Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An”A” PADA KASUS PNEUMONIA

DI DESA SANTONG

Disusun Oleh

BAIQ EYIN WAHYU APRIANI (005SYE18)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG D3

MATARAM

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan Laporan kasus pada An”A’’ dengan kasus pneumonia

Laporan ini disetujui pada

Hari/tanggal :

Disusun Oleh:

BAIQ EYIN WAHYU APRIANI (004SYE18)

Pembimbing Pendidikan

( Melati inayati albayani, Ners M. PH )


LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA KASUS PNEUMONIA

Nama Mahasiswa: Baiq eyin wahyu apriani

NIM : 004SYE18

Tanggal: 30 Juli s/d 1 Agustus

Inisial Pasien : An’’A’’

Umur/No.Reg : 14 Bulan

I. Landasan Teori
A. Anatomi dan Fisiologi

Menurut Wahit Mubarak dan Nurul (2007), anatomi fisiologi dan sistem
pernapasan terdiri dari sistem pernapasan atas dan sisitem pernapasan bawah.

1. Sistem pernapasan atas terdiri atas mulut, hidung, faring, dan laring.
a. Hidung: pada hidung, udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan
humidifikasi, dan penghangatan.
b. Faring: saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring erdiri atas
nasofaring, orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap
dan menghancurkan kuman patogen yang masuk bersama udara.
c. Laring: struktur menyerupai tulang awan yang biasa disebut jakun. Selain
berperan dalam menghasilkan suara laring juga berfungsi mempertahankan
kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas dibawah dari air dan makanan
yang masuk
2. Sistem pernapasan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi dengan
bronkus, bronkiolus, jaringan kapiler paru dan membran pleura.
a. Trakea merupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilago yang
menghubungkan laring dengan bronkus utama kanan dan kiri. Didalam paru,
bronkus utama terbagi menjadi bronku-bronkus yang lebih kecil dan berakhir
dibronkiolus terminal.
b. Paru-paru ada dua buah terletak disebelah kanan dan kiri, masing masing paru
terdiri atas beberapa lobus (paru kanan tiga lobus dan paru kiri dua lobus) dan
dipasok oleh satu bronkus.

Menurut Wahit Mubarak dan Nurul (2007), peristiwa bernapas terdiri dari
2 bagian, yaitu:

1. Menghirup Udara (Inspirasi)


Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai ke paru-paru. Proses inspirasi: volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
2. Menghembuskan Udara (Ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif
yaitu terjadi relaksasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi: volume rongga dada
B. Definisi
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru
paru(alveoli), terjadinya pneumonia pada balita sering kali bersamaan proses
infeksi akut bronkus, bisa disebut bronkopneumoni (Misniadiarly, 2012)
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa
kanak kanak dan sering terjadi pada bayi, yang disebabkan
bakteri,virus,jamur,dan benda asing (Hidayat, 2012)
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi
disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat (somabtri, 2014) Dari beberapa
sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa, pneumonia adalah peradangan yang
terjadi pada parenkim paru baik itu disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan
benda asing yang sering terjadi pada anak anak ataupun balita.
C. Etiologi dan klasifikasi
Menurut nursalam(2013) terdapat 3 klasifikasi pneumonia:
1. Berdasarkan klinis dan epidemiologi
a. Pneumonia kominitif
Terdapat berbagai virus influenza pada klien perokok, pathogen, atipikal
pada lansia, gram negative pada kalian dari rumah jompo, dengan adanya
PPOK, penyakit penyerta paksa terapi antibiotic
b. Pneumonia nosocomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu : tingkat beratnya sakit, adanya resiko
untuk jenis pathogen tertentu dan massa menjelang timbul tiba.
c. Pneumonia aspirasi
Terjadi karena infeksi kuman,akibat aspirasi bahan kimia,akibat cairan
insert misalnya cairan makan lambung atau lambung, edema paru dan
obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
d. Pneumonia pada penderita imonokompomiset
e. Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat trapi, penyebab infeksi
berupa kuman pathogen atau mikroorganisme yang biasnya nonviriler,
berupa bakteri, virus dan jamur
2. Berdasarkan bakteri penyebabnya
Sebagian besar pneumonia disebabkan bakteri, yang timbul secara primer atau
sekunder setelah infeksi virus. Penyebab terserang pneumonia bakterialis:
a. Streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia stertococus
b. Bakteri statiphilococus aureus dan stertococus beta hemoliticus group juga
sering menyebabkan pneumonia. Pneumonia bakteri atau tipikal dapat
terjadi pada semua umur. Beberapa bakteri mempunyai tendensi meyerang
seseorang yang peka misalnya: klebsiella pada penderita alkholik
stphilacocus pada penderitaan paska infeksi influenza dan pneumonia
atipikal yang disebabkan oleh mikroplasma, lezionela,dan chamdia.
c. Disebabkan oleh virus yaitu virus influenza
Disebabkan oleh mikroplasma,suatu pneumonia yang relative sering
dijumpai disebabkan oleh suatu mikroorganisme berdasarkan beberapa
aspeknya, berada diantara bakteri dan virus:
a. Individu yang mengidap acquired imonodefisiensi sindrom (AIDS)
b. Individu yang terlalu lama berada di ruang yang terdapat aerosol dari
air yang tergenang,misalnya dari unit pendingin ruang yaitu AC atau
alat pelembab yang kotor yang bisa menyebabkan pneumonia
legionella.
c. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air
akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asapirasi. Bagi individu
tersebut, bahan yang terinspirasi itu sendiri yang menyebabkan
pneumonia, bukan mikroorganisme mencetuskan suatu reaksi
peradangan.
d. Disebabkan oleh jamur dan sering merupakan infeksi sekunder
prediksi teruutama pada penderita dengan daya tahan tubuh yang
lemah (imunocomprimised):
Jadi etiologi pneumonia dapat disebabkan oleh:
a. Berbagai macam golongan microorganism,yaitu disebabkan oleh:
1). Bakteri: strepocus pneumonia,stephylococus aureus
2). Virus: influenza, parainfluenza,adenofirus
3). Jamur: kandidiasis histoplasmosis aspergiposis
4). Aspirasi: makanan, cairan lambung.
5). Inhalasi: racun atau bahan kimia,rokok,debu dan gas
b. Virus antara lain
1. Virus influenza
2. Virus parainfluenza
3. Adenovirus
4. Virus herpes simplex
5. Mikroplasma (menyerang anak diatas usia balita)
(misnadiarly,2012)
D. Tanda dan gejala
Menurut Nursalam(2008), pneumonia di klarifikasi secara sederhana berdasarkan
tanda dan gejala yang ada:
1. Pneumonia berat ditandai dengan gejala seperti:
a. Adanya tanda bahaya umum seperti anak tidak bisa minum atau menetek
dan selalu memuntahkan semuanya,kejang kejang atau anak tidak
sadar(letargis)
b. Terdapat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, suara whizzing dan
ronci
c. Terdapat stridor atau suara bunyi nafas saat inspirasi
d. Pernafasan cuping hidung
e. Terdapat gejala sianosis atau kulit kebiru biruan kekurangan oksigen
f. Umur bayi kurang dari dua bulan yang disertai nafas cepat 60x/menit
2. Pneumonia sedang ditandai apabila terdapat gejala:
a. Nafas cepat (sesak nafas) yang dimaksud adalah:
1. Anak usia 2-12 bulan apabila frekuensi nafas 50x/menit atau lebih.
2. Anak 1-15 tahun frekuensi nafas 40x/menit atau lebih.
b. Ada tarikan dinding dada bagian bawah.
c. Ada gejala whizzing ada demam
d. Kesadaran baik
3. Bukan pneumonia, apabila tidak ada tanda tanda pneumonia atau penyakit
sangat berat (nursalam, 2011) tanda dan gejala bukan pneumonia;
a. Batuk pilek biasa
b. Tidak ditemukan tarikan dinding dada bawah
c. Tidak ditemukan nafas cepat
d. Tidak ada sesak nafas
E. Patofisiologi
Bakteri,virus,jamur atau benda asing penyebab pneumonia terhisap lalu
masuk ke dalam alveoli, di dalam alveoli terjadi proses peradangan sehingga
mengakibatkan peningkatan suhu dan infeksi menyebabkan kerja sel goblet
menjadi meningkat dan memicu peningkatan jumlah sputum sehingga terjadi
akumulasi sputum di jalan nafas. Meningkatnya jumlah sputum di jalan nafas
mengakibatkan sputum tertelan ke lambung,sehingga terjadilah peningkatan
keasaman di lambung karena sputum yang bersifat basa,sehingga mengakibatkan
mual dan muntah (sumarti,2014).
Eksudat dan serous masuk ke dalam alveoli, mengakibatkan peningkatan
konsentrasi protein cairan alveoli yang mempengaruhi tekanan hidrostatik dan
osmosis meningkat dan mengakibatkan akumulasi cairan di alveoli yg dapat
menekan syaraf mengakibatkan timbulnya nyeri pleuritik.Eritrosit dan leukosit
yang mengisi alveoli mengakibatkan konsolidasi di alveoli dan paru ,compliantce
paru menurun sehingga mengakibatkan pola nafas tidak efektif (nursalam.2011).
F. Patwa

virus bakteri jamur aspirasi

saluran nafas bagian bawah

bronchiolus

alveolus

peningkatan produksi reaksi radang pada stimulasi kemoreseptor


sekret bronkus dan alveolus hipotalamus

akumulasi sekret
fibrosus dan set point bertambah
pelebaran
obstruksi jalan nafas
atelektasis respon menggigil

gangguan ventilasi
gangguan difusi
rangsangan reaksi peningkatan
batuk panas tubuh
bersihan jalan nafas
gangguan
inefektif nyeri hipertermi
pertukaran gas
pleuritik

peningkatan frekuensi
nafas nyeri evaporasi meningkat
O2 ke jaringan
perangsangan RAS menurun
cairan tubuh
kelemahan berkurang
resiko infeksi
susah tidur (penyebaran) intoleransi
defisit volume cairan
aktivitas
perubahan pola tidur distensi abdomen
metabolisme
muntah meningkat
ancaman kehidupan
cadangan lemak
digunakan tubuh
ansietas (orang tua) (kompensasi)

