Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Herpes Zoster adalah suatu radang kulit akut yang sifat khasnya adalah
terdapat vesikel yang tersusun kelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai
dengan dermatomnya dan biasanya unilateral.
Teknik perawatan herpes zoster harus dapat dikuasai oleh perawat untuk
dapat memenuhi kompetensinya dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
kompherensif agar klien dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan
dapat hidup produktif lagi.

1.2. Tujuan Penulisan


a. Tujuan umum :
Mahasiswa mampu menyelenggarakan asuhan keperawatan dengan
gangguan sistem integumen herpes zoster dengan pendekatan proses
keperawatan.
b. Tujuan khusus :
Mahasiswa mampu menyelenggarakan asuhan dengan gangguan
sistem integumen herpes zoster yang meliputi :
1. Mengkaji data dasar pasien.
2. Mengelompokkan dan menganalisis data.
3. Menentukan masalah.
4. Membuat diagnosa.
5. Membuat rencana keperawatan.
6. Menentukan tujuan dan kriteria keberhasilan.
7. Melaksanakan tindakan keperawatan .
8. Mengevaluasi hasil tindakan seuai dengan kriteria
keberhasilan.
9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
10. Memberikan perkes.

1.3. Rumusan Masalah


“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 1
Materi yang dibahas dalam makalah ini meliputi :
a. Konsep dasar erpes zoster
b. Proses keperawatan herpes zoster

1.4. Metoda dan Teknik Penulisan


Data disusun secara deskriptif dengan menjelaskan herpes zoster. Data yang
disusun didapatkan dari :
a. Study lapangan
Menggunakan Ruang perawatan XIV untuk mencari kasus herpes zoster.
b. Study literatur
Menggunakan buku-buku sumber yang berhubungan dengan penyakit herpes
zoster dan perawatannya.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 2


1. Definisi
a. Menurut Jewerz .E. dkk (1984) herpes zoster adalah suatu penyakit
sporadik yang melemahkan pada orang dewasa yang ditandai oleh
reaksi peradangan radiks posterior syaraf dan ganglia. Diikuti oleh
kelompok vesikel di atas kulit yang dipersyarafi oleh syaraf sensorik
yang terkena.
b. Menurut Peruus herpes zoster adalah radang kulit akut yang
disebabkan oleh virus Varisella zoster dengan sifat khas yaitu tersusun
sepanjang persyarafan sensorik.
c. Menurut Purrawan Juradi, dkk (1982) herpes zoster adalah radang
kulit dengan sifat khasnya yaitu terdapat vesikel yang tersusun
berkelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan
dermatomnya dan biasanya unilateral.
d. Menurut Arif Mansyur, herpes zoster (campak, cacar ular) adalah
penyakit yang disebabkan infeksi virus varicella. Zoster yang
menyerang kulit dan mukosa infeksi ini merupakan reaktivitas virus
yang terjadi setelah infeksi primer kadang-kadang infeksi berlangsung
sub kronis.

2. Penyebab
Virus sejenis dengan virus penyebab varisella. Virus tersebut menyebabkan
radang ganglion radiks posterior.

3, Pencetus
Penurunan imunitas pada :
a. Keganasan
b. Radiasi
c. Imuro suppressive
d. Penggunaan kortikosteroid yang lama
4. Patogenesis
Masa tunasnya 7-12 hari masa aktif penyakit berupa lesi baru dan yang tetap
timbul berlangsung kira-kira 1-2 minggu virus berdiam di ganglion posterior susunan
syaraf tepi dan ganglion kronialis.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 3
Lokasi kelainan kulit sekitar daerah persyarafan ganglion kadang-kadang
virus menyerang gangguan arterior bagian motorik kranolis sehingga memberikan
gejala gangguan motorik.

5. Manifestasi Klinik
a. Gejala prodormal
Gejala sistemik seperti demam, pusing, malaise, dan lokal (nyeri otot,
tulang, gatal, pegal dsb) pada dermatom yang terserang.
b. Stadium
Timbul popula atau plakat berbentuk urtika setelah 1-2 hari akan
timbul gerombolan vesikel dengan dasar kulit yang eritematosa dan
odema vesikel air berisi cairan yang jernih.

6. Stadium Krutasi
Vesikel menjadi puruler dapat menjadi pustula dan krusta kadang-kadang
vesikel mengandung darah disebut herpes zoster haemorasik krusta akan lepas dalam
waktu 1-2 minggu dapat timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus
dengan penyumbatan tanpa sikasrek sering terjadi neuralgia pasca hepatica terutama
pada orangtua yang dapat berlangsung berbulan-bulan yang bersifat sementara.
Ciri Khas :
a. Nyeri radikuler
b. Unilateral
c. Gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dengan dermatom yang meruasi
oleh satu ganglion syaraf sensorik.

Gejala lainnya :
a. Pembesaran KGB regional
b. Kelainan motorik berupa kelainan sentral daripada perifer
c. Fuper parostesi pada daerah yang terkena
d. Kelainan pada muka akibat gangguan trigenirus (dengan gangguan gaseri)
atau n. fasialis & optikus (dari gangguan garikulotum)

7. Klasifikasi Herpes Zoster


a. Herpes Zoster Optalnikus
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 4
Terjadi infeksi cabang pertama N. Trigenirus yang menimbulkan
kelainan pada mata cabang kedua dan ketiga yang menyebabkan
kelainan kulit pada daerah persyarafan.
b. Sindrom Ramsay Hurt
Diakibatkan gangguan N. Fasiolis dan optikus sehingga memberikan
gejala paralysis otot muka (paralisis Bell) kelainan kulit sesuai tingkat
persyarafan, kliris vertigo, gangguan pendengaran, regtagnius dan
raisea juga terdapat gangguan pengecapan.
c. Herpes Zoster Abortif
Berlangsung dalam waktu singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa
beberapa vesikel dan eritem.
d. Herpes Zoster Generaligata
Kelainan kulit unilateral dan segmental ditambah yang menyebar
secara generalisata berupa vesikel soliter dan ada umbilikasi. Kasus
ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi
fisiknya sangat lemah, misalnya penderita : Umforra malignum.

8. Komplikasi
Pada usia diatas 40 tahun kemungkinan terjadi neuralgia pasca herpetic.

9. Penatalaksanaan
a. Therapi sistemik umumnya bersifat simptomatik untuk nyeri diberikan
analgetik jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik.
b. Bila syaraf oftalnikus cabang dari syaraf trigenirus terkena muka dirujuk
ke arah mata karena dapat terjadi perporasi kornea.
c. Pemberian kortikosteroid sistemik diri dapat mencegah timbulnya
neuralgia post herpatica dan untuk mencegah fibrosis garcialia.
d. Therapi topical bergantung pada stadium :
1) Stadium vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder.
2) Bila erosif diberikan kompres terbuka.
3) Bila ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.
e. Kompres pada daerah yang terserang :
1) Bila lokal kering, bedak berisi aodum berikulm 10%, Oksisum
Zursi 10% dan mentol 1%.
“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 5
2) Bila basah kompres garam tadi, kompres solutio burowl
f. Istirahat

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Herpes zoster merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
varisella zoster yag menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivitas
virus yang terjadi setelah infeksi primer yang diikuti oleh kelompok vesikel di atas
kulit dan lebih sering mengenai pada orang dewasa.
Perawatan herpes zoster dititik beratkan pada kebersihan diri, kebersihan
lingkungan dan mencegah terjadinya penularan virus. Untuk klien yang dirawat di
rumah keluarga harus memahami perawatan herpes zoster dengan mengikuti anjuran

“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 6


dan nasehat dokter serta perawat. Klien dengan herpes zoster harus disiplin dalam
pengobatan dan perawatan untuk mencapai kesehatan

3.2. SARAN
Penulis menyarankan dalam asuhan keperawatan kepada klien dengan herpes
zoster harus mampu menerapkan teknik septik dan anseptik guna mencegah
terjadinya infeksi rosokomial.
Masyarakat hendaknya lebih memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
selagi penyakit dapat diketahui sendiri dan ditanggulangi secepat mungkin guna
mencapai kesehatan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi (1999), Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Jakarta, EGC.
2. Mansoer Arif dkk. (2000), Kapita Selecta Kedokteran, Jakarta, EGC.
3. Price Sylvia (1995), Patofisiologi, Jakarta, EGC.

“Asuhan Keperawatan Herpes Zoster" 7

Anda mungkin juga menyukai