Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PKN

“DEMOKRASI PANCASILA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NANDA NOR ALISA


KELAS : XI IPS 2
NO.ABS : 21
MAPEL : PPKN

SMA NEGERI 1 LASEM


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan perlindungan-
Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih juga kepada
Ibu Emei Dwinanaharti selaku dosen Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas
ini kepada kami, sehingga secara langsung menambah pengetahuan kami. Tak lupa kepada
semua pihak yang telah ikut membantu dalam terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini membahas tentang Demokrasi yang mana merupakan suatu hal yang
memiliki peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan, tak lupa kami juga
memasukan sejarah perkembangannya di Indonesia. Demokrasi ini menjadi suatu pegangan
bagi kita dalam kehidupan, baik yang berkaitan dengan politik, sosial, budaya, pendidikan
dan lain-lain, pentingnya demokrasi bagi sebuah negara memaksa kita juga untuk
mempelajari dan memahami secara utuh apa itu demokrasi.
Dengan terselesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan pembelajaran
yang baik bagi kita semua dalam peningkatan pengetahuan terkait dengan demokrasi.
Harapan kami juga semoga apa yang tulis didalamnya memiliki nilai akademis yang dapat
menunjang pengetahuan akademisi kita, untuk itu mari kita menambah dan meningkatkan
pengetahuan kita demi terwujudnya bangsa Indonesia yang edukatif. Kami juga menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untu lebih meningkatkan lagi
pemahaman kita semua, baik terkait dengan isi maupun sistematika dan cara penulisannya.
Akhir kata kami ucapkan selamat membaca.

Lasem, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Rumusan Masalah
BAB 2 : TINJAUAN PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Demokrasi
Pengertian Demokrasi Secara Etimologi
Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli
2.2. Model-model Demokrasi
2.3. Unsur Penegak Demokrasi
Negara Hukum
Masyarakat Madani
Infrastruktur Politik
2.4. Prinsip dan Parameter Demokrasi
2.5. Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup
2.6. Hakikat Pancasila
2.7. Fungsi dan Kedudukan Pancasila
2.8. Hubungan Antara Pancasila dan Demokrasi
BAB 3 : PEMBAHASAN
3.1. Demokrasi Pancasila
Pengertian Demokrasi Pancasila
Ciri dan Isi Pokok Demokrasi Pancasila
Prinsip dan Asas Demokrasi Pancasila
3.2. Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Masa Deokrasi Revolusi Kemerdekaan
Masa Demokrasi Parlamenter
Masa Demokrasi Terpimpin
Masa Demokrasi Orde Baru
Masa Demokrasi Reformasi – Sekarang
3.4. Peranan Demokrasi Dalam Bidang Kehidupan Bangsa
Bidang Politik
Bidang Ekonomi
Bidang Sosial
3.5. Wujud Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
3.6. Membangun Sikap Positif Terhadap Demokrasi Pancasila
BAB 4 : Penutup
4.1.Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demokrasi di Indonesia telah semakin berkembang seiring dengan pergantian
pemimpin serta pergantian masa, mulai dari masa penjajahan, orde lama sampai kepada
masa reformasi sekarang. Demkorasi kini telah sangat akrab dengan kehidupa masyarakat
Indonesia. Penerapan demokrasipun telah merambat sampai hampir ke semua aspek, tak
terkecuali hal-hal besar seperti pemilihan kepala daerah maupun hal-hal kecil seperti
pemilihan ketua kelas, karena fungsinya yang begitu dekat dengan keseharian maka
demokrasi kini semakin gencar dipelajari.
Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Seperti diakui oleh Moh.
Mahmud MD, ada dua alasan demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara.
Pertama, hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang
fundamental; kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan
arah peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.
Karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar pada warga masyarakat
tentang demokrasi.

1.2 Tujuan
Untuk menambah pemahaman tentang demokrasi
Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia
Untuk mengetahui peranan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan bangsa
Sebagai bahan pemenuhan tugas UTS Pendidikan Pancasila

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa itu Demokrasi Pancasila ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia ?
3. Apa saja peranan Demokrasi dalam bidang-bidang kehidupan kangsa ?
4. Bagaimana Perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ?
5. Bagaimana membangun sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di berbagai
bidang Kehidupan?
BAB 2
TINJAUAN PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Demokrasi


 Hakikat Demokrasi Secara Etimologi
Pengertian Demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah
(terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri atas dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan
“cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa
demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam
sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi
berada dalam keputusan bersama rakyat-rakuat berkuasa, pemerintahan rakyat dan
kekuasaan oleh rakyat.

 Hakikat Demokrasi Menurut Para Ahli


Pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai
berikut :
 Menurut Joseph A. Schmeter
Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.
 Menurut Sidney Hook
Demokrasi adalah untuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
 Menurut Philipie C. Schmitter dan Terry Lynn Karl
Menyatakan demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana
pemerintah dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah
publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui
kompetisi dan kerja sama dengan para wakil yang telah dipilih.
 Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem
yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas
oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
 Affan Gaffar (2000)
Memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu, pemaknaan secara
normatif(demokraisnormatif) dan empirik (demokrasi empirik). Demokrasi
normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah
negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi dalam
perwujudannya pada politik praktis.
Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat
demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta
pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan
rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan
pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal :
~Pertama, pemerintah dari rakyat (Governmenet of the People);
~Kedua, Pemerintah oleh rakyat (Government by people);
~Ketiga, pemerintahan untuk rakyat (Government for people);
Jadi hakikat suatu pemerintahan yang demokratis bila ketiga hal diatas
dapat dijalankan dan ditegakan dalam tata pemerintahan.

2.2 Model-Model Demokrasi


Sklar mengajukan lima corak atau model demokrasi yakni :
 Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh Undang-Undang dan
pemilihan umum bebas yang diselenggarakan dalam waktu yang ajeg. Banyak
negara Afrika menerapkan model ini hanya sedikit yang bisa beratahan.
 Demokrasi Terpimpin
Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi
menolak pemilihan umum yang bersaing sebagai kendaraan untuk menduduki
kekuasaan.
 Demokrasi Sosial
Demokrasi Sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan
sosial dan egalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
 Demokrasi Partisipasi
Demokrasi partisipasi menekankan hubungan timbal balik antara penguasa dan
yang dikuasi.
 Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional menekankan pratiksi khusus bagi kelompok-
kelompok budaya yang menekankan kerja sama yang erat diantara elite yang
mewakili bagian budaya masyarakat utama.
 Demokrasi Parlamenter
Di dalam sistem parlementer, kekuasaan legislatif terletak di atas kekuasaan
eksekutif. Oleh karena itu, menteri-menteri kabinet harus
mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada Dewan/DPR/Senat.
Pemerintah setiap saat dapat dijatuhkan oleh Dewan/DPR/Senat dengan mosi tidak
percaya.
 Demokrasi Rakyat
Demokrasi ini terdapat dalam negara-negara komunis yang totaliter. Lembaga-
lembaga demokrasi pada umumnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena
kekuasaan ada di tangan sekelompok kecil pimpinan partai komunis. Mereka ini
yang memegang dan mempergunakan kekuasaan menurut ideologi totaliter
komunis: Dalam demokrasi rakyat, pada dasarnya rakyat tidak memperoleh hak
yang lazimnya di dapat dalam sistem demokrasi lainnya.
 Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Paneasila dan UUD
1945. Dalam Demokrasi Pancasila sangat diharapkan adanya musyawarah untuk
mufakat. Akan tetapi, bila tidak tercapai mufakat, pengambilan keputusan dapat
ditempuh melalui pemu¬ngutan suara (Pasal 2, Ayat (3), WD 1945). Dalam
demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi mayoritas ataupun tirani minoritas.
Domiinasi mayoritas adalah kelompok besar yang menguasai segala segi kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok yang kecil. Tirani
minoritas adalah kelompok kecil yang menguasai segala segi kehidupan berbangsa
dan bernegara dengan mengabaikan kelompok besar.
Selanjutnya pembagian demokrasi dilihat dari segi pemeliharaan menurut Inu
Kencana terdiri dari dua model yaitu :
 Demokrasi Langsung (Direct Democracy)
Demokrasi langsung terjadi apabila rakyat mewujudkan kedaulatannya pada
suatu negara dilakukan secara langsung. Pada demokrasi langsung lembaga
legislatif hanya berfungsi sebagai lembaga pengawas jalannya pemerintahan,
sedangkan pemilihan pejabat eksekutif (Presiden, Wakil Presiden, Gubernur, Bupati
dan Wali Kota ) dilakukan rakyat secara langsung melalui pemilu. Begitu juga
pemilihan anggota parlemen atau legislatif (DPR, DPP, DPRD) dilakukan rakyat
secara langsung.
#Demokrasi Tidak Langsung (Indirect Democracy)
Demokrasi tidak langsung terjadi bila untuk mewujudkan kedaulatannya
rakyat tidk secara langsung berhadapan dengan pihak eksekutif, melainkan melalui
lebaga perwakilan. Pada demokrasi tidak langsung, lembaga parlemen dituntut
kepekaan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dalam hubungannya dengan pemerintahan atau negara. Dengan demikian
demokrasi tidak langsung disebut juga dengan demokrasi perwakilan

2.3 Unsur Penegak Demokrasi


A. Negara Hukum (Rechtsstaat and The Rule Of Law)
Istilah Rechtsstaat and The Rule Of Law yang diterjemahkan menjadi negara hukum
menurut Moh. Mahfud MD pada hakikatnya mempunyai makna berbeda. Istilah
Rechtsstaat banyak dianut di negara-negara eropa kontinental yang bertumpuh pada
sistem Civil Law, sedangkan The Rule Of Law banyak dikembangkan di negara-negara
angolo saxson yang bertumpuh pada common law. Civil Law menitik beratkan pada
Administration Law sedangkan Common Law menitik beratkan pada Judicial Law.
▪Konsep Rechtsstaat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
¤Adanya perlindungan terhadap HAM
¤Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk menjamin
¤perlindungan HAM
¤Pemerintahan berdasarkan peraturan
¤ Adanya peradilan administrasi.
▪Adapun The rule Of Law dicirikan oleh :
~Adanya supremasi aturan-aturan hukum
~Adanya kesamaan kedudukan di depan hukum (equality before the law)
~Adanya jaminan perlindungan HAM.
▪Dengan demikian konsep negara hukum sebagai gabungan dari kedua konsep diatas
dicirikan sebagai berikut :
~Adanya jamiman perlindungan terhadap HAM
~Adanya supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan
~Adanya pemisahan dan pembagian kekusaan negara
~Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.
Selanjutnya dalam konferensi International Commission Of Jurist di Bangkok
disebutkan bahwa ciri-ciri negara hukum adalah sebagai berikut :
Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu, konstitusi harus
menentukan cara prosedural untuk memperoleh atas hak-hak yang dijamin (due process
of law).
~Adanya badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
~Adanya pemilu yang bebas.
~Adanya kebebasan menyatakan pendapat.
~Adanya kebebasan beserikat/berorganisasi dan berposisi
~Adanya pendidikan kewarganegaraan.
Sementara itu istilah negara hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan
UUD 1945 yang berbunyi “Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum
(rechtsstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtsstaat)”. Penjelasan
tersebut merupakan gambaran sistem pemerintahan negara Indonesia. Dalam kaitan
dengan istilah negara hukum Indonesia, Padmo Wahyono menyatakan bahwa konsep
negara hukum Indnonesia yang menyebut rechtsstaat dalam tanda kurung memberi ati
bahwa negara huku Indonesia mengambil pola secara tidak menyimpang dari
pengertian negara hukum pada umumnya (genusbegrip) yang kemudian disesuaikan
dengan keadaan Indonesia.

B. Masyarakat Madani (Civil Society)


Masyarakat Madani (Civil Society) dicirikan dengan masyarakat terbuka,
masyarakat yang bebas dari pengaruh dan tekanan negara, masyarakat yang kritis dan
berpartisipasi aktif serta masyarakat egaliter. Masyarakat madani merupakan elemen
yang sangat signifikan dalam membangun demokrasi. Sebab salah satu syarat penting
bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintahan.
Masyarakat madani (Civil Society) mensyaratkan adanya civic engagement yaitu
keterlibatan warga negara dalam asosiasi-asosiasi sosial. Civil Engagement ini
memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka, percaya, dan toleran antar satu dengan yang
lain yang sangat penting artinya bagi bangungan politik demokrasi (Saiful Mujani :
2001). Masyarakat madani (Civil Society) dan demokrasi bagi Gellner merupaka dua
kata kunci yang tidak dapat dipisahkan. Demokrasi dapat dianggap sebagai hasil
dinamika masyarakat yang menghendaki adanya pertisipasi. Selain itu demokrasi
merupakan pandangan mengenai masyarakat dalam kaitan dengan pengungkapan
kehendak, adanya perbedaan pandangan, adanya keragaman konsesus. Tatanan nilai-
nilai masyarakat tersebut ada dalam masyarakat madani. Karena itu demokrasi
membutuhkan tatanan nilai-nilai sosial yang ada pada masyarakat madani.

C. Infrastruktur Politik
Infrastruktur Politik terdiri dari partai politik (Politic Party), kelompok gerakan
(Movement Group) dan komponen penekan atau kelompok kepentingan
(Pressurelintrest Group). Partai politik merupakan struktur kelembagaan politik yang
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama yaitu memperoleh
kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakan-
kebijakannya. Kelompok gerakan yang lebih dikenal dengan sebutan organisasi
masyarakat merupakan sekumpulan orang-orang yang berhimpun dalam satu wadah
organisasi yang berorientasi pada pembedayaan warganya seperti Muhammadiyah,
NU, Persis, Perti, Nahdatul Wathon, Al-Wasliyah, Al-Irsyad, Jamiatul Khair dan
sebagainya. Sedangkan kelompok penekan atau kelompok kepentingan
(Pressurelintrest Group) merupakan sekelompok orang dalam sebuah wadah organisasi
yang didasarkan pada kriteria profesionalitas dan keilmuan tertentu seperti AIPI
(Asosiasi Ilmuan Politik Indonesia), IKADIN, KADIN, ICMI, PGRI, LIPI, PWI dan
sebagainya.
Menciptakan dan menegakan demokrasi dalam tata kehidupan kenegaraan dan
pemerintahan, partai politik seperti yang dikatakan oleh Miriam Budiarjo mengemban
beberap fungsi :
-Sebagai sarana komunikasi politik
-Sebagai sarana sosialiasi politik
-Sebagai sarana rekrutmen kader dan anggota politik
-Sebagai sarana pengatur konflik

2.4 Prinsip dan Parameter Demokrasi


Menurut Masykuri Abdillah (1999) prinsip-prinsip demokrasi terdiri atas prinsip
persamaan, kebebasan, dan pluralisme. Sedangkan dalam pandangan Robert A. Dahl
terdapat enam prinsip yang harus ada dalam sistem demokrasi yaitu :
 Hak memilih dan dipilih
-Kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman
-Kebebasan mengakses informasi
-Kebebasan berserikat
-Kontrol atas keputusan pemerintah
-Pemilihan yang teliti dan jujur
 Prinsip-prinsip demokrasi yakni sebagai berikut :
-Adanya pembagian kekuasaan
-Adanya pemilihan umum yang bebas
-Adanya manajemen yang terbuka
-Adanya kebebasan individu
-Adanya peradilan yang bebas
Hakikat Pancasila
Menurut ilmu asal usul kata (etimologi), Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
pancar dan sila. Panca berarti lima, sila artinya satu sendi, dasar, atau alas.
Sedangkan menurut peristilahan (terminologi) , Pancasila telah dikenal sejak zaman
kerajaan Majapahit pada abad XIV. Dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular,
Pancasila merupakan ajaran tentang penuntun kesusilaan antara lain, jangan melakukan
kekerasan, mencuri, berjiwa dengki, dan mabok akibat minuman keras.Pada tanggal 1 Juni
1945 dalam sidang BPUPKI yang pertama (29 Mei-1 Juni 1945) Ir.Soekarno mengusulkan
tentang lima asas sebagai dasar negara, yaitu Pancasial. Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia diterima dan disahkan oleh PPKI bersamaan dengan disahkannya UUD
1945. Kata atau istilah Pancasila sendiri tidak tertera dalam Pembukaan UUD 1945, namun
telah tersirat dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Fungsi dan Kedudukan Pancasila
Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan pijakan serta dapat memberi
kekuatan kepada berdirinya suatu negara. Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu
alas atau landasan yaitu Pancasila. Pancasila pada fungsinya sebagai dasar negara, adalah
sumber kaidah hukum yang mengatur Bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh
unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah dan wilayah. Pancasila pada posisi seperti inilah
yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara serta seluruh kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup.Pandangan hidup merupakan suatu wawasan
menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur.
Pandangan hidup berguna sebagai pedoman / tuntunan untuk mengatur hubungan sesama
manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan lingkungan.
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan, pengertian dasar, cita-cita
dan logos yang berarti ilmu jadi Ideologi dapat diartikan adalah Ilmu pengertian-pengertian
dasar
Dengan demikian Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dimana pada hakikatnya adalah suatu
hasil perenungan atau pemikiran Bangsa Indonesia. Pancasila di angkat atau di ambil dari
nilai-nilai adat istiadat yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia,
dengan kata lain pancasila merupakan bahan yang di angkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia.Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat indonesia, hal tersebut
melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin
digapai serta sesuai dengan jiwa Indonesia serta karena pancasila lahir bersamaan dengan
lahirnya Indonesia. Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-
masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai
jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu pada jaman dahulu
kala pada masa kejayaan nasional.Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib
hukumPoin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan / hukum yang
berlaku dan dijalankan di Indonesia harus bersumber dari Pancasila atau tidak bertentangan
(kontra) dengan Pancasila. Karena segala kehidupan negara indonesia berdasarkan
pancasila.Pancasila sebagai kepribadian bangsa IndonesiaPancasila sebagai kepribadian
bangsa karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan
ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain. dan Pancasila Merupakan wujud peran dalam
mencerminkan adanya kepribadian Negara Indonesia yang bisa mem bedakan dengan
bangsa lain, yaitu amal perbuatan, tingkah laku dan sikap mental bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa IndonesiaDalan Pancasila
mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan pancasila sebagai
patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya yaitu untuk mencapai
masyarakat adil, makmur yang merata baik materiil maupun spiritual yang berdasarkan
Pancasila.Pancasila sebagai Perjanjian LuhurKarena saat berdirinya bangsa indonesia,
Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa untuk
dilaksanakan, di lestarikan dan di pelihara. Artinya Pancasila telah disepakati secara
nasional sebagai dasar negara tanggal 18-Agustus-1945 pada sidang PPKI (Panitia
Persiapan kemerdekaan Indonesia), PPKI ini merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat
Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur (Pancasila) tersebut.Pancasila sebagai
Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa IndonesiaPancasila merupakan sarana yang
ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena Pancasila merupakan palsafah
hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma
yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, bijaksana, adil dan tepat bagi Bangsa
Indonesia guna mempersatukan Rakyat Indonesia.
Hubungan Antara Pancasila dan DemokrasiDi Indonesia berdasarkan Pancasila demokrasi
dilaksanakan melalui Musyawarah untuk Mufakat. Jadi dianggap tidak benar bahwa pihak
yang sedikit jumlahnya dapat di”bulldozer” oleh pihak yang besar jumlahnya. Itu berarti
bahwa demokrasi Indonesia pada prinsipnya mengusahakan Win-Win Solution dan bukan
karena faktor manfaat semata-mata. Namun demikian, kalau musyawarah tidak kunjung
mencapai mufakat
sedangkan keadaan memerlukan keputusan saat itu, tidak tertutup kemungkinan
penyelesaian didasarkan jumlah suara. Maka dalam hal ini voting dilakukan karena faktor
Manfaat, terbalik dari pandangan demokrasi Barat.Dalam demokrasi Indonesia tidak hanya
faktor Politik yang perlu ditegakkan, tetapi juga faktor kesejahteraan bagi orang banyak
sebagaimana dikehendaki sila kelima Pancasila. Jadi demokrasi Indonesia bukan hanya
demokrasi politik, tetapi juga demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial. Bahkan sesuai
dengan Tujuan Bangsa dapat dikatakan bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi
kesejahteraan dan kebahagiaan dan bukan demokrasi kekuasaan seperti di Barat. Hal itu
kemudian berakibat bahwa pembentukan partai-partai politik mengarah pada perwujudan
kehidupan sejahtera bangsa (lihat makalah sebelumnya : Pancasila dan Partai
Politik).Karena demokrasi Indonesia adalah demokrasi kesejahteraan, maka wahana
pelaksanaan demokrasi Indonesia tidak hanya partai politik. Banyak anggota masyarakat
mengutamakan perannya dalam masyarakat sebagai karyawan atau menjalankan fungsi
masyarakat tertentu untuk membangun kesejahteraan, bukan sebagai politikus. Mereka
tidak berminat turut serta dalam partai politik. Karena kepentingan bangsa juga meliputi
mereka, maka selayaknya mereka ikut pula dalam proses demokrasi, termasuk demokrasi
politik. Oleh sebab itu di samping peran partai politik ada peran Golongan Fungsional atau
Golongan Karya (Golkar).Demikian pula Indonesia adalah satu negara yang luas
wilayahnya dan terbagi dalam banyak Daerah yang semuanya termasuk dalam Keluarga
Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu di samping peran partai politik dan golkar, harus
diperhatikan juga partisipasi Daerah dalam mengatur dan mengurus bangsa Indonesia
sebagai satu Keluarga. Karena itu ada Utusan Daerah yang mewakili daerahnya masing-
masing dalam menentukan jalannya Bahtera Indonesia.Sebagaimana prinsip Perbedaan
dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan menjamin setiap bagian untuk mengejar yang
terbaik, maka Daerah yang banyak jumlahnya dan aneka ragam sifatnya perlu memperoleh
kesempatan mengurus dirinya sesuai pandangannya, tetapi tanpa mengabaikan kepentingan
seluruh bangsa dan NKRI. Otonomi Daerah harus menjadi bagian penting dari demokrasi
Indonesia dan mempunyai peran luas bagi pencapaian Tujuan Bangsa.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Demokrasi Pancasila


Pengertian Demokrasi Pancasila.Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang
bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali dari
kepribadian bangsa Indonesia sendiri yaitu Pancasila. Mengenai rumusan singkat
demokrasi Pancasila, tercantum dalam sila keempat Pancasila. Rumusan tersebut pada
dasarnya merupakan rangkaian yang bulat dan utuh antara sila satu dengan sila
lainnya.Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian
demokrasi Pancasila. Beberapa penertian tersebut yaitu :Menurut Ensiklopedia
Indonesia.Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik,
sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha
sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mncapai mufakat.Menurut Prof.
Dardji Darmadiharja, S.H.Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber
pada kepribadian dan falsafah bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam
ketentuan Pembukaan UUD 1945.Menurut Prof. Dr. Drs. Notonegoro, S.H.Demokrasi
Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijkasanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-KeTuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pada
hakikatnya demokrasi pancasila merupakan saran atau alat bagi bangsa Indnonesia untuk
mencapai tujuan negara. Tujuan negara tersebut sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Inti dari demokrasi Pancasila adalah paham
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
yang dijiwai dan diintegrasikan dengan sila-sila lainnya.
Ciri dan Isi Pokok Demokrasi Pancasila.Demokrasi Pancasila merupakan ide atau gagasan
yang ingin ditetapkan oleh para pendiri negara sejak awal berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Demokrasi Pancasila yang berintikan musyawarah untuk mencapai
mufakat dengan berapaham kekeluargaan dan kegotong royongan mempunyai ciri khas
yang membedakan dengan demokrasi yang lainnya, yaitu sebagai berikut :Demokrasi
Pancaila bersifat kekeluargaan dan kegotong royongan yang bernafaskan KeTuhanan Yang
Maha Esa.Demokrasi Pancasila harus mengahragai HAM serta menjami adanya hak-hak
minoritas.Pengambilan keputusan dalam demokrasi Pancasila sedapat mungkin didasarkan
atas musyawarah untuk mufakat.Demokrasi Pancasila harus bersendikan hukum, rakyat
sebagai subjek demokrasi berhak untuk ikut secara efektif untuk menentukan kehidupan
bangsa dan negara.Sementara isi pokok demokrasi Pancasila yaitu :Pelaksanaan
Pembukaan UUD 1945 dan penjabarannya yang dituangkan dalam Batang Tubuh dan
Penjelasan UUD 1945.Demokrasi Pancasila harus menghargai dan melindungi
HAM.Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas
kelembagaan.Demokrasi Pancasila harus bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan
dalam penjelasan UUD 1945, yaitu negara hukum yang demokratis.Prinsip dan Asas
Demokrasi Pancasila
Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila terdiri dari :
Demokrasi yang Ber-KeTuhanan Yang Maha Esa, maksudnya bahwa demokrasi selalu
dijiwai dan diliputi oleh nilai-nilai KeTuhanan Yang Maha Esa.
Demokrasi yang menjunjung tinggi HAM, maksudnya dalam demokrasi Pancasila
negara/pemerintah menghargai dan melindungi HAM.
Demokrasi yang berkedaulatan rakyat, maksudnya kepentingan rakyat banyak harus
diutamakan dari pada kepentingan pribadi.
Demokrasi yang didukung oeh kecerdasan warga negara, maksudnya bahwa dalam
demokrasi Pancasila didukung oleh warga negara yang mengerti akan hak dan
kewajibannya serta dapat melakukan peranannya dalam demokrasi.
Demokrasi yang menerapkan prinsip prinsip pemisahan kekuasaan, maksudnya bahwa
dalam negara demokrasi menganut sistem pemisahan kekuasaan, masing-masing lembaga
negara memiliki fungsi dan wewenang masing-masing.
Demokrasi yang menjamin perkembangan otonomi daerah, maksudnya bahwa negara
menjamin berkembagnya setiap daerah untuk memajukan potensi daerahnya masing-
masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demokrasi yang menerapkan konsep negara hukum, maksudnya bahwa negara Indonesia
berdasarkan hukum, bukan kekuasaan belaka, sehingga segala kebijaksanaan maupun
tindakan pemerintah berdasarkan pada hukum yang berlaku.
Demokrasi yang menjamin terselenggaranya peradilan yang bebas, merdeka, dan tidak
memihak, maksudnya badan peradilan yang tidak terpengaruhi dan tidak dapat dipengaruhi
oleh pihak lain.
Demokrasi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat, maksudnya adalah demokrasi yang
dikembangkan bertujuan untuk menjamindan mewujudkan kesejahteraan rakyat,
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan baik lahir maupun
batin.
Demokrasi yang berkeadilan sosial, maksudnya bahwa tujuan akhir upaya pelaksanaan
ketatanegaraan adalah tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dalam
sistem demokrasi Pancasila, ada dua asas yaituAsas kerakyatan, yaitu asas kesadaran akan
cintakepada rakyat, manunggal dengan nasib dan cita-cita rakyat, serta berjiwa kerakyatan
atau menghayati kesadaran senasib dan secita-cita dengan rakyat.
Asas Musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang memperhatikan aspirasi dan kehendak
seluruh rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratandalam rangka
membahas untuk menyatukan pendapat bersama serta mencapai kesepakatan bersama yang
dijiwai oleh kasih sayang, pengorbanan demi tercapai kebahagiaan bersama.

3.2 Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia


A. Perekembangan Demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan.Tahun 1945 – 1950,
Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada
saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh
masih adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi
kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi sebelum
MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh
Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :Maklumat Wakil Presiden No.
X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.
Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.
Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem
pemerintahn presidensil menjadi parlementer
Perkembangan demokrasi pada periode ini telah meletakkan hal-hal mendasar.
Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara
konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi dictator. Ketiga, dengan maklumat
Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik yang
kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia untuk masa-masa
selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.

B. Masa Demokrasi Parlementer


Periode pemerintahan negara Indonesia tahun 1950 sampai 1959 menggunakan UUD
Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Pada masa ini adalah masa
kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua elemen demokrasi dapat
ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia. Lembaga perwakilan
rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang
berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah
mosi tidak percaya kepad pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus
meletakkan jabatannya.
Pada tahun 1950-1959 bisa disebut sebagai masa demokrasi liberal yang parlementer,
dimana presiden sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa
demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan
berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik demokrasi pada masa
ini dinilai gagal disebabkan :
Dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan
konflik
Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950
Persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan Darat,
yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
Bubarkan konstituante
Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
Pembentukan MPRS dan DPAS

C. Masa Demokrasi Terpimpin


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara
semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom
dengan ciri:
Dominasi Presiden
Terbatasnya peran partai politik
Berkembangnya pengaruh PKI
Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan
gejala ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai
politik sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang
memperhatikan kepentingan politik nasional secara menyeluruh.disamping itu
Soekarno melontarkan gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa indonesia yang dijiwai oleh Pancasila.
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan
Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR
Jaminan HAM lemah
Terjadi sentralisasi kekuasaan
Terbatasnya peranan pers
Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Setelah terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI, menjadi
tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

D. Masa Demokrasi Orde Baru


Pemerintahan Orde Baru ditandai oleh Presiden Soeharto yang menggantikan Ir.
Soekarno sebagai Presiden kedua Indonesia. Pada masa orde baru ini menerapkan
Demokrasi Pancasila untuk menegaskan bahwasanya model demokrasi inilah yang
sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang
melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.Namun demikian
perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:
-Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
-Rekrutmen politik yang tertutup
-Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
-Pengakuan HAM yang terbatas
-Tumbuhnya KKN yang merajalela
•Sebab jatuhnya Orde Baru:
~Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
~Terjadinya krisis politik
~TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
~Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun
jadi Presiden.
Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom,
dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan danproses
formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari :
Kemenangan mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi
politik yangkuat kepada negara;
•Dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai,
•institusionalisasi;
Dipakai pendekatan keamanan;
Intervensi negara terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan
kepda negara untuk mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi;
Tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas
serta dari komoditas nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal dari
bantuan luar negeri, dan akhirnya
Sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan pokok
rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul karena sebab
struktural.

E. Masa Demokrasi Reformasi – Sekarang


Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya
Presiden Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang
baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua
aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan
reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan
kenegaraan di era Orde Baru.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN
 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali
yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi
Pancasila, namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi
perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi
sebelumnya adalah:
Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat
Peranan Demokrasi Dalam Bidang-Bidang Kehidupan Bangsa
 Bidang Politik
Oleh karena Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi tidak langsung atau
demokrasi perwakilan maka kebijak dijalankan oleh para wakil rakyat dalam
menetapkan berbagai kebijakan peme¬rintahan dalam bentuk peraturan
perun¬dangan.
Dalam melakukan tugasnya, para wakil rakyat harus mampu memikirkan,
memperhatikan, dan mempertimbangkan aneka-ragam kepentingan rakyat agar
keputusan-keputusan yang diambilnya benar-benar mencerrninkan aspirasi selu¬ruh
lapisan masyarakat dan benar-benar bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.
Tentu tidak hanya wakil rakyat yang harus menjalankan kebijaksanaan dalam
melaksanakan tugasnya. Semua penye¬lenggara negara (para penegak hukum,
presiden, wakil presiden, para menteri, para anggota DPR, para anggota BPK, dan
seluruh aparat pemerintahan lain, baik di pusat maupun di daerah) wajib
menjalan¬kan atau menunaikan tugasnya dengan penuh hikmat kebijaksanaan.
 Bidang Ekonomi
Pancasila dan UUD 1945 menggaris¬kan dua prinsip pokok demokrasi ekono¬mi.
Prinsip itu adalah sebagai berikut.
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama at as dasar semangat
kekeluargaan.
2) Segala hal yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara
untuk dipergunakan bagi sebesar-besamya kemakmuran rakyat.
Dua prinsip pokok ini menunjukkan bahwa kemakmuran seluruh rakyat harus
menjadi tujuan utama pelaksanaan Demo¬krasi Pancasila dalam bidang ekonomi
Oleh karena itu, tidak diperbolehkan se¬orang pun menguasai bidang-bidang
eko¬nomi yang menguasai hajat (kepentingan) orang banyak. Perlulah digariskan
peme¬rataan kesempatan-kesempatan ekonornis dan kesejahteraan bagi setiap
warga bangsa ini. Itu semua hanya bisa dicapai apabila semua pihak menggunakan
sanaan sebagai pedoman dalam bersikap maupun berkiprah dalam pereekonomian
bangsa dan dan negara Indonesia.
 Bidang Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, De¬mokrasi Pancasila menggariskan penting
”hikmat k¬ebijaksanaan” sebagai pe¬nuntut hubungan antar manusia Indonesia
dengan bangsa lain.
Dengan demikian, bukan hanya wakil rakyat atau pejabat/aparat pemerintah yang
dituntut untuk selalu meng¬unakan hikmat kebijaksanaan dalam mengusrus
kepentingan bersama. Seluruh bangsa Indonessia baik anak dan orang tua dalam
keluarga, warga dan pengurus RT dan RW, murid, guru, kepala sekolah dan warga
sekolah lainnya di sekolah, maupun kemasyarakatan, partai politik, instansi
pemerintah, perusahaan, Dewan Perwakilan Rakyat, untuk dituntut melakukannya.
Wujud Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk melaksanakan Demokrasi Pan¬casila dalam kehidupan sehari-hari kita
hendaknya mengamalkan sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Adapun bentuk-bentuk pengamalan yang
dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, kita hendaknya menya¬dari
setiap manusia Indonesia mem¬punyai kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama.
2. Kita hendaknya tidak boleh memaksa¬kan kehendak kepada orang lain.
3. Kita hendaknya mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama. .
4. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Kita hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Kita hendaknya dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil musyawarah.
7. Kita hendaknya menyadari bahwa di dalam musyawarah diutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
8. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah dilakukan dengan akal sehat
dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan se cara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, men¬junjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
Membangun Sikap Positif Terhadap Demokrasi Pancasila
Demokrasi dengan segala cirinya itu perlu diwujudkan menjadi suatu kenyataan
hidup dalam bidang apapun. Semua warga negara tanpa kecuali, baik penguasa
maupun rakyat biasa, harus membiasakan hidup demokratis.
Sikap positif terhadap budaya demokrasi Pancasila dapat kita lakukan dengan cara
sebagai berikut:
 Menghormati hak, kewarganegaraan serta tugas tanggung jawab sendiri,
sesama masyarakat dan lembaga masyarakat serta negara
 Saling menghargai pikiran dan pendapat orang lain kita harus menyadari dalam
bermusyawarah ,beda pendapat itu wajar, asalkan masing-masing berpegang
teguh pada norma yang berlaku, tidak ingin menang sendiri,menggunakan kata-
kata yang sopan.
 Menghormati pemimpin dan lembaga-lembaga sosial serta negara merupakan
kesadaran setiap warga negara untuk melestarikannya.
 Berbagai sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai
lingkungan kehidupan adalah sebagai berikut:
 Lingkungan Kehidupan keluarga, misalnya anggota keluarga bertekad untuk:
 Membiasakan tidak memaksakan kehendak kepada sesama anggota keluarga.
 Membiasakan bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk
kepentingan bersama.
 Mengembangkan diri agar lebih berguna untuk kepentingan keluarga.
 Saling menghormati hak dan kewajiban anggota keluarga.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Demokrasi Pancasila ialah suatu sistem demokrasi yang berpedoman pada paham-
paham yang terkandung dalam sila-sila dan nilai-nilai Pancasila. Dimana dalam
berjalannya demokrasi di Indonesia dalam bentuk apapun harus memperhatikan norma-
norma yang dimuat dalam Pancasila.
Dalam perjalanan bangsa Indonesia, Demokrasi Pancasila juga turut berkembang
seiring dengan pergantian masa dan kepemimpinan, mulai dari masa revolusi kemerdekaan
sampai kepada masa reformasi. Namun meskipun terjadinya pergantian masa dan
kepemimpinan demokrasi dengan peham pancasila tetap dipertahankan, hanya saja terdapat
sedikit perbedaan dalam menjalankannya yang bergantung pada pemimpin negara serta
bentuk negara pada waktu itu.
Demokrasi Pancsila ini juga ternyata memiliki peran yang sangat sakral dalam
kehidupan bangsa Indonesia baik secara nasional mapun dalam keseharian, seperti pada
bidang Politik, Sosial, dan Ekonomi.

4.2 Saran
Sebagai warga negara Indonesia yang sejatinya sejak lahir sampai sekarang ini selalu
berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila, sebaikya kita lebih meningkatkan kesadaran
kita untuk menerapkan nilai-nilai tersebut di dalam keseharian kita, sehingga pemahaman
yang kita punya tidak hanya sebatas prasyarat pengetahuan dan ilmu belaka.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Dede Rosyada. Dkk. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat
Madani. (Jakarta : ICCE UIN Syarif Hidayatullah. 2003).
Prof. Dr. H. Kaelan, MS. Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta :
PARADIGMA. 2014)

Anda mungkin juga menyukai