Anda di halaman 1dari 22

askep herpes

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Herpes Zoster adalah radang kulit akut dengan sifat khasnya yaitu terdapat vesikel yang tersusun
kelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan biasanya unilateral.
(Purrawan Juradi, 1982 : 510).
Anak-anak yang telah sembuh dari infeksi yang diakibatkan oleh virus zoster resisten terhadap
varisela dan anak yang telah menderita varisela tidak lagi peka terhadap virus zoster primer.
Herpes zoster lebih sering menyerang pada orang dewasa 40 tahun ke atas.
Teknik perawatan herpes zoster harus dapat dikuasai dan dijalankan oleh mahasiswa untuk dapat
memenuhi kompetensinya dalam perawatan pasien dengan gangguan sistem integumen. Herpes
zoster dengan

melaksanakan asuhan keperawatan yang kompherensif agar klien dapat

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan dapat hidup produktif lagi.
1.2.
a.

Tujuan Penulisan
Tujuan umum : Mahasiswa mampu mengetahui dan menyelenggarakan asuhan

keperawatan dengan gangguan sistem integumen ; herpes zoster dengan pendekatan proses
keperawatan.
b.

Tujuan khusus : Mahasiswa mampu mengetahui dan menyelenggarakan asuhan dengan

gangguan sistem integumen ; herpes zoster meliputi :


1.

Mengkaji data dasar pasien.

2.

Mengelompokkan dan menganalisis data.

3.

Menentukan masalah.

4.

Membuat diagnosa.

5.

Membuat rencana keperawatan.

6.

Menentukan tujuan & kriteria keberhasilan.

7.

Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rerpa

8.

Mengevaluasi hasil tindakan seuai dengan kriteria keberhasilan.

9.

Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

10. Memberikan perkes.


1.3.

Rumusan Masalah

Materi yang dibahas dalam makalah ini meliputi :


a.

Konsep dasar erpes zoster

b.

Proses keperawatan herpes zoster

c.

Asuhan keperawatan pada klien dengan herpes zoster

1.4.

Metoda dan Teknik Penulisan

Data disusun secara deskriptif dengan menjelaskan keadaan klien herpes zoster. Data yang
disusun didapatkan dari :
a.

Study lapangan

Menggunakan Ruang perawatan XIV sebagai lahan praktek dalam mencari kasus herpes zoster.
b.

Wawancara

Mencari data dengan wawancara klien dan keluarga


c.

Observasi dan pemeriksaan fisik

Mengobservasi keadaan klien


d.

Study dokumentasi

Menggunakan catatan medik klien


e.

Study literatur

Menggunakan buku-buku sumber yang berhubungan dengan penyakit herpes zoster dan
perawatannya.
1.5.
Bab I

Sistematika Penulisan
:

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan makalah,

metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.


Bab II

Menguraikan tentang konsep dasar penyakit herpes zoster meliputi

definisi, etiologi, patologi, stadium dan klasifikasi serta proses keperawatan.

Bab III

Memaparkan tentang bentuk asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem integumen herpes zoster.


Bab IV

Memaparkan penutup dengan menguraikan kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1.

Definisi

a.

Menurut Purrawan Juradi, dkk (1982) herpes zoster adalah radang kulit dengan sifat

khasnya yaitu terdapat vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai
dengan dermatomnya dan biasanya unilateral.
b.

Menurut Arif Mansyur, herpes zoster (campak, cacar ular) adalah penyakit yang

disebabkan infeksi virus varicella. Zoster yang menyerang kulit dan mukosa infeksi ini
merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer kadang-kadang infeksi
berlangsung sub kronis.
c.

Menurut Jewerz .E. dkk (1984) herpes zoster adalah suatu penyakit sporadik yang

melemahkan pada orang dewasa yang ditandai oleh reaksi peradangan radiks posterior syaraf dan
ganglia. Diikuti oleh kelompok vesikel di atas kulit yang dipersyarafi oleh syaraf sensorik yang
terkena.
d.

Menurut Peruus herpes zoster adalah radang kulit akut yang disebabkan oleh virus

Varisella zoster dengan sifat khas yaitu tersusun sepanjang persyarafan sensorik.
2.2.

Penyebab

Virus yang disangka sejenis dengan virus penyebab varisella. Virus tersebut menyebabkan
radang ganglion radiks posterior.
2.3.

Pencetus

Penurunan imunitas pada :


1.

Keganasan

2.

Radiasi

3.

Imuro suppressive

4.

Penggunaan kortikosteroid yang lama

2.4.

Patogenesis

Masa tunasnya 7-12 hari masa aktif penyakit berupa lesi baru dan yang tetap timbul berlangsung
kira-kira 1-2 minggu virus berdiam di ganglion posterior susunan syaraf tepi dan ganglion
kronialis.

Lokasi kelainan kulit sekitar daerah persyarafan ganglion kadang-kadang virus menyerang
gangguan arterior bagian motorik kranolis sehingga memberikan gejala gangguan motorik.
2.5.

Manifestasi Klinik

1.

Gejala prodormal

Gejala sistemik seperti demam, pusing, malaise, dan lokal (nyeri otot, tulang, gatal, pegal dsb)
pada dermatom yang terserang.
2.

Stadium

Timbul popula atau plakat berbentuk urtika setelah 1-2 hari akan timbul gerombolan vesikel
dengan dasar kulit yang eritematosa dan odema vesikel air berisi cairan yang jernih.
2.6.

Stadium Krutasi

Vesikel menjadi puruler dapat menjadi pustula dan krusta kadang-kadang vesikel mengandung
darah disebut herpes zoster haemorasik krusta akan lepas dalam waktu 1-2 minggu dapat timbul
infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyumbatan tanpa sikasrek sering terjadi
neuralgia pasca hepatica terutama pada orangtua yang dapat berlangsung berbulan-bulan yang
bersifat sementara.
Ciri Khas :

Nyeri radikuler

Unilateral

Gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dengan dermatom yang meruasi oleh satu ganglion

syaraf sensorik.
Gejala lainnya :

Pembesaran KGB regional

Kelainan motorik berupa kelainan sentral daripada perifer

Fuper parostesi pada daerah yang terkena

Kelainan pada muka akibat gangguan trigenirus (dengan gangguan gaseri) atau n. fasialis &

optikus (dari gangguan garikulotum)

2.7.
a.

Klasifikasi Herpes Zoster


Herpes Zoster Optalnikus

terjadi infeksi cabang pertama N. Trigenirus yang menimbulkan kelainan pada mata cabang
kedua dan ketiga yang menyebabkan kelainan kulit pada daerah persyarafan.
b.

Sindrom Ramsay Hurt

Diakibatkan gangguan N. Fasiolis dan optikus sehingga memberikan gejala paralysis otot muka
(paralisis Bell) kelainan kulit sesuai tingkat persyarafan, kliris vertigo, gangguan pendengaran,
regtagnius dan raisea juga terdapat gangguan pengecapan.
c.

Herpes Zoster Abortif

Berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan
eritem.
d.

Herpes Zoster Generaligata

Kelainan kulit unilateral dan segmental ditambah yang menyebar secara generalisata berupa
vesikel soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang
yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya penderita : Umforra malignum.
2.8.

Komplikasi

Pada usia diatas 40 tahun kemungkinan terjadi neuralgia pasca herpetic.


2.9.

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan percobaan T. Zarck dapat ditemukan sel dativa berinti banyak.
2.10.

Diagnosa Banding

Herpes simplek

Varicella

Dermatis Contacta alergika

Penyakit dengan efloresersi bulla ; pemfisus vulgaris

Dermatis herpenformis dan dutega

Bulos pumfigord

2.11.

Penatalaksanaan

1.

Therapi sistemik umumnya bersifat simptomatik untuk nyeri diberikan analgetik jika

disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik.


2.

Bila syaraf oftalnikus cabang dari syaraf trigenirus terkena muka dirujuk ke arah mata

karena dapat terjadi perporasi kornea.


3.

Pemberian kortikosteroid sistemik diri dapat mencegah timbulnya neuralgia post

herpatica dan untuk mencegah fibrosis garcialia.


4.

Therapi topical bergantung pada stadium :

a.

Stadium vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder.

b.

Bila erosif diberikan kompres terbuka.

c.

Bila ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.

5.

Kompres pada daerah yang terserang :

a.

Bila lokal kering, bedak berisi aodum berikulm 10%, Oksisum Zursi 10% dan mentol

1%.
b.

Bila basah kompres garam tadi, kompres solutio burowl

6.

Istirahat

2.12.

Asuhan Keperawatan

a.

Pengkajian
1.

Aktivitas/istirahat

DS

: Pada stadium predermal/klien mengeluh nyeri otot , lemas.

DO

: Klien tampak malaise, aktivitas klien tampak terbatas.

2.

Eliminasi

DS

: Tidak ada perubahan pola eliminasi.

DO

: -

3.

Sirkulasi

DO

: Ada eritema daerah dermatom yang terserang pada awal gejala

kemerahan.
DS
4.

: Klien merasa panas pada daerah yang terserang.


Nutrisi

DS

: Adanya kehilangan nafsu makan, kehilangan sensasi pada lidah.

DO

: Penurunan berat badan.

5.

Neurologi

DS

: Adanya pusing, nyeri, menurunnya penglihatan, gangguan

penciuman, neuralgia hebat pada orang tua.


DO

: Paralise wajah, sukar berkomunikasi secara verbal, pendengaran

berkurang, paralise otot intrinsik dan ekstrinsik mata.


6.

Integumen

DS

: Klien mengeluh ada perubahan pada dirinya berupa tidak ada rasa

pada daerah yang terserang.


DO

: Pada stadium prodormal belum terlihat kelainan pada kulit dan

akar muncul pada stadium erupsi berupa popula - vesikel berisi cairan yang jernih serta pada
stadium krusta berbentuk vesikel, purulen, prostula, krusta ulpus sikatrik.
7.

Psikologik

DS

: Klien merasa tidak berselera, tidak ada harapan merasa menarik

dengan keadaannya.
DO

: Tidak

kooperatif

labil,

moral

kesukaran

mengekspresikan

perasaannya perubahan citra tubuh.


8.

Interaksi sosial

Kerusakan komunikasi, sukar bicara, perubahan peran.


9.

Kenyamanan/nyeri

DS

: Nyeri radikuler.

DO

: Gelisah dan ekspresi wajah tegang.

10.

Pendidikan kesehatan

DS

: Adanya riwayat varisella, gangguan kontrikosteroid lama.

Pemeriksaan Diagnostik
Berdasarkan :
1.

Gejala, gejala kurik.

2.

Sitologi (64% Tzarck sinear +) adanya sel raksasa yang multi lokuler dan sel akan

tolitek.

3.
b.

Kultur virus (lembaga virology)


Diagnosa Keperawatan

1.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan prunitus.

2.

Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan erupsi dermal dan prunitus.

3.

Resiko terhadap penularan infeksi baru berhubungan dengan sifat menular dari

organisme.
4.

Perasaan rendah diri.

5.

Resiko terhadap ketidak aktifan pelaksanaan aturan therapeutika berhubungan dengan

ketidak cukupan tentang kondisi (penyabab perjalanan penyakit) pencegahan, pengobatan dan
perawatan kulit.
c.

Intervensi

1.

Dx 1

: Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan lesi dan

Tujuan

: Lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut, kulit

Intervensi

prunitus.
besih kering.
-

Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna, cairan setiap 4 jam.

Perhatikan teknik aseptic.

Gunakan kompres basah/kering.

Pantau suhu tiap 4 jam, laporkan ke dokter jika ada peningkatan.

2.

Dx 2

: Resiko terhadap penularan infeksi.

Tujuan

: Penularan infeksi tidak terjadi.

Intervensi

Cuci tangan sesudah dan sebelum tindakan

Perhatikan kebersihan lokal.

Pemberian antibiotik untuk mencegah perluasan bakteri dan infeksi.

3.

Dx 3

: Perasaan rendah diri berhubungan dengan perubahan

Tujuan

penampilan tubuh.
-

Mengungkapakan perasaan dan pikiran mengenai diri

Mengidentifikasi 2 atribut positif mengenai diri.


Intervensi

: a.

Tetapkan hubungan saling percaya perawat klien.

Dorong individu untuk mengekpresikan perasaan khususnya mengenai cara dia

memandang dirinya.
-

Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang diberikan.

Perjelas berbagai kesalahan konsep individu menganai diri : Perawatan atau

pemberi perawatan
-

Berikan privasi dan lingkungan yang nyaman.

b.

Tingkatkan interaksi sosial

Bantu klien untuk menerima bantuan dari orang lain.

Dukung keluarga sewaktu mereka beradaptasi.

c.

Gali kekuatan dan sumber-sumber individu.

d.

Diskusikan harapan ! Gali alternatif realitas

d.

Implementasi

Tindakan perawatan dilaksanakan berdasarkan masalah yang ada pada klien.


e.

Evaluasi

Apakah kerusakan integritas kulit berkurang ?


Apakah rasa nyaman terpenuhi ?
Apakah klien mampu mengungkapkan perasaan mengenai dirinya ?
Apakah harga diri klien merosot ?
Apakah penular infeksi terjadi ?

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN DIAGNOSA HERPES ZOSTER DI
RUANG PERAWATAN XIV
RUMAH SAKIT DUSTIRA

3.1.

PENGKAJIAN

A.

Biodata

Nama Klien

: Tn.A

Umur

: 24 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pekerjaan

: TNI-AD

Kesatuan

: Arhanudri III

Suku bangsa

: Sunda

Status perkawinan
Alamat

: Kawin
: Asrama Kesatuan

Tgl. masuk

: 20 November 2002

Tgl. dikaji

: 21 November 2002

No. Register

: 4372/XI/02

Diagnosa medis

: Herpes Zoster

B.

Riwayat Kesehatan Klien

1.

Kesehatan sekarang

5 hari sebelum klien masuk rumah sakit, klien mengeluh gatal dan panas pada darah dada kanan
dan menjalar ke pungggung kanan dan adanya bintik-bintik kecil sebesar telur ikan. Kemudian
klien berobat ke poliklinik kulit dan klien dikirim ke ruang perawatan XIV untuk di opname.
-

Keluhan

Klien mengeluh panas pada daerah dada kanan dan menjalar ke punggung kanan disertai gatal
dan adanya bintik-bintik kecil sebesar telur ikan, panas dirasakan setiap saat.
-

Alasan masuk rumah sakit

Klien mengeluh panas dan gatal pada daerah dada kanan dan menjalar ke punggung kanan dan
adanya bintik-bintik kecil sebesar telur ikan.
2.

Kesehatan masa lalu

Klien belum pernah menderita penyakit seperti yang diderita saat ini atau penyakit berat lainnya.
3.

Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita kronis, menular penyakit turunan dan penyakit
seperti yang diderita klien.
4.

Struktur keluarga klien

Keterangan :

Perempuan

Laik-laki

Klien
Tinggal serumah
C.

Data Biologis

D.

Data Fisik

1.

Keadaan umum

Kesan umum

: klien tampak sakit sedang

Penampilan

: lemah

Kesadaran
2.

: CM

TTV

: T : 110/80 mmhg

S : 36oC
N : 94 x/mnt
3.

Kepala

: rambut hitam dan pendek, kulit kepala bersih.

Mata

: icterus, anemis, fungsi baik, bentuk simetris.

Hidung

lubang

simetris,

fungsi

penciuman

baik,

pernafasan cuping tidak nampak.


Telinga

: bentuk simetris, fungsi pendengaran baik, tidak

terdapat serumen, tidak menggunakan alat bantu.


Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, , tidak teraba

massa.
4.

Axilla

: tidak ada pembesaran kelenjar limpa.

5.

Thorax

: terdapat herpes zoster yang menjalar kepunggung kanan atas, bentuk

Abdomen

simetris
6.

bentuk dasar super, keadaan baik, garis usus 20

x/mnt.
7.

Ekstermitas: atas dan bawah, tidak ada oederm, tidak ada kelainan, tidak ada varises,

reflek baik.
E.

Data Psikologi

1.

Status emosi

Klien tampak gelisah dan cemas akan penyakitnya


2.
-

Konsep diri
Persepsi terhadap identitas diri : klien adalah sebagai anggota TNI-AD dan

sebagai suami sekaligus ayah


-

Body image : klien merasa dirinya masih mampu dan kuat untuk beraktivitas.

Peran dan tanggung jawab keluarga : klien sebagai kepala rumah tangga yang

bertanggungjawab penuh kepada keluarganya


3.

Gangguan komunikasi : klien berkomunikasi dengan terbuka dan selalu menjawab

semua pertanyaan yang diberikan.


4.

Pola interaksi : klien dapat memberikan respon terhadap perawat/teman bicara.

5.

Pola kopirs : apabila ada masalah klien selalu meminta pertimbangan istri dan rekan-

rekannya.
F.

Data Sosial

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: TNI-AD

Hubungan sosial

: Klien mau diajak komunikasi, baik dengan perawat,

keluarga dan pasien lain.


G.

Data Spiritual

Klien sangat yakin bahwa penyakitnya dapat sembuh dan klien selalu berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya.
H.

I.

Data Penunjang

Therapy

Sol Acid Salycil 1%

Aey Clovir 5 x 800 mg/hr

Diloneurobion 3 x 1 tab/hr

3.2.

Analisa data

PRIORITAS MASALAH
1.

Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses peradangan, ditandai dengan :

DO

: tampak vesikel berair di daerah dada kanan dan menjalar ke punggung

kanan atas.
DS
2.

: Klien mengeluh nyeri panas dan terbakar.


Kerusakan intensitas kulit berhubungan dengan reaktivitas herpes zoster dengan

ditandai dengan :
DO

: tampak vesikel berair di daerah dada kanan dan menjalar ke punggung

kanan atas.
DS

: Klien mengeluh nyeri panas dan terbakar.

3.

Resiko terhadap penularan insfeksi berhubungan dengan sifat-sifat alamiah virus

ditandai dengan :
DO

: Klie berinteraksi dengan orang lain, tampak vesikel berair di daerah dada

kanan dan menjalar ke punggung kanan atas.

N
O.
1

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
2
Gangguan rasa nyaman
1 nyeri
sehubungan dgn
peradangan
Yang ditandai dengan
DO : Tampak vesikel
berair di
daerah dada kanan &
menjalar

TUJUAN
3
Tujuan jk.
panjang :
- Nyeri hilang

P E R E N C AN AAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
4
5
1. kaji intensitas nyeri 1. Utk mengetahui
dgn
nyeri
menggunakan
dan tindakan yg
skala
harus
nyeri
Diberikan

Tujuan jk.
pendek :

2. Bantu dgn ajarkan 2. Teknik distraksi,


program terhadap
imajinasi &
- Setelah 3 hari nyeri
relaksasi
perawatan
dengan
Mengalihkan
ke punggung kanan atas nyeri
menggunakan
perhatian
DS : Klien mengeluh
klien terhadap
nyeri dan
hilang
teknik relaksasi, nyeri
distraksi &
panas seperti terbakar
ada
imajinasi
3.pengompresan
- Klien
3. Tingkatkan
membantu
menyatakan
aktivitas
kelancaran
dalam batas
yang
disintraksi
sirkulasi darah ke
dapat
4. Beri kompres
jurusan nyeri &
ditoleransi
topikat
panas
- Menampakkan
ketegangan
ekspresi wajah

sol acid calycil 1% Berkurang


5. Berikan aarolgetik
jika
4. Analget membantu
perlu

memblokir nyeri

yang rileks
Tujuan jk.
1. Kaji kerusakan,
1. Mengetahui
2 Kerusakan Integritas kulit panjang :
ukuran
tingkatan/
sehubungan dgn
dan kedalaman
derajat kerusakan
reaktivitas
- Kulit kembali warna
dpt
Virus herpes zoster
normal halus
cairan setiap 4 jam Menentukan

IMPLEMENTASI
6
21-11-2002 Jam
10.00
1. Mengkaji
Intensitas
nyeri dengan
menggunakan
skala
nyeri dengan
2. Membantu dan
mengajarkan
program
Thp nyeri dengan
menggunakan
teknik
distraksi
3. Memberikan
kompres
topikal sol acid
salycil
1%
21-11-2002 Jam
12.00
4. Memberikan
analgetik
21-11-2002 Jam
11.00
1. Mengkaji
kerusakan,
ukuran,

ditandai :
DS : Klien mengeluh
gatal
DO : Tampak vesikel
berair di
daerah dada kanan &
menjalar
ke punggung kanan

dan
tanpa
meninggal
jan sikatrik
Tujuan jk.
pendek :
- 5 hari, 3 hari
lesi
mulai pulih
- Area bebas
diinteraksi
lanjut
- Kulit bersih
dan
kering

Tujuan jk.
3 Resiko terhadap penularan panjang :
infeksi sehubungan
- Penularan
dengan
infeksi
sifat-sifat alamiah virus
ditandai dengan :

tidak terjadi

2. Berikan teknik
septik

tindakan
yang harus
dilakukan

warna cairan
2. Memberikan
dan aseptik
2. Untuk mencegah teknik
terjadinya infeksi
septik dan aseptik
3. Gunakan kompres lanjut
dlm
3. Kompres
memberikan
basah
membantu
kompres
4. Pantau suhu tiap 4
3. Memantau suhu
jam
lesi kering dan
tiap
dan laporkan ke
membersihkan
dokter
kotoran
4 jam
jika ada
peningkatan
4. Peningkatan suhu
membantu
mengidentifikasi infeksi
lanjut
lajur-lajur
kerusakan
integritas semakin
Bertambah

1. Cuci tangan sebelum 1. Mencegah


&
terjadinya
& sesudah
melakukan
Infeksi
2. Mencegah
tindakan
terjadinya
2. Perhatikan teknik

Tujuan jk. pendek


:
septik dan aseptik
- Keluarga tdk
ada
3. Perhatikan jaringan
yang mengalami sekitar lesi
4. Perhatikan
- Terdapat vesikel berair di sakit yang sama kebersihan
daerah dada kanan dan - Organ lainnya
lokal
menjalar kepunggung
normal
5. Pemberian antibiotik
DO :
- Klien berinteraksi
dengan
orang lain

kedalaman,

Perluasan

6
21-11-2002 Jam
11.00

1. Mencuci tangan
sebelum dan
sesudah
melakukan
tindakan

2. Mempertahank
jaringan sekitar
lesi
dan membersih
lokal

kanan
atas

untuk mencegah
perluasan lesi atau
infeksi

3.4.

Catatan Perkembangan

BAB IV
PENUTUP

4.1.

KESIMPULAN

Herpes zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisella zoster yag menyerang kulit dan
mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivitas virus yang terjadi setelah infeksi primer yang diikuti oleh kelompok
vesikel di atas kulit dan lebih sering mengenai pada orang dewasa.
Perawatan herpes zoster dititik beratkan pada kebersihan diri, kebersihan lingkungan dan mencegah terjadinya
penularan virus. Untuk klien yang dirawat di rumah keluarga harus memahami perawatan herpes zoster dengan
mengikuti anjuran dan nasehat dokter serta perawat. Klien dengan herpes zoster harus disiplin dalam
pengobatan dan perawatan untuk mencapai kesehatan
4.2.

SARAN

Penulis menyarankan dalam asuhan keperawatan kepada klien dengan herpes zoster harus mampu menerapkan
teknik septik dan anseptik guna mencegah terjadinya infeksi rosokomial.
Masyarakat hendaknya lebih memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada selagi penyakit dapat diketahui sendiri
dan ditanggulangi secepat mungkin guna mencapai kesehatan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Carperito, Lynda Juall (1998), Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC.

2.

Djuanda, Adhi (1999), Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Jakarta, EGC.

3.

FKPP, SPK (1999), Perawatan VC, Jakarta.

4.

Gayo, Buku Pintar Kesehatan, Jakarta, Mawar Gempita.

5.

Geisseter Doerses (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.

6.

Mansoer Arif dkk. (2000), Kapita Selecta Kedokteran, Jakarta, EGC.

7.

Price Sylvia (1995), Patofisiologi, Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai