ZOSTER
DISUSUNOLE
KELOMPOK
Anggota:
LeniAndriani (2007401006)
Maysura (2007401022)
TasyaIkhwani (2007401016)
RinaHaslinur (2007401011)
AulatunNazura (2007401001)
OjaSafira (2007401008)
MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
2.4 Herpes-Zoster
2.4.1Pengertian
Herpes zooster adalah radang kulit akut dan setempat yang merupakan reaktivasi
virus variselo-zaster dari infeksi endogen yang telah menetap dalam bentuk laten
setelah infeksi primer oleh virus(Marwali,2000).
Sedangkan menurut Sjaiful(2002), merupakan penyakit neurodermal ditandai dengan
nyeri radikular unilateral serta erupsi vesikuler berkelompok dengan dasar eritematoso
pada daerah kulit yang dipersarafi oleh sarafkranialis atau spinalis.
Menurut MansjoerA (2007) Herpeszoster (dampa,cacarular) adalah penyakit
yang disebabkan infeksi virusvarisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa.Infeksi
ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.
Dari tiga pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan,herpeszooster adalah
radang kulit akut dan setempat yang merupakan reaktivasi virus variselo-zaster yang
menyerang kulit dan mukosa ditandai dengan nyeri radikular unilateral serta erupsi
vesikuler berkelompok dengan dasar eritematoso.
2.4.2Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zoster.Infeksiositas
virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organic,deterjen,enzimproteolitik,panas
dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasi nya14–21hari.
a.Faktor Resiko Herpes-zoster.
1) Usia lebih dari 50 tahun,infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya tahan
tubuhnya melemah.Makin tua usia penderita herpeszoster makin tinggi pula
resiko terserang nyeri.
2)Orang yangmengalami penurunan kekebalan(immunocompromised)seperti
HIVdan leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi pertama dari
immunocompromised.
3) Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi.
4) Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi sumsum-tulang.
2.4.3 Patofisiologi
Herpeszoster bermula dari Infeksi primer dari VVZ(virusvarisellszoster)ini
pertama kali terjadi di daerah nasofaring.Disini virus mengadakan replikasi dan dilepas
kedarah sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya terbatas dan asimptomatik.
Keadaan ini diikuti masuk nya virus kedalam Reticulo Endothelial System(RES) yang
kemudian mengadakan replikasi ke dua yang sifat viremia nya lebih luas dan
simptomatik dengan penyebaran virus ke kulit dan mukosa.Sebagian virus juga
menjalar melalui serat-serat sensoris kesatu atau lebih ganglion sensoris dan berdiam
diri atau laten didalam neuron.Selama antibodi yang beredar di dalam darah masih
tinggi,reaktivasi dari virus yang laten ini dapat di netralisir,tetapi pada saat tertentu
dimana antibodi tersebut turun dibawah titik kritis maka terjadilah reaktivasi dari virus
sehingga terjadi herpeszoster.
2.4.4 Klasifikasi
Menurut lokasi lesinya,herpeszoster dibagi menjadi:
a.Herpeszoster-oftalmikus
Herpeszoster-oftalmikus merupakan infeksi virus herpeszoster yang mengenai bagian
ganglion gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang ophtal micus saraf
trigeminus(N.V),ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.Infeksi diawali dengan
nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala konstitusi seperti
lesu,demam ringan.Gejala prodromal berlangsug1sampai 4hari sebelum kelainan kulit
timbul. Fotofobia,banyak kelar airmata,kelopak mata bengkak dan sukar dibuka.
Gambar1.Herpeszost
eroftalmikussinistra.(htp://eyewiki.aao.org/
Herpes_Zoster_Ophthalmicus)
b.Herpeszoster-fasialis
Herpeszoster-fasialis merupakan infeksi virus herpeszoster yang mengenai bagian
ganglion gasseri yang menerima serabut saraf fasialis(N.VII),ditandai erupsi herpetik
unilateral pada kulit.
Gambar2.Herpeszoster-fasialis dekstra.
(http://www.medeco.de/kieferchirurgie-dental atlas/virus erkrankungen-
der-
mundschleimhaut/)
c.Herpeszoster-brakialis
Herpeszoster-brakialis merupakan infeksi virus herpeszoster yang mengenai
pleksusbrakialis yang di tandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
Gambar3.Herpeszosterbrakialissinistra.(http://
www.medicinenet.com/image-collection/herpes_zoster_picture/picture.htm)
d.Herpeszoster-torakalis
Herpeszoster-torakalis merupakan infeksi virus herpeszoster yang mengenai
pleksustorakalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
Gambar4.Herpeszostertorakalissinistra.(http://www.medicinenet.com/image-
collection/herpes_zoster_picture/picture.htm)
e.Herpeszoster-lumbalis
Herpeszoster-lumbalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus
lumbalis yang ditandai erupsi herpetikbunilateral pada kulit.
f.Herpeszoster-sakralis
Herpeszoster-sakralis merupakan infeksi virus herpeszoster yang mengenai pleksus
sakralis yang ditandai erupsi herpetikunilateral pada kulit.
Gambar5.Herpeszostersakralisdekstra.
(http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2014/03/penyakit-herpes-zoster.html)
2.4.5 ManifestasiKlinik
a.Gejala prodomal
1)Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodomal yang berlangsung selama1–4hari.
2)Gejala yang mempengaruhi tubuh:demam,sakit-
kepala,fatige,malaise,nusea,rash,kemerahan,sensitive,soreskin(penekanankulit),nye
ri,(rasaterbakaratautertusuk),gatal dan kesemutan.Nyeri bersifat segmental dan
dapat berlangsung terus menerus atau hilang timbul.Nyeri juga bisa terjadi selama
erupsi kulit.
3) Gejala yang mempengaruhi mata:Berupa kemerahan,sensitive terhadap
cahaya,pembengkakan kelopakmata.Kekeringan mata,pandangan kabur,penurunan
sensasi penglihatan danlain–lain.
b.Timbul erupsi-kulit
1) Kadang terjadi limfadenopatiregional
2) Erupsi kulit hampir selalu unilateral dan biasanya terbatas pada daerah yang
dipersarafi oleh satu ganglion sensorik.Erupsi dapat terjadi diseluruh bagian
tubuh,yang tersering didaerah ganglion torakalis.
3) Lesi dimulai dengan maculaeritroskuamosa,kemudian terbentuk papul–papul dan
dalam waktu12–24jam lesi berkembang menjadi vesikel.Pada hariketiga berubah
menjadi pastul yang akan mengering menjadi krusta dalam7–10hari.Krusta dapat
bertahan sampai2–3minggu kemudian mengelupas.Pada saat ini nyeri segmental
juga menghilang
4) Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ke-4 dan kadang–kadang sampai hari ke-
7
5) Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan macula hiperpigmentasi dan jaringan
parut(pittedscar)
6) Pada lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan merekalebih sensitive
terhadap nyeri yang dialami.
2.4.6 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic pada Herpeszoster.Tesdiagnostic ini untuk membedakan dari
impetigo,kontak dermatitis dan herpsZooster:
a.TzanckSmear:mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes
zoster dan herpes-simplex.
b.Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody:digunakan untuk membedakan diagnosis
herpesvirus
c.Immunofluororescent:mengidentifikasi varicella di sel-kulit
d.Pemeriksaan histopatologik
e.Pemerikasaan
mikroskopelectronf.Kulturvirus
g.Identifikasi antigen/asam nukleat VVZ(virusvariselazoster)
h.Deteksi antibody terhadap infeksi virus:
1) Virologi:
a) Mikroskop cahaya.
b)Pemeriksaan antigen langsung(imunofluoresensi).
c)PCR,
d)Kultur Virus,
2) Serologi
a) ELISA,
b)
WesternBlotTest,c)Bi
okitHSV-II.
2.4.7Komplikasi
Herpeszoster tidak menimbulkan komplikasi pada kebanyakan orang.Bila timbul
komplikasi,hal-hal berikut dapat terjadi:
Kasus
Bpk.S berumur 62 tahun,mengalami plenting-plenting di dahi dan kelopak mata kiri sejak
3hari yang lalu. Mulanya muncul merah dan plenting sedikit di dahi kiri lalu bertambah
banyak sampaike kelopak mata kiri. Kelopak mata terasa nyeri dan berat jika di
gerakkan.Penderita juga merasakan nyeri dikulit daerah muncul plenting.Sehari sebelum nya
penderita mengeluh tidak enak badan dan demam ringan.Belum pernah berobat untuk keluhan
ini.
3.1 Pengkajian
A.Anamnesis
1.Identitas:
a.Nama:Bpk.S
b.Umur:62tahun
c.JenisKelamin:Laki-laki
d.Alamat:Mulyosari
e.Pekerjaan:Pensiunan Guru
2.Riwayat kesehatan.
KeluhanUtama
Plenting–plenting dan nyeri pada dahi dan kelopak mata kiri
b.Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 3hari yang lalu, muncul plenting-plenting didahi dan
kelopakmatakiri.Mulanya muncul merah dan plenting sedikit didahi kiri lalu
bertambah banyak sampai ke kelopak mata kiri.Kelopak mata terasa nyeri dan
berat jika di gerakkan.Penderita juga merasakan nyeri dikulit daerah muncul
plenting.Sehari sebelumnya penderita mengeluh tidak enak badan dan demam
ringan.Belum pernah berobat untuk keluhanini.Pasien minum paracetamol
untuk menurunkan demam nya.
c.Riwayat Penyakit dahulu
Riwayat cacar-air waktu kecil tidak di ketahui.Tidak pernah menderita
penyakit ini sebelum nya dan tidak pernah dirawat di RS.
d.Riwayat Penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan
serupa.e.Kebiasaan/Lingkungan
Penderita mempunyai kebiasaan jalan santai1jam setiaphari.Penderita tidak
merokok dan minum alkohol
B.Pemeriksaan Fisik
1.B1(Breath)
Tidak ada keluhan batuk,pilek,sesaknapas.
2.B2(Blood)
Leukositosis
3.B3(Brain)
Demam ringan,suhu:37°C,
4.B4(Bladder)
Tidak ada keluhan
5.B5(Bowel)
Tidak ada keluhan
6.B6(Bone)
Nyeri di daerah muncul nya
plenting.C.Pemeriksaan Penunjang
1.TzanckSmear:Mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes
zoster dan herpes simplex.
2.Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody:digunakan untuk membedakan
diagnostic herpes virus.
3.Immunoflourorescent:mengidentifikasi varicella di sel kulit.
4.Pemeriksaan histopatologik
5.Kulturvirus
6.IdentifikasiAntigen/asamnukleatVVZ
3.2AnalisaData
3.3DiagnosaKeperawatan
1.Nyerib.dprosesinflamasivirus
2.Kerusakanintegritaskulitb.dvesikelyangmudahpecah
3.Gangguanbodyimageb.dperubahanpenampilan
3.4IntervensiKeperawatan
Masukkeselepitelmu
kosa/permukaan
kulitdanmeleburdalam
membransel
TerjadiReplikasidi
dalamsel
Menghasilkanbanyak MK:
Virion
-Kerusakan
IntegritasKulit
Virionmasukkedalamin -Resikoinfeksi
tiselneurondanganglia -
sensorisdan
Gangguancitrat
menginfeksi ubuh
Selmelepasvirusbarus TimbulVesikuladan
MK:ketidakefektifanpol
aseksual ebelumselnyamati Ulkus
MK:Hipertermia
-
MK:Nyeri
Ketidakseimba
ngannutrisikur
angdarikebutu
hantubuh
DAFTARPUSTAKA
CentersforDiseaseControlandPrevention.2008.VaksinasiCacarAir.http://
www.immunize.org/vis/in_var.pdf
Djuanda,Adhi(1993).IlmuPenyakitKulitDanKelamin,EdisiKedua,FKUniversitas
Indonesia,Jakarta,1993.
Dumasari,Ramona.2008.VaricellaDanHerpesZozter.DepartemenIlmuKesehatanKulit
DanKelamin.UniversitasSumatraUtara.
Finn,Adam2005.HotTopicsInInfectionAndImmunityInChildrenII.NewYork:Spinger
Hadinegoro,dkk.2010.TerapiAsiklovirPadaAnakDenganVariselaTanpaPenyulit.
DepartemenIlmuKesehatanAnak,RSDrCiptoMangunkusumo,FakultasKedokteran
UniversitasIndonesia,Jakarta.SariPediatri,Vol.11,No.6,April2010
JoanneM.McCloskeyDochterman.2013.NursingInterventionsClassification(NIC).
Elsevier.Mosby
Katsambas,Andreas.2015.EuropeanHandbookofDermatologicalTreatments.NewYork:Spinger
Kurniawan,dkk.2009.VaricelaZosterPadaAnak.Medicinus·Vol.3No.1Februari2009–
Mei2009
MansjoerArifdkk.2007.KapitaSelektaKedokteranJilidI.MediaAesculaplus.Jakarta.Mehta.2006
.Pyodermagangrenosumonvaricellalesions.ClinicalandExperimental
Dermatology.Volume32,pages215–217,27November2006
NANDA.2014.NursingDiagnosesdefinitionsandclasification2015-201710thedition.
WileyBlackwell
Prabhu,Smitha.2009.ChilhoodHerpesZoster:AClusteringOfTenCases.IndianJournal
OfDermatology.Vol:54Page62-64
Rampengan,T.H.2008.PenyakitInfeksiTropikPadaAnak,Edisi2,jakarta:EGC.Richard
,E.Berhman,dkk.2012.IlmuKesehatanAnakNelson.Jakarta:EGC.
Siregar.,2005.AtlasBerwarnaSaripatiPenyakitKulit.Jakarta;EGC.Sue
Moorhead.2013.NOC.Elsevier.Mosby
Thomson,JuneM.,et.al.1986.ClinicalNursingPractice,TheC.V.MosbyCompany,Toronto
Wasitaatmadja,S,M.2010AnatomiKulitdanFaalKulit.ed.6IlmuPenyakitKulitdan
Kelamin.Jakarta:BalaiPenerbitFKUI.