A. PENGKAJIAN
• Hari/Tanggal pengkajian : Selasa, 24 Maret 2009; pukul 08.30 WIB
• Ruang : B1 Syaraf
1. Identitas Klien
Nama : Tn. G
Jenis klamin : Laki – laki
Usia : 45 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Kawin
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Lamper Tengah III No. 158 Semarang
Hari/Tanggal masuk RS : Selasa, 24 Maret 2009; pukul 06.30 WIB
No Register : 8882949773
Diagnosa Medis : Guillain – Barre Syndrome (GBS)
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
Tangan kesemutan dan kaki tidak dapat digerakan
29
b.Riwayat Penyakit Sekarang
Sekitar 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit, klien mengeluh tangan
kesemutan dan kaki klien tidak dapat digerakkan disertai sesak. Klien
masuk RS. Permata dan disarankan oleh dokter S yang menangani untuk
dirawat inap dan diteruskan ke ruang B1 Syaraf. Selama ada di Rumah
Sakit klien diobservasi dan dilakukan pemeriksaan.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit manapun.
d.Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama.
Genogram:
Keterangan:
Laki-laki Hubungan
perkawinan
Klien Meninggal
Klien anak ketiga dari empat beraudara. Tidak ada keluarga yang
memiliki penyakit yang sama seperti klien. Klien tinggal serumah
bersama istri dan kedua anaknya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Dikaji tanggal 24 Maret 2009, pukul 08.30 WIB
TD : 130/90 mmHg
HR : 86 x/menit
RR : 25 x/menit
Suhu : 36,7 C
SpO2 : 91%
Yang Keterangan
Dikaji
Bentuk Mesosefal
Muka Simetris, mengerut dahi +
Rambut Hitam, sedikit beruban, penyebaran merata
Mata Tidak terdapat lesi, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis,
pupil: reflek cahaya +, bentuk bulat ukuran ± 3 mm, tidak ada
nistagmus dan melihat kembar, nyeri tekan tidak ada, fungsi
penglihatan dbn (> 4/60), berkedip +
Telinga Simetri ka = ki, tidak ada discharge, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan fungsi pendengaran dbn dengan arloji dan suara berbisik +/+
Simetri lubang ka = ki, tidak ada discharge, tidak ada nafas cuping
Hidung hidung.
Mukosa bibir lembab, gigi tidak ada caries cukup bersih, tidak ada
Mulut pendarahan gusi, tidak tampak sianosis.
Menelan +, membuka mulut + , mengunyah +, mengigit +
Tidak terdapat pembesaran tiroid, trachea simetri di tengah, tidak
Leher ada deviasi, tidak terdapat kaku kuduk.
Keterangan : + : ada
c. Jantung
Inspeksi Ictus cordis tak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V, 2 cm di LMCS
Perkusi Konfigurasi jantung dbn
Auskultasi Bunyi jantung I-II tunggal tidak ada murmur dan gallop
d. Paru-paru
Auskultasi Suara dasar vesikuler di seluruh lapang paru, tidak ada wheezing
atau ronki
e. Abdomen
f. Ekstremitas
Ektremitas atas
Kanan Kiri
Pergerakan menurun Pergerakan menurun
Kebas/kesemutan ada Kebas/kesemutan ada
Rasa baal ada Rasa baal ada
Kekuatan otot 3 Kekuatan otot 3
Capillary refill < 2 detik Capillary refill < 2 detik
Edema tidak ada Edema tidak ada
Tonus menurun Tonus menurun
Atrofi tidak ada Atrofi tidak ada
