Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Tujuan Metode Hasil Pembahasan Kesimpulan

Purwanti, Penelitian ini Penelitian ini Data berdistribusi normal. Penelitian Adanya pengaruh antara
Sugi. 2017. bertujuan untuk berupa analitik pemberian oxytocin pada (Mu’minatunnisa, 2011) waktu pemberian oxytocin
Pengaruh mengidentifikasi dengan study kala III persalinan masih menunjukkan 51% dengan lamanya
Waktu
adanya pengaruh korelasi dengan dalam 1 menit. Menurut penyebab perdarahan pengeluaran plasenta pada
Pemberian
Oxytocin waktu pendekatan cross Rahayu (2016), waktu yang postpartum disebabkan kala III persalinan.
Dengan Lama pemberian sectional. dibutuhkan untuk oleh retensio plasenta. Kontraksi uterus yang
Pengeluaran oksitosin pada Variabel : penglepasan plasenta Salah satu hal yang dapat muncul setelah bayi lahir
Plasenta Pada ibu bersalin -variabel sekitar 6-15 menit setelah mengurangi perdarahan lebih kuat melalui
Kala III normal terhadap independen  bayi lahir dan plasenta postpartum yaitu dengan pemberian oxytocin 10 unit
Persalinan. lamanya waktu pemberian keluar secara spontan atau pemberian oksitosin pada dalam waktu 1 menit
Bidan Prada:
pengeluaran oksitosin (detik) dengan tekanan pada fundus waktu yang tepat agar setelah bayi lahir secara
Jurnal Ilmiah
Kebidanan, plasenta pada -variabel uteri. pelepasan plasenta lebih intramuscular pada
Vol. 8 No. 1 kala III dependen  lama Regresi antara variabel cepat dan lengkap. sepertiga bagian atas paha
Edisi Juni persalinan. penngeluaran waktu pemberian oxytocin Pemberian oksitosin pada bagian luar. Oxytocin
2017, hlm plasenta (menit) dengan lama pengeluaran kala III persalinan akan diberikan setelah
112-120 Pengumpulan data plasenta memiliki linearitas. merangsang kontraksi memastikan adanya janin
: observasi model persamaan regresi uterus sehingga pembuluh tunggal dalam rahim ibu.
Populasi : ibu Y=1.015 + 0.121 (X), yang darah yang terbuka pada
bersalin pada artinya setiap penambahan bekas penempelan plasenta
periode bulan 1 detik waktu pemberian akan tertutup. Semakin
desember di oxytocin maka akan cepat oksitosin diberikan
kabupaten menambah lama akan semakin cepat
banyumas pengeluaran plasenta pelepasan plasenta,
Teknik sebesar 0.121 menit. sehingga penutupan
pengambilan pembuluh darah yang
sampel: accidental terbuka pun akan semakin
sampai sampel cepat dan perdarahan dapat
terpenuhi dicegah.
Kriteria sampel : Berdasarkan patokan yang
ibu bersalin diberikan dalam asuhan
normal persalinan normal,
pervaginam tanpa hendaknya oksitosin
pemberian dilakuan dalam 1 menit
uterotonika. pertama setelah bayi lahir.
Latar belakang
Angka Kematian Ibu di Indonesia menurut SDKI atau Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia tahun 2012 menunjukkan sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup terjadi kematian
Ibu. Salah satu hal yang menyebabkan kematian Ibu pasca melahirkan yaitu perdarahan.
Perdarahan post partum yaitu hilangnya darah lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir
pada persalinan pervaginam dan 1000 ml setelah operasi seksio sesarea (WHO, 2000).
Penelitian (Mu’minatunnisa, 2011) menunjukkan dari 3429 ibu bersalin sebanyak 8.8%
mengalami perdarahan dimana 51% penyebabnya karena retensio plasenta. Perdarahan yang
terjadi umumnya disebabkan kaena kelemahan atau tidak adanya kontraksi uterus (Atonia
uterus) dan kesalahan penenganan kala III persalinan, sehingga kelahiran plasenta lebih lama
dan perdarahan semakin banyak.

Lepasnya plasenta menyebabkan perdarahan kapiler dan hal ini berkurang dengan kontraksi
otot-otot uterus. Kehilangan darah pada masa kala III persalinan tergantung pada lamanya
waktu pelepasan plasenta dan adekuatnya kontraksi uterus pada temat perlengketan plasenta
(placental bed) (Cunningham, 2010). Pemberian uterotonika sangat penting untuk mencegah
atoni uteri atau kegagalan uterus untuk berkontraksi setelah bayi lahir dan mencegah terjadinya
perdarahan postpartum (Dyer et al., 2010). Oksitosin baik yang diberikan secara intramuskuler
maupun secara drip direkomendasikan sebagai uterotonika pilihan pertama (first line agent)
untuk mencegah perdarahan postpartum (Leduc et al., 2009).

Pada ibu post partum, oksitosin secara rutin diberikan setelah bayi dilahirkan untuk
merangsang kontraksi uterus dan mempunyai tujuan untuk mengurangi kehilangan darah atau
perdarahan. Ketepatan waktu dalam memberikan oksitosin dapat memengaruhi lamanya
pengeluaran plasenta menjadi lebih singkat sehingga pelepasan plasenta menjadi lebih cepat
dan lengkap yang dapat membantu mengurangi risiko perdarahan post partum (Purwanti,
2017).

Normal pelepasan plasenta terjadi pada 15 menit setelah bayi baru lahir, sehingga jika dalam
waktu 15 menit setelah bayi lahir belum terjadi pengeluaran plasenta maka harus segera
dilakukan penyuntikan oxytocin dosis kedua, jika lima belas menit setelah penyuntikan
oxytocin kedua plasenta belum juga lahir maka harus dilakukan plasenta manual.

Tindakan pemberian oksitosin merupakan salah satu manajemem aktif kala III persalinan, yaitu
dengan mengupayakan kontraksi dari uterus dapat adekuat dan mempersingkat kala III untuk
menurunkan angka kejadian retensio plasenta, sehingga penting untuk memperhatikan
ketepatan pemberian oksitosin pada masa kala III persalinan.

Daftar Pustaka
Purwanti, Sugi. 2017. Pengaruh Waktu Pemberian Oxytocin Dengan Lama Pengeluaran
Plasenta Pada Kala III Persalinan. Bidan Prada: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 8 No. 1 Edisi
Juni 2017, hlm 112-120
Rahayu, Anik Puji. 2016. Panduan Praktikum Keperawatan Maternal. Yogyakarta: Dee
Publish.

Mu’minatunnisa. 2011. Jurnal Pendidikan Bidan, Kejadian Perdarahan Post Partum Ibu
Bersalin Berdasarkan Karakteristik Dan Penyebab Di RSUD Bandung Tahun 2011.
ISSN:2089-2225.

Anda mungkin juga menyukai