DI DESA SANTONG
Disusun Oleh
MATARAM
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan Laporan kasus pada An”A’’ dengan kasus pneumonia
Hari/tanggal :
Disusun Oleh:
Pembimbing Pendidikan
NIM : 004SYE18
Umur/No.Reg : 14 Bulan
I. Landasan Teori
A. Anatomi dan Fisiologi
Menurut Wahit Mubarak dan Nurul (2007), anatomi fisiologi dan sistem
pernapasan terdiri dari sistem pernapasan atas dan sisitem pernapasan bawah.
1. Sistem pernapasan atas terdiri atas mulut, hidung, faring, dan laring.
a. Hidung: pada hidung, udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan
humidifikasi, dan penghangatan.
b. Faring: saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring erdiri atas
nasofaring, orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap
dan menghancurkan kuman patogen yang masuk bersama udara.
c. Laring: struktur menyerupai tulang awan yang biasa disebut jakun. Selain
berperan dalam menghasilkan suara laring juga berfungsi mempertahankan
kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas dibawah dari air dan makanan
yang masuk
2. Sistem pernapasan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi dengan
bronkus, bronkiolus, jaringan kapiler paru dan membran pleura.
a. Trakea merupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilago yang
menghubungkan laring dengan bronkus utama kanan dan kiri. Didalam paru,
bronkus utama terbagi menjadi bronku-bronkus yang lebih kecil dan berakhir
dibronkiolus terminal.
b. Paru-paru ada dua buah terletak disebelah kanan dan kiri, masing masing paru
terdiri atas beberapa lobus (paru kanan tiga lobus dan paru kiri dua lobus) dan
dipasok oleh satu bronkus.
Menurut Wahit Mubarak dan Nurul (2007), peristiwa bernapas terdiri dari
2 bagian, yaitu:
bronchiolus
alveolus
akumulasi sekret
fibrosus dan set point bertambah
pelebaran
obstruksi jalan nafas
atelektasis respon menggigil
gangguan ventilasi
gangguan difusi
rangsangan reaksi peningkatan
batuk panas tubuh
bersihan jalan nafas
gangguan
inefektif nyeri hipertermi
pertukaran gas
pleuritik
peningkatan frekuensi
nafas nyeri evaporasi meningkat
O2 ke jaringan
perangsangan RAS menurun
cairan tubuh
kelemahan berkurang
resiko infeksi
susah tidur (penyebaran) intoleransi
defisit volume cairan
aktivitas
perubahan pola tidur distensi abdomen
metabolisme
muntah meningkat
ancaman kehidupan
cadangan lemak
digunakan tubuh
ansietas (orang tua) (kompensasi)
Batuk berlendir dan
beringus.
– Klien mengatakan
dadanya terasa sakit saat
batuk.
2. Diagnosa
a. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secret.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus.
c. Berkurangnya volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, demam,
takipnea.
3. Intervensi
DIAGNOSA
N
KEPERAWA KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
O
TAN
1. Kerusakan a. Menunjukkan a. Kaji frekuensi, a. Manifestasi
pertukaran gas perbaikan ventilasi kedalaman, dan distres
berhubungan dan oksigenasi kemudahan pernapasan
dengan jaringan dengan bernapas tergantung
gangguan GDA dalam b. Tinggikan pada/indikasi
pengiriman rentang normal dan kepala dan derajat
oksigen. tak ada gejala dorong sering keterlibatan
distres pernapasan. mengubah paru dan status
b. Berpartisipasi pada posisi, napas kesehatan
tindakan untuk dalam, dan umum
memaksimalkan batuk efektif. b. Tindakan ini
oksigenasi. c. Pertahankan meningkatkan
istirahat tidur. inspirasi
Dorong maksimal,
menggunakan meningkatkan
teknik relaksasi pengeluaran
dan aktivitas sekret untuk
senggang memperbaiki
d. Observasi ventilasi
penyimpangan c. Mencegah
kondisi, catat terlalu lelah
hipotensi dan
banyaknya menurunkan
jumlah sputum kebutuhan/kons
merah umsi oksigen
muda/berdarah, untuk
pucat, sianosis, memudahkan
perubahan perbaikan
tingkat infeksi
kesadaran, d. Syok dan
dispnea berat, edema paru
gelisah. adalah
penyebab
umum
kematian pada
pneumonia dan
membutuhkan
intervensi
medic segera.
2. Infeksi, Resiko a. Mencapai waktu a.Pantau tanda a. Selama periode
Tinggi perbaikan infeksi vital dengan waktu ini,
Terhadap berulang tanpa ketat, khusunya potensial
(penyebaran) komplikasi. selama awal komplikasi
berhungan b. Mengidentifikasi terapi fatal
dengan intervensi untuk b.Anjurkan pasien (\hipotensi/syo
Ketidakadekuat mencegah/menur memperhatikan k) dapat terjadi
an pertahanan unkan resiko pengeluaran b. Meskipun
utama infeksi sekret (mis., pasien dapat
meningkatkan menemukan
pengeluaran pengeluaran
daripada dan upaya
menelannya) membatasi atau
dan melaporkan menghindariny
perubahan a, penting
warna, jumlah bahwa sputum
dan bau sekret. harus
c.Tunjukkan/doro dikeluarkan
ng tehnik dengan cara
mencuci tangan aman
yang baik. c. Efektif berarti
d. Batasi menurunkan
pengunjung penyebaran
sesuai indikasi. /tambahan
infeksi.
d. Menurunkan
pemajanan
terhadap
patogen infeksi
lain.
3. Ketidakefektifa a. Tidak mengalami a. Kaji a. Takipnea,
n bersihan jalan aspirasi frekuensi/kedal pernapasan
nafas b. Menunjukkan aman dangkal, dan
berhubungan batuk yang efektif pernapasan dan gerakan dada
dengan dan peningkatan gerakan dada. tak simetris
pembentukan pertukaran udara b. Auskultasi area sering terjadi
sekret dalam paru-paru. paru, catat area karena
penurunan/tak ketidaknyaman
ada aliran udara an gerakan
dan bunyi dinding dada
napas dan/atau cairan
adventisius, paru.
mis., krekels, b. Penurunan
megi. aliran udara
c. Bantu pasien terjadi pada
napas sering. area
Tunjukkan/bant konsolidasi
u pasien dengan cairan.
mempelajari Bunyi napas
melakukan bronkial
batuk, mis., (normal pada
menekan dada bronkus) dapat
dan batuk juga terjadi
efektif pada area
sementara konsolidasi.
posisi duduk Krekels, ronki,
tinggi. dan mengi
d. Penghisapan terdengar pada
sesuai indikasi. inspirasi
dan/atau
ekspirasi pada
respons
terhadap
pengumpulan
cairan, sekret
kental, dan
spasme jalan
napas/obstruksi
c. Napas dalam
memudahkan
ekspansi
maksimum
paru-paru/jalan
napas lebih
kecil. Batuk
adalah
mekanisme
pembersihan
jalan napas
alami,
membantu silia
untuk
mempertahanka
n jalan napas
paten.
Penekanan
menurunkan
ketidaknyaman
an dada dan
posisi duduk
memungkinkan
upaya napas
lebih dalam dan
lebih kuat.
d. Merangsang
batuk atau
pembersihan
jalan napas
secara mekanik
pada pasien
yang tak
mampu
melakukan
karena batuk
tak efektif atau
penurunan
tingkat
kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Kasim, F., dkk. (2012). Informasi Spesialiate Obat Indonesia Volume 47 Tahun 2012-
2013. . Jakarta : PT.
ISFI penerbitan.
McCloskey, J., Bulechek, Gloria. (2000). Nursing Outcome Classification (NOC). USA :
Mosby.
Price, S. A., Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit:
Edisi 6 Volume 3.
Jakarta : EGC.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart Edisi 8
budiisna1juli 2016
LAPORAN KASUS
II. GENOGRAM
V. TUMBUH KEMBANG
1. Pertumbuhan Fisik
a. PB/TB :75 cm
b. BB :8,1 gram/Kg
c. LK :40,3 cm
d. LLA : 12,0 cm
2. Perkembangan (Gunakan KPSP untuk menilai perkembangan anak) Lingkari yang
sesuai perkembangan anak :
a. Sesuai dengan umur
b. Meragukan
c. Kemungkinan penyimpangan
B. Nutrisi-Metabolik
1. Bayi
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa ASI tetap diberikan dan utuk
makanan pendamping ASI seperti bubur susu, sari buah, buur tim saring
diberikan pada saat anak berusia 6 bulan
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa ASI tetap diberikan dan untuk
makanan tambahan dikurangi karna selera makan anak menurun
2. Anak-anak
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa anak tetap minum ASI dan
makanan tambahan, makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur-sayuran dan buah-
buahan
Saat sakit: pasien mengatakaan bahwa anaknya tetap minum susu makan 2 kali
sehari dengan nasi,sayur.
C. Eliminasi (BAB & BAK)
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa pada saat BAB 1 kali dalam sehari
dan BAK tidak tentu tergantung dari asupan yang masuk dan anak memberitahu
ibunya terlebih dahulu apabila perutnya/ BAK
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa anaknya BAB 1 kali dalam sehari tetapi
tidak memberi tahu orang tuannya terlrbih dahulu
D. Aktifitas/Latihan/ Bermain
sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa anaknya bermain seperti layaknya
anak-anak, mandi dang anti baju dibantu, sesak nafas apabila terlalu beraktivitas.
