Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

Penyakit Herpes

1.DEFINISI
Herpes adalah radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung
berkelompok. Gelembung-gelembung ini berisi air pada dasar peradangan.

2. ETIOLOGI
Penyakit Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 adalah penyebab
umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. Herpes simpleks-2 biasanya
menyebabkan herpes kelamin. Namun belakangan diketahui lagi, bahwa virus tipe 1 juga dapat
menyebabkan infeksi pada kelamin, begitu pula virus tipe 2 dapat menginfeksikan daerah mulut
melalui hubungan seks.
Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zoster . virus varicella zoster
terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid tersusun atas 162 sub
unit protein–virion yang lengkap dengan diameternya 150–200 nm, dan hanya virion yang
terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan
organic , deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi

3. KLASIFIKASI
Sebagian besar orang yang terkena penyakit herpes terlambat mengetahui jika dirinya
terinfeksi bahkan tidak sadar dapat menyebarkannya. Penularan penyakit herpes melalui Infeksi
herpes simpleks ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan langsung dengan daerah tubuh
yang terinfeksi. Proses penularan bisa saja terjadi meski tak ada luka pada penderita penyakit
herpes yang terbuka.
Penggolongan penyakit herpes didasarkan atas jenis virus yang menginfeksi yaitu herpes
simpleks dan herpes zoster.
· Herpes simpleks terbagi 2 , yaitu virus herpes simpleks tipe I (HSV-I) dan herpes simpleks
virus tipe II (HSV-II). Herpes yang mengenai daerah mulut dan sekitarnya adalah HSV-I (Herpes
Labialis) sedangkan Herpes yang menginfeksi kulit didaerah vagina merupakan HSV-II (Herpes
Genitalis) yang penularannya melalui hubungan seksual yang menimbulkan , gatal-gatal dan
nyeri di daerah genital, dengan kulit dan selaput lendir yang menjadi merah.
· Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar
air. Gejalanya khas, yaitu timbul gelembung-gelembung kecil, biasanya di daerah punggung,
hanya pada satu sisi, dan meliputi daerah persyarafan tertentu. Gelembung – gelembung ini
terasa nyeri dan dapat pecah sehingga mudah timbul infeksi oleh bakteri. Penyakit ini bukan
penyakit kelamin, dan dapat sembuh sempurna Penyakit Herpes yang disebabkan oleh virus
herpes simpleks tipe 1 adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling
mulut. Herpes simpleks-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun belakangan diketahui
lagi, bahwa virus tipe 1 juga dapat menyebabkan infeksi pada kelamin, begitu pula virus tipe 2
dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks. Penyakit Herpes genitalis berpotensi
menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes
kelamin aktif disaat melahirkan maka dianjurkan melahirkan dengan bedah caesar. Orang dengan
herpes simpleks aktif sebaiknya sangat hati-hati waktu berhubungan seks agar menghindari
infeksi HIV. Orang dengan HIV dan herpes simpleks bersama juga sebaiknya sangat hati-hati
waktu terjangkit herpes aktif. Pada waktu itu, viral load HIV-nya biasanya lebih tinggi, dan hal
ini dapat meningkatkan kemungkinan HIV ditularkan pada orang lain.

4. PATOFISIOLOGI
Herpes zoster bermula dari Infeksi primer dari VVZ (virus varisells zoster) ini pertama
kali terjadi di daerah nasofaring. Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas ke darah
sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatik. Keadaan ini diikuti
masuknya virus ke dalam Reticulo Endothelial System (RES) yang kemudian mengadakan
replikasi kedua yang sifat viremianya lebih luas dan simptomatik dengan penyebaran virus ke
kulit dan mukosa. Sebagian virus juga menjalar melalui serat-serat sensoris ke satu atau lebih
ganglion sensoris dan berdiam diri atau laten didalam neuron. Selama antibodi yang beredar
didalam darah masih tinggi, reaktivasi dari virus yang laten ini dapat dinetralisir, tetapi pada saat
tertentu dimana antibodi tersebut turun dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivasi dari virus
sehingga terjadi herpes zoster.
Patofisiologi herpes simpleks masih belum jelas, ada kemungkinan :
a. Infeksi primer akibat transmisi virus secara langsung melalui jalur neuronal dari perifer ke
otak melalui saraf Trigeminus atau Offactorius.
b. Reaktivitas infeksi herpes virus laten dalam otak.
c. Pada neonatus penyebab terbanyak adalah HSV-2 yang merupakan infeksi dari secret genital
yang terinfeksi pada saat persalinan.

5. MANIFESTASI KLINIS
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa gejala herpes terkadang tidak menunjukkan
gejala sama sekali namun perlu dipahami bahwa jika seseorang terinfeksi herpes virus memang
kadang bersifat silent (tidak terasa) namun dalam melakukan interpretasi hasil laboratorium juga
perlu diwaspadai karena yang diukur adalah bukan kadar virusnya secara secara langsung akan
tetapi kadar antibodinya. Meskipun demikian kita dapat mengenali gejala penyakit herpes sesaat
setelah terinfeksi HSV, biasanya gejala awal ditandai dengan suhu badan yang meningkat
(demam) , kerongkongan kering dan terasa sakit, pening, kelelahan dan sebagainya seperti yang
terjadi pada orang demam dan flu. Hal itu terjadi karena sistim imun pada yang orang terinfeksi
HSV tidak siap untuk memerangi infeksi yang timbul. Setelah itu akan masuk ke tahap
selanjutnya dengan timbulnya rasa gatal yang panas disertai lepuhan-lepuhan kecil yang
berderet-deret pada permukaan kulit. Penyebaran herpes akan semakin cepat terutama jika sering
digaruk dan menimbulkan iritasi pada kulit atau menimbulkan luka.

6.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic pada Herpes zoster. Tes diagnostic ini untuk membedakan dari
impetigo, kontak dermatitis dan herps simplex :
a. Tzanck Smear : mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes zoster
dan herpes simplex.
b. Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : digunakan untuk membedakan diagnosis herpes
virus
c. Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit
d. Pemeriksaan histopatologik
e. Pemerikasaan mikroskop electron
f. Kultur virus
g. Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ (virus varisela zoster)
h. Deteksi antibody terhadap infeksi virus
Pemeriksaan penunjang untuk infeksi HSV (herpes simpleks virus dapat dilakukan secara
virologi maupun serologi, masing-masing contoh pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Virologi
1) Mikroskop cahaya. Sampel berasal dari sel-sel di dasar lesi, apusan pada permukaan
mukosa, atau dari biopsi, mungkin ditemukan intranuklear inklusi (Lipschutz inclusion
bodies). Sel-sel yang terinfeksi dapat menunjukkan sel yang membesar menyerupai balon
(ballooning) dan ditemukan fusi. Pada percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa atau
Wright, dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear.
2) Pemeriksaan antigen langsung (imunofluoresensi). Sel-sel dari spesimen dimasukkan
dalam aseton yang dibekukan. Kemudian pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
cahaya elektron (90% sensitif, 90% spesifik) tetapi, pemeriksaan ini tidak dapat
dicocokkan dengan kultur virus.
3) PCR, Test reaksi rantai polimer untuk DNA HSV lebih sensitif dibandingkan kultur
viral tradisional (sensitivitasnya >95 %, dibandingkan dengan kultur yang hanya 75 %).
Tetapi penggunaannya dalam mendiagnosis infeksi HSV belum dilakukan secara reguler,
kemungkinan besar karena biayanya yang mahal. Tes ini biasa digunakan untuk
mendiagnosis ensefalitis HSV karena hasilnya yang lebih cepat dibandingkan kultur
virus.6
4) Kultur Virus, Kultur virus dari cairan vesikel pada lesi (+) untuk HSV adalah cara yang
paling baik karena paling sensitif dan spesifik dibanding dengan cara-cara lain. HSV
dapat berkembang dalam 2 sampai 3 hari. Jika tes ini (+), hampir 100% akurat,
khususnya jika cairan berasal dari vesikel primer daripada vesikel rekuren. Pertumbuhan
virus dalam sel ditunjukkan dengan terjadinya granulasi sitoplasmik, degenerasi balon
dan sel raksasa berinti banyak. Sejak virus sulit untuk berkembang, hasil tesnya sering
(-). Namun cara ini memiliki kekurangan karena waktu pemeriksaan yang lama dan biaya
yang mahal.
b. Serologi
Pemeriksaan serologi ini direkomendasikan kepada orang yang mempunyai gejala herpes
genital rekuren tetapi dari hasil kultur virus negatif, sebagai konfirmasi pada orang-orang yang
terinfeksi dengan gejala- gejala herpes genital, menentukan apakah pasangan seksual dari orang
yang terdiagnosis herpes genital juga terinfeksi dan orang yang mempunyai banyak pasangan sex
dan untuk membedakan dengan jenis infeksi menular sexual lainnya. Sample pada pemeriksaan
serologi ini diambil dari darah atau serum.

7. KOMPLIKASI
Terdapat beberapa kondisi yang bisa memicu terjadinya reaktivasi herpes diantaranya
adalah :
stress, kelelahan yang berlebihan dan menstruasi. Penyakit Herpes pun sangat bervariasi. Bila
dalam keadaan akut bisa menyebabkan perasaan kulit sangat nyeri dan terbakar atau sebaliknya
pasien tidak tahu sama sekali bila dirinya telah terjangkit virus herpes karena dalam beberap
kondisi bersifat silent

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Masalah pengobatan penyakit herpes, kita harus melihat tujuannya, apakah untuk
mengatasi infeksi akut atau ketika terjadi reaktifitasi saja. Bila ada gelembung pada daerah
genital, termasuk yang akut dan membutuhkan pengobatan segera. Pasien bisa diberikan
Acyclovir selama 7-10 hari dengan dosis 2X1000 mg atau 5X200 mg. Sedangkan kasus herpes
reaktivitasi bisa diberikan dengan dosis yang sama selama 5 hari.
Sementara untuk valasiklovir dapat diberikan 2X1000 mg pada fase akut atau 2X500 mg
pada fase reaktivasi. Selain itu penggunaan obat-obatan imunomodulator seperti IM-BOOST
umumnya ditujukan untuk memodulasi system imun untuk membantu percepatan penyembuhan
inveksi virus. (dr. Kanadi Sumapraja, SpOG,M.Sc) dan untuk perawatan hindari menggaruk pada
daerah yang terinfeksi dan membersihkan lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap
kering.
Secara teori dalam penyembuhan dengan hijama atau yang sudah kami up gread dengan
konsep
ODT (oxidant drainage therapy) seorang penderita penyakit Herpes ) adalah karena adanya
timbunan oxidant di daerah Kulit bisanya di daerah yang lembab seperti lipatan
ketiak,selangkangan dan daerah kelamin tapi kadang juga di kulit yang terbuka seperti di kulit
wajah atau punggung sehingga terjadi peradangan kulit yang ditandai dengan pembentukan
gelembung-gelembung berkelompok. Gelembung-gelembung ini berisi air pada dasar
peradangan kemudian daerah yang bergelembung ini akan timbul rasa nyeri yang luarbiasa
karena syaraf ujung megalami peradangan tertekan oleh oxidant.Dengan dikeluarkan oxidant
yang terkumpul dan menekan syaraf ujung dan rasa nyerin yang luar biasa akibat herpes ini akan
spontan hilang setelah terapi ODT (oxidant drainage therapy)

Anda mungkin juga menyukai