Anda di halaman 1dari 2

Sejarah hak asasi manusia

Sejarah hak asasi manusia dimulai dari benua eropa khususnya Inggris. Inggris memiliki
sejarah panjang mengenai perjuangan hak asasi manusia di Eropa barat. Negara Inggris banyak
melahirkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam membela hak asasi manusia. Salah satu
tokohnya adalah seorang filosof yang bernama John Locke. John Locke merumuskan adanya hak
alamiah yang dimiliki oleh manusia yaitu hak untuk hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Ada
beberapa peristiwa penting yang mencetuskan muncculnya hak asasi manusia.

1. Magna Charta (1215)


Banyak pakar HAM yang berpendapat bahwa lahirnya hak asasi manusia berasal dari
dibuatnya piagam ini. Piagam ini mengatakan bahwa seorang raja memiliki kekuasaan yang
absolut, dimana hukum diciptakan oleh raja tersebut akan tetapi raja itu sendiri tidak terikat dengan
hukum. Maka dengan munculnya piagam ini, kekuasaan seorang raja atau petinggi negara akan
dibatasi dan dapat dipertanggungjawabkan di depan hukum. Sehingga pada jaman itu sudah mulai
dinyatakan bahwa raja terikat dengan hukum dan bertanggungjawab kepada rakyat. Akan tetapi
kekuasaan dalam pembuatan undang-undang banyak berada di tangannya.

2. Bill of Rights (1689)


Setelah Magna Charta, muncul suatu perkembangan yang lebih konkrit yaitu perjanjian Bill
of Rights di Inggris pada tahun 1689. Bill of Rights merupakan suatu reaksi terhadap revolusi
Inggris yang meruntuhkan kekuasaan monarki pada tahun 1688. Dengan hadirnya perjanjian Bill
of Rights telah menghasilkan asas persamaan yang harus diwujudkan betapapun berat resiko yang
akan dihadapi, sebab hak kebebasan baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan. Bersamaan
dengan perjanjian ini muncul juga Adagium yang intinya manusia sama di muka hukum.

3. The American Declaration of Independence (1776)


Deklarasi ini menjadi landasan bagi masyarakat Amerika untuk melepaskan diri dari
kekuasaan Inggris yang terjadi pada tahun 1776. Sejak munculnya deklarasi inilah mulai
ditekankan bahwa manusia adalah makhluk yang merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga
akan menjadi tidak masuk akal apabila sesudah lahir ia harus dibelenggu atau dirampas
kemerdekaannya.

4. The French Declaration (1789)


Deklarasi di Perancis ini hak asasi manusia sudah ditetapkan lebih rinci sehingga dapat
menghasilkan dasar-dasar negara hukum. Dalam dasar-dasar tersebut telah ditetapkan bahwa tidak
boleh terjadi penangkapan atau penahanan yang semena-mena, penangkapan tanpa alasan yang
sah, atau penahanan tanpa surat perintah.

Setelah terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut, muncul keinginan untuk merumuskan hak-


hak asasi manusia tersebut dalam suatu naskah yang dapat diakui secara internasional dan dapat
diikuti oleh semua orang di dunia. Usaha tersebut dapat terwujud pada tahun 1948 dengan
diterimanya Universal Declaration of Human Rights yaitu pernyataan sedunia tentang hak-hak
asasi manusia oleh negara-negara yang tergabung dalam PBB. Perumusan hak asasi manusia
tersebut didasarkan pada apa yang telah dicetuskan oleh tokoh-tokoh terdahulu seperti John Locke
dan Jean Jaques Rousseau. Tetapi rumusan hak asasi tersebut hanya membatasi pada hak-hak yang
bersifat politis saja seperti kesamaan hak atas kebebasan, hak untuk memilih dan lain-lain.
Para pakar merasa bahwa hak-hak yang bersifat politis ini dianggap kurang sesuai dengan
kehidupan di abad 20, maka mulailah dicetuskan hak-hak lain yang memiliki cakupan yang lebih
luas. Pemikiran dalam mencetuskan hak-hak ini sejalan dengan yang telah dirumuskan oleh
presiden Amerika Serikat F. D. Roosevelt pada awal PD II. PBB kemudian mempakarsai
berdirinya sebuah komisi HAM untuk pertama kalinya yaitu Commision on Human Rights pada
tahun 1949. Komisi inilah yang menetapkan hak-hak asasi diluar cakupan politik seperti hak-hak
ekonomi dan hak-hak sosial.

Anda mungkin juga menyukai