nutrisi kurang dari


kebutuhan
G. Komplokasi
Komplikasi yang terjadi pada pneumonia menurut ngastiah (2014).yaitu:
1. Para pneumonia merupakan sebab umum emfisema.pneumonia mencetuskan
implamasi implamasi yang terjadi dekat dengan pleura dapat meninggalakan
permeabilitasi sel mesotelial ,yang merupakan lapisan sel terluar drai pleura,sel
mesotelial yang terkena meningkat permeabilitasnya terhadap albumin dan
protein lainnya.
2. Otitis media akut
Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak di obati,maka sputum yang
berlebihan akan masuk ke dalam eustachius,sehingga menghalangi masuknya
udara kedalam telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara,kemudian
gendang telinga akan tertarik ke dalam akan timbul efusi.
3. Efusi pleura
Efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan dan protein dalam
rongga pleura.Normalnya cairan pleura dibentuk secara lambat sebagai filtrasi
melalui pembuluh darah kapiler.proses penumpukan cairan bisa terjadi karena
radang.
4. Atelektasis
Jika saluran pernafasan tersumbat,udara dalam alveoli akan terserap ke dalam
aliran darah sehingga alveoli akan menciut dan memadat .jaringan paru paru
yang mengkerut biasanya terisi dengan sel darah .serumrn,lender dan kemudian
a kan mengalami infeksi.
5. Meningitis
Kematian balita karena pneumonia dikarenakan oleh dua bakteri pneumonia
dan Hib,yang juga menjadi utama penyakit meningitis .karena bakteri terletak
dibawah paru paru.maka sulit mengambil spesimen bakteri itu untuk di
identifikasi
H. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Betz dan sowden (2013) dapat dilakukan antara
lain: Kajian foto thorak diagnostic, digunakan untuk melihat adanya infesksi
diparu dan status pulmoner (untuk mengkaji perubahan pada paru-paru)
1) Nilai analisa gas darah, untuk mengevaluasi status kardio pulmoner
sehubung dengan oksigens.
2) Hitung darah lengkap dengan hitung jenis untuk menetapkan adanya
anemia, infeksi dan proses inflamasi.
3) Pewarnaan gram (darah) untuk seleksi awal antimikroba.
4) Tes kulit untuk tuberkuln mengesampingkan kemungkinan TB jika anak
tidak berespon terhadap pengobatan.
5) Jumlah leukosit pada pneumonia bacterial
6) Tes fungsi paru, digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan
luas dan beratnya penyakit dan membantu mendiagnosis keadaan .
7) Spirometri statik, digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi.Kultur darah- spesimen darah untuk menetapkan agen
penyebabkan seperti virus dan bakteri.
8) Kultur cairan pleura spesimen cairan dari rongga pleura untuk menetapkan
agen penyebab seperti bakteri dan virus.
9) Bronkoskopi, digunakan untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang
utama dari pohon trakeobronkhial: jaringan yang diambil untuk diuji
diagnostik, secara terapeutik digunakan untuk menetapan dan mengangkat
benda asing.
10) Biopsi paru selama torakotomi , jaringan paru dieksisi untuk melakukan
kajian diagnostk. Sedangkan menurut Egram (2011), pemeriksaan
menunjang meliputi:
Pemeriksaan laboratorium.
a) Leukosit, umumnya pneumonia bakteri didapatkan leukositesisdengan
predominan polimorfonuklear. Leukosit menunjukkan prognosis yang
buruk
b) Pneumonia streptokokus, gambaran radiologic menunjukkan
bronkopneumonia difus atau infiltrate interstialis. Sering diderita efusi
pleura yang berat, kadang terdapat adenopatihilus.
c) Pneumonia stapilokokus, gambaran radiologinya tidak khas pada peulaan
penyakit, infiltrate mula-mula berupa bercak-bercak kemudian memadat
dan mengenai keseluruhan lobus atau hemithoraks. Perpadatan
hemithoraksumumnya penekanan (65%),<20% mengenai kedua paru.
I. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Menurut Ngastiah, penata laksanaan medis pada pneumonia adalah: Pengobatan
berdasarkan eriologi dan iji resitensi, akan tetapi, karena hal itu perlu waktu dan
klien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang diberikan
a) Penisilin 50000 u/kg bb/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai
spectrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas
demam 4-5 hari.
b) Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran
glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan HCl
10% 500 m/botol infus .
c) Karena sebagian klien jatuh kedalam metabolik akibat kurang makanan dan
hifoksia maka dapat diberikan sesuai koreksi sesuai dengan hasil analisis
gasdara arteri .
d) Klien pneumonia ringan tidak dirawat di rumah sakit
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Pernafasan pada anak
Pernapasan pada anak dengan pneumonia berat dalam keadaan dispneu
dan sianosis karena adanya radang paru dan banyaknya lendir didalam
broncus/ paru.
a) Agar anak dapat bernafas secara lancar , lendir tersebut harus
dikeluarkan dan untuk memenuhi kebutuhan O2 21X/ menit secara
nasal.
b) Pada anak yang agak besar (sudah mengerti) berikan sikap
setengah duduk, longgarkan pakaian yang menyekat seperti ikat
pinggang , kaos yang agak sempit.
c) Ajarkan jika ia batuk lendirnya harus dikeluarkan da katakana
kalau lendir tersebut tidak dikeluarkan maka sesak yang dialami
tidak akan segerah sembuh (atau sediakan kertas tisu dan tempat
penampungan)
d) Berikan kepada anak agar ia tidak selalu miring ke arah dada yang
sakit, boleh duduk atau miring kebagian dada yang lain.
2) Pada bayi
1. dengan letak kepala ekstensi dengan berikan ganjalan di bawa bahu
2. Bukalah pakain yang ketat seperti gurita, atau celana yang ada
karetnya
3. Hisaplah lendir dan berikan O2 secara tratur sampai 21x/ menit.
4. Penghisapan lendir harus sering, yaitu pada saat terlihat lendir
didalam mulut, pada waktu akan memberikan minuman, mengubah
sikap berbaring atau tindakan lain.
5. Perhatikan dengan cermat pemberian infus , perhatikan apakah
infus lancar.
3) Kebutuhan istirahat
Anak dengan pneumonia adalah klien lemah, suhu tubuhnya tinggi,
sering hipereksia , maka klien perlu cukup istirahat , semua kebutuhan
pasien harus dibantu ditempat tidur. Usahakan pemberian obat secara
tepat. Pengambilan bahan pemeriksaan atau pembrian suntikan jangan
dilakukan saat klien sedang tidur. Usahan keadaan tenang dan nyaman
agar klien dapat istirahat sebaik-baiknya atau terlalu rapat karena dapat
menyebabkan sesak nafas.
4) Kebutuhan nutrisi dan cairan
Anak pneumonia hamper selalu mengalamimasukan makanan yang
kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masuk cairan
yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan kalori
dipasang infus dengan cairan glukosa 5% NaCl 0,9% dalam
perbandingan 3:1 ditambah Hcl 10 meq/500ml/ botol infus.beritahukan
ibunya agar pada waktu bayi menetek pting susunya sering-sering
dikeluarkan untuk memberikan bayi bernafas.
5) Mengontrol suhu tubuh
Anak dengan pneumonia sewaktu-waktu dapat mengalami
hiperpireksia. Untuk ini maka suhu tubuh harus dikontrol setiap jam
selain usahakan untuk menurunkan suhu dengan memberikan kompres
dingin dan obat-obatan . satu jam setelah dikompres dicek kembali
apakah suhu tubuh sudah turun.
J. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Data demografi
b. Riwayat Masuk, Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas,
cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang
sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam
(seizure).
c. Riwayat Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti
ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui
adanya penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital
bawaan dapat memperberat klinis penderita
d. Pengkajian :
- Sistem Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
- Sistem Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat,
terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,
- Sistem Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah
vasokontriksi, kualitas darah menurun
- Sistem Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
- Sistem Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru
dan penggunaan otot aksesoris pernafasan
- Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal,
- Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare

TGL/JAM DATA FOKUS INTERPRETASI/ MASALAH


PENYEBAB
1. DO: Peningkatan O2 dan Tidak efektifnya jalan nafas
Co2 yang berdifusi peradangan, penumpukan
– Klien nampak sesak secret
 Kecepatan difusi gas
– pernapasan cuping
menurun
hidung, pernapasan
dangkal  Difusi O2 dan Co2
terganggu
– Klien nampak pucat dan
cianosis  Pembentukan sel
eksudat
DS:
 Alveoli dibronciolus
– Ibu klien mengatakan
berisi eksudat
anaknya sesak.
eritrosit, fibrin dan
bakteri
DO : Penumpukan Gangguan pertukaran gas b
secret/mucus perubahan membrane
– Klien nampak batuk kapiler alveolus.
berlendir dan beringus.  

– terdengar bunyi ronchi, Obtruksi jalan nafas


stridor pada lapang paru.
– Pergerakan dada tidak  
simetri
 
DS :
 
– Ibu klien mengatakan
 
bahwa anaknya

 
Batuk berlendir dan
beringus.
 

– Klien mengatakan
 
dadanya terasa sakit saat
batuk.

DO : metabolisme Berkurangnya volume


cairan berhubungan
– Porsi makan tidak   dengan intake oral tidak
adekuat,
dihabiskan
Kompensasi
– Selera makan menurun cadangan lemak
yang dipergunakan
 DS :
oleh tubuh

– Ibu klien mengatakan


anaknya malas makan.

– Ibu klien mengatakan


porsi makan anaknya tidak dihabiskan.
kapiler dan alveoli

2. Diagnosa
a. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secret.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus.
c. Berkurangnya volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, demam,
takipnea.

3. Intervensi

DIAGNOSA
N
KEPERAWA KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
O
TAN
1. Kerusakan a. Menunjukkan a. Kaji frekuensi, a. Manifestasi
pertukaran gas perbaikan ventilasi kedalaman, dan distres
berhubungan dan oksigenasi kemudahan pernapasan
dengan jaringan dengan bernapas tergantung
gangguan GDA dalam b. Tinggikan pada/indikasi
pengiriman rentang normal dan kepala dan derajat
oksigen. tak ada gejala dorong sering keterlibatan
distres pernapasan. mengubah paru dan status
b. Berpartisipasi pada posisi, napas kesehatan
tindakan untuk dalam, dan umum
memaksimalkan batuk efektif. b. Tindakan ini
oksigenasi. c. Pertahankan meningkatkan
istirahat tidur. inspirasi
Dorong maksimal,
menggunakan meningkatkan
teknik relaksasi pengeluaran
dan aktivitas sekret untuk
senggang memperbaiki
d. Observasi ventilasi
penyimpangan c. Mencegah
kondisi, catat terlalu lelah
hipotensi dan
banyaknya menurunkan
jumlah sputum kebutuhan/kons
merah umsi oksigen
muda/berdarah, untuk
pucat, sianosis, memudahkan
perubahan perbaikan
tingkat infeksi
kesadaran, d. Syok dan
dispnea berat, edema paru
gelisah. adalah
penyebab
umum
kematian pada
pneumonia dan
membutuhkan
intervensi
medic segera.
2. Infeksi, Resiko a. Mencapai waktu a.Pantau tanda a. Selama periode
Tinggi perbaikan infeksi vital dengan waktu ini,
Terhadap berulang tanpa ketat, khusunya potensial
(penyebaran) komplikasi. selama awal komplikasi
berhungan b. Mengidentifikasi terapi fatal
dengan intervensi untuk b.Anjurkan pasien (\hipotensi/syo
Ketidakadekuat mencegah/menur memperhatikan k) dapat terjadi
an pertahanan unkan resiko pengeluaran b. Meskipun
utama infeksi sekret (mis., pasien dapat
meningkatkan menemukan
pengeluaran pengeluaran
daripada dan upaya
menelannya) membatasi atau
dan melaporkan menghindariny
perubahan a, penting
warna, jumlah bahwa sputum
dan bau sekret. harus
c.Tunjukkan/doro dikeluarkan
ng tehnik dengan cara
mencuci tangan aman
yang baik. c. Efektif berarti
d. Batasi menurunkan
pengunjung penyebaran
sesuai indikasi. /tambahan
infeksi.
d. Menurunkan
pemajanan
terhadap
patogen infeksi
lain.
3. Ketidakefektifa a. Tidak mengalami a. Kaji a. Takipnea,
n bersihan jalan aspirasi frekuensi/kedal pernapasan
nafas b. Menunjukkan aman dangkal, dan
berhubungan batuk yang efektif pernapasan dan gerakan dada
dengan dan peningkatan gerakan dada. tak simetris
pembentukan pertukaran udara b. Auskultasi area sering terjadi
sekret dalam paru-paru. paru, catat area karena
penurunan/tak ketidaknyaman
ada aliran udara an gerakan
dan bunyi dinding dada
napas dan/atau cairan
adventisius, paru.
mis., krekels, b. Penurunan
megi. aliran udara
c. Bantu pasien terjadi pada
napas sering. area
Tunjukkan/bant konsolidasi
u pasien dengan cairan.
mempelajari Bunyi napas
melakukan bronkial
batuk, mis., (normal pada
menekan dada bronkus) dapat
dan batuk juga terjadi
efektif pada area
sementara konsolidasi.
posisi duduk Krekels, ronki,
tinggi. dan mengi
d. Penghisapan terdengar pada
sesuai indikasi. inspirasi
dan/atau
ekspirasi pada
respons
terhadap
pengumpulan
cairan, sekret
kental, dan
spasme jalan
napas/obstruksi
c. Napas dalam
memudahkan
ekspansi
maksimum
paru-paru/jalan
napas lebih
kecil. Batuk
adalah
mekanisme
pembersihan
jalan napas
alami,
membantu silia
untuk
mempertahanka
n jalan napas
paten.
Penekanan
menurunkan
ketidaknyaman
an dada dan
posisi duduk
memungkinkan
upaya napas
lebih dalam dan
lebih kuat.

d. Merangsang
batuk atau
pembersihan
jalan napas
secara mekanik
pada pasien
yang tak
mampu
melakukan
karena batuk
tak efektif atau
penurunan
tingkat
kesadaran.

DAFTAR PUSTAKA

Davey, P. (2005). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga


Herdman, T. H. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014;
Alih Bahasa,

Sumarwati, M.,Subekti, N.B. Jakarta : EGC.

Kasim, F., dkk. (2012). Informasi Spesialiate Obat Indonesia Volume 47 Tahun 2012-
2013. . Jakarta : PT.

ISFI penerbitan.

McCloskey, J., Bulechek, Gloria. (2000). Nursing Interventions Classification (NIC).


USA : Mosby.

McCloskey, J., Bulechek, Gloria. (2000). Nursing Outcome Classification (NOC). USA :
Mosby.

Price, S. A., Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit:
Edisi 6 Volume 3.

Jakarta : EGC.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart Edisi 8

Volume 3. Jakarta : EGC.

De.hasdianah HR, M.Si, dr,sentot Imam suprapto, mm (patologi dan patofisiloagi


penyakit) john

budiisna1juli 2016

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An”A” PADA KASUS PNEUMONI


I. IDENTITAS
A. ANAK
a. Nama :An’’A’’
b. Anak yang ke: 1
c. Tanggal lahir/umur: 9/12/18
2 tahun 3 bulan
d. Jenis kelamin:Laki- Laki
e. Agama : Islam
B. Orang tua
1. Ayah
a. Nama : Tn’’J’’
b. Umur : 31 Thn
c. Pekerjaan: Petani
d. Pendidikan : SD
e. Agama : Islam
f. Alamat : kabupaten Lombok utara
2. Ibu
a. Nama : Ny’’B’’
b. Umur : 33 Thn
c. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
d. Pendidikan : SMK
e. Agama : Islam
f. Alamat : kabupaten lombok utara

II. GENOGRAM

III. RIWAYAT PENYAKIT


A. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : sesak nafas
Riwayat Keluhan: Ibu pasien mengatakan bahwa bahwa sejak 2 minggu anaknya
batuk tidak berdahak mual, muntah 2-3 kali sehari ,flu berwarna kuning,berlendir
dan terkadang sesak nafas . Psien terlihat lemas,pucat, turgor kulit menurun, nafsu
makan berkurang keluhan tersebut dirasakan selama 3 hari hingga ibu pasien
memutuskan untuk pergi kepelayanan kesehatan Keluhan saat pengkajian : batuk
B. Riwayat kesehatan Anak ( khusus untuk anak usia 0-5 tahun )
1. Prenatal care
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu: pusing, mual
b. Imunisasi TT : Ya
c. Obat yang pernah dikonsumsi : paracetamol, sangobion
2. Natal
a. Jenis persalinan: Normal
b. Penolong persalinan: Bidan puskesmas
c. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan:
1. Post Natal
a. Kondisi bayi : baik
b. AFGAR : 7-9
c. BB lahir : 2500 gram
d. PBL : 50cm
e. .LK/LD : 32 cm

C. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien pernah mengalami sesak nafas
I. RIWAYAT IMMUNISASI ( IMUNISASI LENGKAP )
Imunisasi Umur Tgl Reaksi Tempat
diberikan Imunisasi
HB 0 12 hari 9/12/18 Demam,tidak Posiandu di
ada alergi desa santong
BCG 1 bulan 9/01/19 Demam,tidak Posiandu di
ada alergi desa santong
Pentavalen 1
Pentavalen 2
Pentavalen 3
Polio 1 1 bulan 09/01/19 Demam,tidak Posiandu di
ada alergi desa santong
Polio 2 2 bulan 12/02/19 Posiandu di
desa dantong
Polio 3 3 bulan 10/04/19 Posiandu di
desa santong
Campak 9 bulan 10/09/19 Posiandu di
desa santong
Hib ulangan
Campak ulangan

V. TUMBUH KEMBANG
1. Pertumbuhan Fisik
a. PB/TB :75 cm
b. BB :8,1 gram/Kg
c. LK :40,3 cm
d. LLA : 12,0 cm
2. Perkembangan (Gunakan KPSP untuk menilai perkembangan anak) Lingkari yang
sesuai perkembangan anak :
a. Sesuai dengan umur
b. Meragukan
c. Kemungkinan penyimpangan

VI. REAKSI HOSPITALISASI

VII. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan jika sakit hanya membeli obat di
apotik,tetapi jika tidak ada reaksi ibu pasien lngsung membawanya ke pelayanan
kesehatan
Saat sakit :ibu pasien mengatakan semenjak sakit jarang beraktivitas di luar rumah,
bermain bersama teman-temannya semua aktivitas dihabiskan ditempat tidur

B. Nutrisi-Metabolik
1. Bayi
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa ASI tetap diberikan dan utuk
makanan pendamping ASI seperti bubur susu, sari buah, buur tim saring
diberikan pada saat anak berusia 6 bulan
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa ASI tetap diberikan dan untuk
makanan tambahan dikurangi karna selera makan anak menurun
2. Anak-anak
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa anak tetap minum ASI dan
makanan tambahan, makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur-sayuran dan buah-
buahan
Saat sakit: pasien mengatakaan bahwa anaknya tetap minum susu makan 2 kali
sehari dengan nasi,sayur.
C. Eliminasi (BAB & BAK)
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa pada saat BAB 1 kali dalam sehari
dan BAK tidak tentu tergantung dari asupan yang masuk dan anak memberitahu
ibunya terlebih dahulu apabila perutnya/ BAK
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa anaknya BAB 1 kali dalam sehari tetapi
tidak memberi tahu orang tuannya terlrbih dahulu
D. Aktifitas/Latihan/ Bermain
sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa anaknya bermain seperti layaknya
anak-anak, mandi dang anti baju dibantu, sesak nafas apabila terlalu beraktivitas.
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa bahwa anaknya tidak dapat melakukan
aktivitas seperti basa dan bermain bersama teman-temannya, semua aktivitasnnya
iya habiskan di tempat tidur
E. Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa pasien sebelum tidur mencuci tangan,
kencing, dan sering mendekur. Biasnya tidur jam 9 malam, bangun jam 6 dan
terbangun dengan keadaan menangis
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa sebelum tidur tidak mencuci
tangan,kencing dan tidur lebih awal daripada jam biasannya

F. Kognitif-Persepsi
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa penglihatan,pendengaran, pengecap
penciuman masih normal dan apabila anak merasa sakit langsung memberitahu
orangtuannya.
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa penglihatan,pendengaran, pengecap
penciuman masih normal dan apabila anak merasa sakit langsung memberitahu
orangtuannya.
G. Persepsi diri-Konsep diri
Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa perekonomian keluarga masih
normal, anak masih bias bermain bersama temann-temannya dan melakukan
aktivitas seperti baiasa, kebersihan diri terjaga, mandi dan merawat diri dibantu
oleh orang tuanya
Saat sakit : ibu pasien mengatakan bahwa perekonomian keluarga masih normal,
anak masih bias bermain bersama temann-temannya dan melakukan aktivitas
seperti baiasa, kebersihan diri terjaga, mandi dan merawat diri dibantu oleh orang
tuanya

H. Pola Hubungan Peran


Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa kedua orang tuannya masih bias
mengambil keputusan apabila anak sakit langsung membawanya ke pelayanan
kesehatan seperti, dokter peraktik, posiandu dan puskesmas dan anak masih bias
menjalankan amtivitas bermain setiap harinnya
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa kedua orang tuannya masih bias
mengambil keputusan apabila anak sakit langsung membawanya ke pelayanan
kesehatan seperti, dokter peraktik, posiandu dan puskesmas dan anak masih bias
menjalankan amtivitas bermain setiap harinnya

I. Pola Reproduksi dan Kesehatan


Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa menggunakan KB suntik, dan datang
bulan teratur
Saat sakit : ibu pasien mengatakan bahwa menggunakan KB suntik, dan datang
bulan teratur

J. Pola toleransi terhadap stress-koping/ Hospitalisasi


Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan bahwa anak sering terlihat murung apabila
apa yang iya inginkan tidak terpenuhi
Saaat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa pasien terlihat murung saat batuk, dan
sesak ibu pasien juga sering mengajak bermain ringan apabila anak sudah bosan
ditempat tidur

K. Pola Keyakinan dan Nilai


Sebelum sakit: ibu pasien mengatakan bahwa apabila anak sakit langsung
membawa kepelayanan kesehatan untuk berobat
Saat sakit: ibu pasien mengatakan bahwa tetap membawa anak apabila sakit
langsung membawa kepelayanan kesehatan untuk berobat dan apabila anak tidur
lampu harus dimatikan

VII. PENGAWASAN KESEHATAN


Bila sehat diawasi tidak/ya di puskesmas,dokter,dll
Bila sakit minta pertolongan kepada: Bila anak sakit kebiasaan orang orang tua
langsung membawa anak kedokter peraktik dan puskesmas
Kunjngan ke Posyandu : ibu pasien mengatakan bahwa anak tetap mengunjungi
pelayanan posiandu rutin 1 bulan sekali
Pengawasan anak dirumah : ibu pasien mangatakan bahwa anak tetap diawasi dalam
bermain
VIII. PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA

N Jenis Akut/Kronis/ Umur saat Lamanya Pertolongan


O Penyakit Menular/tidak Sakit
1. Sesak nafas Tidak menular 14 bulan 2 minggu Membawanya
kepuskesmas

IX. KESEHATAN LINGKUNGAN


Ibu pasien mengatakan bahwa lingkungan disekitar rumah baik menggunakan jamban,
dan membuka jendela apabila pagi hari untuk mengganti sirkulasi udara yang ada
didalam rumah.

X. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum (kebersihan,pergerakan,penampilan/postur/bentuk tubuh, termasuk
status gizi)
B. Kesadaran : compos metis
C. Tanda-tanda vital :
1. Suhu : 36’2OC
2. Nadi :100 X/menit
3. Pernafasan :63 X/menit
4. Tekanan darah: 90/60 mmHg
A. Kepala:
Inspeksi: simetris bersih tidak ada ketombe, tidak ada kutu
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
B. Mata:
Inspeksi: Penglihatan normal tidak ada icterus konjungtiva tidak anemis
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan
C. Hidung :
Inspeksi: Adanya secret penciuman lemah,
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
D. Telinga : Kebersihan,keadaan alat pendengaran,kelainan,pemakaian alat bantu
dengan
Inspeksi: Tampak bersih, tidak ada kelainan, simetris tidak ada gangguan
pendengaran
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan disekitar telinga
E. Mulut :
Inspeksi: mulut, gigi, lidah terlihat kotor
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
F. Leher: Pembesaran kelenjar/pembuluh darah,kaku kuduk, pergerakan leher
Inspeksi: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
G. Thoraks
Inspeksi: adanya tarikan dinding dada
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi: suara sonor tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: tidak ada bunyi nafas tambahan
H. Jantung :
Inspeksi:bentuk dada simetris, pernafasan pasien normal
Palpasi:tidak ada nyeri tekan, benjolan dan tidak ada pembesaran jantung
Perkusi:suara jantung pekak batas atas dan bawah jantung normal tidak ada
pembesaran batas kiri dan bawah normal tidak ada pembesaran
Auskultasi: suara jantung S1,S2 tunggal
I. Abdomen:
Inspeksi:bentuk abdomen cekung, warna abdomen normal,kulit elastis, bentuk
simetris
Palpasi:tidak ada nyeri tekan
Perkusi:terdengar bunyi timpani
Auskultasi: bising usus 10xmnt
J. Ekstremitas:
a. Atas
Inspeksi:tidak ada kelainan pada tangan kanan dan kirai
Palpasi: tidak ada keringat berlebih tidak ada nyeri tekan
b. Bawah
Inspeksi: tidak ada kelainan atau pe mbengakakan
Palpasi: tidak ada kelainan nyeri tekan
K. Genetalia dan anus:
Inspeksi: tidak ada terpasang katetr
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
L. Anus
Inspeksi: tidak ada benjolan, bersih
Palpasi: tidak ada nyeri tekan

M. Neurologi
1. Nervus I-XII :
2. Tanda-tanda perangsangan selaput otak (kaku kuduk,kernig sign,reflek
babinzinki )
N. Antropometri ( ukuran pertumbuhan )
1. BB :8,1 kg
2. TB : 75 cm
3. Lingkar kepala : 40 cm
4. Lingkar dada : cm
5. Lingkar lengan :12,0 cm
6. Status Atropometri
a. BB/U : -3 SD sd <-1 SD (3.8/4.9)
b. PB/U-TB/U : -2 SD sd + 3 SD ( 87.5/105.6)
c. BB/PB : <-3 SD ( 9.6)
d. IMT/U : -3 SD sd <-2 SD ( 12.2/13.1)

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Foto Rontgen,Ct


scan,USG,EEG,ECG)

XII. TERAPI SAAT INI (Tulis dengan rinci)

XIII. ANALISA DATA


Tgl/Jam DATA FOKUS INTERPRESTASI/PENYEBAB MASALAH
DO : factor lingkungan udara Bersihan
jalan nafas
1. batuk tidak berdahak mengandung virus/bakteri
tidak epektif
2. flu berwarna
kuning,berlendir terjadi infeksi dan peroses
3. sesak nafas peradangan

DS :
hiper sekresi kelenjar mulkosa

1. Pasien tampak batuk


mengendus
akumulasi secret berlebih
2. terlihat lemas,pucat,
3. RR : 43x/mnt
secret mengental dijalan nafas

Bersihan jalan nafas tidak efektip

DO : statuskesehatan menurun Deficit nutrisi


1. Pasien mengeluh mual,
muntah 2-3 kali kelemahan otot menelan

DS :
ganguan menelan

1. Nafsu makan berkurang


2. Pasien tampak
asupan nutrisi tidak terpenuhi
lemas,pucat
3. Turgor kulit menurun
penurunan berat badan
4. Bibir kering

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


N TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN
O MUNCUL
1 30 juli 2020 Bersihan jalan napas tidak efektif
2 31 juli 2020 Deficit nutrisi
XV. RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1 Bersihan jalan Setelah dilakuakan 1. Posisikan pasien 1. Dengan
nafas tidak efektif tindakan keperawatan semi-fowler memposisikan
pasien semi
3x24 jam diharapkan
fowler pasien
bersihan jalan nafas merasa
teratasi dengan keritria nyaman dan
aman
hasil
2. Berikan pasien 2. Dengan
1. batuk berkurang minum dengan memberikan
2. flu berkurang air hangat minum dengan
air hangat
4. sesak nafas berkurang
dahak yang
5. pasien sudah tidak ada didalam
terlihat lemas dan akan encer
pucat 3. Lakukan 3. Dengan
fisiotrapi dada, melakukan
jika perlu fisiotrapi dada
sputum pasien
akan encer
4. Lakukan 4. Dengan
penghisapan melakukan
lender kurang penghisapan
dari 15 menit lendir
diharapkan
sputum pasien
bias keluar
dan tidak
menghalangi
jalan nafas
5. Monitoring pola 5. Dengan
nafas memonitoring
dahak pasien
kita bias tau
jumblah,
warna, bau
6. Monitor dahak 6. Dengan
pasien memonitoring
pola nafas
pasien, kita
tau pola nafas
pasien
7. Kolaborasi 7. Dengan
dengan dokter berkolaborasi
pemberian nebu pemberian
combipant nebu
combipant
sputum pasien
menjadi encer

2 Deficit nutrisi Setelah dilakuakan 1. Lakukan oral 1. Agar mulut


tindakan keperawatan hygene sebelum pasien bersih
makan sehingga
3x24 jam diharapkan
meningkatkan
bersihan jalan nafas selera makan
teratasi dengan keritria bertambah
2. Untuk
hasil 2. Bantu pasien memudahkan
1. Pasien sudah tidak makan jika tidak pasien makan
mengeluh mual, mampu
3. Hindari maknan 3. Memberikan ras
muntah
yang banyak nyaman ke
2. Nafsu makan mengandung gas pasien
berkurang 4. Sajikan makanan 4. Agar mudah
yang mudah dicerna,
3. Pasien sudah tidak
dicerna dalam meningkatkan
terlihat lemas,pucat keadaan hangat, selera makan
4. Turgor kulit menurun tertutup dan
diberikan sedikit-
normal
sedikit tapi sering 5. Menambah
5. Bibir terlihat kering 5. Lakukan latihan nafsu makan
pasif dan aktif 6. Agar pasien
6. Atur posisi semi merasa nyaman
powler pada saat
makan

XVI. CATATAN KIMPLEMENTASI

N TANGGAL NOMOR IMPLEMENTASI RESPON HASIL NAMA


O JAM DIAGNOSA /TTD
1 08:30 Bersihan 1. memposisikan 1. keluarga pasien
jalan tidak pasien semi-fowler mengerti dan
09:05 epektif melakukannya
2. memberikan pasien 2. keluarga pasien
minum dengan air mengerti dan
09:05 hangat melakukannya
3. melakuakn 3. keluarga pasien
10:23 fisiotrapi dada, jika mengerti dan akan
perlu melakukannya jika
produksi sputum
berlebih
11:36 4. melakukan 4. keluarga pasien
penghisapan lender merasa nyaman dan
12:07 kurang dari 15 merasa terbantu
menit

01:45 5. Monitoring pola 5. keluarga pasien


nafas merasa terbantu
dan nyaman
bernafas
6. Monitor dahak
pasien 6. pasien mengerti
7. berkolaborasi dan berkerja sama
dengan dokter 7. keluarga pasien
pemberian nebu mengerti
combipant
2 08:15 Deficit 1. melakukan oral hygene 1. keluarga pasien
nutrisi sebelum makan mengarti dan
memperaktikannya
08:50 2. memantu pasien makan 2. keluarga pasien
jika tidak mampu mengerti
3. menghindari maknan 3. keluarga pasien
09:25 yang banyak mengandung mengarti dan akan
gas menghindarinnya
4. pasien terlihat
4. mesajikan makanan nyaman dan sangat
10:15 yang mudah dicerna antusias dengan
dalam keadaan hangat, makanan yang
tertutup dan diberikan disajikan
sedikit-sedikit tapi sering

5.melakukan latihan pasif


11:20 5. keluarga pasien
dan aktif mengerti dan
memperaktikannya
12:27 6. mengatur posisi semi 6. pasien terlihat
powler pada saat makan nyaman

XV. EVALUASI

NO TANGGAL NO EVALUASI ( SOAP ) NAMA/TTD


DX
1 1 Agustus 2020 1 S:keluarga pasien
mengatakan bahwa batuk
pasien berkurang, flu
berkurang, sudah tidak ada
sputum
O: pasien tampak tidak
batuk lagi,sputum
berkurang
A:maslah bersihan jalan
nafas tidak efektip teratasi
P:intervensi dihentikan
2 1 Agustus 2020 2 S: Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien
sudah tidak muntah lagi
O: pasien terlihat segar
turgor kulit menurun, bibir
lembab
A: masalah deficit sudah
teratasi
P:intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai