BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Herpes Zoster adalah radang kulit akut dengan sifat khasnya yaitu terdapat vesikel yang tersusun
kelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan biasanya unilateral.
(Purrawan Juradi, 1982 : 510).
Anak-anak yang telah sembuh dari infeksi yang diakibatkan oleh virus zoster resisten terhadap
varisela dan anak yang telah menderita varisela tidak lagi peka terhadap virus zoster primer.
Herpes zoster lebih sering menyerang pada orang dewasa 40 tahun ke atas.
Teknik perawatan herpes zoster harus dapat dikuasai dan dijalankan oleh mahasiswa untuk dapat
memenuhi kompetensinya dalam perawatan pasien dengan gangguan sistem integumen. Herpes
zoster dengan
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan dapat hidup produktif lagi.
1.2.
a.
Tujuan Penulisan
Tujuan umum : Mahasiswa mampu mengetahui dan menyelenggarakan asuhan
keperawatan dengan gangguan sistem integumen ; herpes zoster dengan pendekatan proses
keperawatan.
b.
2.
3.
Menentukan masalah.
4.
Membuat diagnosa.
5.
6.
7.
8.
9.
Rumusan Masalah
b.
c.
1.4.
Data disusun secara deskriptif dengan menjelaskan keadaan klien herpes zoster. Data yang
disusun didapatkan dari :
a.
Study lapangan
Menggunakan Ruang perawatan XIV sebagai lahan praktek dalam mencari kasus herpes zoster.
b.
Wawancara
Study dokumentasi
Study literatur
Menggunakan buku-buku sumber yang berhubungan dengan penyakit herpes zoster dan
perawatannya.
1.5.
Bab I
Sistematika Penulisan
:
Bab III
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.
Definisi
a.
Menurut Purrawan Juradi, dkk (1982) herpes zoster adalah radang kulit dengan sifat
khasnya yaitu terdapat vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai
dengan dermatomnya dan biasanya unilateral.
b.
Menurut Arif Mansyur, herpes zoster (campak, cacar ular) adalah penyakit yang
disebabkan infeksi virus varicella. Zoster yang menyerang kulit dan mukosa infeksi ini
merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer kadang-kadang infeksi
berlangsung sub kronis.
c.
Menurut Jewerz .E. dkk (1984) herpes zoster adalah suatu penyakit sporadik yang
melemahkan pada orang dewasa yang ditandai oleh reaksi peradangan radiks posterior syaraf dan
ganglia. Diikuti oleh kelompok vesikel di atas kulit yang dipersyarafi oleh syaraf sensorik yang
terkena.
d.
Menurut Peruus herpes zoster adalah radang kulit akut yang disebabkan oleh virus
Varisella zoster dengan sifat khas yaitu tersusun sepanjang persyarafan sensorik.
2.2.
Penyebab
Virus yang disangka sejenis dengan virus penyebab varisella. Virus tersebut menyebabkan
radang ganglion radiks posterior.
2.3.
Pencetus
Keganasan
2.
Radiasi
3.
Imuro suppressive
4.
2.4.
Patogenesis
Masa tunasnya 7-12 hari masa aktif penyakit berupa lesi baru dan yang tetap timbul berlangsung
kira-kira 1-2 minggu virus berdiam di ganglion posterior susunan syaraf tepi dan ganglion
kronialis.
Lokasi kelainan kulit sekitar daerah persyarafan ganglion kadang-kadang virus menyerang
gangguan arterior bagian motorik kranolis sehingga memberikan gejala gangguan motorik.
2.5.
Manifestasi Klinik
1.
Gejala prodormal
Gejala sistemik seperti demam, pusing, malaise, dan lokal (nyeri otot, tulang, gatal, pegal dsb)
pada dermatom yang terserang.
2.
Stadium
Timbul popula atau plakat berbentuk urtika setelah 1-2 hari akan timbul gerombolan vesikel
dengan dasar kulit yang eritematosa dan odema vesikel air berisi cairan yang jernih.
2.6.
Stadium Krutasi
Vesikel menjadi puruler dapat menjadi pustula dan krusta kadang-kadang vesikel mengandung
darah disebut herpes zoster haemorasik krusta akan lepas dalam waktu 1-2 minggu dapat timbul
infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyumbatan tanpa sikasrek sering terjadi
neuralgia pasca hepatica terutama pada orangtua yang dapat berlangsung berbulan-bulan yang
bersifat sementara.
Ciri Khas :
Nyeri radikuler
Unilateral
Gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dengan dermatom yang meruasi oleh satu ganglion
syaraf sensorik.
Gejala lainnya :
Kelainan pada muka akibat gangguan trigenirus (dengan gangguan gaseri) atau n. fasialis &
2.7.
a.
terjadi infeksi cabang pertama N. Trigenirus yang menimbulkan kelainan pada mata cabang
kedua dan ketiga yang menyebabkan kelainan kulit pada daerah persyarafan.
b.
Diakibatkan gangguan N. Fasiolis dan optikus sehingga memberikan gejala paralysis otot muka
(paralisis Bell) kelainan kulit sesuai tingkat persyarafan, kliris vertigo, gangguan pendengaran,
regtagnius dan raisea juga terdapat gangguan pengecapan.
c.
Berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan
eritem.
d.
Kelainan kulit unilateral dan segmental ditambah yang menyebar secara generalisata berupa
vesikel soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang
yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya penderita : Umforra malignum.
2.8.
Komplikasi
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan percobaan T. Zarck dapat ditemukan sel dativa berinti banyak.
2.10.
Diagnosa Banding
Herpes simplek
Varicella
Bulos pumfigord
2.11.
Penatalaksanaan
1.
Therapi sistemik umumnya bersifat simptomatik untuk nyeri diberikan analgetik jika
Bila syaraf oftalnikus cabang dari syaraf trigenirus terkena muka dirujuk ke arah mata
a.
b.
c.
5.
a.
Bila lokal kering, bedak berisi aodum berikulm 10%, Oksisum Zursi 10% dan mentol
1%.
b.
6.
Istirahat
2.12.
Asuhan Keperawatan
a.
Pengkajian
1.
Aktivitas/istirahat
DS
DO
2.
Eliminasi
DS
DO
: -
3.
Sirkulasi
DO
kemerahan.
DS
4.
DS
DO
5.
Neurologi
DS
Integumen
DS
: Klien mengeluh ada perubahan pada dirinya berupa tidak ada rasa
akar muncul pada stadium erupsi berupa popula - vesikel berisi cairan yang jernih serta pada
stadium krusta berbentuk vesikel, purulen, prostula, krusta ulpus sikatrik.
7.
Psikologik
DS
dengan keadaannya.
DO
: Tidak
kooperatif
labil,
moral
kesukaran
mengekspresikan
Interaksi sosial
Kenyamanan/nyeri
DS
: Nyeri radikuler.
DO
10.
Pendidikan kesehatan
DS
Pemeriksaan Diagnostik
Berdasarkan :
1.
2.
Sitologi (64% Tzarck sinear +) adanya sel raksasa yang multi lokuler dan sel akan
tolitek.
3.
b.
1.
2.
3.
Resiko terhadap penularan infeksi baru berhubungan dengan sifat menular dari
organisme.
4.
5.
ketidak cukupan tentang kondisi (penyabab perjalanan penyakit) pencegahan, pengobatan dan
perawatan kulit.
c.
Intervensi
1.
Dx 1
Tujuan
: Lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut, kulit
Intervensi
prunitus.
besih kering.
-
2.
Dx 2
Tujuan
Intervensi
3.
Dx 3
Tujuan
penampilan tubuh.
-
: a.
memandang dirinya.
-
Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang diberikan.
pemberi perawatan
-
b.
c.
d.
d.
Implementasi
Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN DIAGNOSA HERPES ZOSTER DI
RUANG PERAWATAN XIV
RUMAH SAKIT DUSTIRA
3.1.
PENGKAJIAN
A.
Biodata
Nama Klien
: Tn.A
Umur
: 24 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: TNI-AD
Kesatuan
: Arhanudri III
Suku bangsa
: Sunda
Status perkawinan
Alamat
: Kawin
: Asrama Kesatuan
Tgl. masuk
: 20 November 2002
Tgl. dikaji
: 21 November 2002
No. Register
: 4372/XI/02
Diagnosa medis
: Herpes Zoster
B.
1.
Kesehatan sekarang
5 hari sebelum klien masuk rumah sakit, klien mengeluh gatal dan panas pada darah dada kanan
dan menjalar ke pungggung kanan dan adanya bintik-bintik kecil sebesar telur ikan. Kemudian
klien berobat ke poliklinik kulit dan klien dikirim ke ruang perawatan XIV untuk di opname.
-
Keluhan
Klien mengeluh panas pada daerah dada kanan dan menjalar ke punggung kanan disertai gatal
dan adanya bintik-bintik kecil sebesar telur ikan, panas dirasakan setiap saat.
-
Klien mengeluh panas dan gatal pada daerah dada kanan dan menjalar ke punggung kanan dan
adanya bintik-bintik kecil sebesar telur ikan.
2.
Klien belum pernah menderita penyakit seperti yang diderita saat ini atau penyakit berat lainnya.
3.
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita kronis, menular penyakit turunan dan penyakit
seperti yang diderita klien.
4.
Keterangan :
Perempuan
Laik-laki
Klien
Tinggal serumah
C.
Data Biologis
D.
Data Fisik
1.
Keadaan umum
Kesan umum
Penampilan
: lemah
Kesadaran
2.
: CM
TTV
: T : 110/80 mmhg
S : 36oC
N : 94 x/mnt
3.
Kepala
Mata
Hidung
lubang
simetris,
fungsi
penciuman
baik,
massa.
4.
Axilla
5.
Thorax
Abdomen
simetris
6.
x/mnt.
7.
Ekstermitas: atas dan bawah, tidak ada oederm, tidak ada kelainan, tidak ada varises,
reflek baik.
E.
Data Psikologi
1.