Nyeri ada (ketika pertama kali Nyeri ada (ketika pertama kali
sendi digerakkan) sendi digerakkan)
Ektremitas bawah
Kanan Kiri
g. Sistem Persarafan
1. Pemeriksaan Saraf Cranial
Nervus I (Olfactorius)
Nervus II (Optikus
Ketajaman >4/60
penglihatan
Lapang Sulit dinilai
Mata Pandang
kanan Melihat +
warna
Fundus Tak dinilai
oculi
Ketajaman >4/60
penglihatan
Lapang Sulit dinilai
Mata Pandang
kiri Melihat +
warna
Fundus Tak dinilai
oculi
Nervus IV (Trochlearis)
Nervus V ( Trigeminus)
Membuka mulut +
Mengunyah +
Menggigit +
Reflek kornea +
Sensasi pd Dahi +
wajah dgn Dagu +
benda kasar,
Pipi kanan +
halus tumpul,
+
runcing Pipi kiri
Nervus VI (Abducen)
Pergerakan mata +
Mata lateral
Kanan Tidak ada
Melihat kembar
Pergerakan mata +
Mata lateral
kiri Tidak ada
Melihat kembar
Nervus VII (Fasialis)
Mengerut dahi +
Tersenyum +
Mengangkat alis +
Menutup mata +
Rasa kecap 2/3 Tidak dikaji
anterior lidah
(manis & asam)
Suara bisikan +
Telinga Detik arloji +
kanan Rinne Tidak dikaji
Weber Tidak dikaji
Suara bisikan +
Telinga Detik arloji +
kiri Rinne Tidak dikaji
Weber Tidak dikaji
Nervus IX (Glossopharyngeus)
Rasa kecap 1/3 Tidak dikaji
anterior lidah
(pahit)
Nervus X (Vagus)
Menelan +
Bicara +
Nervus XI (Accesorius)
Kanan +
Mengangkat bahu
Kiri +
Kanan +
Mengangkat kepala Kiri +
NervusXII (Hypoglasus)
Menjulurkan lidah +
Menggerak- Ke kanan +
kan lidah Ke kiri +
Tremor lidah Tidak ada
Artikulasi Baik
h. Sistem Integumen
Tanggal/Jam 24/03/09 jam 08.30
Warna kulit Tidak pucat, tidak sianosis
Turgor Cukup
Mukosa Lembab
bibir
Capilar refill < 2 detik
Edema Tidak ada
Kelainan Kelemahan 4 anggota gerak
5. Status nutrisi
a.Antropometri
Sebelum masuk rumah sakit
BB : 63 kg TB : 171 cm
IMT : 21,55 (BB normal)
Saat Dirawat : Tanggal 24 Maret 2009
BB : 62 kg TB : 171 cm
IMT : 21,20 (underweight)
b.Biokimia
Hb : 13,9 gr % Albumin : -
c. Penampilan fisik
Lemah, mata tidak cekung, konjingtiva tidak anemis, tidak ada
penonjolan tulang dada, turgor kulit cukup.
d.Diet
Adekuat, 1 porsi habis, tidak ada mual-muntah.
6. Status cairan
Tabel cairan dalam 2 jam pertama masuk rumah sakit
Intake Output Balance
cairan
Parenteral = 50 cc Urine = 125 cc + 75 cc
Minum = 150 cc IWL = - cc
Makan = - cc Feses = - cc
Muntah = -
Drainase = -
Total input = 200 cc Total output = 125 cc
7. Status higienis
Tanggal 24/03/09
Mandi Tergantung
Ganti pakaian Tergantung
Menggosok gigi Tergantung
Memotong kuku Tergantung
Keramas Tergantung
Penampilan Rapi, bersih
8. Status Eliminasi
Sebelum dirawat:
- BAB
Frekuensi -
Warna -
Konsistensi -
Nyeri -
Darah -
Lendir -
- BAK
Frekuensi 4 – 5 x/hari
Warna Kuning jernih
Jumlah ± 1000 cc/ hari
Nyeri -
Darah -
Selama dirawat
- BAB
Tanggal 24/03/09
Frekuensi -
Warna -
Konsistensi -
Nyeri -
Darah -
Lendir -
- BAK
Tanggal 24/03/09
Frekuensi 1 x/2 jam
Warna Kuning
Jumlah Tak terkaji
Nyeri -
Darah -
Lendir -
9. Status Mobilisasi
Miring Duduk Berdiri Jalan Kamar
mandi
Dibantu Dibantu - - -
10. Nyeri/Kenyamanan
Klien mengeluh nyeri ringan saat sendi akan digerakkan lama-lama nyeri
hilang.
11. Aktivitas/Istirahat
Sebelum masuk rumah sakit: klien tidur 7 jam/hari, tidak pernah tidur siang
13. Kepercayaan
Klien beragam islam, rajin mengerjakan sholat, taat beribadah.
Klien percaya bahwa penyakit merupakan cara Tuhan untuk menghapus
dosanya dan dengan berdoa serta bersabar akan diberi kesembuhan
14. Seksualitas
Tak terkaji
17. Pengetahuan
Klien dan keluarga mengatakn penyakitnya kambuh berulang dari akut
memburuk kemudian membaik, klien dan keluarga mengetahui gejala yaitu
berupa kelemahan pada anggota gerak. Gejala awal yang dikendali adalah
bila klien sudah tidak bisa mengkancingkan baju sehingga istri langsung
membawa ke RSDK selama dirumah rutin melakukan fisiotrerapi.
b.Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan EMG
Hasil :
Hantaran saraf motorik :
n. medianus S, tibialis D/S, n. peroneus S tidak ada, n. medianus D,
ulnaris D/S, n. peroneus D, distal latency memanjang, amplitudo dan
SEV menurun.
Sensorik : semua sampel saraf tidak ada respon
Reflek fisiologis : semua sampel saraf tidak ada respon
H reflek : n. fibialis tidak ada respon
Kesimpulan :
Gambaran EMG sesuai dengan SGB (poliradikuloneuropati)
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Etilogi Problem
1 24/03/09 jam 06.30 Kebutuhan O2 Ketidak
DS : klien mengatakan sesa nafas dalam darah efektifan pola
DO: menurun nafas
- Terlihat menggunakan otot
nafas tambahan
- RR ; 25x/m
- Spo2 : 91%
C. PRIORITAS MASALAH
DIAGNOSA
NO. TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI TTD
KEPERAWATAN
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Ketidak efektifan pola
nafas b.d Kebutuhan O2 keperawatan selama 1x24 jam 2. Observasi TTV
dalam darah menurun
diharapkan masalah teratasi : 3. Monitor respirasi dan status O2
- Menunjukkan jalan nafas yang 4. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
paten (klien tidak merasa 5. Monitor suara, kedalaman dan kesulitan nafas
tercekik, irama nafas, frekuensi 6. Catat perubahan SpO2
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas
abnormal
48
KEPERAWATAN
2. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kekuatan motorik/kemampuan secara fungsional
fisik b.d kerusakan keperawatan selama 1x24 jam dengan menggunakan skala 0-5. Lakukan pengkajian
neuromuskuler diharapkan klien dapat secara teratur dan bandungkan nilai dasarnya untuk
mempertahankan fungsi otot tanpa menentukan perkembangan/munculnya tanda yang
komplikasi dengan KH: menghambat tercapainya tujuan.
2. Berikan pasien posisi pasien yang menimbulkan rasa
- Klien dapat mempertahankan
nyaman, lakukan perubahan posisi (terlentang, semi
kekuatan otot sup 2/2, inf 2/2
- Tidak ada laporan atrofi otot dan fowler, miring ke kiri/kanan) secara teratur sesuai
atau trombosis vena. kebutuhan individual.
- Pergerakan miring kiri- 3. Sokong ekstrimitas dan persendian dengan bantal
kanan dengan dibantu. untuk mempertahankan ekstrimitas dalam posisi
fisiologis, mencegah kontraktur dan kehilangan fungsi
sendi.
Lakukan latihan rentang gerak pasif. Hindari latihan
aktif selama fase akut. Berikan sesuai toleransi
individu.
R: menstimulasi sirkulasi, meningkatkan tonus otot,
dan meningkatkan mobilisasi sendi. Latihan yang
dipaksakan dapat menimbulkan gejala/regresi
fisiologis dan emosi. Persendian juga dapat
mengalami dislokasi dan flasid secara total.
4. Pantau TTV sebelum dan sesudah latihan.
5. Rujuk ke bagian fisioterapi.
-
DAFTAR PUSTAKA
57
1. http://medlinux.blogspot.com/2007/10/sindroma-guillain-barre.html. 22
November 08. (25 Maret 2009).