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa bahwa anaknya tidak dapat melakukan
aktivitas seperti basa dan bermain bersama teman-temannya, semua aktivitasnnya
iya habiskan di tempat tidur
E. Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa pasien sebelum tidur mencuci tangan,
kencing, dan sering mendekur. Biasnya tidur jam 9 malam, bangun jam 6 dan
terbangun dengan keadaan menangis
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa sebelum tidur tidak mencuci
tangan,kencing dan tidur lebih awal daripada jam biasannya
F. Kognitif-Persepsi
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa penglihatan,pendengaran, pengecap
penciuman masih normal dan apabila anak merasa sakit langsung memberitahu
orangtuannya.
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa penglihatan,pendengaran, pengecap
penciuman masih normal dan apabila anak merasa sakit langsung memberitahu
orangtuannya.
G. Persepsi diri-Konsep diri
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa perekonomian keluarga masih
normal, anak masih bias bermain bersama temann-temannya dan melakukan
aktivitas seperti baiasa, kebersihan diri terjaga, mandi dan merawat diri dibantu
oleh orang tuanya
Saat sakit : ibu pasien mengatakan bahwa perekonomian keluarga masih normal,
anak masih bias bermain bersama temann-temannya dan melakukan aktivitas
seperti baiasa, kebersihan diri terjaga, mandi dan merawat diri dibantu oleh orang
tuanya
X. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum (kebersihan,pergerakan,penampilan/postur/bentuk tubuh, termasuk
status gizi)
B. Kesadaran : compos metis
C. Tanda-tanda vital :
1. Suhu : 36’2OC
2. Nadi :100 X/menit
3. Pernafasan :63 X/menit
4. Tekanan darah: 90/60 mmHg
A. Kepala:
Inspeksi: simetris bersih tidak ada ketombe, tidak ada kutu
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
B. Mata:
Inspeksi: Penglihatan normal tidak ada icterus konjungtiva tidak anemis
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan
C. Hidung :
Inspeksi: Adanya secret penciuman lemah,
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
D. Telinga : Kebersihan,keadaan alat pendengaran,kelainan,pemakaian alat bantu
dengan
Inspeksi: Tampak bersih, tidak ada kelainan, simetris tidak ada gangguan
pendengaran
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan disekitar telinga
E. Mulut :
Inspeksi: mulut, gigi, lidah terlihat kotor
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
F. Leher: Pembesaran kelenjar/pembuluh darah,kaku kuduk, pergerakan leher
Inspeksi: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
G. Thoraks
Inspeksi: adanya tarikan dinding dada
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi: suara sonor tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: tidak ada bunyi nafas tambahan
H. Jantung :
Inspeksi:bentuk dada simetris, pernafasan pasien normal
Palpasi:tidak ada nyeri tekan, benjolan dan tidak ada pembesaran jantung
Perkusi:suara jantung pekak batas atas dan bawah jantung normal tidak ada
pembesaran batas kiri dan bawah normal tidak ada pembesaran
Auskultasi: suara jantung S1,S2 tunggal
I. Abdomen:
Inspeksi:bentuk abdomen cekung, warna abdomen normal,kulit elastis, bentuk
simetris
Palpasi:tidak ada nyeri tekan
Perkusi:terdengar bunyi timpani
Auskultasi: bising usus 10xmnt
J. Ekstremitas:
a. Atas
Inspeksi:tidak ada kelainan pada tangan kanan dan kirai
Palpasi: tidak ada keringat berlebih tidak ada nyeri tekan
b. Bawah
Inspeksi: tidak ada kelainan atau pe mbengakakan
Palpasi: tidak ada kelainan nyeri tekan
K. Genetalia dan anus:
Inspeksi: tidak ada terpasang katetr
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
L. Anus
Inspeksi: tidak ada benjolan, bersih
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
M. Neurologi
1. Nervus I-XII :
2. Tanda-tanda perangsangan selaput otak (kaku kuduk,kernig sign,reflek
babinzinki )
N. Antropometri ( ukuran pertumbuhan )
1. BB :8,1 kg
2. TB : 75 cm
3. Lingkar kepala : 40 cm
4. Lingkar dada : cm
5. Lingkar lengan :12,0 cm
6. Status Atropometri
a. BB/U : -3 SD sd <-1 SD (3.8/4.9)
b. PB/U-TB/U : -2 SD sd + 3 SD ( 87.5/105.6)
c. BB/PB : <-3 SD ( 9.6)
d. IMT/U : -3 SD sd <-2 SD ( 12.2/13.1)
DS :
hiper sekresi kelenjar mulkosa
DS :
ganguan menelan
XV. EVALUASI