Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

EDUKASI PERAWATAN BAYI PADA IBU POST PARTUM PERTAMA


DENGAN MASALAH DEFISIT PENGETAHUAN

BAIQ EYIN WAHYU APRIANI


004SYE18

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D.3
MATARAM
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa nifas atau post partum pertama seorang ibu memiliki peran baru

sebagai pengasuh bayi. Sebagian besar ibu primipara belum memiliki

pengetahuan, kemampuan, pengalaman, sebagai pengasuh bayi salah satunnya

adalah perawatan tali pusat. Mega Pratiwi (2015) menyatakan 56,3% ibu

primigravida kurang pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir termasuk

perawatan tali pusat. Ibu post partum sebagian besar belum mampu

melaksanakan tugasnya sebagai ibu dikarenakan kurang percaya akan

kemampuan diri mereka untuk merawat bayi yang benar, salah satunya tentang

perawatan tali pusat. Fenomena tersebut merupakan masalah yang sering

ditemui di masyarakat (Sutini, 2013).

Kematian pada masa neonatal merupakan penyumbang terbesar kematian

bayi. Kematian Neonatal adalah Kematian yang terjadi pada bayi usia 0 sampai

dengan 28 hari. Menurut WHO (World Health Organization) (2017), AKB di

Indonesia mencapai 20/1000 kelahiran hidup. Artinya bayi baru lahir yang

meninggal setiap jam terdapat 10 bayi,setiap hari 246 bayi dan setiap tahun

terdapat 89.770 bayi baru lahir yang meninggal dunia. Angka kematian bayi di

Indonesia pada tahun 2017 adalah 24 kematian bayi per 1.000 kelahiran angka

kematian bayi merupakan suatu indikator yang penting untuk menilai kualitas

penduduk (SDKI 2017). AKB di wilayah Provinsi NTB mengalami penurunan

dalam kurun waktu 2003-2012 namun masih diatas angka normal. Menurut data
surve Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) di provinsi NTB pada tahun

2007 sebesar 72/1000 kelahiran, mengalami penurunan menjadi 57/1000 ( profil

NTB 2019 ).

Bayi baru lahir (BBL) merupakan individu yang sedang bertumbuh.

Setelah lahir bayi mengalami perkembangan yaitu bertambahnya kemampuan

atau fungsi semua sistem organ tubuh. BBL perlu mendapatkan perhatian karena

adapun masalah bayi setelah lahir terbesar salah satunya adalah karena infeksi.

Angka kejadian infeksi di Indonesia yaitu 24% sampai 34% yang salah satunya

infeksi yang didapatkan akibat kurang bersihnya dalam perawatan tali pusat.

Menurut Rini (2014) dalam penelitiannya bahwa masalah utama pada neonatus

adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah (BBLR) dan infeksi neonatal.

Sebagian besar infeksi bayi baru lahir disebabkan oleh tetanus neonaturum

yang di tularkan melalui tali pusat karena pemotongan dengan alat tidak steril,

infeksi juga dapat melalui pemakaian obat, bubuk, dan daun-daunan yang

digunakan masyarakat Perawatan BBL merupakan asuhan yang diberikan

kepada bayi untuk menjaga kesehatan bayi dalam perawatan BBL mencangkup

perawatan meliputi memandikan BBL dengan tepat dan perawatan tali pusat.

Perawatan ini bermanfaat untuk mencegah timbulnya infeksi dan mempercepat

pelepasan tali pusat.

Tetanus Neonatorum dan infeksi tali pusat telah menjadi penyebab

kesakitan dan kematian secara terus-menerus di berbagai negara. Setiap

tahunnya sekitar 500.000 bayi meninggal karena tetanus neonatorum dan

460.000 meninggal akibat infeksi bakteri (WHO, 2012). Angka kejadian infeksi
bayi baru lahir di Indonesia berkisar antara 24% hingga 34%, dan hal ini

menjadi tali pusat yaitu pada perawatan neonatal. Dimana perawatan tali pusat

tidak dianjurkan untuk ditutup, mengoles alkohol ataupun yodium masih

diperbolehkan, tetapi tidak dikompres karena akan menyebabkan tali pusat

menjadi lembab. Hasil ini juga diteliti oleh Purnasari (2015) bahwa pentingnya

penatalaksanaan ibu nifas dalam perawatan tali pusat, sehingga dibutuhkan

peran tenaga kesehatan untuk melakukan pendidikan kesehatan pada ibu nifas

tentang penatalaksanaan perawatan tali pusat. Dari hasil penelitian Erniati

(2015) didapatkan bahwa pengetahuan yang rendah akan mengakibatkan orang

mengalami kesulitan dalam hal menyerap informasi dari luar, baik itu tenaga

kesehatan maupun dari media dan yang lainnya.

Infeksi sistemik pada bayi baru lahir sekitar 23-91% akibat tali pusat yang

tidak dirawat dengan menggunakan antiseptik. Tali pusat akan terinfeksi oleh

kuman staphylococcus aureus pada 72 jam pertama setelah kelahiran

(Subiastutik, 2017). Kuman ini dapat menyebabkan pustula, konjungtivitis,

pyoderma danomfalitis atau infeksi pusat. Tanpa pengobatan, dapat terjadi

kematian dalam beberapa hari (Hamilton-d, 2014). Hal ini membuat ibu

menjadi takut, cemas dan bingung pada perasaan dan keyakinannya dalam

merawat bayi mereka, terutama pada anak pertama karena ketidaktahuan mereka

akan cara merawat bayi yang benar ( Massal,dkk, 2013).

Kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat sangat

berpengaruh terhadap kesehatan bayi maka dari itu sangat diperlukan

peningkatan pengetahuan terutama perawatan tali pusat. Penanganan untuk


menangani masalah BBL tersebut tidak terlepas dari peran serta keluarga.

Penanganan paling utama pada masalah bayi adalah peranan dari seorang ibu.

Perawatan bayi yang baik dan benar akan dapat mencegah bayi dari suatu

keadaan yang tidak diinginkan dan bisa membuat bayi menjadi bugar dan sehat.

Berdasarkan permasalahan yang ada berkaitan dengan pengetahuan ibu post

partum tentang perawatan bayi baru lahir khususnya perawatan tali pusat, maka

dari itu dengan memberikan Edukasi diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan Ibu serta keluarga tentang cara perawatan tali pusat serta mampu

melakukannya sendiri tanpa bergantung lagi pada anggota keluarga yang lain.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan, maka penulis mengambil

rumusan masalah “Bagaimana asuhan keperawatan tentang edukasi perawatan

bayi pada ibu post partum pertama dengan masalah defisit pengetahuan?”

1.3 Tujuan Studi Kasus

Tujuan studi kasus ini adalah Untuk meningkatkan pengetahuan ibu post

partum pertama dengan masalah defisit pengetahuan

1.4 Manfaat Studi Kasus

Karya tulis ilmiah ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1.4.1 Masyarakat

Menambah informasi dan pengetahuan khususnya pada ibu post partum

pertama dengan defisit pengetahaun

1.4.2 Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan


Menambah wawasan dan pengetahuan dalam tindakan keperawatan

terutama tentang edukasi perawatan bayi pada ibu post partum pertama

dengan masalah defisit pengetahuan.

1.4.3 Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang edukasi perawatan bayi pada

ibu post partum pertama dengan masalah defisit pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai