Kista ini berisi cairan yang kaya akan kandungan protein dengan konsistensi yang kenyal.
Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau
melekat pada suatu sendi, akan tetapi dapat juga kista tersebut tidak melekat pada struktur
apapun. Kista ganglion terletak di lapisan subkutis di sekitar sendi. Lokasi kista ganglion paling
sering ditemukan pada pergelangan tangan, walaupun dapat juga ditemukan di kaki. Ukuran
kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan
menghilang. Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat
lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi ganglion sehingga
kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang (Sadiman. M. Ridwan, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kista ganglion?

2. Bagaimana struktur anatomi ganglion?

3. Bagaimana epidemiologi kista ganglion?

4. Apa saja etiologi kista ganglion?

5. Apa saja gambaran klinis dan gambaran mikroskopik kista ganglion?

6. Bagaimana patofisiologi kista ganglion?

7. Bagaimana mendiagnosis kista ganglion?

8. Bagaimana tatalaksana kista ganglion?

9. Apa saja yang menjadi komplikasi kista ganglion?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kista ganglion

2. Untuk mengetahui struktur anatomi kista ganglion

3. Untuk mengetahui epidemiologi kista ganglion

4. Untuk mengetahui etiologi kista ganglion

5. Untuk mengetahui gambaran klinis dan gambaran mikroskopik kista ganglion

6. Untuk mengetahui patofisiologi kista ganglion

7. Untuk menetahui cara mendiagnosis kista ganglion

8. Untuk mengetahui tatalaksana kista ganglion

9. Untuk mengetahui komplikasi kista ganglion


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Ganglion merupakan kista yang berisi cairan bening kental dengan dinding tipis yang
berasal dari tonjolan selaput sarung tendon (tendon sheath). Kista ini berisi cairan yang kaya
akan kandungan protein dengan konsistensi yang kenyal. Ganglion biasanya melekat pada
sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi, akan tetapi
dapat juga kista tersebut tidak melekat pada struktur apapun. Kista ganglion terletak di lapisan
subkutis di sekitar sendi. Lokasi kista ganglion paling sering ditemukan pada pergelangan
tangan, walaupun dapat juga ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar
atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat
mengalami inflamasi jika teriritasi. Predileksi dari kista ganglion antara lain (Sadiman.
M.Ridwan, 2009).:

 Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak tangan
("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah
satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan
tangan.
 Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini berasal dari
saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada
tendon - tendinitis.
 Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar kuku. Kista
ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan
menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau
taji tulang pada sendi.
B. Anatomi

Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang merupakan jenis sendi yang dapat
digerakkan dengan bebas dan ditemukan paling sering pada wrist joint. Hal ini mungkin
diakibatkan banyaknya gerakan yang dilakukan oleh wrist joint sehingga banyak gesekan yang
terjadi antar struktur di daerah tersebut sehingga memungkinkan terjadinya reaksi inflamasi
dan pada akhirnya mengakibatkan timbulnya ganglion. Selain itu, wrist joint merupakan
persendian yang kompleks karena terdiri dari beberapa tulang yang menyebabkan
kemungkinan untuk terjadinya iritasi atau trauma jaringan akan lebih besar. Sendi diartrodial
mempunyai unsur-unsur seperti rongga sendi dan kapsul sendi. Kapsul sendi terdiri dari selaput
penutup fibrosa padat serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh
sendi dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan cairan
yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak
membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang ditemukan pada tiap sendi relatif sedikit (1-3 ml).
Asam hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial
dan disintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan
berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang
rawan sendi.

C. Epidemiologi

Kista ganglion paling banyak ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Kista ini
dapat terjadi di berbagai rentang usia mulai anak-anak hingga dewasa. Kurang lebih 15%
terjadi pada usia di bawah 21 tahun. Tujuh puluh persen terjadi pada dekade kedua dan keempat
kehidupan. Perempuan memiliki kemungkinan terkena kista ganglion tiga kali lebih besar
dibandingkan laki-laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan dan kiri, dan
tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun referensi lain
menyebutkan bahwa ganglion banyak ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang
besar pada pergelangan tangan.

D. Etiologi

Awalnya etiologi dari kista ganglion dideskripsikan sebagai keluarnya cairan synovial
akibat iritasi pada jaringan sekitar persendian. Akan tetapi etiologi terbaru dan telah diterima
adalah adanya proses degenerasi dari jaringan ikat dan terjadi pembentukan kantung kista.
Proses degenerasi jaringan ikat tersebut disebabkan oleh adanya iritasi yang menyebabkan sel
mesenkimal atau fibroblast memproduksi musin (Lin, 2017).

E. Gambaran Klinis

Pada umumnya gejala dari kista ganglion asimptomatik, akan tetapi dapat juga muncul
gejala berupa keterbatasan gerak, parastesia, dan kelemahan. Kista ganglion pada umumnya
soliter dan ukurannya jarang melebihi 2 cm. Dapat terjadi hampir di semua sendi tangan dan
pergelangan tangan. Lokasi yang sering terjadi adalah pada dorsal wrist, volar wrist, volar
retinakular dan distal interphalangeal. Ganglion juga dapat terjadi di belakang lutut yang biasa
disebut kista Baker dengan ukuran yang besar.

Ganglion umumnya tidak nyeri, namun dapat menyebabkan nyeri ketika dilakukan
gerakan yang ekstrim atau menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang gerak)
tergantung dari lokasi ganglion tersebut. Temuan radiografik biasanya normal, dan MRI
berguna dalam mengkonfirmasi diagnosis. Eksisi bedah pada ganglion okulta dapat
menghilangkan nyeri dan gejala pada sebagian besar kasus. Sebagian pasien mengeluhkan
benjolan di bawah kulit yang sebagian besar terletak pada bagian belakang pergelangan tangan,
sisi telapak pada pergelangan tangan, di atas tendon pada dasar jari pada sisi telapak tangan,
atau pada sendi jari terdekat ke ujung jari. Kista dapat dibedakan dari tumor padat melalui
transiluminasi (berkas sinar akan melewati cairan yang memenuhi ganglion, tapi tidak jika
merupakan massa tumor yang padat). Pencitraan USG juga telah digunakan untuk
membedakan massa padat dan kistik di tangan.
F. Gambaran mikroskopis

Pengamatan mikroskopik digunakan mikroskop electron untuk memperlihakan


gambaran kista secara mikroskopik. Hasilnya menunjukkan bahwa dinding kista ganglion
terdiri dari lembaran serat kolagen diatur dalam strata multi arah. Dinding terdiri dari sel-sel
pipih menyerupai fibroblast, tapi dengan lapisan epitel atau synovial yang jelas tidak terlihat.
Kebanyakan kista berisi cairan sangat kental seperti jelly. Secara signifikan lebih tebal dari
cairan synovial. Viskositas ini disebabkan konsentrasi tinggi dari asam hialuronat dan
mucopolysakarida lainnya.

G. Patofisiologi

Kista ganglion dapat berupa kista tunggal maupun berlobus. Kista biasanya memiliki
dinding yang halus dan berwarna putih dengan isi cairan yang jernih dan terdiri dari asam
hialuronik, albumin, globulin, dan glukosamin. Dinding kista terbuat dari serat kolagen. Tidak
terdapat nekrosis dinding atau selularitas epitel atau synovial yang terjadi (Rasjad, 2014).

Hipocrates mendeskripsikan ganglion sebagai “Knots of tissue containing mucoid flesh”


atas dasar ini maka terdapat beberapa hipotesa muncul. Salah satunya Synovial Herniation atau
ruptur yang melewati lapisan tendon. Akan tetapi teori baru muncul mengenai adanya
degenerasi mukoid yang dipublikasikan oleh Ledderhouse pada tahun 1893 dan teori ini
merupakan teori yang paling banyak diterima. Dalam Green edisi terbaru “Operative Hand
Surgery” teori ini digantikan dengan teori yang berdasarkan mikro trauma serta adanya
produksi asam hialuronik. Adanya trauma atau iritasi jaringan local akan menyebabkan
terjadinya produksi asam hialuronik pada permukaan kapsul synovial. Asam hialuronik akan
membentuk cekungan musin kecil yang bergabung dalam kista subkutan. Kista yang terbentuk
memiliki isi cairan yang mirip seperti cairan sendi atau cairan synovial. Sehingga kista
ganglion bukan merupakan kantung synovial yang keluar dari kapsul sendi (Zilver, 2010).
Asam hialuronat mendominasi mukopolisakarida yang membentuk cairan di dalam
rongga kista. Sedangkan serat kolagen dan fibrosit membentuk lapisan dinding. Perkembangan
kista secara histologis dimulai dari serat kolagen yang membengkak, kemudian diikuti oleh
degenerasi dan produksi asam hialuronat. Pada proses akhir terjadi proliferasi jaringan ikat
yang menghasilkan perbatasan yang padat (Soren, 2010).

H. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan kadang melalui
pemeriksaan radiologik. Dari anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun
kadang ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan. Pada pemeriksaan
fisis ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan. Melalui transiluminasi diketahui bahwa
isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi merupakan cairan. Adanya kompresi kista pada
nervus medianus dapat menimbulkan gangguan sensorik. Apabila terjadi penekanan saraf
sehingga menimbulkan gangguan sensorik, parastesia, atau kelemahan maka menjadi indikasi
dilakukannya operasi (Wang, 2007).

I. Tatalaksana

Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion. Pertama, membiarkan ganglion


tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien
diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan
segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu saja. Jika ganglion menimbulkan
gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua pilihan penatalaksanaan:
aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan pengangkatan kista secara
bedah. Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya setelah
mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena diperkirakan bahwa
inflamasi berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam kista, obat anti inflamasi
(steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha untuk mengurangi inflamasi serta
mencegah kista tersebut terisi kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
menggunakan substansi lain seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi
meningkatkan angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan
substansi tambahan. Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi
saraf (hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau timbul
kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan insisi di atas kista,
identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan sebagian selubung tendo atau kapsul
sendi dari mana kista tersebut berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista
ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista
dan apakah kista tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.

J. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada ukuran dan lokasi dari kista ganglion
tersebut. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi yang menjadi lokasi
ganglion. Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas. Komplikasi
yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa rekurensi walaupun
kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak,
kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah.
BAB III

KESIMPULAN

Ganglion merupakan kista yang berisi cairan bening kental dengan dinding tipis yang
berasal dari tonjolan selaput sarung tendon (tendon sheath). Dapat terjadi hampir di semua
sendi tangan dan pergelangan tangan. Lokasi yang sering terjadi adalah pada dorsal wrist, volar
wrist, volar retinakular dan distal interphalangeal. Kista biasanya memiliki dinding yang halus
dan berwarna putih dengan isi cairan yang jernih dan terdiri dari asam hialuronik, albumin,
globulin, dan glukosamin. Dinding kista terbuat dari serat kolagen. Tidak terdapat nekrosis
dinding atau selularitas epitel atau synovial yang terjadi. Perempuan memiliki resiko tiga kali
lebih besar dibanding pria.
DAFTAR PUSTAKA

Wang G, Jon A, Felix Y, Gandikota G, et al. Sonography of Wrist Ganglion Cysts, Variable
and Noncystic Appearances. J Ultrasound Med 2007; 26:1323-1328

Lin SJ, Dumanian GA. Benign Hand Tumors. Medscape Drugs and Diseases. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1286448/overview. May 17, 2017; Accessed:
October 23, 2017

Rasjad, C. Kista Ganglion. 2010

Soren A. Pathogenesis and Treatment of Ganglion.Clin Orthop Relat Res. 2010 Sep-Oct.
48:173-9

Thornburg LE. Ganglion of The Hand and Wrist. J Am Acad Orthop Surg. 2002 Jul-Aug. 7
(4):231-8

Zilver, R. Ganglion. 2010

Anda mungkin juga menyukai