Status emosi
Konsep diri
Persepsi terhadap identitas diri : klien adalah sebagai anggota TNI-AD dan
Body image : klien merasa dirinya masih mampu dan kuat untuk beraktivitas.
Peran dan tanggung jawab keluarga : klien sebagai kepala rumah tangga yang
5.
Pola kopirs : apabila ada masalah klien selalu meminta pertimbangan istri dan rekan-
rekannya.
F.
Data Sosial
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: TNI-AD
Hubungan sosial
Data Spiritual
Klien sangat yakin bahwa penyakitnya dapat sembuh dan klien selalu berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya.
H.
I.
Data Penunjang
Therapy
Diloneurobion 3 x 1 tab/hr
3.2.
Analisa data
PRIORITAS MASALAH
1.
Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses peradangan, ditandai dengan :
DO
kanan atas.
DS
2.
ditandai dengan :
DO
kanan atas.
DS
3.
ditandai dengan :
DO
: Klie berinteraksi dengan orang lain, tampak vesikel berair di daerah dada
N
O.
1
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
2
Gangguan rasa nyaman
1 nyeri
sehubungan dgn
peradangan
Yang ditandai dengan
DO : Tampak vesikel
berair di
daerah dada kanan &
menjalar
TUJUAN
3
Tujuan jk.
panjang :
- Nyeri hilang
P E R E N C AN AAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
4
5
1. kaji intensitas nyeri 1. Utk mengetahui
dgn
nyeri
menggunakan
dan tindakan yg
skala
harus
nyeri
Diberikan
Tujuan jk.
pendek :
memblokir nyeri
yang rileks
Tujuan jk.
1. Kaji kerusakan,
1. Mengetahui
2 Kerusakan Integritas kulit panjang :
ukuran
tingkatan/
sehubungan dgn
dan kedalaman
derajat kerusakan
reaktivitas
- Kulit kembali warna
dpt
Virus herpes zoster
normal halus
cairan setiap 4 jam Menentukan
IMPLEMENTASI
6
21-11-2002 Jam
10.00
1. Mengkaji
Intensitas
nyeri dengan
menggunakan
skala
nyeri dengan
2. Membantu dan
mengajarkan
program
Thp nyeri dengan
menggunakan
teknik
distraksi
3. Memberikan
kompres
topikal sol acid
salycil
1%
21-11-2002 Jam
12.00
4. Memberikan
analgetik
21-11-2002 Jam
11.00
1. Mengkaji
kerusakan,
ukuran,
ditandai :
DS : Klien mengeluh
gatal
DO : Tampak vesikel
berair di
daerah dada kanan &
menjalar
ke punggung kanan
dan
tanpa
meninggal
jan sikatrik
Tujuan jk.
pendek :
- 5 hari, 3 hari
lesi
mulai pulih
- Area bebas
diinteraksi
lanjut
- Kulit bersih
dan
kering
Tujuan jk.
3 Resiko terhadap penularan panjang :
infeksi sehubungan
- Penularan
dengan
infeksi
sifat-sifat alamiah virus
ditandai dengan :
tidak terjadi
2. Berikan teknik
septik
tindakan
yang harus
dilakukan
warna cairan
2. Memberikan
dan aseptik
2. Untuk mencegah teknik
terjadinya infeksi
septik dan aseptik
3. Gunakan kompres lanjut
dlm
3. Kompres
memberikan
basah
membantu
kompres
4. Pantau suhu tiap 4
3. Memantau suhu
jam
lesi kering dan
tiap
dan laporkan ke
membersihkan
dokter
kotoran
4 jam
jika ada
peningkatan
4. Peningkatan suhu
membantu
mengidentifikasi infeksi
lanjut
lajur-lajur
kerusakan
integritas semakin
Bertambah
kedalaman,
Perluasan
6
21-11-2002 Jam
11.00
1. Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah
melakukan
tindakan
2. Mempertahank
jaringan sekitar
lesi
dan membersih
lokal
kanan
atas
untuk mencegah
perluasan lesi atau
infeksi
3.4.
Catatan Perkembangan
BAB IV
PENUTUP
4.1.
KESIMPULAN
Herpes zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisella zoster yag menyerang kulit dan
mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer yang diikuti oleh kelompok
vesikel di atas kulit dan lebih sering mengenai pada orang dewasa.
Perawatan herpes zoster dititik beratkan pada kebersihan diri, kebersihan lingkungan dan mencegah terjadinya
penularan virus. Untuk klien yang dirawat di rumah keluarga harus memahami perawatan herpes zoster dengan
mengikuti anjuran dan nasehat dokter serta perawat. Klien dengan herpes zoster harus disiplin dalam
pengobatan dan perawatan untuk mencapai kesehatan
4.2.
SARAN
Penulis menyarankan dalam asuhan keperawatan kepada klien dengan herpes zoster harus mampu menerapkan
teknik septik dan anseptik guna mencegah terjadinya infeksi rosokomial.
Masyarakat hendaknya lebih memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada selagi penyakit dapat diketahui sendiri
dan ditanggulangi secepat mungkin guna mencapai kesehatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Djuanda, Adhi (1999), Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Jakarta, EGC.
3.
4.
5.
6.
7.